Pulang (Hanya tentang waktu s...

By Alqishthi

328K 21.3K 2.1K

Bisa apa aku? saat ku tau bagimu, cinta hanya sepotong rasa iba. More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh Tiga
Dua puluh empat
Info
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh Tujuh
Dua puluh Delapan
Dua puluh Sembilan
Tiga Puluh Satu
Tiga puluh Dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh Empat
Tiga puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga Puluh Sembilan
Intermezo
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
epilog
New Story
pre order
PO (Loveless)

Tiga Puluh

7.3K 469 33
By Alqishthi

Batuk yang Sam alami semakin parah. Ia bahkan di rumah sakit harus mengenakan masker. Cheryl masuk ke ruangan Sam dengan sedikit tergesa-gesa.

"Sam.. aku dengar kamu sakit?" Tanya Cheryl khawatir.

"Hanya batuk"

"Kamu pucat" ucap Cheryl. Cheryl menggapai tangan Sam.

"Sam badan mu panas.."

"Aku baik cheryl.."

"Jangan konyol..kamu udah sarapan?"

Sam menggeleng.

"Aku bawa sarapan.. kamu makan dulu ya" ucap Cheryl

"Engga usah cheryl."

"Udah makan..terlepas kamu ingin menghindari aku atau tidak. Aku tetap tidak mau kamu sakit. Jadi cepat makan" ucap Cheryl cemas.

Sam menatap cheryl sesaat.
"Cheryl.."

"Ssst.. aku tidak ingin mendengar apapun dari mu Sam. Kamu tau kan apa yang paling menyakiti hati ku? Melihat kamu sakit. Jadi kalau kamu ingin menghindari ku..hindari dengan cara yang benar" ucap Cheryl. Sam pun tak mengatakan apapun. Ia hanya menurut untuk memakan sandwich buatan cheryl dalam diam.

***
Cheryl berjalan dan tanpa sengaja bertemu dengan Revi.
Seperti biasa Revi membuang pandangannya dan terus berjalan. Namun cheryl menahan tangan Revi.

"Aku ingin bicara" ucap Cheryl

"Katakan"

"Jangan di sini"

"Aku sibuk.."

"Tolonglah..hati ku sangat tidak baik saat ini"pinta Cheryl

"Cerita saja pada Sam"

"Aku tidak bisa cerita padanya.." ucap Cheryl.

Revi melepaskan tangan Cheryl.

"Kalau begitu itu bukan urusan ku"

"Vi.." ucap cheryl

Revi mengabaikan Cheryl dan benar-benar pergi. Cheryl hanya dapat menatap Revi yang menjauh dengan air mata yang terjatuh. Ia hanya ingin bicara pada Revi. Meskipun hanya sekali. Harinya sunggu terasa buruk bagaimana tidak, tadi dengan khawatir nya Ia datang keruangan Sam untuk mengajaknya makan siang namun Sam tak di sana. Sam memilih untuk ke lantai 7, lantai dimana istrinya lagi. In the end dia yang akan di buang lagi.

***
Sam menghampiri meja Ranna. Tentu saja banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka.

"Hei.." sapa sam

"Hei..Sam. ada apa?" Tanya Ranna. Sam menggeleng.

"Kamu sudah makan siang?" Tanya Sam. Ranna menggeleng.

"Belum.. ini aku mau makan sama yang lain. Sama Nathan juga.. dia bilang dia libur hari ini tapi karna tidak ada yang menggantikan dia harus masuk. Aku pikir kamu harus menambah dokter jaga sam" ucap Ranna.

Sam mengangguk.
"Akan aku katakan nanti"

"Baguslah, aku istirahat dulu ya..kamu makan siang dengan Cheryl dan Revi kan?" Tanya Ranna. Sam mengangguk.

"Good.. bye sam" ucap Ranna dan meninggalkan Sam.
Sam tertawa miris. Ia menertawakan dirinya sendiri. Kalau Ia akan makan dengan cheryl ataupun Revi dia tak akan datang ke sini untuk bertemu Ranna.

***
Sam keluar dari lift dan mendapati cheryl duduk tak jauh dari sana. Cheryl tersenyum dan mendekat pada Sam.

"Mau makan siang dimana?"

Sam menatap cheryl sesaat.

"Ranna sudah keluar makan dengan beberapa temannya dan Nathan." Ucap Cheryl.

"Kamu menunggu ku?"

Cheryl mengangguk.

"Barangkali kamu tidak berhasil untuk sekedar mengajak istri mu sendiri makan siang"

Sam mengangguk dan tersenyum pilu.
"Menyedihkan bukan?"

Cheryl mengangguk dan tersenyum.

"Sudah-sudah ayo makan" ucap Cheryl dan menggandeng tangan Sam.
Dan lagi-lagi Revi harus menyaksikan hal yang menyakitkan untuknya itu.

***
Cheryl menyenggol lengan Sam.
"Sudah makan.." ucap cheryl.

"Perutku tidak enak"

"Apa hati mu?" Tanya Cheryl.

"Tidak.. Benar-benar perut ku"

"Tetap kamu harus makan" ucap Cheryl.

"Cheryl.."

"Hmm?"

"Aku.."

"Kenapa Sam?"

"Aku pikir aku tidak bisa melepaskan Ranna.."

Cheryl tersenyum Ia menggenggam tangan sam.

"kamu mencintainya?" Tanya Cheryl.

"Aku tidak tau.. aku hanya.."

"Tidak ingin menggantinya?"

Sam mengangguk. Cheryl tersenyum lagi.

"Kalau gitu jangan lepaskan.."

"Lalu bagaimana dengan mu?"

"Aku? Memang aku akan seperti apa? Aku akan tetap di sini sam. Entah sebagai sahabat mu atau kekasih mu"

"Tapi aku menyakiti mu"

"Aku tidak bisa bilang tidak. Tapi tidak apa. Mungkin ini karma untuk ku. Karna aku sudah menyakiti Revi"

"Revi masih tidak mau bicara sama kamu?"

Cheryl mengangguk.

"Aku merindukannya.. sangat"

Sam mengangguk.

"Aku juga" ucap sam.

Sam menatap Cheryl yang kini memakan puding coklatnya.

"Kamu benar-benar akan baik-baik saja?" Tanya Sam

Cheryl mengangguk.

"Yang perlu kamu khawatirkan bukan aku.. tapi Nathan sam. Ranna sudah begitu berketergantungan dengan Nathan" ucap Cheryl.

Sam mengangguk nengerti.

"Thanks cheryl.."

"Ah sudah.. jangan bilang begitu aku ingin menangis mendegarnya. Sudah ayo makan" ucap cheryl. Sam pun mengangguk setuju.

***
Ranna berlari dengan wajah ceria. Ia melambaikan tangannya. Sam ikut tersenyum dan akan melambaikan tangannya kalau saja Ranna tak berlari pada Nathan.

"Nat..." Pekiknya. Lalu mengenggam kedua tangan Nathan.

"Foto kita sudah di pasang.. di depan" ucap Ranna gembira. Ia sangat gembira bagaimana tidak jika Ia menyampaikan kabarnya dengan melompat-lompat.

"Biasa saja..biasa saja" ucap Nathan. Ranna menggeleng.

"Ini tidak bisa biasa ayo kita lihat" ucap Ranna dan menarik tangan Nathan pergi.

Sam memandang kaku ke arah mereka berdua. Senyumnya tentu memudar. Rasa sakit tiba-tiba saja menjalar ke seluruh tubuhnya. Tidak bukan karna Ranna menggandeng nathan. Ia sudah mulai terbiasa dengan itu, bukan pula karna Nathan yang menjadi prioritasnya sam juga terbiasa seperti itu. Tapi karna tawa Ranna. Sam bahkan lupa kapan terakhir membuat Ranna bersorak sebanyak itu.

Cheryl menyentuh tangan Sam. Membuat Sam sadar dari lamunannya. Cheryl menggenggamnya.

"Are you oke?" Tanya Cheryl lembut. Sam kembali menatap Cheryl. Ia paling suka saat cheryl seperti ini. Ia suka saat cheryl dengan lembut menanyakan keadaanya. Ia sangat suka saat Cheryl menjadi air dingin bagi hubungannya dan Ranna yang panas. Ia paling suka itu dulu. Iya dulu karna sekarang Ia tidak butuh air dingin untuk hubungannya yang nyaris beku. Sam melepaskan tangan Cheryl.

"Aku kunjugan pasien dulu" ucap Sam dan pergi. Cheryl sebisa mungkin tersenyum dan mengangguk.

"Aku juga mau ke ruangan ku" ucap Cheryl dan dengan senyum yang ia paksakan Ia melambaikan tangannya lalu pergi.

***
Nathan dan Ranna semakin dekat saja, sejak proyek diesnatalies mereka itu. Nathan benar-benar menghabiskan waktunya di sanggar itu sebanyak yang Ia bisa. Bu Diah tentu saja dengan senang hati menyambut Nathan dan Ranna di sana. Terkadang Nathan mengurung dirinya di ruangan musik berjam-jam. Atau seperti saat ini. Nathan sedang menunjukan aksi dancenya. Nathan memadukan beberapa gerakan modern dan tradisional yang tentu saja memukau banyak murid-murid di sana. Seakan tak ingin kehilangan moment ini Ranna terus mengambil foto ataupun Video Nathan yang berikutnya akan Ia lihat sepanjang malamnya. Begitupun dengan malam ini. Ranna sedang menatap layar laptopnya dan tertawa sendiri. Mengabaikan Sam yang terus terbatuk, tentu saja karna Ranna menggunakan headset sehingga tak bisa mendengar Sam.
Ranna menoleh kepada Sam saat Ia membaca pesan masuk di ponselnya yang tak lain adalah dari Sam. Ranna melepaskan headfreenya.

"Kamu belum tidur?" Tanya Ranna. Sam mengangguk.

"Kamu tidurlah ini sudah jam 1"

"Duluan saja. Aku masih ada deadline. Kamu butuh sesuatu?" ucap Ranna. Sam menggeleng.

"Oke" ucap Ranna dan berbalik menatap laptopnya.

Sam menarik bed covernya dan meringkuk di dalam sana. Ia terus menerus terbatuk sesekali Ia mengusap dadanya.

***
Seperti pagi-pagi biasanya Ranna sudah rapi lebih dulu.

"Sam kamu ngga kerja? Kamu ngga ada rapat atau jadwal operasi?" Tanya Ranna.

"Kamu berangkat saja" ucap Sam. Ranna mengangguk dan ia mengambil tasnya lalu meninggalkan Sam.

"Aku tidak sempat membuat Sarapan...maaf ya sam. Aku berangkat"

Ranna tak ke rumah sakit, Ia memilih menemui Nathan di sanggar. Ya lagi pula memang kerjaanya pun ada disana. Memastikan bahwa semuanya sesuai dengan apa yang dia expetasikan. Ranna datang membawa banyak makanan yang langsung di sambut meriah.

"Mana anak itu?"

"Sedang melatih dance.. sepertinya baru selesai" ucap Ibu Diah dan mengantarkan Ranna ke ruangan Nathan. Natham terlihat berkeringat namun tak mengurangi sedikit pun ketampanannya.

"Hei! Kamu di tunggu pasien mu"

"Aku libur hari ini, esok dan lusa. Aku ambil izin 3 hari" ucap Nathan dan mengeringkan peluhnya dengan handuk

"Bisa gitu ya? Enak sekali" cibir Ranna. Nathan mengangguk.

"Toh aku jarang mengambil libir ku. Angga saja aku sedang liburan" ucap Nathan.

"Ya..ya terlihat sekali kamu terhibur" ucap Ranna dan mendorong botol minum kedap udara yang berisi Chococino dingin kesukaan Nathan. Nathan tersenyum dan mengambilnya.

"Thanks Aira"

"Dance mu bagus juga"

"Sudah aku katakan aku baik dalam segala hal berbau seni. Termasuk..seni meluluhkan hati" ucap Nathan. Ia menundukan kepalanya dan berbisik pada telinga Ranna.

"Hatimu terutama" bisiknya.

Ranna menoleh dan tanpa sengaja menurut Ranna, atau sengaja menurut Nathan pipi Ranna mengenai bibir Nathan.

"Oops" ucap Nathan dan mengedipkan satu matanya lalu berjalan mendahului Ranna dengan senyum menggodanya.

Sejenak Ranna memaku di tampatnya. Harusnya ia menampar Nathan. Atau memarahinya namun Ia sendiri tak tau mengapa Ia sama sekali tak dapat mengatakan apapun.

"Hei ..Aira.. dance with me? Please" pinta Nathan dan Nathan pun menyalakan musik satu lagu yang di nyanyikan ulang oleh bunga citra lestari berjudul aku wanita.

Ranna berbalik menatap Nathan. Masih dengan jantung yang berdegup kencang. Seketika rambut lepek berkeringat Nathan menjadi begitu mempesona untuk Ranna.

"Ayo" ucap Nathan dan mengulurkan tangannya.

"Aku tidak bisa"

"Bisa.. kamu sudah pernah melihatnya.. aku berlatih dengan Vania" ucap Nathan. Ya, lagu ini memang sering Nathan pakai untuk melakukan dance pasangan bersama salah satu anak sanggar bersama Vina.

Nathan menarik tangan Ranna hingga tubuh Ranna menabrak tubuhnya.

"Aku tidak bisa"

"Bisa" ucap Nathan dan mulai melakukan gerakannya. Meskipum tak sempurna Ranna mengikutinya. Perlahan namun pasta Ranna mulai larut dalam kesenangan barunya itu. Bahkan Ranna meminta mengulang lagu itu berkali-kali hingga Ranna dapat melakukannya dengan benar dan sempurna. Sesekali mereka tertawa, saat menurut Ranna gerakan mereka terlalu dekat. Atau saat ada gerakan yang sulit di lakukan Ranna. Karna Ranna yang masih cukup gemuk.

"Ku harap dia merasa yang..aku rasa" nyanyi Ranna sekaligus mengakhiri Dance ke 9 kali mereka. Dance itu berakhir pada gerakan Ranna yang memeluk leher Nathan. Mereka berdua tersenyum dan tertawa.

"Wah.. aku bisa kan.. keren kan? Sepertinya aku berbakat juga" ucap Ranna riang tak lupa dengan lompat-lompatnya. Nathan memperlebar senyumannya.

"Ayo sekali lagi.." ucap Ranna dan akan menghidupkan musiknya namun tanganya lebih dulu di tangkap oleh Nathan. Nathan menariknya namun kini lebih lembut hingga Ranna berada sangat dekat dengan Nathan. Nathan merengkuh pinggang Ranna.

"Ada apa?" Tanya Ranna canggung. Nathan tak mengatakan apapun. Ia hanya tersenyum lalu melepas rengkuhannya. Tangannya Ia gunakan untuk mengikat satu tinggi rambut Ranna.

"Seperti ini saja.. cantik. Sesuai umur mu" ucap Nathan dan mengusap kedua pundak Ranna.

Ranna tersipu malu.

"Apa aku benar-benar cantik?"

"Apa aku pernah berbohong?"

Ranna menggeleng dan mengulum senyumnya.

"Apa aku sudah pernah bilang kamu punya bentuk Rahang dan leher yang cantik juga?" Tanya Nathan dan jarinya Ia gunakan untuk menyentuh rahang Ranna. Dengan satu jarinya Nathan mengangkat dagu Ranna agar wajah Ranna menatap ke arahnya. Ranna menatap Nathan antara canggung dan bingung.

"Aira.. Aku ..aku pikir aku menyukai mu. Tidak, bukan menyukai mu. Aku mencintai mu" ucap Nathan.

Ranna menatap Nathan tak percaya.

"Aku tau ini konyol.. tapi aku tidak bisa memilih pada siapa aku akan jatuh cinta"

"Nath.. aku .."

"Aku tau kamu sudah menikah. Aku tau kamu mencintai Sam. Aku tau dan aku tidak meminta balasan mu.. aku hanya ingin bertanya satu hal.. yang aku mau kamu jawab ini."

"Apa?"tanya Ranna tanpa melepaskan sedikit pun tatapannya dari mata Nathan.

"Lihat mata ku lebih dalam saat menjawabnya."pinta Nathan

Ranna pun melakukannya.

"Nath.."

"Kalau saja.. kamu bukan istri sam.. kalau saja kita di pertemukan dan kamu masih sendiri. Mungkinkah kamu juga akan mencintai ku? Mungkinkah apa yang kita jalani ini berarti lebih untuk mu?"

"Nath...aku tidak.."

"Kamu tidak akan pernah jatuh hati pada ku. Meskipun aku datang sebelum Sam menjadi suami mu?"

Ranna terdiam, matanya kembali berkaca-kaca. Hatinya terasa sakit, menatap mata Nathan yang juga penuh pengharapan kepadanya.

"Jawab aku Aira.. sekali saja. Apa mungkin kamu akan mencintai ku? Jika Sam bukan suami mu?"

Ranna benar-benar tak tau harus mengatakan apa. Lidahnya terasa kelu. Hatinya tak menentu. Benar Ia istri Sam. Pertanyaan Nathan mengingatkan dirinya dimana Ia harus nya berada sekarang.

"Aira.."

Ranna mau akan menjawab namun dering ponsel mengintrupsi kegiatan mereka. Ranna akan mengambilnya namun Nathan menahannya.

"Jawab aku dulu Ranna."

Ranna kembali menimbang-nimbang. Namun ponselnya benar-benar tak mau berhenti. Ranna pun memilih mengambil ponselnya. Tertera nama Mama disana yang artinya adalah panggilan dari mertuanya.

***
Hai...hai.. nih nih inces up yupss.. bukannya gak mau rajin up. Tapi aku lagi pulkam, susah signal and di rumah yang bantu-bantu lagi libur.. jadi harus ikut bantu-bantuin momsky biar engga di omelin hahah..

Vote and commentnya please..

Continue Reading

You'll Also Like

604K 51.1K 34
Menjadi janda di umur 20 tahun, membuat Riyuna harus pandai-pandai menata hidup dan hatinya. Ia akui ini bukanlah perkara yang mudah. Bukan ditinggal...
326K 22.8K 45
"Ada yang salah dengan kepala mu! Berhentilah sebelum semuanya semakin parah!"
3.5M 27.5K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
950K 88.1K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...