Meet • Park Jimin • [2.0 On G...

By itsecondocaaaaa

512K 11K 374

[S2 ON GOING] Aku tidak puas jika hanya sebatas telepon. Aku ingin dia menyentuhku dengan tangannya, aku ingi... More

Jilid 1 // Meet
Jilid 2 // Meet
Jilid 3 // Meet
Jilid 4 // Meet
Jilid 5 // Meet
Jilid 6 // Meet
Jilid 7 // Meet
Jilid 8 // Meet
Jilid 9 // Meet
Jilid 10 // Meet
Jilid 12 // Meet (End)
Jilid 13 // Meet
EPILOGUE (1)
EPILOGUE (2) // The End
MEET S2 • CAN I ?
Meet 2.0 • Jilid 1

Jilid 11 // Meet

19.3K 555 40
By itsecondocaaaaa

Tok tok!

Eunsang mengalihkan pandangannya kearah pintu, seseorang mengetuknya dari luar.

"pintunya tidak dikunci" ucap eunsang.

Pintu itu terbuka dan yoongi masuk dengan nampan yg diatasnya terdapat mangkuk berisi sarapan.

"tidurmu nyenyak? Aku hanya takut kau tidak nyaman disini" kata yoongi yang sekarang duduk disebelah eunsang.

"aku nyaman disini, apa jungkook belum pulang? Aku akan berterimakasih padanya karena mau meminjamkan kamar tamunya untukku"

"jungkook tadi pagi menelpon dia langsung berangkat ke kantor jimin dari rumah tunangannya, dan dia menanyakan kabarmu bahkan dia bilang kalau kau sebaiknya terus sembunyi disini"

"kantor jimin? Apa dia sudah pulang? Tapi kenapa dia tidak mengabariku?" eunsang meraih ponsel yang tergeletak tidak jauh darinya, melihat dan kosong. Tidak ada satu pesan apapun dari jimin.

"aku tidak tau jimin sudah pulang atau belum, kenapa tidak coba telepon dia?"

"......." eunsang hanya menatap layar ponselnya yang mati.

"kenapa? Malu?" sindir yoongi.

"aku sudah memutuskannya, aku tidak akan hubungi dia lagi" jawab eunsang yang terdengar ketus. Yoongi hanya menampilkan smirk. "kenapa?" tanya eunsang.

"apa perempuan seperti itu? Terlalu banyak gengsi, bilang saja kau khawatir dan juga..... Merindukan jimin, iyakan?" goda yoongi dan kemudian setelahnya dia tertawa.

Eunsang menatap aneh ke arah yoongi.

"maaf, kau mengingatkanku pada mendiang istriku" jawab yoongi.

"kau beristri?" kaget eunsang.

"kau tidak dengar? Men-di-ang" ucap yoongi dengan jelas dan sedikit ditekanka pada beberapa kata.

"maksudku kau sudah menikah dan istrimu meninggal?" tanya eunsang penasaran.

"ya.. Lupakan, jangan membuatku sedih. Kau makanlah, aku sudah sarapan lebih pagi" yoongi memberikan mangkuk berisi bubur itu pada eunsang.

"kenapa repot-repot dibawa kesini? Dan kenapa harus bubur?"

"karena kau tidak kunjung keluar dari kamarmu, dan bubur bagus untuk orang yang sedang stress, aku akan mandi dan pergi keluar, kau mau menemui seokjin? Ayo sekalian aku antar"

"hmm.. Setelah makan aku akan langsung siap-siap yoongi, terimakasih"

Yoongi mengangguk dan keluar dari kamar.

Selang bbrapa jam baik yoongi ataupun eunsang sudah siap untuk keluar, yoongi deng urusannya dan eunsang berniat untuk menemui seokjin.

...

Yoongi dan juga eunsang baru saja keluar dasi basement rumah jungkook.

"kau akan temui seokjin dimana? Sudah telepon dia?" tanya yoongi.

"belum.. Apa harus? Mungkin dia ada dirumahnya" jawab eunsang.

"kau yakin?" tanya yoongi memastikan.

"hmmm, ini hari rabu kan? Dia selalu meliburkan diri setiap rabu untuk bermain golf" jelas eunsang.

"baiklah.. Aku antar kesana" yoongi akhirnya mendapat anggukan dari eunsang.

Yoongi dan eunsang sudah sampai di halaman rumah seokjin, yoongi ikut turun menemani eunsang.

"yoongi sebaiknya kau pulang, aku akan masuk sendiri" pinta eunsang.

"kau yakin?" yoongi kembali memastikan.

"ya.. Terimakasih sudah mengantarku kemari"

Setelah itu yoongi pergi dan eunsang dengan yakin melangkahkan kakinya masuk ke rumah seokjin.

"nona Lee? Anda pasti mencari tuan seokjin, benarkan?" ucap seorang maid yang menyambut kedatangan eunsang, eunsang hanya mengangguk dan dipersilahkan untuk duduk diruang tamu.

Mata eunsang teryuju pada sebuah sudut ruangan, sebuah foto yang terpajang di meja panjang dekat pintu kamar seokjin. Ada sekitar 5-6 fotonya bersama seokjin tertata rapi disana.

'dia masih menyimpannya' -batin eunsang-

Kemudian matanya menangkap sosok seokjin yang sedang menatapnya sedih. Langkahnya terhenti ketika mata mereka saling bertemu. Begitupun dengan eunsang yang berdiri dari duduknya. Keduanya terdiam. Tidak ada sapaan apapun.

"maaf seokjin aku mengganggu waktumu" eunsang mencoba mengawali pembicaraan.

Tidak ada jawaban apapun dari seokjin. Seokjin melanjutkan langkahnya mendekati eunsang dang memeluk eunsag dengan erat. Eunsang terdiam merasa tak pantas kalau dia harus diperlakukan seperti itu.

"seokjin.. Jangan beg-"

"maafkan aku eun-ie" seokjin memotong pembicaraan eunsang.

"seokjin?" tanya eunsang heran dengan apa yang seokjin katakan. Seokjin melepas pelukannya dan menatap eunsang.

"maaf karena aku menamparmu waktu itu, prria dewasa seharusnya tidak sekasar itu bukan? Maaf aku tidak bisa mengontrol emosiku" nada seokjin terdengar lirih.

"aku yang salah.. Aku sudah mempermainkan perasaanmu, harusnya aku bisa jujur lebih awal, jika aku bisa mengatakan yang sebenarnya padamu jauh lebih dulu mungkin ceritanya tidak akan seperti kemarin dan juga sekarang.. Maafkan aku seokjin"

"aku tau perasanmu bagaimana, aku sekarang bisa mengerti dan aku juga tidak akan memaksa, perasaan adalah hak pribadi setiap orang kan? Dan aku selalu ingat mencintai tidak harua memiliki, mungkin rasanya perasaanku padamu belum hilang untuk sekarang mungkin aku masih butuh waktu.. Tapi aku tidak akan melarangmu menemuiku, seperti sekarang.. Aku senang kau datang padaku"

Eunsang tersenyum mendengarkan penuturan seokjin, betapa dewasanya orang didepannya ini yang mengaku mencintainya, seketika eunsang teringat jimin. Jimin yang selalu mengatakan kalau dia mencintainya tapi kenyataannya berbeda. Eunsang benci? Tidak. Harus ditekankan, eunsang sangat mencintai jimin. Semanis apapun perkataan seokjin, hati eunsang tidak luluh begitu saja. Eunsang memang bodoh.

"dimana jimin? Dia tidak masuk? Padahal aku sudah bicara dengan jimin dan semuanya kembali seperti semula" tanya seokjin.

"hubungan kalian tidak seburuk yang aku pikirkan bukan?" tanya eunsang berbalik.

"hubungan kami baik-baik saja, apa dia tidak mau masuk ke rumahku?"

"aku datang sendiri dan diantar yoongi, sepupu jungkook" jelas eunsang.

"lalu jimin? Apa dia belum pulang dari busan? Rapatnya selesai dalam waktu satu hari dan harusnya jimin langsung pulang"

"aku tidak tau jin.. Aku bertengkar dengan jimin dan aku memutuskannya, aku tidak tinggal dengan jimin lagi"

"apa? Jangan bercanda eun-ie" tutur seokjin tak percaya.

"aku tidak bisa bertahan dengannya jin.. Banyak yang aku khawatirkan"

"jimin tidak mengatakan yang aneh-anehkan?" tanya seokjin khawatir.

'akan sangat terhina dan tidak tau diri jika aku cerita pada seokjin' -batin eunsang-

"tidak ada.. Aku hanya ingin mengatakan maaf saja jin.. Aku akan pulang" ucap eunsang.

"secepat ini? Kalau begitu ayo aku antar, aku ambil kunci mobil dulu" seokjin berbalik arah, tapi tangan eunsang menahannya. "kenapa?" tanya seokjin.

"aku akan pulang sendiri jin.. Aku banyak urusan, tidak mungkin kau mengantarku kesana kemari" jelas eunsang dengan senyum untuk meyakinkan seokjin.

"baiklah, aku tidak akan memaksamu kalau begitu, ayo aku antar sampai kau dapat taksi" pinta seokjin dan jawaban eunsang hanya mengangguk.

...

"jimin? Kau disini?"

Jungkook baru saja datang di kantor jimin, mempersiapkan pernikahan sekaligus mengatur urusan kantor memang sulit. Banyak waktu yang harus jungkook bagi sekarang. Niatan awal jungkook untuk datang lebih pagi ke kantor jimin nyatanya jungkook datang setelah jam makan siang. Betapa kagetnya jungkook melihat jimin tengah tertidur di kursi ruangannya dengan tampilan yang acak-acakan dan botol wine dimejanya. Tidak ada garis ketenangan yang timbul di wajah jimin, walaupun dia tertidur, wajahnya memperlihatkan betapa kalutnya dia sekarang.

Sapaan jungkook membuat jimin bangun.

"jungkook? Ah.. Ya aku disini dari tadi malam, rapat di busan rupanya menyita waktu lama.. Masalah disana sangat rumit, tapi beruntungnya sudah selesai" jawab jimin yang kemudian membenarkan posisi duduknya.

"kenapa tidak pulang? Eunsang pasti menunggumu" seakan tidak tau cerita yang sedang menimpa jimin, dengan polosnya jungkook bertanya seperti itu. Bukan ada maksud tertentu, jungkook hanya memancing apa jimin akan bercerita padanya atau tidak, jungkook hanya ingin membantu tanpa membuat jimin kesal. Karena jujur saja jungkook sangat marah saat mendengar cerita eunsang tadi malam.

"aku sudah memberinya kabar kalau aku pulang dan tidur dikantor" jawab jimin tanpa melihat ke arah jungkook.

'pecundang, ck! Jadi kau mau menyembunyikannya dariku? Baiklah. Kita lihat siapa yang akan menyesal nantinya' -batin jungkook-

"baguslah.." jawab jungkook masih dengan ekspresi pura-pura tidak tau.

"kau sedang mengurus pernikahanmu?" tanya jimin.

"hmm.. Sangat menyenangkan, aku ingin segera menikah dan punya anak dengan keluarga kecilku nanti" jawab jungkook. Jimin terdiam menatap jungkook. "kenapa?" lanjut jungkook.

"tidak apa-apa, kenapa ingin buru-buru punya anak? Kau masih muda bukan?" jawab jimin yang berakhir dengan pertanyaan.

"aku rasa akan menyenangkan, karena aku juga takut akan bosan jika terus-terusan hidup berdua, aku dan istriku juga butuh anak, itu sebagai pelengkap. Siapa yang tak mau punya anak dalam sebuah pernikahan, jika tidak mau itu sama saja aku tidur dengan jalang, bukan menikah.. Ah iya, jadi kapan kau akan menikah dengan eunsang? Kalian sudah satu rumah.. Tunggu apa lagi?"

"aku belum membicarakannya dengan eunsang" jawab jimin singkat.

"ah.. Baiklah kalau begitu"

"aku akan pulang dulu kook, sampai bertemu besok" pamit jimin yang langsung pulang.

...

Jimin mendapati rumahnya kosong. Mencari eunsang ke setiap ruangan dirumahnya. Masih kosong. Hanya sebuah kertas yang terjatuh dari meja kamar jimin. Jimin membaca surat itu dan meremas kuat hingga bisa dipastikan kertas itu kini hampir hancur dalam genggaman jimin.

Jimin menekan tombol 1 untuk menelpon eunsang. Dan rupanya tidak aktif. Jimin sangat kesal karena eunsang memutuskannya secara sepihak.

'Hubungan antara mantan sekertaris dan bosnya? Pelayanku? Apa-apaan yang dia tulis ini!' -batin jimin-

Jimin terus menghubungi eunsang yang sudah dia ketahui tidak aktif, tapi masih saja dia hubungi. Puluhan pesan dia kirimkan untuk menanyakan keberadaan eunsang. Tidak hanya itu, jimin mencari ke tempat yang sering eunsang kunjungi, tidak ada eunsang disana.

Sisi lain, orang yang jimin cari kini berada dirumah jungkook untuk mengambil kopernya. Rumah itu kosong, sang pemilik rumah sibuk, dan yoongi masih belum pulang.

Eunsang mengeluarkan seluruh isi kopernya, mencari sesuatu yang penting untuknya.

"dimana paspor ku? Apa jangan-jangan--? Ah sial! Pasporku di rumah jimin" eunsang melihat jam tangan miliknya, Waktu masih menunjukkan pukul 3 sore. "jika jimin memang benar sudah pulang, dia pasti masih dikantor sekarang. Aku akan membawanya sebelum dia pulang ke rumah" eunsang masih berdialog sendiri.

Eunsang menaiki sebuah taksi menuju rumah jimin. Dan memang benar rumahnya kosong, tapi jas dan tas kantor jimin ada dirumah menandakan jimin sudah pulang.

'dimana dia? Apa dia ada dirumah?' -batin eunsang-

Tanpa pikir panjang, selama jimin tidak terlihat eunsang harus bergerak cepat. Paspornya berhasil eunsang temukan, tepat setelah eunsang memasukkan paspor ke tas nya, tepat juga disana jimin pulang. Kegiatan eunsang terhenti ketika dia dan jimin bertemu.

Jimin yang senang menemui eunsang langsung mendekati dan memeluk eunsang. Eunsang hanya diam dan melepaskan pelukan jimin.

"sayang.. Kau kenapa? Masih marah padaku? Tolong jangan berbuat yang tida-tidak hmm.. Jangan katakan apapun yang tidak ingin aku dengar, kau kekasihku sayang.. Maaf untuk kemarin, maaf karena aku membentakmu" kata jimin setelah melepaskan pelukannya.

"hmm.. Lupakan saja soal kemarin" jawab eunsang singkat.

"baiklah.. Kau mau kemana? Kenapa kau bawa tas? Dan juga aku melihat lemarimu kosong, dimana bajumu hm?" tanya jimin dengan lembut.

"tidak ada, aku akan pindah.. Sebaiknya kita tidak serumah jim" eunsang menatap tajam ke arah jimin.

"pindah? Ini rumah kita, rumahmu juga"

"ini bukan rumah kita, ini rumahmu jim.. Aku hanya menumpang" tegas eunsang.

"aku tau kau masih marah, tapi tolong jangan seperti ini, bukankah kau mau kita menikah? Ayo sayang kita menikah, ya?" jimin berusaha meyakinkan apapun untuk eunsang.

"aku tidak akan menikah dengan orang yang tidak mencintaiku, dan salah satu orang itu adalah kau"

"aku harus katakan berapa kali kalau aku mencintaimu hm?"

"lalu maksudmu kau tidak menginginkan anak dariku?" tanya eunsang dengan mata yang mulai memerah.

"kenapa kau masih membahas ini? Lagipula kau belum hamil kan? Kenapa harus dipermasalahkan sekarang? Aku hany ingin mencintaimu seutuhnya sekarang, aku belum mau membagi cintaku padamu sekalipun untuk anakku sendiri sayang" jimin memberikan tatapan yang meyakinkan.

Eunsang menatap jimin semakin dalam.

"kau percaya padaku kan? Kita bisa punya anak nanti hmm.. Setelah satu bahkan 2 tahun setelah menikah sayang.."

"jimin.." lirih eunsang.

Jimin memberikan tatapan 'apa?' apada eunsang.

"aku sekarang sadar, betapa bodohnya aku mencintai orang yang tidak tulus padaku.. Aku sadar kau hanya mencintai tubuhku, maaf jika aku bicara seperti ini.. Tapi aku lelah jika harus terus-terusan memberikan tubuhku padamu sedangkan kau sendiri tidak memikirkan apapun yang akan menimpaku, kau kira aku senang satu rumah denganmu tanpa pernikahan? Apakah kau berpikir betapa bersusah payahnya aku menerima semua permainan seks mu? Hampir satu tahun park jimin, hampir satu tahun aku seperti ini denganmu, bisakah kau rasakan apa yang aku rasakan sekarang saat kau bilang kau tidak menginginkan anak darimu? Lalu bagian mana yang kau sebut mencintaiku? Keputusanku sudah bulat, sebelum aku terlalu kuat mencintaimu dan bertingkah lebih bodoh, ayo kita berpisah bahkan bila perlu jangan pernah kita bertemu lagi.. Kau bisa mencari perempuan lain yang sama gila pikirannya denganmu" 

Jimin hanya diam. Memikirkan apa yang eunsang katakan barusan. Eunsang bahkan sekarang sudah tidak ada didepannya lagi, eunsang benar-benar pergi.

...

Eunsang duduk dipinggiran ranjang kamar tamu yang sudah dia tiduri 2 malam ini, menarik gagang laci didekatnya, memegang testpack bergaris dua yang sudah dia sembunyikan beberapa hari ini. Tidak ada niatan sedikitpun untuk pergi memastikan semuanya setelah mendengar jawaban jimin yang bersikukuh untuk menolak kata 'anak'.

'satu atau dua tahun lagi?' -batin eunsang-

Sebulir air mata jatuh membasahi pipi eunsang. Tanpa sadar, yoongi tengah berdiri tepat dipintu memperhatikan eunsang, melanjutkan langkahnya dan duduk di samping eunsang. Yoongi menarik testpack itu dan memperhatikannya.

"kau positif?" tanya yoongi.

Eunsang mengangguk lemah.

"kau sudah bilang pada jimin?"

Eunsang menggeleng kuat.

"dia dari awal sudah menolak"

Mendengar jawaban eunsang membuat yoongi marah dan hampir mematahkan testpack yang ada ditangannya. Eunsang segera mengambil testpack itu dengan bibir yang tersenyum dan mata yang berkaca-kaca.

"jangan dihancurkan, biar aku yang simpan yoongi.. Kapan kau akan ke Malta?" tanya eunsang mengalihka pembicaraan.

"besok" jawab yoongi.

"ikut denganku, mulailah hidup baru disana.. Untukmu dan anakmu, bukankah kau sudah membawa paspor?" lanjut yoongi.

Eunsang diam dan mengambil paspor di tasnya, memperhatikan paspor itu dan beralih menatap yoongi.

"aku akan menjamin hidupmu dan anakmu, aku akan membantumu.. Bukan membantu untuk melupakan jimin, tapi aku akan membantumu hidup dalam lingkungan yang bahagia, bukan hidup dikelilingi namja sialan seperti jimin.. Jika seokjin tidak mudah bagimu untuk dimintai pertolongan, aku yang akan datang untukmu.. Aku tidak bisa melihat wanita diperlakukan seperti ini" tutur yoongi.

Eunsang tersenyum kearah yoongi, matanya kembali berkaca-kaca.

...

Jimin membereskan ruangannya. Setelannya kali ini berbeda, terlihat lebih santai. Beberapa menit sebelumnya jimin sudah menelpon jungkook untuk datang ke  kantornya. Taklama dari sana jungkook datang memasuki ruangan jimin.

"jimin, ada apa? Kenapa kau menyuruhku kesini? Kau mau kemana? Kenapa penampilanmu sesantai ini?" tanya jungkook yang melihat jimin berbeda.

"aku akan mencari eunsang, dia pergi dari rumah kemarin, aku akan mencarinya hari ini karena aku rasa amarahnya sudah sedikit mereda.. Aku akan membawanya pulang ke rumahku, aku titip kantor hari ini padamu, aku mohon hanya satu hari" pinta jimin.

"eunsang sudah pergi" jawab jungkook, jimin yang sedang bersiap-siap mendadak berhenti dan menatap jungkook.

"maksudmu?" tanya jimin dengan heran.

"eunsang pergi, yoongi membawanya" jawab jungkook dingin. "jangan cari lagi, ini yang kau mau kan?" lanjut jungkook.

"jeon jungkook! Aku sekarang tidak sedang bercanda!" geram jimin.

"eunsang mengandung anakmu, setelah kau tau ini kau tetao akan mencarinya? Ah.. Mencari eunsang atau mencari sasaran baru? Aku tidak menyangka aku punya teman sepecundang dirimu, ohiya! Bukankah seokjin belum tau soal ini? Apa yang akan dia lakukan saat dia tau kau membuat eunsang terluka? Apa dia akan merebut eunsang darimu? Atau.. Yoongi yang akan menikahi eunsang dan berani menganggap anakmu sebagai anaknya? Whoaaa ini menarik" kali ini jungkook menunjukkan smirk nya.

Bughhhh!!!!!

Jimin melayangkan satu pukulan di wajah jungkook.

"santai tuan park. Kenapa harua memukulku?" tanya jungkook santai.

"KATAKAN DIMANA EUNSANG?!" Teriak jimin tepat dihadapan jungkook.

"sudah aku bilang, YOONGI MEMBAWA EUNSANG PERGI! LEPAS!" Jungkook menepis tangan jimin yang tengah menarik kerahnya.

"katakan, yoongi pergi kemana? Apa dia kembali ke malta?" jimin berusaha menahan emosinya.

"Mungkin, carilah sendiri.. Aku tidak akan ikut campur, aku terlalu malas untuk membantu orang sepertimu" jungkook pergi meninggalka jimin.

Jimin bergegas menuju bandara, berharap dirinya bertemu dengan eunsang.

...

"aku tidak percaya, yoongi akan menawarkan hal seperti itu padamu eunsang"

"aku tidak mau merepotkannya seulra-shi, dia tidak ada sangkutpautnya dengan masalahku"

"lalu, apa rencanamu selanjutnya?"

"yoongi memberikan villa kecilnya padaku di daegu, aku akan kesana.. Memulai semuanya dari sana.."

"kau bisa tinggal denganku, jimin tidak akan menemukanmu disini eunsang"

"aku tidak mungkin tinggal dengan calon pengantin, apalagi kau dan jungkook akan segera menikah dan tinggal bersama.. Haruskah aku ikut denganmu terus menerus? Eiyyy.. Tidak mungkin.."

"aku senang karena aku punya teman hmm.. Walaupun kita baru bertemu seperti ini tapi nyatanya kita akrab.. Aku sangat senang.. Kalau begitu, aku akan sering berkunjung kesana, aku akan mengajakmu jalan-jalan.. Ibu hamil tidak boleh stres bukan? Aku akan menemanimu disana selama jungkook bekerja, aku berhenti dari dunia permodelan dan aku akan bosan jika diam dirumah"

"terserahlah.. Kau sedikit keras kepala nyonya jeon hahahaha"

Kini eunsang berada di appartemen han seulra, tunangan jungkook.

Eunsang menolak kuat ajakan yoongi, dan yoongi segera memberitau jungkook untuk menyembunyikan eunsang di villa miliknya di daegu, karena jungkook yang tiba-tiba ditelpon jimin untuk datang, maka jungkook terpaksa meminta tunanganya untuk membiarkan eunsang di appartemennya dan menemani eunsang dulu, seulra senang karena dia jarang mendapati tamu kerumahnya kalau selain jungkook.

...

Jimin menarik tangan yoongi dibandara, yoongi kaget dan menepis tangan jimin.

"apa-apaan kau?" tanya yoongi yang kesal karena ditarik tiba-tiba.

"dimana eunsang? Jungkook bilang dia ikut denganmu!"

"lihat sekelilingku, apa dia ada? Kau bahkan menarikku, sudah jelas aku berjalan sendiri, untuk apa kau mencari eunsang? Dia tidak menginginkanmu sama seperti kau yang tidak menginginkan anakmu sendiri!"

"bajingan!!! Kalian mempermainkanku?!" tanya jimin yang merasa sedang di permainkan jungkook dan yoongi.

"mempemainkanmu? Untuk apa? Tidk ada hubungannya denganku, jadi sana cari sendiri, dia yang memilih untuk pergi. Aku tidak ada waktu untuk ini, kau sngat menggangguku"

Yoongi pergi, dan jimin juga meninggalkan bandara, mencoba mencari wanitanya. Tanpa jejak dan tanpa arah, jimin masih mencarinya hingga tengah malam.

"kau sebenarnya dimana eunsang.." jimin berdialog sendiri, didalam mobil dan menghiraukan perutnya yang lapar.

...

"eunsang, semua bahan makanan dan susu juga vitamin untuk kandunganmu sudah aku bereskan.." ucap jungkook yang berada  didepan lemari es.

"jangan lupa untuk selalu mengingat apa kata dokter, kandunganmu masig sangat rentan.. Jadi banyak istirahat dan jangan banyak pikiran ya? Aku akan sering berkunjung kesini" seulra yang sedari tadi sibuk mengomeli eunsang.

"tidak usah sering berkunjung kesini.. Sangat jauh perjalanannya.. Kasian jika jungkook harus menjemputmu kemari" tolak eunsang.

"tidak apa-apa.. Semoga seulra juga bisa cepat hamil jadi aku juga ikut bahagia, lagipula kau tidak bisa ditinggal sendirian seharusnya" jelas jungkook.

"kalau begitu, kalian harus cepat pulang karena ini sudah malam.. Kalian berkunjunglah saat waktu senggang, tapi untuk sekarang fokuslah pada persiapan pernikahan kalian hmm"

"baiklah.. Kalau kau mengusir kami" Ketus seulra yang diakhiri tawa.

"hahahaha aku bercanda.. Aku dan jungkook pulang ya.. Hati-hatilah dirumah..  " lanjut seulra yang kemudian pamit bersama jungkook.

Kini eunsang sendirian dirumahnya, setelah kepulangan jungkook dan seulra beberapa saat lalu, eunsang kini terdiam. Melihat betapa senangnya seulra dengan jungkook yang begitu harmonis, bahkan jauh hari sebelum menikah mereka sudah menginginkan seorang anak.

'tidak ada harapan untukku, sudah cukup aku membuat banyak orang kerepotan.. Tidak ada harapan juga untukku hidup, bersama anakku?  Semakin kau tumbuh dalam perutku, aku akan semakin menyayangimu dan semakin ingin melihatmu lahir, aku tidak bisa membayangkan kehidupan seperti apa yang menunggu kita nanti, maaf sayang.. Semua ini salahku.. haruskah kita mati saja? Bukankah ini belum telambat untukku mati? ' -batin eunsang dengan tangannya yang mengelus perut rata miliknya.

.

.

.

Meet (jilid 11)
End

.

.

.

.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa jimin akan bertemu dengan eunsang? Sad or happy ending? Ayookkk review!!💜

.

.

.

Aku up lebih cepat berhubung imajinasi lagi lancar kkkk~

Budayakan vote dan comment yaaaaa readersssss♥️ boleh ditambahkan ke reading list atau perpustakaan pribadi kalian ya~

Maaf untuk segala kesalahan baik dalam pengetikan atau ejaan.
Thanku😘 see u on next chapter💕

Continue Reading

You'll Also Like

92.5K 8.9K 47
"Kehidupanku berubah seratus delapan puluh derajat, karna pria sialan itu, aku benci dirinya, aku benci dengan kepura- puraan ini, aku tidak ingin me...
2.5K 495 21
[Update setiap senin & kamis] "Bertemu dengan kau adalah suatu insiden yang sangat aku sukai." Start: 26 February 2024 Finish: ...? @Jwnodles2
4.8K 736 15
Sebuah kisah cinta antara Rosie dan Loey yang diawali dengan perjodohan kedua orang tua mereka
186K 4.3K 5
Ketika sepupu lelakimu begitu menggetarkan rahim ....