Gun for Off (OffGun)

By Rismaya-Cho

539K 35.8K 4.5K

Antara pemuda polos bernama Gun Atthaphan dan seorang pria berego tinggi Off Jumpol Adulkittiporn, hubungan s... More

(1)
(2)
(3)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
29
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
info
(44)
(45)
(46)
(47)

(4)

15K 1K 81
By Rismaya-Cho

🌸OffGun🌸

[Gun for Off]
Chapter-4

Setiap pagi selalu ada asisten rumah tangga yang datang ke rumah Off, dia wanita kisaran 60 tahunan, Off dan Gun memanggilnya bibi Nat, bibi Nat akan datang pukul 6 pagi, membuat sarapan untuk Off dan Gun, setelah pemilik rumah berangkat, bibi Nat akan melakukan pekerjaan rumahnya, setelah selesai wanita itu akan pulang, karena OffGun jarang makan malam di rumah, jadi bibi Nat tidak pernah memasak makan malam, kecuali mereka ingin, maka bibi Nat akan masak terlebih dulu, kecuali hari libur, bibi Nat tidak akan datang untuk bekerja.

Off tidak khawatir jika asisten rumah tangganya memegang kunci rumahnya, bibi Nat sudah lama bekerja dengan orang tuanya, jadi Off sudah percaya pada bibi Nat.

Seperti pagi biasanya, bibi Nat sudah menyiapkan dua piring nasi goreng untuk sarapan Off dan Gun, namun bibi Nat menyadari sesuatu yang berbeda di pagi ini, jika biasanya tuan muda mungilnya akan rajin menaruh telur ceplok dan sosis goreng di piring Off, berbeda dengan hari ini, Gun anteng memakan sarapannya tidak memperdulikan Off dan dirinya yang menatapnya.

Off tau si mungil itu masih marah padanya, tidak ada yang bisa Off lakukan selain menghela nafasnya perlahan, lalu mengambil telur ceplok dan menaruhnya di piring nya, namun Off masih menatap Gun, bibi Nat baru paham, ternyata si mungil tengah mendiami tuannya.

🌸

Gun mengadahkan tangannya, setelah mobil Off berhenti di depan gedung sekolah.

"Berikan aku ucapan selamat pagi dulu, kau belum memberikannya Gun" kata Off ketika si mungil meminta uang jajannya.

Terlihat Gun yang mengembungkan pipinya, sedangkan Off malah mendekatkan wajahnya sambil menunjuk-nunjuk pipinya, minta di cium, namun nampaknya si mungilnya masih enggan memberikannya ucapan selamat pagi, Gun mengabaikan Off.

"Gun mau minta telaktiran pada Oab saja"

"Awwww!!"

Off langsung menatap si mungil yang bergegas untuk keluar dari mobilnya, namun Off langsung menahannya.

"Gun, maafkan aku, kau ingin boneka pooh itu kan, aku sudah menyuruh Porsche untuk membelinya di online shop, sekarang tolong berhentilah mendiamiku" Gun melirik Off.

"Tapi papii membentakku"

"Siapa yang membentakmu, aku tidak membentakmu"

"Iya papii membentak Gun!!" seru si mungil tidak mau kalah, karena menurutnya Off sudah membentaknya.

"Ok, maafkan aku ya, maafkan aku Gun" Off memelas, pria jangkung nan tampan itu mengatupkan kedua tangannya.

"Gun mau memaafkan papii setelah Gun memiliki bonekanya" Off tersenyum, setidaknya si mungil ini mau memaafkannya.

"Sekarang mana uang jajan untuk Gun?" kembali si mungil itu mengadahkan tangangannya.

"Tidak ada ucapan selamat pagi seperti biasanya?" Off mencoba keberuntungan.

"Papii..."

"Baiklah, baiklah..."

🌸

"Apa???"

Porsche menatap datar boss nya, apa ucapannya kurang jelas.

"Boneka pooh paling besar sudah habis, aku sudah mencari di lazada, shoppe, buka lapak, beli-beli, apa lagi ya, pokonya tidak ada yang paling besar, ada yang cukup besar, tapi tidak lebih besar dan tinggi dari nong Gun" Porsche kembali menjelaskan.

"Cari sekali lagi, kalau pun tidak ada pikirkan apapun untuk mendapatkan boneka sebesar Gun, jika tidak aku akan memecatmu" ancam Off, Porsche menyuruh dirinya sendiri untuk bersabar.

Sepertinya meminta bantuan pada kekasihnya lebih baik, Emma pasti punya solusi.

"Baik, aku akan mencoba cari lagi, ohh aku sudah mengatur jadwalmu untuk hari ini" Off menyenderkan punggungnya pada kursi kekuasaannya, lalu menatap sang seketaris.

"Setelah selesai makan siang bersama tuan Chao dari perusahaan Royal Group-"

"Tunggu dulu, kenapa harus jam makan siang?" tanya Off memotong ucapan sekertarisnya, dahi pria itu mengkerut.

"Dua belas menit lagi kau akan kedatangan tamu, tuan Tae CEO dari perusahaan 2Moon, dan direktur Nami untuk membicarakan proyek di Chiangmai, jadi aku mengatur pertemuan dengan tuan Chao sekalian makan siang bersama, setelah itu kau bisa pergi bersama kekasihmu, untuk pergi ke perusahaan JLkau bisa mengirimku, aku akan menjelaskan kepada khun Nawat kenapa kau tidak bisa datang, dan Gun aku yang akan menjemputnya, aku akan menitipkan nong Gun pada tetanggamu" Off mengangkat satu alisnya.

"Maksudmu tetanggu siapa??"

"Keluarga papungkron"

"Shia!! Itu sama saja kau menyerahkan Gun pada seekor srigala, kau tau betul Pak sangat terobsesi pada Gun" Off melayangkan tempat tisu yang berada tepat di depannya ke arah Porsche, namun dengan sigap Porsche menghindar sambil tertawa ringan.

"Hei aku bercanda, aku tidak mungkin melakukan itu, aku akan membawanya ke kantor, biar Emma yang menjaga Gun, setelah aku selesai dengan urusanku, aku dan Emma akan mengantarnya pulang, kami akan menemaninya hingga kau selesai berkencan dengan Mook" kata Porsche.

"Tidak usah, aku yang akan menjemput Gun, aku akan meminta bibi Nat untuk menemani Gun di rumah" kata Off.

"Kau kan harus pergi kencan??"

"Gun lebih penting Porsche" jawab Off.

"Kau tidak percaya padaku untuk menjaga nong Gun??" pekik Porsche, Off hanya menatapnya datar.

"Off, Mook ingin menghabiskan wakrunya denganmu di hari anniversary kalian, aku sudah menyiapkan tempat untuk kalian"

"Mook tidak akan keberatan jika aku menjemput Gun sebentar" kekeh Off, dan Porsche hanya bisa menurut dengan keputusan bossnya itu.

🌸OffGun🌸

Pukul 2 siang Off selesai, project barunya dengan tuan Chao berjalan lancar, Porsche langsung memberikan Off alamat tempat untuk bossnya pergi kencan, pria jangkung itu melihat tiga tempat yang menurut Off cukup bagus dan banyak jadi incaran para turis.

"Pertama ajak Mook berjalan jalan di Lumpini Park, setelah itu menyaksikan matahari terbenam sambil menaiki roda Ferris Asiatique, dan terakhir makan malam romantis di kapal pesiar Bangkok, segitu cukup, apa ingin tambahan satu kamar hotel?" goda Porsche, namun ia malah mendapat delikan tajam dari Off.

Porsche terkekeh, ia yakin sahabatnya itu belum melakukan ke tahap seperti itu dengan Mook, paling hanya ciuman, sebenarnya Porsche merasa kasihan pada Mook, bagaimana pun juga mereka sahabat sejak SMA, Porsche berharap penantian Mook selama dua tahun terbalas, meski ia sendiri tidak begitu yakin, mengingat Off yang sangat menyayangi Gun lebih dari seorang adik, yang sayangnya tidak di akui oleh pria sipit itu, hanya ini yang bisa di lakukan Porsche untuk membantu Mook, semoga Off tidak berakhir menyakiti keduanya.

"Oh Porsche, kau sudah mendapatkan boneka Pooh nya?" tanya Off, Porsche berdecak.

"Boss, aku setengah hari ini menemani mu meeting, mana sempat aku memikirkan soal boneka" jawab Porsche, sekali lagi ia mendapatkan tatapan tajam dari sahabat sekaligus boss nya itu.

"Aku tidak mau tau kau harus mendapatkannya, waktumu sampai nanti malam" Porsche membulatkan bola matanya.

"Pecat saja aku Jumpol, dimana lagi aku harus mencari boneka itu!!" seru Porsche kesal.

"Aku tidak akan hanya memecatmu, hidupku tergantung pada boneka itu Porsche, jika aku tidak mendapatkan maaf dari Gun, kau akan ikut menderita bersamaku" ancam Off.

"Salahmu sendiri tidak langsung membelikannya" Porsche tidak habis pikir, kenapa ia ikut serta menderita.

"Aku tidak tau Gun akan mendiamiku sampai selama ini" jawab Off sambil memijit plipisnya, Porsche terkekeh.

"Itu karena kau selalu memenuhi apa yang ia inginkan" memang benar, namun Off tidak pernah menyesal karena sudah memanjakan Gun.

"Eeuu... Jangan memasang wajah seperti itu, tenang saja aku akan membantumu" kata Porsche, Off mengangguk kecil, dan akhirnya ia pun masuk kedalam mobilnya untuk menjemput Mook.

🌸OffGun🌸

Si mungil Gun menatap sendu ponsel miliknya, seiring helaan napas yang keluar melalui hidungnya, ketika yang lain sedang menghabiskan waktu istirahat mereka untuk makan siang di kantin, si mungil ini lebih memilih duduk di taman yang berada di dalam sekolah, duduk di salah satu bangku, sambil menikmati sebungkus roti coklat dan sekotak susu UHT sebagai pengganti makan siangnya.

Dari raut wajahnya saja siapapun bisa menebak kalau pemuda mungil itu sedang sedih, Gun memang sedang sedih, ia sendiri tidak mengerti setelah mendapatkan pesan line dari Mook perasaannya menjadi buruk, dari sekian wanita yang pernah mendekati Off, hanya Mook yang tidak pernah menatapnya sinis, meskipun ia tau Mook bersikap manis padanya hanya untuk mendapatkan hati Off, Gun tidak mempermasalahkannya, asal Mook bisa membuat Off bahagia.

Namun, ini baru pertama kalinya ucapan Mook sedikit membuat hatinya terluka, meski hanya lewat pesan.
Untuk kesekian kalinya Gun kembali membaca pesan dari Mook.

Phi Mook

Gun, hari ini adalah hari anniversary kami, aku dan Off akan menghabiskan waktu berdua, jadi aku minta jangan hubungi Off dan mengganggu kencan kami.

Bisa kan.
kau bukan anak kecil lagi Gun, aku tidak mau kencanku kacau seperti tahun lalu gara -gara kau menghubungi Off.

Hapus pesan ini jika kau sudah membacanya.

Selama ini Gun bersikap manja kepada Off karena pria itu sangat baik dan selalu memanjakannya, sesungguhnya semua orang di sekitarnya sangat memanjakannya, tidak hanya Off, Tay dan Porsche juga, bahkan Oab dan teman2nya di sekolah, ibaratnya Gun itu tidak terbantahkan dan tidak bisa di tolak, keinginannya selau terkabul, wajah manis dan imutnya membuat siapa saja luluh, meski si mungil selalu manja pada orang lain, hanya pada Off, Gun sangat manja, karena sesungguhnya Gun memiliki perasaan lebih.

Sekarang ia sadar, bahwa ia harus berbagi dengan Mook, ia sadar ia tidak akan bisa menguasai Off hanya untuk dirinya, kecuali Off memiliki perasaan sama sepertinya, sayang, pria itu hanya menganggapnya sebagai adik kesayangannya saja.

Jari lentiknya bergerak untuk menghapus pesan dari Mook, Gun tidak akan mengganggu mereka, ketika perhatian Gun terfokus pada ponselnya tiba2 saja ia merasakan dingin di pipi sebelah kirinya, tubuhnya sedikit terlonjak karena kaget.

Oab, selaku orang yang menaruh minuman dingin di pipi si mungil tertawa melihat reaksi Gun yang menggemaskan.

"Oab...."

Si mungil yang kesal mencubit lengang Oab sehingga tawa pemuda itu berubah jadi ringkisan kesakitan, namun tidak berlangsung lama, Oab kembali tertawa kecil sambil mendudukkan dirinya di bangku yang berhadapan dengan si mungil.

Gun masih memasang wajah cemberutnya.

"Aku tidak menemukan mu di kantin, dan ternyata kau ada di sini, kenapa tidak makan siang dan malah makan roti?" tanya Oab, pemuda itu membuka minuman dingin yang di bawanya, setelah tutup botolnya terbuka baru ia memberikannya pada Gun.

"Tidak apa2, aku hanya sedang malas makan" Gun menerima minuman dari Oab, namun tidak langsung meminumnya.

Oab memperhatikan raut wajah Gun yang tampak kusut, kali ini apa yang membuat si mungil ini kehilangan keceriaannya, Oab tidak perlu mencari tau, pasti semuanya berhubungan dengan Off, tugasnya adalah mengembalikan keceriaan Gun.

"Gun, apa kau tau teror itu bermacam2?" kening Gun mengkerut, si mungil nampak berpikir, ekspresinya itu malah membuat Oab gemas, setengah mati pemuda itu menahan dirinya untuk tidak mencubit pipi si mungil imut di depannya.

Gun menggeleng dengan sangat keras, Oab tersenyum lebar.

"Mau aku beri tau??" Gun mengangguk sangat lucu.

"Pertama ada teror dadar, teror mata sapi, teror rebus, bahkan di indonesia ada teror asin dan martabak teror" jawab Oab, pemuda tampan itu menahan tawanya, menunggu reaksi apa yang akan di tunjukan si mungil.

Reaksi Gun setelah mendengar jawaban Oab, kedua matanya kecilnya berkedip beberapa kali dengan mulutnya yang membentuk hidup O besar, sedetik kemudian Gun tertawa.

"Haaahaaaa Oab itu telor bukan teror, haaahaaa... lelucon mu sama sekali tidak lucu, dasar tidak kreatif haahaaa..." Gun tertawa, melihat si mungil tertawa membuat Oab tersenyum lebar.

"Tidak lucu tapi kau menertawakannya" kata Oab masih memasang senyuman di wajah tampannya.

"Aku tertawa karena lelucon mu yang tidak lucu" balas Gun, Oab tidak perduli leluconnya buruk atau tidak, yang penting ia sudah berhasil membuat si mungil Gun kembali ceria.

🌸OffGun🌸

Seorang pria tampan dengan kemeja kotak2 dan kaos V-neck hitam sebagai daleman, baru saja keluar dari bandara  suvarnabhumi, pria tampan itu sudah menjadi sorotan setiap pasang mata sejak ia turun dari pesawat dan berjalan di bandara hingga ia keluar dari bandara.

Seluruh tatapan memuja para wanita maupun pria berpredikat sebagai bottom di abaikannya, ia sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, bagaimana dirinya tidak menjadi sorotan, ia di anugrahi wajah tampan, tubuh tinggi dan kulit coklat eksotis, menambah kesan manly pada dirinya.

Pria itu tampak sedang berjalan sambil menghubungi seseorang.

"Hallo Arm"

"Ya aku sudah tiba di bandara" jawab orang yang di hubungi nya.

"Kau bawa mobilku kan?" tanyanya lagi.

"Iya Tay, sekarang kau dimana??"

"Di depan pintu masuk"

"Aww, aku juga di depan pintu masuk" suara di line sana, kemudian kedua orang yang sedang menelpon itu mengedarkan pandangan mereka.

"Dasar idiot" umpat Tay saat ia melihat Arm bersama mobilnya tak jauh darinya.

"Shia Tay, akulah yang harus mengatakannya, bersyukurlah karena aku mau menjemputmu" Tay Tawan, pria itu tertawa, ia hanya menggoda temannya, dan Arm juga tau itu, mereka berdua sudah biasa seperti itu.


"Thanks bro, di mana kuncinya?" Arm merogoh saku celananya, lalu mmemberikan kunci mobil pada pemiliknya.

Tau mengambil kunci mobil miliknya, lantas segera masuk ke dalam mobilnya, namun saat Arm akan ikut masuk, pria itu tidak bisa membuka pintu mobilnya, kaca mobilnya terbuka dan menunjukkan wajah Tay yang tersenyum tanpa dosa ke arahnya.

"Arm pulanglah naik taxi, aku mau menemui nong kesayanganku dulu" setelah mengucapkan itu Tay kembali menutup kaca mobilnya, dan tak lama kemudian mobilnya meleset meninggalkan area bandara.

"YAKKK, SIALAN KAU TAY TAWAN!!" teriak Arm, percuma saja karena mobil Tay sudah tidak terlihat lagi, dasar paus tidak tau terimakasih, umpat pria itu untuk Tay.

🌸

Sudah sekitar satu jam Off dan Mook berjalan2 di sekitar taman, mereka juga sudah menaiki perahu angsa yang di sediakan pihak taman, Mook mulai lelah ia pun duduk di sebuah bangku yang tersedia, sementara Off menghampiri penjual es krim untuk membelikan kekasihnya es krim.


Tidak berapa lama kemudian Off datang bersama satu Buah cron es krim coklat untuk Mook, Off langsung memberikan es krimnya pada Mook.
Mook hanya menatap es krim coklat di tangan Off, tangan Off mulai pegal, pria itu menatap Mook dengan alis yang terangkat satu.

"Tanganku sudah pegal Mook" Off semakin tidak mengerti kenapa wajah Mook justru terlihat kesal.

"Aku tidak suka coklat Jum, tapi vanilla, coklat adalah kesukaan Gun" Off menatap es krimnya, lalu kembali menatap Mook, tatapannya datar.

"Tak bisakah kau mengambilnya, coklat dan vanilla sama saja" bukan itu maksud Mook.

Kenapa Off sama sekali tidak pernah ingat apa yang menjadi kesukaannya, sedangkan Gun? Mereka sudah kenal sejak SMA, tapi Off sama sekali tidak pernah mengingatnya, namun Mook mencoba menahan kekesalannya, ia tidak ingin merusak  hari anniversary mereka, dengan menghela napas berat Mook mengambil es krimnya, tapi sekali lagi Off membuatnya kesal.

"Aku mau menjemput Gun sebentar, aku akan kembali" Mook meremas cron es krimnya lalu menatap ke arah Off.

"Jum aku sudah katakan aku ingin menghabiskan waktu berdua saja denganmu, hanya hari ini tak bisakah?"

"Hanya menjemputnya sebentar, aku akan kembali" Off sudah beranjak dari duduknya.

"Kau bisa menyuruh Porsche"

"Dia sedang mewakili ku pergi ke perusahaan JL Corp, dia selesai setengah jam lagi, dan Gun pulang 15 menit lagi, Mook kau taukan Gun prioritas utamaku, aku tidak mengijinkan Gun pulang dengan orang yang aku percaya" kata Off, Mook membuang es krimnya dan menatap Off.

"Baiklah aku ikut" Mook ikut berdiri, Off menatap Mook sebentar, lalu mengangguk kecil.


🌸

Gun melangkahkan kakinya menuju gerbang, saat ini si mungil itu tengah berjalan sendiri, karena sejak pelajaran terakhir Oab sudah pergi, hari ini ada pertandingan basket, dan Oab salah satu anggotanya, semua murid bergegas untuk menonton, hanya dirinya, Gun tidak bisa menonton pertandingan basket Oab, karena Off baru saja menghubunginya, bahwa pria itu sedang dalam perjalanan menjemputnya.

Karena Gun berjalan sambil menunduk, ia tidak sengaja menabrak seseorang, hingga tubuhnya terjatuh.

"Oi nong!!"

"Phi...."

Bersambung....

Continue Reading

You'll Also Like

60.4K 6.2K 21
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
627K 18.3K 14
LAPAK BROTHERSHIP ✔️ NOT BOYS LOVE...❌ SUDAH END TAPI TETEP VOTE + FOLLOW PROSES REVISI Kamu tahu obsessi? Ya apa saja bisa dilakukan bahkan bisa m...
60.3K 7.2K 21
Ibarat masuk isekai ala-ala series anime yang sering ia tonton. Cleaire Cornelian tercengang sendiri ketika ia memasuki dunia baru 'Cry Or Better Yet...
453K 45.8K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...