M A R R I E D ? ? ?

By candlelightme

116K 19.7K 1.9K

Atsna yang mendambakan pernikahan indah bersama laki-laki pilihan orangtuanya. Irshad yang memutuskan untuk m... More

Cast
Prolog
1. Mau ya, nduk?
2. Serpihan Kisah
3. Pasfoto 3x3
4. First Meet
5. Berlanjutkah?
6. Failed First Impression
7. First Chat
8. Harga Diri atau Gengsi?
9. Tanggung Jawab
10. Parfum
11. One Step Closer
12. Hubungan yang Seperti Apa?
13. Move On
15. Siap Nikah?
16. Kejelasan
17. Jangan Terlalu Lama
18. Rindu Sendirian
19 Jadi Lamaran?
20. Ya, aku terima.
21. Intan
22. Kenapa?
23. Aku Takut

14. Wanita Gampangan?

3K 562 27
By candlelightme


Sebenaranya yang paling dibutuhkan wanita adalah perhatian. Sebuah perhatian sederhana niscaya mampu meluluhkan hati seorang wanita. Rasanya seperti lupa semua dengan kekesalan-kekesalan terhadap si pemberi perhatian.

Mas Irshad
Yaudah kalau gt. Jgn lupa makan nanti. Semoga pamannya cepat sehat.

Pesan sederhana itu berhasil membuat sudut bibirku sedikit terangkat. Padahal aku sempat ragu apakah dia benar-benar serius denganku, menghubungiku saja jarang. Bukankah kalau dalam masa pendekatan harusnya lebih intens berhubungan?

“Na, ayo turun. Kok malah bengong?”

“Oh iya Bu..”

Aku, ayah, dan ibu baru saja pulang dari menjenguk Paklik Khozin adiknya ayah. Ngomong-ngomong soal menjenguk, tadi ibu sempat membuat heboh. Saat tadi banyak keluargaku di sana dan menggodaku tentang kapan menikah tiba-tiba ibu nyeletuk cerita tentang perkenalanku dengan Mas Irshad.

“Ibu tadi ngapain sih cerita-cerita soal Mas Irshad? Padahal belum tentu juga aku jadi sama dia,” ujarku sembari turun dari mobil dan menyusul ibu.

Ibu menghentikan langkahnya lalu menghadap ke arahku. Membuat aku turut menghentikan langkah.

“Kenapa sih, nduk? Kamu masih belum yakin sama dia?”

Aku terdiam dan menunduk. Aku merasa masih ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku. Tidak munafik, lagipula siapa yang bisa menolak pesona seorang Irshad Maulana Adi? Tapi aku merasa semua ini terlalu cepat dan sedikit terburu-buru bila berbicara soal perasaan. Aku dan Mas Ardha saja dulu kenal tiga tahun baru kami memutuskan untuk menjalin kasih.

“Dia juga udah bilang sama ayahmu kalau dia memang berniat serius sama kamu. Tante Qori bilang katanya orangtua Irshad mau ke sini lagi. Katanya sih minggu-minggu ini.”

“Hah?  Ngapain?”

“Ya nanyain kamu beneran mau nggak sama anaknya..”

“Bu, Atsna aja nggak tau dia suka sama Atsna beneran apa enggak. Dia nggak pernah bilang apa-apa sama Atsna. Masa iya tiba-tiba orangtuanya langsung mau nanyain Atsna kayak gitu?”

”Kata Tante Qori, Irshad udah suka banget sama kamu. Ibunya cerita ke Tante Qori.”

“Itu kan kata Tante Qori,” jawabku ketus. Aku juga tidak tau kenapa aku malah jadi bertengkar dengan ibu. Aku jadi merasa tak enak. “Maafin Atsna, Atsna nggak bermaksud marah-marah sama ibu.”

“Kamu kenapa sih, nduk? Hari ini kayak ada yang beda sama kamu.”

Ibu terlihat kecewa dengan sikapku tadi. Aku jadi semakin merasa bersalah.

“Ibu nggak maksa. Tapi ya Irshad kurang apa sih, nduk? Kamu mau cari yang kayak gimana lagi?” tambah ibu karena aku masih saja terdiam.

“Atsna cuma butuh waktu, Bu. Ini terlalu cepat buat Atsna.”

“Kenapa sih kok nggak buru masuk rumah? Malah debat di garasi mobil?” interupsi ayah. Ya, sedari tadi aku dan ibu memang belum masuk rumah.

Aku dan ibu bungkam tak menjawab pertanyaan ayah. Lalu aku pun memilih masuk ke dalam rumah duluan.

“Atsna masuk dulu..”

Di dalam rumah, tujuanku langsung ke kamar. Sudah sejak sore tadi aku ingin merebahkan tubuhku di kasur. Sejak sampai rumah tadi aku hanya sempat mandi dan ganti baju karena ayah sudah buru-buru mengajak berangkat ke rumah sakit menjenguk adiknya.

Sembari merilekskan punggungku aku membuka ponselku sekedar mengecek pesan yang masuk. Aku seketika membelalakkan mataku ketika melihat pesan dari Mas Ardha, sudah lama sekali sejak kami putus ia tak pernah mengirimiku pesan.

Ardha Jelek
Atsna...

DEG!

Apa lagi ini? Kenapa tiba-tiba? Jari-jariku pun langsung mengetikkan balasan untuk Mas Ardha karena aku juga penasaran kenapa tiba-tiba dia menghubungiku. Kebetulan sekali saat ini ia juga sedang online.

Ardha Jelek

Iya mas, ada apa ya?


Gimana ya na aku bingung ngomongnya ak jg gk enak sama km. Jd td Fasha tau dr temennya kalau kita td gk sengaja ktemu.

Terus?

Fasa gk suka kl kita ketemu kayak td. Jd sebaiknya kita jgn berhubungan lg. Dan tlg ya na km jgn ceritain hal ini ke mamaku. Tlg jg km gk usah temui mamaku lg. Maaf bgt atsna. Ak cm jg perasaan pacarku.

Tidak tau kenapa tiba-tiba mataku memanas membaca pesan dari Mas Ardha. Bukan karena aku masih mengharapkannya, sungguh. Tapi rasanya sakit sekali. Dia bilang jangan temui mamanya, padahal aku sudah tak pernah sekalipun berusaha menemui mamanya. Apa dia pikir aku wanita yang semudah itu?

Ardha Jelek
Na, maaf banget ya. Km pasti marah bgt sama aku

Aku sudah tak kuat lagi. Aku lemparkan asal ponselku ke kasur, lalu aku tutup wajahku dengan bantal dan menangis sejadi-jadinya. Sedih sekali rasanya mendapat perlakuan seperti itu dari orang yang pernah mengaku sangat menyayangi dan mencintaiku.

Ponselku berdering beberapa kali, tanda ada panggilan masuk. Namun aku sama sekali tidak ada niatan untuk mengngkat. Si penelpon pun tidak menyarah dan terus berusaha menghubungiku hingga akhirnya aku yang menyerah mengambil ponselku dan melihat nama yang tertera di sana ‘Mas Tomi’.

“Mas Tomi ngapain sih nelpon?! Nggak tau apa adeknya lagi nggak karu-karuan kayak gini,” gerutuku sembari menolak panggilan itu. Tidak lucu juga kalau aku menjawab panggilannya dengan suara parau seperti ini. Lalu aku memilih mengetikkan pesan supaya Mas Tomi tidak khawatir karena adiknya tak mengangkat panggilannya.

Mas Tomi

Knapa mas? Wa aja ya, btraiku nipis.


Dasar kebiasaan. Gimana kabar kelurga sana? Ayah sama ibu sehat kan?


Sudah menjadi rutinitas Mas Tomi menanyakan kabar orang rumah kalau menelfonku. Karena anak ayah dan ibu yang tinggalnya paling jauh adalah Mas Tomi, jadi Mas Tomi memantau keadaan ayah dan ibu yang semakin menua ini melalui aku. Maka dari itu kakakku yang satu ini sangat bersikeras jika aku kelak sudah menikah harus tetap tinggal bersama ayah dan ibu.

Mas Tomi

Alhamdulillah sehat semua

Alhamdulillah. Gmn perkembanganmu sama Irshad?

Ya nggak gmn2

Terus hubungan kalian apa?


Pesan terakhir Mas Tomi sengaja tidak aku buka karena sungguh aku sendiri juga tidak tau hubungan kami seperti apa. Aku benar-benar bingung. Masalah Mas Ardha, hubunganku dengan Mas Irshad. Semua benar-benar membuat kepalaku  sangat berat.

Aku letakkan ponselku, lalu aku duduk memeluk boneka teddy bearku sembari menerawang ke depan. Benar kata Audi, aku harus mempertegas semua ini. Ini tidak benar jika orangtua Mas Irshad ke sini seperti yang dikatakan ibu dan aku tidak tau bagaimana perasaan lelaki itu terhadapku.

Ah apa-apaan ini. Aku saja juga masih belum terlalu yakin. Tapi insyaallah pilihan orangtua adalah yang terbaik. Ibu sudah sangat menyukainya, insyaallah dia yang terbaik. Ya, semoga.

Tanganku terulur mengambil lagi ponselku. Masih tidak berniat membalas pesan Mas Tomi, aku memilih membuka whatsapp story. Hingga muncul status milik Mas Tomi.

Entah mengapa aku merasa itu sengaja ditujukan padaku. Aku juga tidak tau, ini aku yang terlalu sensitif atau apakah aku merasa menjadi wanita gampangan?

Apakah aku segampangan itu? Apa karena itu juga Mas Ardha dengan mudahnya meninggalkanku dulu?

Mas Irshad

Mas, aku pngen ngomong sesuatu yg pnting sama mas.

Yaudah ngmong aja gpp

Aku pngen ngomong langsung, tp jangan d rumah.


TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 55.2K 38
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
394K 48.1K 57
TAMAT & PART LENGKAP May contain some mature convos and scenes Jatuh hati sendiri: check! Patah hati sendiri: double check! Status hubungan dengan A...
184K 11.5K 55
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
91.1K 16.6K 29
COMING SOON...