Fisika Vs Bahasa Inggris [COM...

By LavenderVio

89.3K 4.9K 315

Ini tentang seorang gadis penyuka Fisika namun tidak suka dengan Bhs. Inggris. dia adalah Aileen Aurelia Gri... More

Prolog
Guru Bhs. Inggris enggak masuk
Ulangan Fisika
Pretended to be serious,but caught
Go Home Whit Devan
Cakra Lagi!
Ulangan Bhs.Inggris
Ketika semuanya teringat kembali
Untuk Aileen
When He Came Back With Memories Of That
Pelajaran Olahraga
Afandra !!!
Hukum Kekekalan Energi
Debat Bhs. Ingris
Philosophie Naturalis Principian Mathematica
Memories
Lebih Dekat
Ledakan besar!
Hukum Gravitasi Newton
Awal dari semuanya
Awal Dari Semuanya #2
Dating a Double
Matahari dan Bintang mencari bulan.
Terungkap !!!
Mencari Aileen
Ada Apa Dengan Cakra !!!
Museum Naruto
With You
Santai Tanpa Perdebatan
Memulai Atau memutuskan
Bolos
Keputusan
Double date (2)
Pengakuan
Sayang kalian!!!
syuka!! wkwk
10th February
Ketemu Aileen dan Cakra

END

1.7K 83 13
By LavenderVio

Bab 34

Hujan, entah kenapa hujan turun padahal beberapa menit yang lalu sangat cerah. Dan hujan inilah yang mengusir keramaian jalan di kota, seketika semuanya terasa senyam hanya suara rintihan hujan yang merasuki setiap telinga.

Cakra. Pria itu sendari tadi duduk di sebuah kuris di taman. Hujan sama sekali tak membuatnya meninggalkan tempatnya. Semua pakaiannya basah. Begitupun dengan matanya yang ikut basah oleh air mata.

Sejam yang lalu Cakra mengantar Aileen ke rumahnya. Dan itu tidak ada masalah, mereka sama sekali tidak bertengkar, namun setelah meninggalkan rumah Aileen, di jarak sekitar 3 kilometer, mata Aileen langsung menangkap sosok wanita paru baya yang berdiri tak jauh dari hadapannya.

Wanita dengan penampilan kusut, rambut yang entah kapan terakhir kali di sisir dengan baik, baju yang juga entah kapan di ganti dan beberapa luka memar di sekujur tubuhnya. Kaki yang berjalan tanpa alas menahan panasnya aspal di saat matahari terik. Wanita itu berjalan uring-uringan, tak peduli orang lain menabrak bahunya bahkan sampai ia terjadi. Mata terus saja menatap

Air mata Cakra menetes, kondisi wanita di hadapannya ini memang benar-benar memprihatinkan. "Bunda!" satu kata yang mampu membuat Cakra menangis sejadinya. Yah, wanita dengan penampilan kusut itu adalah bunda Cakra yang hilang entah kemana.

Penglihatan Cakra agak terganggu dengan rintihan hujan, namun ia masih sangat yakin jika wanita yag berada tak jauh dari hadapannya ini memang orang yang telah lama ia cari. Wanita yang meninggalkannya tanpa sebab atau mungkin ada hanya saja Cakra tidak tahu.

"Bunda?" satu kata yang membuat wanita paru baya itu mendongkak menatap sumbers uara yang tertangkap oleh telinganya.

"Ca..Cakra?" senyumnya langsung mengembang, tentu saja. Anak yang sangat ia rinduka kini tepat berada di hadapannya. Tanpa menunggu lagi, Adelina langsung berlari untuk memeluk Cakra.

"Cakra," Cakra memejamkan matanya merasakan pelukan seorang ibu yang telah lama ia rindukan. Hujan adalah saksi bisu kepergian Bundanya namun Hujanlah yang kembali menjadi saksi pertemuan keduanya.

Cakra menarik senyuman, ia sangat bahagia.

***

"Jangan pergi lagi, ku mohon," ucap Cakra

Adelina tersenyum tipis, "Kenapa kamu masih mau menerima Bunda? Bunda sudah meninggalkan kamu tanpa memikirkan kamu, Bunda bahkan sangat malu untuk bertemu dengan mu," kata Adelina

Cakra menggeleng, "Cakra lupa tentang kejadian itu, yang Cakra tahu hanya ketika Bunda tersenyum kepadaku ketika aku melakukan kesalahan, ketika Bunda bermain denganku,"

Lagi-lagi Adelina tersenyum melihat putranya, "Maaf." Cakra langsung menarik Adelina ke dalam pelukannya, "Jangan pergi lagi, Cakra sayang sama Bunda."

Adelina kemudian menarik nafas panjang dan menghempaskannya. "Oke, sekarang kita mulai hidup baru, tapi sebelum itu bunda mau nanya sama kamu,"

Kening Cakra mengerut, "Kamu sudah punya pacar? Atau orang yang kamu sayang dan tentunya selain bunda?" pertanyaan sensitive itu tentu membuat Cakra terheran. Bukankah terlalu dini bertanya hal seperti itu apalagi di saat pertemuan mereka.

"Astaga, bunda ini apa-apaan sih, "

" Sepertinya kamu sedang menyukai seseorang tapi belum memberitahunya, bukan?" kata Adelina, tentu saja hanya dirinya yang mamou memahami Cakra. Melihat bagaimana ekpresi Cakra saat dirinya bertanya seperti itu.

"Sepertinya Bunda lelah, sebaiknya bunda tidur saja di dalam, Cakra ada urusan," katanya.

Adelina memlih menuruti Cakra, sepertinya memang belum saatnya ia bertanya hal seperti itu. Mungkin lain kali ia akan bertanya. Dan tentu saja satu pertanyaan itu membuat Adelina tahu satu hal jika memang Cakra menyukai seseorang.

"Oh sepertinya kamu benar, Bunda akan tidur di dalam. Kamu bisa pergi menemui gadis itu dan katakana semua perasaanmu sebelum nanti dia di ambil orang." Kata Adelina sambil tertawa sementara Cakra terlihat malu mendengarnya.

***

"Van? Tunggu! Kamu ini aneh yah?" teriak Devan

Sementara gadi manis yang sendari tadi berjalan cepat berusaha agar pria yang bernama Devan ini tidak menyusulnya.

"Vanila!" lagi-lagi Devan berteriak memanggil nama itu namun Vanila sama sekali tidak peduli, ia masih sibuk berjalan cepat untuk menjauhi Devan.

"Astaga!!" akhirnya Devan menyerah, pria itu langsung berlari dengan cepat untuk menghampiri Vanila. Karena memang gadis itu sepertinya tidak akan berhenti keculia tangan Devan sendiri yang membuatnya berhenti.

"Lo harusnya jawab dulu baru pergi!" kata Devan setelah berhasil menarik tangan Vanila

Vanila diam sambil menunduk, "Ayolah Vanila, kamu terlihat aneh, kalau mau nolak gue nggak papa tapi ku mohon bilang, jangan hanya pergi gitu aja, gue bingung,"

Namun sayang, Vanila masih diam, dan tentu saja dengan keadaan menunduk. Devan frustasi dengan sikap aneh Vanila. Sepertinya Devan memang benar, Vanila itu lebih sulit di tebak daripada Aileen.

"Van? Mau sampai kapan lo mau nunduk kayak gitu ha?"

Akhirnya Vanila mengangkat wajahnya dan menatap Devan. "Dasar bodoh!" dua kata yang di keluarkan Vanila langsung membuat Devan terheran.

"Apa ucapan gue di café itu belum cukup sebagai jawaban, huh?" kedua bola mata Devan membulat sempurna.

"Terus kenapa lo pergi gitu aja tadi?" tanya Devan

"Karena gue malu," kata Vanila kembali menunduk. Tawa Devan langusung pecah begitu saja. "Gue nggak nyangka lo ternyata bisa malu juga," kata Devan di sela-sela tawanya. Sementara Vanila langsung menginjak kaki Devan dengan keras hingga membuat sang pemilik berteriak kesakitan dan kemudian hendak meninggalkan Devan. Namun dengan sigap Devan menarik lengah Vanila dan memeluk gadis itu.

"Udah, acara kejar-kejarannya cukup." Kata Devan

***

Aileen kini tengah duduk di bawah pohon lebat. Dari tadi mulutnya terus saja mengumpat yang di tujukan untuk pria berwujud tembok cina itu. Sudah satu jam dari waktu yang di janjikan, tapi Cakra masih tak menunjukkan batang hidungnya.

"Dasar tembok cina sialan, kalau tau dia bohong, ku jadikan sambalado dia," guman Aileen.

Aileen kemudian meraih ponselnya, tentunya untuk menghubungi Cakra. Sendari tadi pria itu tak membalas pesannya. Bahkan panggilannya pun di matikan oleh pria itu. Mungkin setelah kedatangan Cakra, Aileen akan membunuh pria itu.

"Astaga.. di matiin lagi,"

"Kalau lima menit lagi dia tidak muncul gue bakalan pulang." Kata Aileen.

Tak sampai lima menit, Cakra sudah berada tak jauh dari hadapan Aileen. Sambil membawa sebuket bunga yang di dominasi warna ungu. Aileen tersenyum, belum pernah Aileen melihat Cakra sekeren itu terlebih dengan senyuman bahagian yang terus di perlihatkan untuknya.

"Aileennnn!!!" itu suara Cakra yang berteriak di seberang jalan.

Aileen bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kearah Cakra. Namun senyum Aileen memudar begitu melihat sebuah mobil melaju sangat cepat menuju arah Cakra. Sementara pria itu sama sekali tidak melihat apa yang sedang melaju kearahnya. Cakra masih fokus kepada Aileen.

"Oh tidak!" dan setelah itu Aileen berlari mendorong Cakra dan membiarkan tubuhnya terhempas mobil. Tubuh Aileen melayang kemudian terhempas dengan kasar di aspal yang dingin. Darah segar Aileen seketika memenuhi jalan itu.

Kemeja putih yang di gunakan Aileen langsung berubah warna menjadi merah. Rambut yang di ikat rapih seketika menjadi berantakan. Wajah manis yang selalu membuat Cakra tersenyum kini di penuhi darah.

Dan seketika itu juga Aileen menutup matanya tanpa sempat mengatakan apa-apa.

"Aileeennn!!" sekali lagi Cakra berteriak untuk nama yang sama namun dengan suasana hati yang berbeda. Tadinya Cakra ingin mengatakan perasaanya kepada gadis ini namun lihat apa yang terjadi. Semuanya hancur, bunga berwana violet yang tersusun rapih kini terjatuh tepat disamping tubuh Aileen namun dengan keadaan berantakan.

Dengan Cepat Cakra menghampiri tubuh Aileen yang entah masih bernyawa atau tidak, namun Cakra berharap gadis itu masih di sini tidak pergi meninggalkan. "Leen! Buka mata kamu Aileen, jangan kayak gini," pekik Cakra namun sayang Aileen masih setia menutup matanya.

Dan kini Cakra terlambat, terlambat untuk mengatakan semuanya. Seketika hujan turun sangat deras. Lagi-lagi hujan menjadi saksi bisu atas kepergian orang yang sangat Cakra sayangi.

END

Semoga... Kalian tidak kecewa dengan endingnya yah..., endingnya ini sudah saya pikirkan matang-matang, oh iya, saya juga udah nyiapin cerita lain yang akan saya upload sebentar lagi.

Continue Reading

You'll Also Like

458K 16.8K 31
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
33K 290 7
Cerita ini menceritakan tentang lagu Edcoustic - Sebiru hari ini Sebiru hari ini...... Birunya bagai langit terang benderang Sebiru hari kita bersama...
93.7K 4.1K 198
STOP. BERHENTI. Apakah kamu mau masuk Surga atau Neraka ? ✔ Baca buku ini untuk merubah hidupmu untuk hidup suci ( Kelakuan, pikiran dan hati ) di ha...
7.8K 87 11
Kisah persahabatan enam orang sahabat, dan perjuangan mereka, sejak SMA hingga perjuangan mencapai kesuksesan. Enam orang sahabat dengan berbagai kar...