ご ; what is happening?
✦
Sudah 3 hari setelah kejadian dimana aku mengetahui bahwa tuan yang selalu mengangguku adalah Pengantinku sendiri.
Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah aku sendiri sang pengantin dewa hujan.
Jujur saja,aku merasa aneh. Sangat sangat aneh dan seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatiku.
Dan ya,disinilah aku sekarang. terkurung di rumah yang sangat besar ini.
Tuan gila itu melarangku pergi keluar dari rumah ini.
Mungkin dia berpikir aku akan keluar dari rumah ini?
wow.
Penjagaan rumah ini saja sudah ketat. CCTV, Pagar setinggi Pohon beringin, Bodyguard atau penjaga yang berada di mana-mana.
Aku kabur keluar dari pagar saja, mungkin kepalaku sudah terpisah dari tubuhku.
wait- Jika misalnya aku meninggal. Dia juga akan ikut meninggalkan?
hahhh-
aku mendesah pelan dan memijit pelipisku.
Baiklah Jaemin.
Kamu tidak segila dia.
Jika dia gila, maka setidaknya kamu masih waras.
Aku kangen rumahku
Kangen dengan Haechan
Dan juga tempat kerjaku- kecuali bar.
Dan aku benar benar sendirian di kamar yang luasnya hampir seapartemenku.
baiklah, kalau boleh jujur dia sangat kaya.
tok tok!
aku berjalan menuju pintu kamar yang berdiri kokoh di sudut ruangan.
"Halo tuan" senyum tidak rela ku mengembang sambil membuka pintu kayu besar tersebut.
Tuan tersenyum manis dan dia sangat- tampan.
Cup!
seperti biasa.
Entah kenapa aku tidak bisa menolak jika dia mengecup bibirku.
Rasanya memabukkan. dan aku tidak kuat dengan ini.
memabukkan dan juga- menyedihkan.
"bagaimana harimu?" tanyanya dengan senyuman manis dan juga- puppy eyes yang sangat menggemaskan.
"membosankan"
Tuan hanya terkekeh pelan.
"Besok ingin jalan-jalan?"
aku mengangguk lucu.
"kemana tuan?"
"Ke taman"
senyumku memudar. Aku ingin ke tempat kerjaku bukan kesana!
"Aku ingin ke- restoran Haechan" ucapku terbata bata.
"Tidak love, aku Tidak mau mengambil resiko Jika kamu menangis"
"maksudmu?"
"Mereka semua-melupakanmu"
PLAK!
Tidak mungkin!
Bagaimana bisa
Pasti tuan berbohong.
sudah pasti itu.
Tuan pasti ber-bo-hong
Mana mungkin bisa. Aku saja berada di sini baru 3 hari. Tidak mungkin Haechan Melupakanku kurang dari tiga hari?!
"Jangan bercanda tuan"
"Aku tidak berbohong. saat pengantin mengetahui jati dirinya, semuanya akan berubah-"
"-termasuk orang-orang yang mengenalmu"
PLAK!
"aku tidak punya waktu untuk Mendenhar bualanmu" ucapku sambil berlari.
Lorong rumah ini sangatlah besar sehingga, aku lelah saat keluar dari rumah.
Mungkin saja aku bisa mengambil minum dulu jika situasinya tidak seperti ini.
✦
Aku berhenti di depan sebuah restoran.
Restoran kecil yang pernah menjadi tempat kerjaku.
"Permisi" ucapku perlahan sambil membuka pintu kayu restoran tersebut.
"Hai, oh pelanggan baru ya!"
seketika aku membulatkan mataku.
"Eh- Haechan tidak ingat- aku?"
"Hah? memangnya kita pernah bertemu?"
"Iya" Jawabku.
Jangan bilang, apa yang sebenarnya tuan katakan adalah-
-kebenaran
"Tapi-sepertinya aku lupa denganmu. Namamu siapa?"
"Na Jaemin"
Haechan membulatkan matanya. Dia seperti seseorang yang baru saja melihat mayat
"Hah? Tidak mungkin! Na Jaemin kan-
-sudah meninggal"
Dan rasanya aku mau pingsan
Tanganku gemetaran dengan hebat.
Bulu kudukku serasa merinding.
aku berlari dari restoran itu.
tidak mungkin!
Na Jaemin masih hidup
dia masih bisa bernafas
"Kan sudah kubilang, love mereka tidak mengenalmu"
Dan entah kenapa hujan muncul bersamaan dengan orang sialan ini.
kesadaranku menipis.
Tolong jangan bangunkan aku lagi.
-
"Sayang,sudah kubilang jangan menangis seperti itu" Ucap Jeno sambil mengelus surai hitam tersebut.
Jaemin masih setia menangis sambil dipeluk oleh pengantinnya.
Matanya berkaca kaca. tidak siap menerima jika kenyataanya semua orang melupakan Na Jaemin.
Na Jaemin sudah dianggap tidak ada dan dia merasa terpuruk.
"t-tuan-"
"Panggil Aku jeno sayang. Lee Jeno"
Jaemin mendongak melihat ke arah Jeno dengan mata polosnya.
Jeno yang merasa gemas mencium Bibi Jaemin dengan singkat.
"M-mereka benar hiks b-benar m-melupakanku ya hiks"
Entah sudah keberapa kalinya Jeno mendengar kalimat itu dari mulut Jaemin.
Jaemin sudah kehilangan Semuanya terkecuali- Lee Jeno.
Jeno terkadang merasa kasihan- atau mungkin bisa dibilang empati melihat pengantinnya ini mau tak mau harus kehilangan semuanya hanya karena gelarnya.
Gelarnya sebagai pengantin mau tak mau harus membuat Jaemin menderita dari umurnya 5 tahun.
Lalu saat umurnya 17, Dia kehilangan kekasihnya yang sudah membantunya keluar dari Panti asuhan yang menyiksa Jaemin.
Mereka telah dibunuh oleh Jeno dan juga anak rahasianya
Menyedihkan.
Tapi inilah sebuah kenyataan.
Pahit maupun Manis sebuah realita, Hal itu harus dilewati.
"T-tuan hiks"
Jeno semakin erat memeluk Jaemin dengan mata sayunya.
Ia tidak menyangka akan menyakiti hati sang pujaan sedalam ini.
"Maafkan aku sayang. Maafkan aku"
Jaemin mengangguk perlahan.
Matanya perlahan menutup.
Jaemin tertidur dengan tenang.
Dan berharap sebuah hari indah esok harinya
✦
-Ceritanya ngebosenin sangad yaw:(
Aku mau cepet cepet tamatin ni cerita biar aku pub cerita lainnya