The Secret Prince

De DianaAlmera

26 2 0

Min Hae Na cewek biasa dengan segudang masalah yang luar biasa. Kedua orang tua berpisah, kakak kandung satu... Mais

CAST : PENGENALAN KARAKTER
🍓Part 1_Rencana Hae Na🍓

🍓Part 2_Hae Na Beginning🍓

4 0 0
De DianaAlmera

☆☆🍒🍒🍒☆☆

Seorang cowok ganteng yang memiliki wajah khas cowok cool yang akan runtuh label cool itu dengan melihat dia bergerak atau berulah saja, karena dia tipikal seseorang yang hanya ganteng di saat diam. Yep,, cowok itu bernama Min Ho tengah sibuk dengan HP nya untuk menelpon sahabatnya, tiba-tiba seorang cowok lagi yang berdiri di hadapannya yang tidak kalah ganteng dengan dirinya gemas ingin bertanya kepada sahabatnya itu, Dia adalah Go Jae Jin, Jae Jin pun duduk di hadapan Min Ho sambil menyeruput minumannya yang sedikit lagi baru habis tanpa sisa.

"kamu mau nelpon siapa sih?" Tanya Jae Jin pada Min Ho yang duduk didepannya setelah dia menghabiskan minumannya.

"Mau nelpon teman dulu? Tapi yang lain kemana? Ji Yung belum kelihatan dan Kyu Jong, tadi aku bareng dia keluar kelas tapi sekarang kok belum nyampe juga di kantin." Ujar Min Ho sambil menoleh kiri kanan mencari kedua sosok sahabatnya.

"Kamu tahu sendirikan Kyu Jong kayak gimana? Pasti ketemu lagi deh dengan relasi bisnisnya. Sementara Ji Yung mungkin masih ada kelas. Kuliah di Godae1 memang harus tahan dengan kelas tambahan, iya kan?" Ungkap JaeJin pada MinHo.

(*1. Godae : Nama lain dari Korea University (KU))

Kim Min Ho mengangguk membenarkan semua jawaban sahabatnya, Goo Jae Jin yang saat ini sedang menikmati coffe lattenya terus saja memandangi Min Ho yang sangat sibuk dengan ponselnya, walau Coffe lattenya tinggal sedikit lagi di gelas minumannya dia masih saja menikmati detik-detik penghabisan minumannya itu, itulah Jae Jin yang tidak tahan dengan makanan atau minuman yang ada sisanya walau hanya setetes pun. Makanya teman-temannya suka memberikan julukan untuk Jae Jin si Prince Mubazir, soalnya tiap ada makanan pasti itu akan habis tanpa sisa dan kalau pun itu makanan yang ada di piring pasti piringnya akan bersih seperti sedia kala. Tampilannya yang keren bak presdir muda yang kaya akan hilang seketika kalau sudah menyangkut makanan. Walau pun begitu Jae Jin masih sadar diri kalau soal makanan, dia tidak akan mampu memakan banyak makanan sekaligus, dia hanya menghabiskan makanan yang memang dari awal dia makan, beda lagi kalau soal Min Ho, kalau Min Ho mah, yang penting ada makanan dan mumpung gratis dia bakal jadi foodie sejati yang tidak akan sungkan terhadap makanan apa pun, walau ujung-ujungnya bakalan ada sisa, dan sudah pasti yang makan sisanya adalah si Pangeran Mubazir alias Jae Jin. Sifat dasar Jae Jin yang tidak tahan ada sisa makanan pasti akan menyeruput sisa makanan temannya tanpa malu, sayangnya itu hanya pikiran Min Ho saja, soalnya kenyataan yang sebenarnya adalah kalau dia makan bareng Jae Jin dan kalau Min Ho tidak menghabiskan makanannya, Dia akan mendapat tatapan mata mematikan dari Goo Jae Jin dan seolah-olah berkata 'kau habiskan atau kau yang bayar?'. Okey, Back to realita.

"Sudah ada jawaban panggilan dari Min Hae Na? aku tahu kalau kamu lagi nelpon dia kan? Hampir tiap kali kita nongkrong yang kau bahas Hae Na terus? kau suka yah sama dia? Bikin aku penasaran aja penampilan dia kayak gimana sih?" JaeJin bertanya pada MinHo karena penasaran dengan Gadis bernama Min Hae Na, yang selalu aja keluar dari mulut Min Ho tiap mereka berkumpul.

Min Ho yang dari tadi sibuk dengan ponselnya, langsung menurunkan hapenya ke atas meja begitu mendengar kata asing masuk ke telinganya, "Kau bilang apa? aku SUKA sama dia?" Tanya MinHo menekan kata suka. Senyum terus saja mengembang di wajahnya, "Hal itu tidak mungkin terjadi, karena aku sudah menganggap Hae Na sebagai saudaraku sendiri. Dia itu sahabat terbaikku, saking terbaiknya aku banyak belajar tentang kehidupan sama dia." Ujarnya mantap.

Jae Jin mengangguk mendengar perkataan Min Ho yang begitu serius menanggapi candaan Jae Jin. Baru saja Jae Jin ingin menyampaikan tanggapannya mengenai Hae Na, Ji Yung dan Kyu Jong langsung duduk dan ikutan bergabung dengan mereka.

Ji Yung yang datang membawa minuman langsung melihat Min Ho yang hanya sibuk dengan ponselnya, "Kau kenapa? Serius amat sih?" Tanyanya begitu dia sampai.

"Dari tadi tuh Dia kayak gitu? Kayak kembar siam aja dengan ponselnya, gak pernah lepas dari tangan!" Jae Jin langsung ngerocos aja seperti biasa.

"Dari tadi aku mau nelpon Hae Na tapi gak pernah diangkat...." Rengek MinHo.

"Gak seperti biasanya!!" Ucapan Min Ho yang belum selesai langsung dipotong oleh Jae Jin yang selalu saja ngerocos.

"Kau bisa diam gak sih? Dari tadi ngerocos terus kayak mobil balap. Aku tuh nanya ke Min Ho kenapa kamu yang selalu ngejawab!" ketus Ji Yung yang sudah tidak tahan sama sifat Jae Jin, apalagi kalau dia dah kepo kek begini.

Jae Jin yang mendapat teguran hebat langsung diam seribu bahasa, Kyu Jong langsung tersenyum melihat tingkah Jae Jin, padahal Kyu Jong sama sekali jarang tersenyum tiap mereka jalan bareng, bahkan ketawa saja pun tidak pernah terdengar di telinga ketiga sahabatnya.

"Min Ho, mungkin saja sahabatmu itu lagi belajar, bisa saja ada kelas tambahan atau gimana, iya kan? Gak usah panik gitu deh?" Ungkap Ji Yung berusaha menenangkan sahabatnya agar tidak terlalu khawatir kepada Hae Na yang kabarnya kagak jelas seperti apa.

"Kau bener juga. Apalagi dia kuliahnya di KAES, jadi pasti sibuk banget deh untuk tetap mempertahankan nilai-nilai akademik agar tidak menurun, kalian tahu sendiri kan, gimana peraturan universitas itu. Aku aja rencana awalnya mau ngikut Hae Na kuliah di sana memilih mundur karena peraturan itu." Ujar MinHo.

"Lebih tepatnya, kamu nggak lulus." Kali ini Kyu Jong yang bersuara, Ji Yung dan Jae Jin hanya mengangguk tanda setuju dengan perkataan Kyu Jong, dan tersenyum melihat Min Ho hanya bisa diam seribu bahasa, tak mampu berkata apa-apa karena memang itu fakta.

"Kalian berdua masih ada kuliah?" Tanya Kyu Jong sambil menatap Ji Yung dan Jae Jin.

"Emangnya kenapa?" Jae Jin yang selalu ngerocos mendahului Ji Yung.

"Aku mau traktir kalian makan, gimana?" Ajak Kyu Jong pada temannya.

Senyum sumringah terus mengembang di wajah Jae Jin yang kebetulan sudah tidak ada lagi jadwal kuliah, begitupun dengan Ji Yung. Sementara Min Ho juga sudah kosong karena dia satu kelas dengan Kyu Jong. Mereka berempat pun jalan menuju parkiran mobil. Kyu Jong mengajak Jae Jin naik dimobilnya, sementara Ji Yung ikut di mobil Min Ho. Mereka berempat menuju daerah Samseongdong, gangnam-gu salah satu lokasi favorit mereka untuk berkumpul.

*****

Day-7 atau H-7

Min Hae Na benar-benar tidak bersemangat dalam menjalankan mata kuliahnya hari ini. Dia sengaja duduk dibarisan kedua paling belakang hanya untuk menghindari tatapan dosen. Pandangannya terus saja menatap keluar jendela mengingat semua percakapannya dengan Pak Kang Sung Mo. Hae Na duduk dibarisan para cowok yang selalu berada di belakang.

"Min Hae Na, kau baik-baik saja kan? Tidak biasanya kau duduk diantara kami seperti ini? Kaukan selalu duduk dibarisan depan, dan gak mau ketinggalan setiap materi ajar dibawakan dosen." Ungkap salah satu teman Hae Na yang duduk disampingnya.

"Ya aku baik-baik saja, terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Tapi, sebaiknya kembali saja focus pada mata kuliahnya, anggaplah aku tidak duduk diantara kalian. Mengerti?!" Jawab Hae Na sambil senyum yang sedikit terpaksa.

Satu setengah jam dihabiskan Hae Na hanya untuk diam dan tidak berbicara sedikitpun, semua perkataan Pak Kang membuatnya harus berfikir keras, padahal masalah berfikir seperti ini biasanya sering dilakukan oleh Kim Min Ho, sahabatnya Hae Na yang kini kuliah di KU setelah tidak lulus dari ujian penerimaan mahasiswa di KAES tahun lalu. Saat berjalan keluar dari kelas tiba-tiba saja HP Hae Na berdering tanda pesan Line baru saja diterimanya.

_Min Hae Na... Apa kabar? Aku Lee Nam Soo, masih ingat denganku kan? Sejak SD aku selalu mengerjaimu, tapi belum tamat SD di Swiss aku harus ikut dengan orangtuaku ke Dubai. Dan sekarang ini, apa kau tahu?? Aku sudah ada di Pulau Jeju, besok aku ingin ketemu sama kamu, aku kangen banget tahu!! Kudengar kau kuliah di KAES yah, Daebak2... kampus yang elit di Daejeon. Gimana kalau besok aku tunggu kamu di café Bean di Yuseong-gu, dekat dengan kampusmu kan? Ingat yah jam 11 siang. Ok? Jangan sampai telat, aku tunggu yah? See you... J_

Hha?! Nam Soo mau datang? Sudah lama sekali aku tidak ketemu dia? Bagaimana rupanya yah? Apa dia makin ganteng? Tunggu besok saja deh. Gak sabar pengen ketemu dia. Pikir Hae Na dalam hati. Dia benar-benar senang dengan kedatangan teman kecilnya, meski dia belum tahu seperti apa tampang sahabatnya itu.

*****


Day-6 atau H-6

Min Hae Na dengan senyum yang penuh semangat keluar dari rumah kostnya hanya untuk menemui sahabatnya Nam Soo hari ini, karena baru saja dia mendapatkan telepon dari sahabatnya kalau Lee Nam Soo sudah berada di Jeju International Airport, dan dia juga mengatakan kalau dia akan datang tepat waktu mengenakan blazer hitam dengan T-shirt bergaris hitam putih dan tidak lupa pula dengan kacamata hitam, yang pastinya sudah memesan tempat duduk di sudut ruangan dekat kaca besar yang menghadap keluar langsung ke jalanan. Mendengar sahabatnya yang sudah ada di Jeju dan akan naik pesawat pukul 10 nanti, Hae Na dengan hati senang langsung menuju halte bus untuk berangkat ke kampus terlebih dahulu karena kebetulan hari ini jam 9 pagi ada jadwal kuliah yang begitu mendadak.

Hampir dua jam Hae Na duduk dikelas dengan hati yang tidak sabar lagi ingin segera bertemu dengan Lee Nam Soo. Dia begitu penasaran dengan wajah sahabat kecilnya itu yang dulu begitu gemuk dan menggemaskan. Berkali-kali Hae Na mengecek ponselnya hanya untuk melihat sudah pukul berapa sekarang ini, dan begitu dilihatnya betapa kagetnya Hae Na karena jam sudah menunjukkan pukul 11. Dosen yang terus saja berceloteh di depan tampaknya sedang asyik dan menikmati waktunya meski jam pelajarannya sudah habis.

"Tampaknya waktu sudah berjalan begitu cepat, maka dari itu sebelum pelajaran ini berakhir mungkin ada salah satu siswa yang mau bertanya pada bapak, silakan?" Ungkap Pak Han salah satu dosen yang membawakan mata kuliah manajemen bisnis.

"Saya Pak..!!" Hae Na tiba-tiba saja menaikkan tanggannya satu.

"Yah.. Min Hae Na. Sudah lama sekali bapak tidak mendengar suaramu? Apa yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Pak Han antusias.

"Kapan mata kuliah bapak akan berakhir? Sudah hampir dua jam bapak berdiri disitu, bukankah matakuliah bapak hanya satu setengah jam yah?" Min HaeNa dengan tanpa dosanya mengajukan pertanyaan salah kepada dosen nya tanpa tahu resikonya.

"Apa???? Apa yang kau katakan?" Pak Han begitu kaget begitu mendengar pertanyaan Hae Na yang tidak tertuju pada mata kuliahnya. Sementara semua mahasiswa yang ada diruangan itu hanya bisa menahan tawa karena takut pak Han tersinggung. beda dengan HaeNa yang hanya memasang ekspresi biasa tanpa tahu kesalahannya.

"Saya ada janji dengan teman jam sebelas ini, kalau bapak tidak keberatan boleh saya keluar sekarang, karena ini sudah pukul11.10 menit." Ungkap HaeNa lagi kepada Pak Han.

"Si..si..silakan..!!" ungkap Pak Han yang terdiam cukup lama diposisinya karena begitu kaget mendengar semua tanggapan dari Hae Na. sementara Hae Na tanpa menunggu jawaban dari dosennya dia sudah keluar duluan meninggalkan kelasnya. Sementara semua Mahasiswa yang ada di ruangan itu hanya takjub dan kaget dengan tingkah Hae Na yang tidak ada takutnya sama sekali. Banyak yang berpikir itu tindakan yang keren.

*****


"Kenapa hapenya tidak pernah diangkat sih? sudah berkali-kali aku telepon tapi tidak ada jawaban. Apa di café lagi banyak orang jadi panggilan teleponku tidak kedengeran. Bisa jadi sih? kalau gitu aku harus buru-buru ke café, Lee Nam Soo pasti sudah menungguku disana." Min Hae Na langsung berjalan menuju café Bean tempat dimana sahabatnya Lee Nam Soo sudah menunggunya, yang kebetulan café itu tidak jauh dari kampusnya.

Saat Hae Na memasuki café Bean, ternyata memang lagi ramai dari biasanya. Hae Na pun sibuk mencari sahabatnya dikerumuanan orang dan pegawai yang lalu-lalang. Hae Na pun mulai masuk mengelilingi café itu dan tidak jauh dari tempatnya dia berdiri, Hae Na langsung tersenyum dengan manis karena tepat disudut café dekat kaca yang besar seorang cowok sedang duduk sendirian ditemani minuman dingin dan kentang goreng yang lagi dimakannya. Cowok itu sedang menikmati keindahan diluar café yang terlihat jelas disamping dia duduk. Min Hae Na yang melihat cowok itu mengenakan blazer hitam sesuai dengan apa yang dikatakan sahabatnya, terdiam cukup lama diposisi dia berdiri sambil menatap cowok itu dengan jelas.

'Lee Nam Soo ganteng banget...! Dulu waktu kecil dia gemuk, dan ngegemesin. Sekarang dia malah makin cool dan keren, wajahnya mirip banget lagi sama Hwang Ju Won, salah satu ullzang terkenal saat ini. Apa gara-gara kelamaan tinggal di Dubai jadi Nam Soo semakin ganteng, mana cewek-cewek disekitarnya pada liatin dia lagi, aduh... beruntungnya aku punya sahabat seganteng dia.' Ungkap HaeNa dalam hati. Senyum Hae Na terus mengambang dibibirnya, diapun tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk bertemu langsung dengan sahabatnya Lee Nam Soo yang sudah lama tidak dilihatnya. Hae Na langsung berlari menuju Nam Soo dan langsung memeluknya.

"Nam Soo, lama tidak ketemu yah? Aku kangen banget sama kamu?" Hae Na memeluknya dengannya erat, semua mata yang ada diruangan itu langsung menatap Hae Na dengan tatapan benci karena seenaknya saja memeluk orang yang jadi pusat perhatian di cafe itu. Cowok itu tidak membalas pelukan Hae Na karena begitu kaget saat Hae Na memeluknya dengan erat. Hae Na pun melepaskan pelukannya karena dia sadar kalau dirinya sudah menjadi pusat perhatian kedua setelah cowok itu. Diapun langsung duduk didepan cowok itu yang kebetulan kursinya juga kosong. Yah..memang kosong karena itu khusus untuk Hae Na yang telah disediakan oleh Lee Nam Soo.

"Bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali aku tidak melihatmu? Kalau tidak salah hampir 8 tahun kita tidak bertemu yah, kita hanya lewat komunikasi saja ditelepon." Makanan yang ada diatas meja langsung dimakan Hae Na tanpa harus meminta ijin dulu dengan Lee Nam So.

"Aku kangen banget sama kamu. Apa kamu membawakanku oleh-oleh dari Dubai? Aku kira kamu sudah lupa dengan wilayah di korea karena sudah lama tinggal di Dubai,tapi ternyata kamu dapat juga café ini dengan mudah yah? Oh iya, Ba.. Uhuk..uhuk..!!" Min Hae Na batuk karena kebanyakan makan, dia benar-benar lapar setelah dari kampus. Tanpa diberi ijin Hae Na langsung meminum jus yang ada disamping makanan itu.

Cowok yang dari tadi duduk di hadapan Hae Na itu masih kaget dan tidak percaya kalau dirinya langsung tersenyum begitu melihat tingkah Hae Na yang lucu.

"Aduh..segernya." Ungkap Hae Na kemudian menarik nafas lega karena sudah tidak keselek lagi, "Oh iya hampir lupa, tadi aku mau bilang bagaimana kabar om dan tante? Sudah lama aku tidak mendengar kabarnya, apa dia juga ada di korea sekarang ini?" lanjut Hae Na sambil menikmati makanan yang ada didepannya, belum sempat cowok itu ngomong, hape Hae Na berdering tanda pesan Line baru saja diterimanya, "Tunggu Sebentar yah..." Hae Na membuka dan membacanya.

Min Hae Na, aku benar-benar minta maaf yah. Pesawatnya Delay menuju seoul makanya saat ini aku masih berada di Jeju, tadi aku tidak mendengar panggilanmu, karena disini banyak orang yang protes mengenai keberangkatannya yang delay. Mungkin saat ini kau sudah menungguku di café bean yah, aku sungguh minta maaf. Besok baru kita ketemu yah, karena kebetulan juga aku masih ada urusan di sini. Sekali lagi aku minta maaf. Jangan marah yah, aku membawakanmu oleh-oleh dari Dubai loh, banyak lagi!!!

Lee Nam Soo J

Apa?? Lee Nam So... wajah Hae Na benar-benar pucat dan tidak percaya, pandangan Hae Na langsung tertuju pada cowok yang ada didepannya, kemudian menunduk lagi menatap hapenya, matanya hanua bisa berkedip-kedip antar percaya dan tidak, soalnya kalau pun harus sadar dalam situasi ini dan tidak panik, Hae Na harus siap menanggung rasa malu yang berkepanjangan.

"Hai... Apa kau baik-baik saja?" Ungkap cowok itu yang masih saja tersenyum melihat gelagat Hae Na yang berubah total saat pertama dia datang sampai di saat adanya pesan masuk di HP Hae Na.

"Ka... Ka... Kau bukan Lee Nam Soo?" Jawab Hae Na dengan senyum yang terpaksa, meratapi dirinya yang sial, sambil membayangkan dirinya yang dari tadi hanya makan bahkan minum tanpa permisi dulu bahkan yang lebih parah lagi adalah Hae Na memeluknya dengan erat. Hal inilah yang membuat Hae Na semakin tidak berani menatap lagi cowok yang ada didepannya, saking malunya.

Cowok yang ada didepan pun terus saja tersenyum sambil mengambil makanan yang ada didepannya, "Iya... Tapi, aku Han Min Hyun." Ungkap laki-laki itu.

Min Hae Na hanya mampu menelan ludah seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dialaminya, ingin menghilang dari kursinya tapi hal itu mustahil bagi Hae Na. Dan lari adalah tindakan konyol yang paling tidak manusiawi baginya.

"Maaf, makanannya tinggal sedikit, aku keasyikan makan tadi?" Lanjut Min Hae Na sambil menunjuk makanan yang ada didepannya, raut wajah Hae Na benar-benar merasa bersalah dengan mengingat semua tingkah dia dari tadi.

"Tidak apa-apa...!!" Jawab cowok itu yang masih saja tersenyum padanya.

"Mi..mi.. minumannya....!!" Jawab Hae Na dengan suara yang sedikit parau sambil menunjuk minuman yang sudah dia minum tadi, dengan ekspresi kek anjing kecil yang habis ditelantarkan.

"Hahahahaha......Jaemiisseo2." Cowok itu tidak tahan lagi dengan apa yang dilihatnya. Dari tadi dia hanya mampu tersenyum karena merasa tidak enak dengan cewek yang ada didepannya, tapi begitu melihat tingkah dan raut wajah Hae Na yang lucu membuatnya melepas tawanya yang dari tadi tertahan.

(*2. Jaemiisseo = lucu/ menarik)

Kini giliran Min Hae Na yang diam dan menatap cowok yang ada didepannya dengan sedikit heran. "Apa?? Jaemiitneun (Lucu)??" itu kan nama panggilanku dari M.H, orang yang selalu membantu setiap kali aku dalam kesusahan ataupun bahagia. Apa jangan-jangan dia...... pikir Hae Na dalam hati yang masih menatap cowok didepannya dengan heran.

"Maaf... maaf... kamu ini lucu banget sih? seumur hidup baru kali ini aku melihat orang selucu dirimu." Ungkap Han Min Hyun pada Hae Na, dan berusaha menghentikan tawanya yang menjadi pusat perhatian para gadis yang ada di cafe itu.

Min Hae Na langsung menatap cowok itu dengan tajam, Aku tarik kembali kata-kataku, dia bukan M.H,,,sama sekali bukan. "Maksud kamu, aku ini badut??" Ceplos Hae Na begitu saja.

Mendengar tanggapan Hae Na seperti itu, cowok itu langsung menghentikan tawa dan senyumnya, "Bu.. Bukan seperti itu kok! Tapi kamu lucu sekali." Belum sempat cowok itu meneruskan perkatannya, hapenya tiba-tiba saja berdering dan langsung berdiri sambil mengangkat panggilan yang baru saja masuk di hapenya.

Min Hae Na hanya bisa menatapnya berdiri dari kursinya dan sedikit menjauh untuk menerima panggilan teleponnya. Tidak lama kemudian cowok itupun kembali duduk dikursinya tepat didepan Hae Na.

"Maaf, sepertinya aku tidak bisa menemanimu ngobrol lebih lama lagi, padahal ngobrol denganmu pasti akan sangat menyenangkan. Sekali lagi aku minta maaf yah, aku duluan...!" Jawab Han Min Hyun kemudian berdiri dari kursinya meninggalkan Hae Na yang masih saja terpaku menatap kedepan meski cowok itu sudah tidak ada lagi.

"Permisi Nona... ini makanan dan minumannya?" Salah satu pegawai café membuyarkan lamunan Hae Na.

"Hah... tapi, saya tidak pesan makanan maupun minuman ini!" Elak Hae Na, karena merasa belum memesan apa pun sedari tadi.

"Tuan muda tadi yang duduk bersama Nona yang memesannya. Katanya sebagai ucapan terima kasih karena Nona sudah mau menemaninya duduk dari tadi. Kalau tidak ada lagi, saya permisi dulu Nona..!" jawab pegawai café kemudian berlalu pergi.

Aku yang menghabiskan makanan dan minumannya tapi kok justru dia yang ganti rugi membelikan semua ini, seharusnya kan aku. Tapi, gimana mau belikan dia makanan dan minuman kalau dia sendiri sudah pergi. Oh... iya, namanya siapa lagi yah? Tadi kan dia sempat memperkenalkan diri, kenapa aku bisa lupa namanya sih. Uhh..gara-gara eumsik3 aku lupa semuanya. Aku benar-benar malu di depan dia. Tapi, mudah-mudahan bisa ketemu lagi lain kali. Sayang banget cowok seganteng dia bisa aku lupa namanya.

(*3. Eumsik = makanan )

*****


Day-5

Tepat pukul 8 pagi Min Hae Na baru saja selesai mencuci, diapun menjemur semua pakaiannya ditaman belakang rumah kontrakannya, yang kebetulan hari ini tidak ada jadwal kuliah. Hae Na sudah merencanakan semua schedulnya hari ini bahkan mencatatnya di ponsel dibagian memo. Setelah semuanya selesai termasuk berdandan yang cantik dengan style yang keren seperti biasanya, Min Hae Na melihat jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 9.30 menit. Diapun mengambil tasnya kemudian membuka pintu.

"Astaga..!! Kau membuatku kaget?" Min Hae Na kaget begitu melihat cowok tinggi dengan kacamata hitam dan blazer coklat yang membuatnya semakin cool serta menjadi pusat perhatian disekeliling rumah kontrakan Min Hae Na.

Cowok yang berdiri didepan Hae Na hanya mampu tersenyum melihat reaksi dari Min Hae Na.

'Ngapain cowok ini tersenyum segala sih? aku akui dia memang ganteng, tapi..' Pikir Hae Na.
"Hei, kau siapa?? Ngapain berdiri didepan rumahku?" Tanya Hae Na pada cowok itu.

"Min Hae Na....!!" Cowok itu langsung memeluk Hae Na tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu, "Aku kangen banget sama kamu!! Ternyata kamu tidak berubah yah, masih tetap seperti ini!" Ungkap cowok itu sambil melepas pelukannya.

Setelah cowok itu melepas pelukannya, Min Hae Na tampak shock dan tidak berkutik sedikit pun, dia hanya terus memandangi cowok yang berdiri didepannya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Tunggu dulu!! Apa jangan-jangan kamu....??" Selidik Hae Na pada cowok itu.

"Iya..ini aku?? Kok telat banget sih mikirnya? Aku kangen banget tahu sama kamu?" Ujar cowok itu tanpa basa basi sambil mencubit pipi Hae Na dengan lembut.

"Aaarrgghh.....!!" Hae Na berteriak kemudian memeluk cowok itu dengan erat. "Lee Nam Soo, aku juga kangen banget sama kamu!! Kenapa kamu baru tiba sekarang sih?" lanjut Hae Na sambil memukul sahabatnya itu yang ternyata adalah Lee Nam Soo.

Lee Nam Soo berusaha menjelaskan semuanya mengenai keberangkatannya yang tertunda kemarin. "Eh.. ngomong-ngomong, kamu mau kemana sih?" Nam Soo bertanya sambil memperhatikan penampilan Hae Na.

"Oh iya aku hampir lupa?! Aku tuh mau jalan hari ini, karena kebetulan lagi gak ada jadwal kuliah, jadi nyempatin buat refresing gitu deh." Ujar Hae Na.

"Trus mau jalan ke mana?" Tanya Nam Soo lagi.

"Mau jalan ke pasar tradisional di daerah Jung-gu, di pasar Dong-gu sama di Daedeok." Jawab Hae Na.

"Apa??? Pasar?? Dengan penampilan seperti ini? Kirain kamu mau jalan ke Mall atau jalan ke mana kek?! Ngapain juga musti ke pasar?" Tanya Nam Soo kaget.

"Yah belanja keperluan dapur lah...! Ngapain juga musti ke Mall, disana pada mahal semua tahu, mending jalan ke pasar, belanjanya bisa ditawar lagi. Dan apa salahnya sih dengan penampilan seperti ini, yang penting aku cantik kan?" Jelas Hae Na.

"Hah... kebiasaanmu itu sama sekali gak berubah yah? Lebih suka jalan ke pasar dari pada Mall. Kenapa gak sekalian sih ke Namdaemun dan Dongdaemun Market?" Saran Nam Soo pada Hae Na.

"Kejauhan kali..!! Beli perlengkapan dapur aja ngapain musti ke sana, kan ada juga di daerah sini, deket lagi." Ujar Hae Na menolak.

"Yah sudah deh, kalau gitu aku juga ikut. Aku mau jalan mumpung aku ada di Korea sekarang, soalnya aku hanya dua hari di sini? Lusa aku musti balik lagi ke Swiss." Kali ini Lee Nam Soo mengalah pada Hae Na.

"Apa?? Kok gitu sih? Jadi, buat apa kamu ke sini kalau cuman sebentar aja?" Tanya Hae Na pada Nam Soo.

"Yah buat ketemu kamu lah? Dan tentu saja juga buat masalah kerjaanku di Jeju, tapi itu sudah kelar kemarin. Dan seharusnya dari kemarin aku sudah disuruh balik ke Swiss tapi aku kangen sama kamu jadi nyempatin dulu ketemu kamu." Ujar Nam Soo santai.

Min Hae Na langsung cemberut mendengar sahabatnya ngomong seperti itu. Lee Nam Soo pun menyemangati sahabatnya itu untuk happy sekarang ini, tidak bersedih untuk dua hari kedepannya. Min Hae Na pun ikut turut senang dan jalan bersama sahabatnya Lee Nam Soo.


***

Lee Nam Soo mengantar Hae Na belanja di pasar Jung-gu, mobil yang kendarainya pun melaju dengan pelan karena jalan kebetulan macet.

"Eumsik??" teriak Hae Na begitu dia membuka kaca jendela mobil dan menatap keluar ke arah seberang jalan.

Lee Nam Soo yang menyetir mobil langsung tertawa dan menoleh ke Hae Na, "Kau lapar yah, ngomongin makanan?" Tanya Nam Soo pada Hae Na.

"Hha??" Tampak bingung menatap Nam Soo yang menyetir, "Ti..Tidak kok, aku tidak lapar, cuman kebetulan tadi aku... Ahh sudahlah." Min Hae Na tidak jadi memberitahukan mengenai apa yang terjadi padanya kemarin siang. Dia tidak ingin ditertawakan oleh sahabatnya itu, apalagi Lee Nam Soo adalah orang yang suka mengungkit-ungkit masalah yang menurut Hae Na tidak penting untuk dikenang.

Mereka berdua pun menghabiskan waktu sampai akhirnya sore tidak terasa. Semua barang yang Hae Na beli disimpan dibagasi mobil milik Lee Nam Soo yang kebetulan membawa mobil untuk mereka jalan. Mereka berdua benar-benar menikmati refresing ini, apalagi saat ini mereka sedang jalan santai dikawasan Daejeon.

"Eh..tunggu bentar yah, ada kelupaan di toko tadi, jangan kemana-mana, soalnya aku tuh tidak tahu daerah ini." Ungkap Lee Nam Soo pada Hae Na.

"Kalau gitu aku tunggu kamu di jalan seberang sana yah, kebetulan disebelah sana tuh ada kursi, aku mau duduk. Jangan lama yah?"

"Ok..!" Kemudian berlalu pergi meninggalkan Hae Na.

Kini Min Hae Na yang menenteng dua kantong tas berisi belanjaannya tadi sudah berjalan melewati zebra cross yang kebetulan lampu untuk pejalan kaki sudah hijau. Bukan cuma Hae Na yang akan menyeberangi zebra cross itu tapi banyak juga orang disekelilingnya, apalagi dijalan raya itu lagi ramai-ramainya karena kebetulan jam pulang kantor. Saat Hae Na berjalan dan hampir sampai diseberang, tas belanjaannya yang dipegang tidak sengaja jatuh disenggol orang yang berjalan cukup cepat dari yang lainnya.

'Aduh..tasku?! Mana orang itu malah pergi lagi, bukannya minta maaf terus bantuin aku tapi malah pergi begitu saja.' Pikir Hae Na dia pun langsung kembali ke jalan mengambil barangnya yang jatuh tadi.

"AWAS!!!" Teriak cowok itu dan langsung menarik lengan Hae Na. cowok itupun diserempet mobil menggantikan Hae Na yang saat ini sudah duduk dipinggir jalan.

Melihat hal itu, Min Hae Na kaget dan gemetar seakan tidak percaya dengan apa yang dialaminya barusan. Tapi, cowok yang sudah diserempet mobil itu malah sudah berdiri dan mendekati Min Hae Na yang masih duduk kaget dipinggir jalan.

"Kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja kan? Tidak ada yang sakit kan? Apa aku menarikmu terlalu kencang?" Ungkap cowok itu kemudian membantu Hae Na untuk berdiri.

"Eumsik (Makanan)???" Min Hae Na semakin kaget dengan apa yang dilihatnya karena orang yang telah menolongnya ternyata adalah cowok yang berada di café kemarin.

"Apa???" Cowok yang dimaksud Eumsik terlihat bingung dengan apa yang dikatakan Hae Na, "Apa kau lapar?? Kau tidak apa-apa kan? Atau ada yang terluka?" lanjut cowok itu yang masih mengkhawatirkan kondisi Hae Na.

Sementara Hae Na sama sekali tidak mengkhawatirkan kondisinya. Dia benar-benar sudah lupa dengan apa yang baru saja dialaminya ini, saat ini Min Hae Na hanya tahu kalau dia akhirnya sudah ketemu kembali dengan cowok yang dicafe kemarin. "A..Aku tidak apa-apa kok! Makasih yah?" Ujar Hae Na.

"Aah..syukurlah kau tidak apa-apa. Kalau begitu aku permisi dulu, lain kali hati-hati kalau jalan." Kemudian berlalu pergi meninggalkan Hae Na yang masih diam terpaku menatap cowok itu.

"Eh..tunggu dulu?" Min Hae Na tiba-tiba menghentikan langkah cowok itu dengan berdiri dihadapannya, sambil menarik lengan kiri cowok itu.

"Ada apa? Apa kau terluka?" cowok itu masih bingung dengan tingkah Hae Na.

"Bukan aku yang terluka, tapi kamu? Coba lihat lenganmu, banyak sekali darahnya. Ayo kita ke rumah sakit sekarang?" Ungkap Hae Na kemudian langsung menarik cowok itu masuk ke dalam taxi yang kebetulan sudah ada taxi yang baru saja menurunkan penumpang disekitarnya.

"Aku tidak apa-apa kok, ini cuma luka kecil. Jadi kau tidak perlu mengantarku ke rumah sakit segala. Aku juga sedang ada janji, ada orang yang harus aku temui sekarang ini, dia pasti sudah lama menungguku." Ungkap cowok itu kemudian ingin membuka pintu taxi yang ada disampingnya.

"Jalan pak. Kita ke rumah sakit WB sekarang. Kita harus buru-buru karena ada yang terluka saat ini."Min Hae Na menarik lengan cowok itu kuat-kuat agar tidak bisa kemana-mana. Terpaksa cowok yang dimaksud Eumsik itupun hanya bisa menarik nafas dan pasrah dengan apa yang dilakukan Hae Na terhadapnya.

Kini mereka berdua sudah berada di rumah sakit, dan Eumsik yang dimaksud Hae Na sudah ditangani oleh dokter. Sementara Hae Na baru menelpon Lee Nam Soo untuk menjemputnya di rumah sakit. Tidak lama Hae Na menelpon diapun balik ke UGD, tempat dimana Eumsik menerima pertolongan pertama.

"Permisi suster, orang yang saya bawa tadi kemana? Apa dia ke toilet?" Tanya Hae Na pada suster yang sudah merapikan tempat tidur dimana Eumsik tadi dirawat.

"Tidak Nona, dia baru saja pergi. Oh iya, kebetulan Nona yang membawanya ke sini, maka dari itu anda harus mengisi dulu data ini. Pasien tadi langsung pergi begitu saja setelah mendapatkan perawatan dari dokter." Ujar Perawat itu.

Min Hae Na benar-benar kaget mendengar apa yang dikatakan suster tadi. Belum sempat dia tahu siapa namanya, cowok itupun sudah pergi begitu saja tanpa pamitan dulu kepada Hae Na. Kini dia melangkah ke bagian administrasi untuk mengurus semua perlengkapan data yang diminta pihak rumah sakit, serta mengurus semua biaya rumah sakit perawatan Eumsik tadi.

"Apa?? Biaya perawatan rumah sakit sudah dibayar lunas? Siapa yang melunasinya? Kan saya yang mengurus data ini?" Tanya Hae Na kaget karena administrasinya tiba-tiba sudah kelar.

"Cowok tadi yang baru saja melunasinya, dia memakai kaos abu-abu dan kacamata putih yang dikenakannya. Apakah anda mengenalinya?" Jawab salah satu pegawai rumah sakit yang mengurus bagian administrasi.

"Hah itu pasti Eumsik?!" Tebak Hae Na.

"Eumsik?? Nama yang aneh?" Tanya petugas Administrasi itu bingung.

"Ahh..bukan seperti itu. Tapi sudahlah, ini data-data yang ibu minta tadi. Kalau sudah tidak ada urusan lagi, saya permisi dulu." Pamit Hae Na pada petugas itu.

'Dia yang membayarnya? Kan dia yang menolongku, kalau bukan dia aku pasti yang akan dirawat di rumah sakit. Mana namanya belum aku tahu lagi!? belum sempat kenalan sudah pergi begitu saja. Oh iya aku lupa, tadi kan dia bilang kalau dia ada janji. Bisa jadi dia langsung pergi menemui orang yang sudah menunggunya. Kuharap aku bisa ketemu dia lagi.' Pikir Hae Na dalam hati tersenyum sambil mengingat wajah Eumsik itu.

*****


#Nama kampus dan segalanya hanya fiktif yah. Next episode di tunggu.😉

#Ini versi revisi cerita yang pernah di Up.

🍒🍒🍒
☆By Almerad☆

Continue lendo

Você também vai gostar

251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
201K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
57K 7.4K 47
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
58.6K 8.9K 61
Rahasia dibalik semuanya