PAIN

By Kimberly_Zoee

112K 9.6K 696

Tuhan, masih adakah kebahagiaan untukku(?) More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Cuap Cuap
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Ekstra Chap
PROMO
PROMO

Chapter 9

3.5K 400 71
By Kimberly_Zoee

Happy reading

.

.

.

Off merenggangkan tubuhnya, mengerejapkan mata sebelum akhirnya tersenyum melihat sosok yang masih tidur disebelahnya

"morning sayang" kata Off sambil menyibak rambut yang menutupi wajah kekasihnya

Mook menggeliat dalam tidurnya ketika merasakan usapan usapan pada wajahnya. Sebuah senyuman terbit dari bibir tipisnya. Ia menatap sosok yang tengah bermain dengan rambut pendeknya

"morning too"

"ayo bangun,,buatkan aku makanan Aku lapar" rengek Off

"kau lapar huh? Tenaga mu habis karena semalam huh?"

"aku tak pernah lelah melakukannya denganmu sayang"

Mook mencubit pinggang kekasihnya.kesal dengan kata kata frontal yang sangat mudah terlontar dari mulut kekasih gilanya, dan membuat Off mengaduh kesakitan karena ulahnya

"mandilah, akan ku buatkan makanan"

Off turun dari kasur dengan tubuh telanjangnya, memperjelas apa yang telah mereka lakukan

Sudah dari kemarin Off menginap di apartemen Mook. Ia ingin menghabiskan waktu libur kuliahnya bersama sang kekasih tercinta

Off dan Mook masuk kuliah yang berbeda, itu yang membuat mereka tidak selalu bertemu setiap harinya. Jadi setiap ada waktu senggang, Off akan menghabiskan waktunya dengan Mook

Biasanya mereka akan menghabiskan waktu mereka dengan bermalas malasan seharian di apartemen Mook.kadang di isi dengan menonton tv, mencicipi resep baru buatan Mook, tidur siang, menghibur satu sama lain, dan juga sex

Off berjalan menuju meja makan setelah selesai dengan sesi mandinya. Duduk di salah satu kursi sambil memandangi Mook yang sedang memasak

Tak lama kemudian Mook datang menghidangkan makanan yang sudah dibuatnya. Membuat Off tersenyum karena rasa laparnya akan segera terobati

"yahh,,aku rasa kehidupan ku akan aman aman saja kedepannya"

"apa maksudmu?"

"aku akan memilki istri cantik, pandai memasak, dan pandai melayaniku. Apa lagi yang kurang?"

"gila" kata Mook sambil menonyor kepala Off. Membuat Off terkekeh geli karena berhasil menggoda kekasihnya

.

.

.

Waktu terus berjalan. Tanpa di sadari sekarang sudah siang. Membuat dua insan yang tengah membaca buku dengan posisi Mook berada dalam pelukan Off itu mulai mengantuk

"kau mau pulang jam berapa nanti?"

"mungkin sore nanti"

"lalu mana handphone mu?"

"mati sejak semalam"

"kanapa tak di cas"

"aku malas, nanti mae menelponku dan mengomel menyuruhku untuk cepat pulang"

'cepat pulang?'

Off tiba tiba mengingat sesuatu, ia seperti harus melakukan sesuatu dengan orang lain tapi Off lupa apa dan siapa itu

Ia merenung, mencoba mengingat apa yang ia lupakan

"hei kau kenapa" tanya Mook saat melihat kekasihnya melamun

"ahh tidak, hanya sedang memikirkan apa yang harus ku jawab ketika mae bertanya kenapa aku tak mengangkat telepon dengan nada cerewetnya yang khas itu" Off menjawab dengan asal

Mook hanya terkekeh. "jangan begitu pada ibumu"

"biarkan saja. Mae memang sangat cerewet"

"oke oke terserah.mau tidur sebentar sebelum pulang? Aku mengantuk"

"baiklah"

Off dan Mook menaruh buku yang sedari tadi mereka baca di meja dekat sofa lalu mengatur posisi nyaman masing masing

"tidurlah di dadaku, agar aku bisa memeluk mu" Mook mengangguk lalu bergelung nyaman dalam pelukan Off

Tak lama kemudian mereka sudah tenggelam dalam mimpi masing masing

.

.

.

Drrrt drrrt drrrt

Mook terbangun dari acara tidur siangnya saat mendengar telepon dari handphone miliknya

Ia mengucek mata sebentar sebelum mengangkat telepon yang ternyata berasal dari temannya

"siapa?" tanya Off dengan suara serak khas orang bangun tidur

"alice, dia memintaku membawakan catatan miliknya yang tertinggal besok"

Off hanya mengangguk

"jam berapa sekarang?"tanya Off

"sudah jam lima lewat tujuh belas" jawab Mook sambil melihat jam di handphone nya. "mau pulang sekarang?" lanjutnya

"hmm, bisa bisa mae menelepon polisi karena aku tak pulang dari kemarin" jawab Off asal membuat Mook menggelengkan kepalanya

Off berjalan menuju wastafel. Mencuci wajahnya disana sebelum akhirnya memasukkan handphone yang kehabisan baterai kedalam saku celananya

Off menghampiri Mook yang masih duduk di sofa. Mencium bibir Mook lama sebelum keluar dari apartemen Mook

"hujan?"

"kau bawa mobil sayang, tak akan kehujanan"

"ck, iya iya"

Off melambai pada Mook sebelum akhirnya berlari menuju tempat dimana ia memarkirkan mobilnya

Membawa mobilnya keluar dari pekarangan menuju rumahnya

Selama perjalanan dalam derasnya hujan, ia seperti merasa kalau dia telah melupakan sesuatu yang penting. Dan itu membuatnya merasa tak tenang

Off sampai dirumahnya sekitar tiga puluh menit setelah berkendara. Derasnya hujan membuatnya harus berkendara dengan hati hati tadi

Off memasuki rumahnya dan melihat ayah ibunya tengah menonton berita

"aku pulang" ucap Off membuat orang tuanya menengok ke arah sumber suara

Nyonya Dararat bangkit sambil menyilangkan kedua tangannya. Menatap tajam putra semata wayangnya

"kenapa tak angkat telpon mae?" tanya ibu Off dengan nada mengintimidasi

"handphone ku lowbat mae" jawab Off sambil mengangkat handphonenya

"kau ini. Awas saja kalau kau macam macam! Mae tak akan menerima cucu dari luar pernikahan!" kata ibu Off tegas sambil menunjuk nunjuk wajah Off

Off hanya memutar bola matanya malas. Jengah dengan nasihat yang sudah ia dengar 7 tahun lamanya

Setelah lelah mendengar pencerahan dari ibunya, Off masuk ke kamarnya

Mengecas handphone miliknya yang hampir dua hari kehabisan baterai

Sembari menunggu handphonenya terisi kembali, ia pergi mandi

Tok tok tok

"Off!" terdengar suara panggilan dari ibu Off

Off diam sejenak. Ia menajamkan pendengaran, takut tak bisa mendengar suara ibunya dengan jelas

"Off cepat makan! Ayahmu tadi melewatkan makan siang hanya demi menunggu dirimu!" suruh ibu Off

"apa mae?!"

"ck, cepat pergi makan! Ayahmu menunggu!"

"mae makan duluan saja! Aku masih mandi" jawab Off setengah berteriak dari dalam kamar mandi

Off segera merampungkan mandinya dan bergegas keluar dari kamar mandi. Ia berjalan ke arah lemari dan memilih untuk mengenakan baju rumahan yang biasa dipakainya

Setelah selesai ia langsung merebahkan dirinya di kasur. Tak mengindahkan perintah ibunya

'aku masih kenyang'

Itulah alasan yang ada dikepalanya saat ini

Off memejamkan matanya sejenak, sebelum akhirnya ia mengambil handphone yang masih di cas disebelah kasurnya

Mengaktifkan benda yang belum lama di cas nya itu. Menduga ada puluhan panggilan tak terjawab dari ibunya

Namun, matanya menyipit saat melihat ada nomor lain yang mengalahkan rekor panggilan tak terjawab dari ibunya. Disana juga ada banyak pesan yang dikirim oleh orang tersebut

GunATp
27 panggilan tak terjawab

Mae
16 panggilan tak terjawab

GunATp
12 pesan tak terbaca

Mae
4 pesan tak terbaca

Mine❤
2 pesan tak terbaca

Off tersentak saat tiba tiba ia mengingat sesuatu yang sedari tadi ia lupakan. Ia menyambar jaket dan kunci mobilnya secepat kilat sebelum akhirnya keluar dari kamar dengan tergesa gesa. Membuat kedua orang tuanya yang tengah makanpun heran

"kau mau kemana lagi Off?!" tanya ibunya saat Off melewati mereka

Off yang tengah buru buru menghentikan langkahnya sejenak

"Gun" jawab Off tanpa membalikkan badannya. Ia berlari keluar dan segera membawa mobilnya menuju rumah Gun. Ia merutuki kebodohan yang harusnya tidak ia lakukan

'Ya Tuhan bagaimana bisa aku melupakan janjiku pada Gun?!'

Off menambah laju mobilnya. Menembus derasnya hujan pada malam yang sebentar lagi akan menguasai waktu

Setelah beberapa menit berkendara, Off akhirnya sampai didepan rumah Gun. Ia segera turun dari mobilnya dan berlari kecil menuju teras rumah Gun. Ia menatap pada celah jendela rumah Gun dan mendapati kegelapan disana. Ia mendongak keatas,melihat kamar Gun yang berada di lantai dua. Tetapi yang ia lihat sama dengan kondisi sebelumnya. Gelap.
Hanya lampu teras yang menyala

'apa Gun sudah tidur?'

Tok tok tok

"Gun?!"

Tok tok tok

"Gun!?"

"Ini aku Gun. Phi Off!"

Hening

"Gun kau didalam?"

Tok tok tok

"Gun?!"

"buka pintunya Gun"

"Gun"

Off memanggil manggil Gun tetapi hanya keheningan yang menyapanya

'apa mungkin Gun sudah tidur?
Ya Tuhan ini bahkan belum malam!'

Off berdiri didepan pintu sambil menumpukan kedua tangannya pada pinggang. Mencoba berfikir ada dimana Gun saat ini

'apa Gun mungkin marah padaku?'

Tok tok tok

"Gun jika kau didalam kumohon keluar. Aku tau aku salah. Jadi aku datang untuk minta maaf"

"Gun"

Hening

Off menghembuskan nafas kasar saat rasa bersalah mulai menghantui pikirannya

'aku akan meminta maaf padanya besok' batinnya berkata. Ia merasa Gun tidak ingin bertemu dengannya saat ini

Dengan lesu Off memutuskan untuk pulang. Ia akan meminta maaf pada Gun besok

Sementara itu.

Gun menjatuhkan dirinya kelantai setelah mendengar suara mobil Off yang mulai menjauh. Ia membuang si manis miliknya asal dan memeluk lututnya sendiri. Ia menenggelamkan kepalanya disana. merasakan sensasi perih dua kali lipat saat goresan goresan yang baru ia torehkan mulai mengeluarkan darah

Dalam kegelapan, Gun lagi lagi menangis

Merasa kasihan dengan dirinya sendiri

'Tuhan, Gun mulai lelah'

.

.

.

Mau dibawa kemana cerita ini :')

Kok cerita saya makin lama makin gaje ya :'')

Maafkan saja kehaluan saya ya

250219

Continue Reading

You'll Also Like

33.9K 2.3K 16
Menurutmu apa itu Sempurna ? Bagi Nunew sempurna adalah Zee Pruk. Hai ketemu lagi di FF ZeeNunew Happy Reading (•~•) Jangan lupa like , comment and f...
1.9K 99 2
Jika anda pernah berpikir, "bagaimana sudut pandang orang gila?" Mungkin cerita ini akan membuat anda paham. [complete] Ilustrasi sampul oleh: Rache...
350K 35.2K 44
All of the things that happened in life always start from family until its found it's end. Daily life of Vihokratana's family. ...
2K 64 46
Berisikan 2 orang tua 6 anak 4 menantu,jalan ceritanya berbeda dari yang asli Dan dikisahkan 2 anak ceweknya tidak akan mau nikah dan akan jadi jombl...