Fighter [SingtoxKrist]

By RockNaa

175K 17.1K 1.5K

Sepuluh tahun lalu bagi Krist, Singto hanyalah bocah ingusan yang tidak tahu apa-apa. Penolakan menyakitkan... More

Prolog
1. Around You
2. When I See You
3. Evil
4. 24 Detik
5. Kill Me
6. Space
7. Fire [17+]
8. Softly
9. Dream
11. Nightmare
12. Dandelion [17+]
13. Appear
14. Scenario [17+]
15. Pressure
16. Grey
17. Doubt
18. Moonlight
19. The Truth Untold
Epilog
Pengumuman

10. Vital

6.8K 746 73
By RockNaa

Anyway mungkin ini bakal jadi part yang membosankan karena ngebahas masalalu Singto. But ini juga jadi chapter paling penting. So enjoy guys~ muah! 💋

Saat itu usia Singto baru tujuh tahun ketika mimpi buruknya datang. Singto kecil memang bergelimang harta, ia berasal dari keluarga kaya raya. Singto tidak pernah kekurangan apapun dalam hidupnya. Apa yang ia mau pasti akan terwujud. Hanya saja ia tumbuh ditengah keluarga yang tidak harmonis. Orangtuanya sering cekcok dan saling pukul didepan matanya. Usia Singto terbilang masih sangat belia untuk memahami permasalahan rumit kedua orangtuanya.

Singto tidak memiliki teman, karena dia dianggap aneh sebab terlalu pendiam. Singto juga sering dibully. Ia dianggap loser. Tapi Singto tetaplah Singto, ia hanya fokus pada dunianya sendiri.

Hingga hari itu datang. Singto membunuh kelinci kesayangannya. Kelinci berbulu putih itu tewas dengan isi perut berurai dan kepala yang terpenggal. Awalnya Singto tertawa senang ketika membunuh kelinci itu, seolah ia mendapat hiburan. Namun sesaat setelah melihat kelincinya tak bergerak, Singto menangis dan merasa menyesal.

Orangtuanya pikir kelinci Singto mati karena anak-anak nakal yang memang sering menjahili Singto. Insiden itu terlupakan begitu saja.

Namun tak berselang lama. Singto membunuh anjing tetangganya yang hendak menggigitnya. Anjing itu digantungnya diatas pohon, ia menusuk-nusuk perut anjing berbulu cokelat itu hingga tewas. Singto tertawa senang. Tapi kemudian dia menangis karena menyesal. Singto mengatakan pada orangtuanya jika anak-anak nakal itu memaksanya melihat pembunuhan anjing tersebut. Orangtuanya percaya, meski sedikit ragu dengan kesaksian Singto.

Tapi Singto semakin berani. Hewan seolah tidak memuaskan hasrat membunuhnya. Kini teman sekelasnya menjadi korban. Singto nekat menusuk mata temannya sampai buta, hanya karena temannya menyentuh robot miliknya. Singto tidak senang apa yang jadi miliknya disentuh oranglain. Orangtuanya membungkam mulut keluarga anak itu, berharap mereka tak membocorkannya ke media dan melaporkan Singto ke polisi.

Orangtuanya sadar, Singto memiliki sisi kelam dan menyeramkan dalam dirinya. Mereka mengirim Singto ke rumah sakit jiwa di daerah terpencil. Berharap dengan begitu kondisi kejiwaan putranya akan membaik.

Singto begitu manis dan pendiam. Ia tidak pernah membuat masalah dan berhasil meluluhkan para dokter. Membyat mereka semua percaya bahwa Singto tidak bermasalah. Di bulan keenam Singto akhirnya bebas. Ia dinyatakan sembuh.

Perubahan Singto memang terasa. Dia tak menyakiti siapapun dan bersikap manis. Orangtuanya tentu lega dengan perubahan putra mereka.

Sayangnya semua tak bertahan lama. Singto mulai sering melukai saudara sepupunya. Ia sering merebut boneka sepupu perempuannya dan membantai habis boneka itu. Singto juga sering membunuh hewan disekelilingnya.

Singto akan marah pada siapapun yang mencoba mendekatinya. Singto akan menggigit dan memukul mereka semua.

Orangtuanya merasa bahwa Singto 'cacat' mereka jelas malu memiliki anak seperti Singto. Tapi Singto sama sekali tak perduli. Ia tak mau ambil pusing dengan semua tekanan dari orangtuanya. Singto hanya akan terus berbicara dengan robot hitam yang diberi nama Ai'Oon. Jika siapapun menyentuh Ai'Oon, Singto akan benar-benar kalap.

Puncaknya, Singto mendorong temannya ketengah jalan. Membuat teman sekelasnya tewas tertabrak mobil. Singto tertawa, namun kemudian menangis. Ia bersaksi bahwa dirinya sedang bercanda dengan temannya itu dan temannya tak melihat jalan. Orangtuanya lagi-lagi mengeluarkan uang cukup banyak sebagai tanda 'damai'.

Mereka tahu Singto sengaja melakukannya. Karena mereka melihat Ai'Oon sudah rusak. Sepertinya anak itu merusak Ai'Oon.

Rumah tangga kedua orangtuanya hancur. Mereka saling menyalahkan atas peristiwa ini. Saling menuduh bahwa salah satunya adalah dalang dibalik sikap mengerikan Singto.

Ketika ulangtahunnya ke tujuh tahun, Singto melihat ayahnya menusuk dada ibunya dengan pisau. Ayahnya sama sepertinya, ia menangis setelah membunuh ibunya.

Singto melihat tubuh ibunya terbujur kaku ditengah genangan darah.

Singto mendekati ayahnya dan mengatakan :

"Apa ayah ingin menyusul ibu? Aku akan membantu ayah." Singto mencabut pisau dari dada ibunya. Ayahnya kalap. Ia memukul kepala Singto dengan vas bunga.

Singto jatuh pingsan dengan kepala mengucurkan darah. Ayahnya panik dan merasa bersalah. Ia menggantung dirinya tepat diatas tubuh ibunya. Mata pria itu melotot dengan lidah terjulur. Cukup menjelaskan betapa menyakitkan kematian yang dihadapinya.

Seminggu kemudian Singto sadar dari koma-nya. Ia tak kaget ketika pamannya, Nat mengatakan bahwa orangtuanya telah tewas. Nat akhirnya mengadopsi Singto. Merawat Singto selayaknya anak sendiri. Nat adalah pemilik bar dan kashino terbesar di dunia.

Tapi Nat tahu bahwa Singto itu berbahaya. Ia mulai menucuci otak anak itu. Setiap hari Singto harus merasakan tubuhnya diikat, ia dipukuli, dan diguyur air. Ketika kesadarannya menipis Singto mendengar suara musik tenang mengalun. Nat akan membisikkan ditelinganya bahwa ia tak boleh membunuh. Membisikkan bahwa Singto harus menjadi anak manis dan ceria.

Singto memenuni ekspektasi Nat. Ia tak pernah berulah lagi. Singto bagai komputer yang sudah diprogram ulang. Nat semakin menyayangi anak angkatnya itu. Apapun yang Singto inginkan akan Nat kabulkan. Singto menjadi anak yang berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Ini adalah keberhasilan terbesar Nat.

Hari berlalu, usia Singto menginjak 14 tahun ketika Nat mengajaknya berkunjung ke lingkungan kumuh. Menonton pertandingan pertarungan jalanan. Disanalah pertama kalinya Singto bertemu Krist.

Krist yang berusia 19 tahun dan Singto yang berusia 14 tahun. Krist sangat baik, ia asyik diajak bicara dan menyenangkan. Krist tidak akan menolak ketika Singto mengajaknya berkeliling atau sekedar menemani Singto makan es krim.

Nat cukup dekat dengan Krist. Jadi tidak ada alasan bagi Singto untuk merasa canggung.

Krist menganggap Singto selayaknya adiknya sendiri. Singto manis dan ceria. Ia juga begitu naif. Membuat Krist gemas dan selalu ingin melindunginya.

Satu tahun perkenalan mereka, Singto sadar bahwa ia menyukai Krist. Ia menginginkan Krist. Dengan segenap keberaniannya Singto menyatakan perasaannya. Tapi Singto harus menelan kekecewaan ketika Krist menolaknya dengan kasar. Meninggalkan jejak luka yang menganga di hati pemuda itu.

Singto marah dan merasa tidak terima. Ia menantang dirinya sendiri bahwa ia akan membuktikan pada Krist, dirinya tidak bisa diremehkan. Sisi iblis Singto yang terkubur dalam mulai timbul kembali.

Nat meninggal dalam kecelakaan pesawat. Bisnis bar dan kashino pria itu mengalami kemunduran. Masa kelam Singto telah tiba. Perebutan warisan membuatnya tercekik, padahal sudah jelas bahwa ia mewarisi seluruh kekayaan Nat. Hanya saja saudaranya sangat serakah. Mereka menyusun rencana untuk melenyapkan Singto

Tapi terkadang keinginan tak sejalan dengan kenyataan bukan? Ketua organisasi pembunuh bayaran malah menginginka Singto bergabung dengannya. Knott tahu bahwa Singto memiliki potensi, ia bisa melihatnya.

Knott membujuk Singto untuk bergabung dengan organisasinya. Singto saat itu tanpa pikir panjang mengiyakan. Jiwa iblisnya benar-benar tak bisa dikendalikan lagi, jadi Singto merasa bahwa ini adalah tempat yang cocok untuknya.

Disini Singto berkenalan dengan gadis bernama Jan, seorang gadis kecil yang kabur dari tempat pelacuran. Jan bercerita sejak usianya delapan tahun ia sudah dijual ke pria hidung belang. Singto merasa sedikit iba. Keduanya akhirnya berteman. Jan adalah gadis yang cerdas dan jenius. Ia menjadi anggota perempuan pertama yang diterima diterima Knott dengan tangan terbuka.

Singto melewati pelatihan yang melelahkan dan menyakitkan. Knott selalu memberi batasan waktu dua puluh empat detik dalam setiap kegiatannya. Hal ini membentuk Singto menjadi sosok yang cekatan, cerdas, dan dingin.

Singto yang manis dan ceria sudah tidak ada lagi.

Anggota bertambah. Dua anak sepantaran dengan Singto menjadi temannya. Liu dan Bright.

Bright adalah anak juru masak markas, bocah yang tidak pernah serius itu selalu ingin menjadi pilot.

Liu adalah anak buangan yang berasal dari China. Ia sangat bersemangat dan ceria. Liu benar-benar terobsesi pada medis.

Mereka tumbuh bersama-sama. Walau Singto tak dekat dengan keduanya. Bright berhasil menjadi pilot andalan organisasi, sementara Liu berada dibagian medis. Dibawah pengawasan Nudaeng.

Singto dan Jan disatukan menjadi tim. Mereka berdua benar-benar serasi. Saling mengimbangi satu sama lain. Walau sering cekcok dan hampir saling bunuh. Tapi nyatanya hanya Jan yang bisa dekat dengan Singto sejauh ini.

Hari-hari Singto diisi dengan obsesinya pada Krist. Tidak pernah sedikitpun ia melirik para gadis yang mencoba mendekatinya. Bagi Singto berhubungan dengan manusia itu adalah hal yang melelahkan dan rumit.

Penolakan Krist tidak akan pernah dilupakannya. Selalu menyulut rasa marah dan dendam didalam dada. Singto tidak pernah berusaha meredamnya. Disatu sisi ia benar-benar membenci Krist, disisi lain ia tak sanggup melupakan cinta pertamanya itu.

Hingga hari itu datang, ketika Em pagi buta menggilnya. Pria paruh baya itu memberinya misi. Membunuh Krist. Seseorang yang sudah sepuluh tahun tak bersentuhan dengannya.

Singto menerima tawaran itu, baginya ini saatnya membalaskan seluruh dendamnya dimasalalu. Krist harus merasakan hidupnya bagai di neraka, Krist harus merasakan semua kesedihan yang ia pendam sendirian.

Krist harus mati ditangannya. Namun sebelum itu, Krist harus menderita terlebih dahulu. Sampai Krist berpikir bahwa kematian adalah jalan keluar satu-satunya. Ia tidak akan memberikan pilihan pada Krist, karena Krist hanya harus mematuhi semua yang diinginkannya.

Kejam?

Ya, Singto memang seperti itu. Untuk apa memikirkan perasaan oranglain? Jika oranglain bahkan tak pernah memikirkan perasaan nya. Singto hidup untuk dirinya sendiri dan memang seharusnya begitu.

Dan semua berawal dari sana...

TBC
Ehhehehs

Jadi gengs Singto kejam bukan murni karena dia dendam sama Krist. Tapi memang sifat dia aslinya kaya gitu. Iblis.

Ada ga sih anak kecil yang jadi pembunuh? ADA! Aku pernah baca beberapa artikel soal anak kecil jadi pembunuh. Sianjir serem bat mereka :(

Akutu sebenernya prinsipnya gini. Kalo aku dah ngerancang karakter buat kejam. Maka aku buat totalitas. Dari awal-akhir memang dia kejam. Kecuali ya yang ada pesan2 moralnya macem Signal ehew. Jadi kubuat konsisten. So, jangan heran kok Singto kesannya 'sakit' banget.

Continue Reading

You'll Also Like

1K 61 25
Hanya sebuah kesalahpahaman yang berakhir dengan nyawa
36.4K 3.6K 19
Itu hari jumat yang aneh. Mileon Harris menemukan dirinya menghadiri sebuah acara yang selalu dia hindari, memenangkan sebuah hybrid liar dari lelang...
6.1K 874 6
Ketika masih bergelut dengan dunia mimpi pada hari libur, Hyuga Hinata dibangunkan oleh suara bising yang berasal dari bangunan di sebelah rumah. Apa...
52.5K 3K 31
Bagaimana ketika pertemanan yang sudah terjalin cukup lama dihadapkan pada perasaan baru yang muncul dalam diri mereka?