After Wedding [M-Preg] ✔

By N-Hwa48

80.8K 6.3K 2.8K

Rank : 2 of 2moons Apasih yang bakal terjadi jika Phana dan Wayo menikah? Apa yang terjadi setelah mereka me... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 18
Chapter 19

Chapter 17

3.2K 237 74
By N-Hwa48

Spesial Valentine

Warning! Cerita sangat panjang, membuat mual, membuat baper! Nhwa tidak tanggung jawab.

Sekian terimakasih 😂

.

Yo bahagia, jelas ia bahagia. Tapi kenapa? Sebenarnya Yo bahagia karena ia sudah keluar dari rumah sakit. Selain itu, suaminya Phana 2 kali lipat lebih perhatian dan menjaganya dengan extra. Oh jangan lupakan dengan apa yang Yo minta pasti Phana akan menurutinya. Gimana Yo tidak senang jika semua keinginannya dituruti sang suami. Apalagi sekarang ia meminta untuk ditemani berbelanja, dia bilang sih dia ingin menyiapkan makan malam untuk suaminya dan teman-temannya. Merayakan kepulangan Yo dan kebahagiaan Yo. Kebahagiaan yang hanya Yo sendiri yang tahu.

"Yo ingin susu rasa apa?"

"Strawberry"

"Yo ingin daging apa?"

"Ayam"

"Yo ingin sayur apa?"

"Bayam"

"Yo ingin buah apa?"

"Apel"

"Yo ing---

"Yo untuk apa lemon sebanyak itu?" Yo menoleh melirik suaminya, tersenyum penuh arti yang membuat Phana bergidik hanya melihatnya saja.

"Yo ingin membuat asinan" asinan lemon? Phana memutar otaknya, baru kali ini mendengar asinan lemon. Ah mungkin dikamus Yo ada yang namanya manisan lemon.

"Oh yo sedang mengidam?" Yo hanya mengangguk dan terus memasukkan banyak lemon ke dalam troli.

"Apa masih ada yang kurang sayang?" Yo melirik satu persatu belanjaannya, llu menggeleng.

"Sepertinya tidak, ah aku tidak sabar memasak untuk kalian" Phana tersenyum lalu mengelus kepala Yo.

.

Phana melirik Yo yang terus tersenyum aneh dan kadang terkikik sendiri. 'Istriku masih waraskan? Tidak kesurupan kan?' itulah yang ada dalam benak Phana. Ia tidak mengerti bahkan tidak bisa menebak apa yang akan dimasak Yo nanti. Jelas mereka hanya membeli susu, ayam, bayam, apel, dan jangan lupakan lemon yang sangat banyak. Jika semua makanan itu dijadi satu akan jadi apa kira-kira? Hanya Yo yang tahu.

"Sudah, phi langsung ke rumah sakit saja. Biar Yo yang memasak dan menyiapkan untuk kalian semua"

"Kau yakin sayang?" Yo mengangguk semangat

"Hm.. Pergilah"

"Jika terjadi sesuatu hubungi aku"

"Baik pak dokter" Yo mendekat pada suaminya lalu mengecup bibir Phana.

"Bye, hati-hati" Phana tersenyum lalu masuk kembali ke dalam mobilnya setelah menurunkan semua belanjaannya.

.

Malam hari di kediaman Phana Kongthanin sungguh ramai oleh suara pria-pria tampan yang mulai masuk ke dalam rumah Phana itu .

"Sayang Phi pulang" teriak Phana, ketika masuk

Yo menghampiri mereka semua, dan menyambut dengan sangat ramah.

"Selamat datang semuanya, mari masuk.."

"Tumben sekali kau bertingkah seperti ini Yo"

"Ouww memangnya salah aku seperti ini??"

"Tentu saja tidak Yo, malah kami merasa tersanjung sekali" Ucap Forth seraya mengecup lembut punggung tangan Yo. Membuat Yo tersipu malu, dan jangan lupakan dua orang di belakang mereka yang terlihat meradang.

"Baiklah sepertinya aku lapar.." Phana berbicara sedikit keras membuat semuanya mengalihkan pandangan dan mengangguk.

Mereka berjalan bersama ke arah meja makan dengan Yo yang memimpin. Dimeja makan terlihat sebuah tudung yang menutupi seluruh makanan. 'Tumben pakai ditutup seperti itu' batin Phana. Beda lagi dengan dibenak keempat tamu yang diundang 'Okay perasaanku mulai tidak enak'

"Okay karena hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan untukku. Maka aku menyiapkan makan malam spesial untuk kita semua. Tidak banyak yang aku masak, karena aku juga mudah lelah.."

"Tidak apa Yo, kami mengerti" Yo tersenyum lalu melangkah duduk terlebih dahulu.

"Ayo sini duduk, kenapa pada diam?" Mereka mulai melangkah duduk melingkari meja makan yang luas itu.

'Lemon.. Lemon.. Lemon, sial aku curiga pada lemon' batin Phana sejak tadi.

Mereka semua sudah keringat dingin saat Yo dengan slow motion membuka tudung dihadapan mereka. Mereka menganga bersama menatap makanan dihadapan mereka. Hanya dua jenis makanan, yang satu makanan pokok, yaitu nasi. Yang satunya... Hmm sulit dijelaskan, baru pertama kali dilihat. Mangkuk besar berisi cabai, ah tidak ada lemonnya yang banyak. Itu makanan apa astaga.

"Ayo semua dimakan ya.." Yo dengan bangga menyendokkan kepiring mereka satu persatu. Mereka menatap nanar, berharap Tuhan memberi mereka kehidupan yang panjang.

'Calm down Phana Calm down' Phana tersenyum saat istrinya itu menaruh nasi dan juga asinan lemon ke dalam piringnya.

'YO GILA!! DIA INGIN MEMBUNUH SECARA PERLAHAN!!' semuanya meradang pada Yo, mereka mengumpat di dalam hati.

Wiuw wiuw wiuw~~

Suara ambulance terdengar sangat nyaring di depan rumah Phana dan Yo.

"Kenapa ada ambulance?" Tanya Ming bingung

"Aku yang menghubungi, untuk jaga-jaga" Semua menoleh ke arah Phana yang menjawab santai.

'Okay istrinya sudah membuat racun, suaminya memanggil ambulance, lalu apalagi setelah ini? Ibu mereka akan menyiapkan kuburan? Terimakasih, sungguh keluarga luar biasa' Batin mereka bersamaan.

"Ayo dimakan jangan malu-malu, kalau bisa tambah biar kalian sehat" mereka dengan ragu mengambil satu buah irisan lemon yang cabai merahnya lumayan mengiasi lemon tersebut.

"Sial ini rasa apa?" Ming segera menutup mulutnya. Yo yang mendengar umpatan Ming langsung menoleh.

"Ada apa ming?"

"Aku tidak bisa menahan Yo, sungguh apa yang sebenarnya kau masak? Apa kau mau meracuni kami?" Yo mulai berkaca-kaca, hatinya sakit saat perjuangannya membuat makan malam dengan susah payah, malah dihina begitu saja.

"Ming kau itu apa-apaan? Istriku sudah berniat baik mengundangmu lalu memasak susah payah, dan kau seenak jidat menghina ini. Kau saja tidak punya selera yang baik, ini enak bodoh" Yo berbinar menatap suami super hero nya. Ditambah saat suaminya memakan makanannya dengan lahap.

Mereka menganga melihat Phana yang luar biasa, mereka ingin mencegah Phana, sungguh ini akan membuat Phana celaka. Namun mereka sadar bahwa Phana sangat mencintai pria kecilnya itu, sehingga ia mau melakukan apapun.

"Sayang ambilkan lagi asinan lemonnya"

'Okay Phana gila! Ia ingin mati! Ia tidak sayang nyawa!!'

"Ai'Pha ingat jangan makan terlalu banyak"

"Memangnya kenapa P'Kit?"

"Yo. Anu.. Bagaimana jika perut sixpack Pha berubah jadi perut buncit? Kau mau?" Yo menggeleng lemah.

"Sudahlah, asinan lemon ini tidak akan membuatku buncit" Phana menyendokkan kembali makanan laknat itu ke dalam mulutnya.

'Okay terserah Phana, lakukan sesukamu!!'

"Jika kalian tidak menghabiskan itu jangan harap masih bisa bekerja besok"

Glek!

Sialan! Ancaman luar biasa seorang Phana Kongthanin. Mati saja kau Phana! Mereka terpaksa, ya sangat terpaksa. Dengan peluh yang terus mengalir, wajah pucat, mereka berusaha memakan apa yang dihidangkan dengan susah payah.

Hallo?

..

Aku sedang di rumah

..

Okay aku kesana sekarang

Phana menutup telponnya lalu bersiap akan pergi.

"Phi pergi dulu, ada panggilan mendadak, Phi berusaha pulang cepat ok. Aku mencintaimu." Phana mencium kening Yo lembut.

"Dan untuk kalian, habiskan ini semua" lanjutnya sambil mengancam keempat temannya.

'Sialan Phana pintar sekali kabur!!' Batin Kit dan Beam.

Saat Phana sudah di luar ia segera mencari tempat untuk memuntahkan semuanya. Ia masuk ke dalam ambulance yang sudah siap di depan rumahnya. Di dalam sudah ada seorang perawat yang tengah duduk bermain handphone.

"Cepat beri aku obat, aku lemas sekali, perutku sakit"

"Astaga, Ba.. Baik dokter, silahkan berbaring"

.

Kembali lagi pada orang-orang yang masih ada di dalam rumah. Mereka masih memasang wajah memelas berharap cobaan ini akan segera berakhir. Lihatlah wajah mereka yang tampan berubah menjadi wajah yang menyedihkan dengan wajah memerah, peluh yang muncul, bibir merah, mata berair seperti ingin menangis. Kalian ingin tau rasa dari asinan lemon yang dibuat Yo? Rasanya itu ajaib, asin iya namanya asinan, pedas? Tentu sangat pedas, mungkin ia pakai cabai sekilo, asam? Ya jelas dia menggunakan lemon untuk asinannya. Manis? Tidak ada manis!! Aneh ini aneh! Makanan terkutuk yang pernah dijumpai seumur hidup. Dan mematikan!

Semua menoleh saat tetiba Yo berdiri dari duduknya.

"Kalian habiskan semuanya, aku akan ke atas dulu" Mereka mengangguk patuh dan terus memperhatikan punggung mungil itu sampai menghilang.

Saat sosok mungil itu tidak terlihat mereka segera berdiri, berlari menuju wastafel, sama seperti Phana mereka memuntahkan semuanya.

"Makanan terkutuk!" Desis Ming

"Kau benar Ming, aku tidak mau jika diajak makan dengan mereka lagi" Ucap Forth.

"Sudahlah, apa yang harus kita lakukan terhadap makanan itu?" mereka menoleh bersama, melihat nanar pada mangkuk besar berisi asinan lemon.

Beam mengambil mangkuk itu lalu menuju wastafel ingin membuangnya namun tidak mungkin di wastafel. Lalu Kit mengambil alih ingin membuat di tong sampah, namun tidak mungkin juga, jika Yo curiga bisa gawat. Ming dan Forth saling bertatapan, giliran mereka. Baiklah mereka mengambil alih mangkuk berisi makanan nista itu lalu membawa ke dalam kamar mandi. Closet adalah pilihan terbaik, dengan senyum miring mereka membuang makanan nista itu ke dalam closet lalu membersihkannya segera.

"Kalian cuci segera agar Yo tidak curiga, kami akan membersihkan closetnya" Mereka mulai membagi tugas untuk menghilangkan jejak tersangka.

.

"Kalian sedang apa?" Mereka terkejut bersamaan saat mendengar suara malaikat pencabut nyawa mereka.

"Kami sudah selesai Yo, sudah kami bersihkan juga, oh ya tapi nasinya belum habis"

"Ya sudah biarkan saja, sudah sana kalian pulang"

'Sialan!!' ucap mereka kompak

Mereka segera pergi dengan perasaan campur aduk ingin mencakar. Saat keluar mereka melihat ada ambulance dihadapan mereka. Phana keluar dari dalam mobil itu dengan tubuh sedikit mulai normal.

"Kalian akan pulang?"

"Aku kapok kesini, istrimu sungguh luar biasa"

"Hormon hamilnya membuat kami meradang" Phana terkekeh mendengar keluhan mereka, lalu apa kabar Phana yang selalu diperlakukan seperti tadi?

"Sudah sana pulang"

"Tidak suami, tidak istri sama saja!" Mereka langsung pergi melesat dengan kendaraan masing-masing.

Phana menghela nafasnya sambil berdoa semoga penderitaannya hari ini berakhir. Ia melangkah masuk ke dalam rumah dan melihat istrinya tengah duduk di depan TV.

"Sayang?" Yo menoleh lalu tersenyum

"Phi sudah pulang?" Pha mengangguk sambil menghampiri istrinya.

Yo memeluk Phana dengan erat, mengusel pada dada bidang suaminya.

"Yo.. Phi belum mandi sayang"

"Tidak apa Yo suka.."

"Yo mencintai Phi.." Phana curiga dengan tingkah manja Yo saat ini, sepertinya ada bau-bau tidak enak.

"Phi juga mencintai Yo.."

"Phi.." 'benarkan? Jika nada sudah seperti ini, lalu kalimat menggantung pasti ada maunya' batin Phana.

"Ada apa sayang?"

"Phi.."

"Hm?" Yo melepas pelukannya, memainkan ujung baju yang dikenakan Phana, bertingkah seperti anak kecil, membuat Phana ingin menerkam jika tidak sadar bahwa istrinya tengah mengandung.

"Katakan sayang.."

"Lusa bukankah hari valentine?" Phana berusaha mengingat-ingat sambil menganggukkan kepala.

"Lalu?"

"Yo ingin kita ke Paris dan merayakan disana" Yo menatap Phana dengan mata memohon dan mengedip lucu membuat Phana jelas tidak bisa menolak.

"Baiklah, kita kesana besok ya.."

"Benar ya phi?" Phana mengangguk dan hanya pasrah saat dipeluk erat istrinya.

"Terimakasih Phi, aku mencintaimu"

.

.

Keesokannya Yo sibuk dengan koper dan baju yang berserakan, ia menyiapkan sedemikian rupa untuk keberangkatannya malam ini. Phana sendiri masih sibuk di rumah sakitnya. Ia nampak gusar, ia bingung. Ia sudah janji, namun ia juga tidak bisa melupakan kewajibannya.

##

"Pha.. Lusa kau harus pergi ke Jepang untuk melakukan pembekalan di sana selama 5 hari"

"Tapi Pao.."

"Pao tidak bisa pergi, makanya Pao menyuruhmu pergi, kau putraku jadi aku percaya adamu Pha"

"Baiklah Pao.."

##

Apa yang harus ia katakan pada Yo jika seperti ini? Bisa-bisa Yo merajuk 7 hari 7 malam. Bagaimana mengatakannya jika ia akan pergi ke Jepang? Apa ia ajak saja Yo ke Jepang? Apa Yo mau? Dia kan inginnya ke Paris? Oh Tuhan Phana tengah dilema sekarang.

"Lakukan apa yang menurutmu benar Pha" Ucapnya menyemangati diri sendiri.

.

.

Malamnya Phana pulang agak sedikit telat. Ia masuk dan melihat koper besar sudah ada di ruang tamu. Ia melangkah ke kamarnya saat belum menemukan istrinya.

Di dalam kamar, istrinya tengah menatap dirinya dicermin.

"Kenapa Phi terlambat? Bagaimana jika kita terlambat?" Yo merenggut tidak suka.

"Maafkan Phi Yo.."

"Sudah sana Phi mandi lalu siap-siap, Yo sudah menyiapkan pakaian Phi dikoper"

Phana menutup matanya dan menghembuskan nafasnya pelan. Ia menghampiri istrinya itu lalu memeluk leher sang istri. Yo terus memperhatikan tingkah Phana melalui cermin. Perasaan Yo sudah tidak enak dengan sikap Phana ini.

"Sayang.."

...

Yo hanya diam menunggu kelanjutan dari ucapan Phana. Ia melihat pantulan Phana yang terlihat gusar dan kesulitan berbicara. Ia juga merasakan nafas berat berada dilehernya.

"Maaf.. Kita tidak bisa pergi.." tubuh Yo menegang, moment yang sudah dibayangkannya sejak tadi pagi sudah buyar, hilang entah kemana.

Yo melepas pelukan Phana, berdiri, berbalik menghadap Phana.

"Apa maksud Phi?" Cecar Yo.

"Lusa Phi harus pergi untuk pembekalan dengan dokter di rumah sakit lain"

"Phi kan sudah berjanji pada Yo!" Suara Yo mulai meninggi, menandakan bahwa Yo sudah benar-benar kecewa.

"Tapi phi juga tidak bisa menolak permintaan Pao"

"Aku kecewa padamu! Kau sudah berjanji kemarin, namun sekarang apa?" Yo sudah tidak dapat lagi membendung air matanya, Phana tidak sanggup jika menyakiti orang yang dicintainya ini.

"Kau tau? Aku hari ini sudah menyiapkan semuanya! Aku sudah merencanakan hal yang akan kita lakukan disana! Namun kau seenak kemauanmu membatalkan semuanya? Kau egois!" Phana memeluk erat Yo dengan terus menggumamkan kata maaf.

"Maafkan Phi Yo, sungguh ini bukan kemauan Phi. Tapi ini sudah menjadi tanggung jawab Phi.." Yo mendorong tubuh Phana sehingga pelukan mereka terlepas.

"Baiklah, aku pergi sendiri dengan baby tanpa dirimu" Yo mengambil ponselnya di meja lalu melangkah melewati Phana.

Namun Phana menahan pergelangan tangan Yo.

"Lepaskan!" Yo berusaha memberontak namun Phana malah menariknya sehingga ia berada dihadapan Phana kembali. Phana menatap mata Yo dalam dan tangannya terus bergerak entah apa yang ia lakukan.

"Happy Valentine" Yo mengerjapkan matanya, Phana mengecup kening, mata, hidung, pipi dan juga bibir Yo sambil tersenyum.

"Phi ini.." Yo menatap sesuatu yang melingkar dipergelangan tangannya. Ia berbinar menatap gelang putih yang indah.

"Hari valentine itu hari kasih sayang bukan?" Phana mengaitkan tangannya dipinggang Yo sehingga mereka semakin menempel.

"Menurut Phi, hari kasih sayang itu setiap hari. Kita bisa berbagi kasih sayang setiap harinya. Dengan orang yang kita cinta, tidak perlu pergi jauh ke tempat yang romantis. Karena disinipun kita bisa membuat moment romantis versi kita sendiri. Phi mencintai Yo tanpa syarat. Phi mencintai Yo dengan tulus, Phi berusaha untuk selalu membuat Yo bahagia. Karena Yo adalah sebagian dari hidup Phi, jika Yo tidak ada phi tidak akan pernah bisa hidup." Phana menenggelamkan kepala Yo ke dalam dekapannya. Yo menangis! Iyalah ini adalah momen romantis menurutnya.

"Sebagai gantinya, lusa kita berangkat ke Jepang ok?" Yo mendongak menatap Phana, lalu mengangguk.

"Tetaplah selalu berada disisi Phi, Yo"

"Phi mencintaimu"

Wayo_oung

❤96.365

Wayo_oung Inilah mengapa aku selalu jatuh cinta setiap harinya padamu ❤❤💕💕 love you more and more 😚😚@mo_pha

Wayo menonaktifkan komentar

.

.

TBC

Hayo baper hayo 😂😂😂

Jangan lupa voment

Salam GB

Continue Reading

You'll Also Like

1M 62.4K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
4.4K 779 24
🌻 Cover by : @2HDarts ____________________________________ Baek jin pria gay yang tinggal satu atap dengan Park Yuri pria Normal yang membenci seor...
4.1K 236 9
"apa yang sebenarnya aku rasakan!" gunam seorang pria yang memiliki kesempurnaan dalam penampilannya. seseorang yang berjalan tenang menyusuri jalan...
451K 45.6K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...