Mas Ganteng

By mariautami2

19.7K 888 147

Kisah seorang jomblowati dengan pemuda ganteng tetangga kosnya yang dihiasi dengan tingkah konyol dan dibumbu... More

Part I
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24

Part 11

417 27 2
By mariautami2

Alfon semakin gencar berusaha untuk mendapatkan Olie tidak peduli seberapa berat upaya yang harus dia kerahkan. Dia begitu tertantang kali ini, belum pernah dia menginginkan seorang wanita sebesar dia menginginkan Olie. Alfon memang berengsek, tapi sekali dia mencintai seseorang, maka upaya apa pun akan dijalaninya demi membahagiakan orang tersebut.

"Nempel mulu si tu orang, kaya tokek beneran. Gimana gue cari celah buat deketin Olie coba, mana doi makin lengket juga ma tu tokek." Alfon menggerutu di dalam mobil melihat Olie sedang bercengkerama dengan Pak Satpam dan Richard di depan gerbang kantornya.

Demi menyelamatkan hatinya agar tidak semakin panas, Alfon memutuskan pergi dan mencari tempat tenang untuk meredakan emosinya. Dia menuju ke cafe miliknya dan menenggak beberapa gelas minuman beralkohol yang dia koleksi, tidak peduli meski hari masih pagi.

"Cuma ada satu jalan buat gue dapetin tu cewek. Gue musti culik terus gue bawa kabur ke luar negri." Alfon bergumam lalu tersenyum jahat dan akhirnya terbahak. Karyawannya di bawah sampai mendengar suara tawanya, tapi hanya bertanya-tanya ada apa dengan majikannya.

Alfon segera menyusun rencana, dia siapkan segala perizinan untuk bisa membawa Olie ke luar negri. Data-data pribadi Olie dia dapatkan dari seseorang yang ahli dalam pencurian data.

Satu minggu berlalu, segala perizinan untuk ke luar negri sudah siap. Alfon juga sudah siap dengan rencana penculikannya. Dia menunggu kepulangan Olie ke kosnya bersama dengan dua orang lainnya sebagai asisten. Dia menyewa mobil untuk melancarkan aksinya ini, semua sudah dipersiapkan secara matang oleh Alfon.

Olie dan Richard sudah sampai di kos, seperti biasa mereka akan menghabiskan waktu sejenak sebelum masing-masing kembali ke kediamannya. Sesaat Olie turun dari motor, kedua asisten Alfon langsung melumpuhkan Richard, sedangkan Alfon membekap mulut Olie dan membiusnya sehingga Olie pingsan. Pak Bayu yang asik menonton TV, tak mendengar ada keributan di luar karena gerbang dalam kondisi tertutup dan dilapisi fiber berwarna hitam.

"Mampus lo, gak akan gue biarin lo milikin Olie. Dia punya gue!" Alfon menjejak perut Richard kemudian meludahinya dan pergi seraya membawa Olie. "Akhirnya, lo bakal jadi milik gue."

Selang satu jam berikutnya Richard sadar, itu pun karena bantuan seorang pengemudi motor yang melintas dan melihatnya. Dia dipapah masuk ke kosan Olie dibantu si pengemudi motor dan Pak Bayu yang baru tahu kalau Olie diculik. Richard tak mengetahui siapa pelakunya, tapi dia berfirasat kalau penculiknya tidak lain dan tidak bukan adalah Alfon.

"Pak, kosan ada CCTV gak?" tanyanya kepada Pak Bayu.

"Ada, Mas. Cuma entah kelihatan apa gak, saya gak tahu. Ayo kita cek bareng-bareng aja," ajak Pak Bayu.

Richard menolak untuk dipapah, dia berjalan dari ruang tamu ke pos Pak Bayu dengan perlahan sambil berpengangan pada tembok. Dia tidak memedulikan rasa sakit di sekujur tubuhnya, fokusnya saat ini hanya mencari siapa pelaku penculikan Olie. CCTV merekam semua kejadian sejak awal mobil si penculik datang sampai kejadian Olie dibawa kabur. Sayang sekali, para pelaku sepertinya orang-orang profesional karena mereka mengenakan penutup wajah serta berpakaian serba hitam.

Richard mencoba menghubungi handphone Olie, tapi nihil. Tak ada nada sambung sama sekali. Hal itu membuat Richard frustrasi. Dia segera menghubungi Karen, tidak peduli waktu di sana apakah subuh atau tengah malam.

Karen yang sudah terlelap, menerima panggilan dengan bersungut-sungut. "Orang gila kali ya, telepon jam dua dini hari. Kagak tahu orang lagi mimpiin yang ena-ena apa, ganggu aja si. Richard, ngapain tu bocah telepon pagi buta begini."

"Ha--"

Belum sempat Karen menyelesaikan kata "halo", Richard sudah memotong.

"Ren, gawat. Olie diculik, gue gak tahu pasti siapa penculiknya, tapi gue yakin Alfon ada dibalik kejahatan ini."

"Lu telepon gue sepagi ini cuma buat ngabari Olie diculik?" Beberapa menit kemudian. "Wait, what? Olie diculik, kok bisa? Lu gimana si jagainnya? Awas kalau sampe ada apa-apa sama dia, gue sate lu," ucapnya berapi-api.

"Lu bisa gak si kagak marah-marah dulu? Dengerin dulu kek penjelasan gue, jangan main asal tuduh." Richard mengingatkan kebiasaan buruk Karen yang suka berasumsi sendiri sebelum mendengar penjelasan lengkap dari yang bersangkutan.

"Oke, maafin gue. Ceritain kronologinya," perintahnya pada Richard.

"Tadi itu biasa balik kerja, gue sama Olie makan malam sekalian. Sampai kos sekitaran jam sembilan lah, begitu sampai kos tiba-tiba ada tiga orang nyergap, dua nyerang gue terus satunya bekap Olie. Gue kalah kuat, badan mereka gede-gede. Satu jam setelah kejadian baru gue sadar, itu pun karena ada orang lewat. Miris banget kan nasib gue, lebih miris lagi karena gue gak ada petunjuk ke mana Alfon bawa Olie pergi." 

"Bener-bener bahaya tu orang. Besok gue minta tolong bokap deh buat cari info soal Alfon, setidaknya kita bisa nemuin petunjuk soal kemungkinan ke mana Alfon bawa kabur Olie. Lu sebaiknya tenang, jangan ceroboh."

"Oke, Ren. Gue juga bakal sebar kabar hilangnya Olie, kalau perlu gue sewa detektif buat selidiki ini semua."

"Iya, itu langkah yang tepat. Jangan bertindak sendiri, bukannya ketemu malah lu yang jadi korban selanjutnya."

Setelah mengabari Karen, Richard kembali ke kosnya dan mengingatkan Pak Bayu untuk tidak membocorkan informasi soal diculiknya Olie kepada penghuni kos lainnya. Richard sendiri yang akan memberitahu mereka.

Sesampainya di kos, Richard berdiskusi dengan rekan satu kos bernama Andri yang adalah seorang polisi. Richard meminta saran berkaitan dengan langkah-langkah aman yang bisa dijalaninya demi menemukan sang kekasih. Andri berjanji akan membantu semaksimal mungkin, dia segera menghubungi rekan-rekannya serta kenalannya di luar negeri karena nama Alfon cukup terkenal di dunia bisnis dan beberapa kali terjerat kasus. Sayangnya hukum bisa dibeli sehingga dia selalu lolos dari jerat hukum. Namun, pada kesempatan ini Andri bertekad untuk membuka kejahatan yang dilakukan Alfon dan memenjarakan dia.

Esok harinya, rencana segera disusun. Richard, Andri dan salah satu rekannya berkumpul untuk mengatur strategi. Langkah awal mereka akan menginterogasi Sisil yang adalah sepupu Alfon. Mereka sudah menjadwalkan pertemuan dengan Sisil, dan dari Sisil diketahui bahwa memang Alfon begitu berambisi untuk mendapatkan Olie. Sebelumnya tak pernah Alfon sebegitu inginnya memiliki seseorang. Sisil pun membeberkan beberapa aib Alfon yang memang perlu diketahui Richard. Melihat bagaimana panik dan gelisahnya Richard karena kehilangan Olie, Sisil memikirkan ulang perasaan serta niatnya untuk merebut Richard. Lebih baik dia mundur dan mencari pria yang tepat untuknya, ketimbang menjadi perusak hubungan orang.

"Pak Richard, saya turut prihatin dengan masalah yang menimpa Anda. Saya juga memohon maaf atas tindakan jahat Alfon kepada pacar Anda. Hanya ini informasi yang bisa saya berikan, semoga bermanfaat," kata Sisil seraya menyalami Richard lalu pamit dan meninggalkan lokasi pertemuan.

Richard menghela napas lalu menyandarkan tubuhnya di kursi, dipijitnya kening yang mendadak pening. "Kamu di mana, sayang? Aku cemas, kuharap kau baik-baik saja. Aku janji akan menukanmu," gumamnya. Andri yang melihat kondisi Richard hanya mampu menguatkan dengan memberinya harapan serta dukungan.

Dua hari berlalu, petunjuk terkumpul sedikit demi sedikit. Dari hasil pencarian, ada sumber yang melihat Alfon sempat berada di Bali, tapi Olie tidak terlihat bersamanya. Sumber lain mengatakan Alfon terlihat ada di Singapura, tapi lagi-lagi Olie tak terlihat bersamanya.

Kabar soal keberadaan Alfon di Singapura sampai ke telinga Karen. Dia segera meminta bantuan ayahnya untuk melakukan penyelidikan, dan memang benar kalau Alfon sempat singgah sejenak di Singapura. Setelah itu tidak diketahui ke mana lagi dia pergi, ketika anak buah ayah Karen mendatangi lokasi keberadaan Alfon, tempat itu sudah kosong.

"Sayang, tolong bantu aku nemuin kamu. Kasih aku petunjuk, kumohon bantu aku," ucap Richard lirih sambil menatap foto Olie di handphone-nya.

Alfon membawa Olie ke Maladewa dan mengurungnya di salah satu resort yang disewanya. Dia sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahan paksanya dengan Olie. Sebaliknya, Olie sedang kebingungan mencari cara untuk menghubungi Richard karena Alfon menjaganya dengan ketat. Segala gerak-gerik Olie terpantau melalui CCTV yang Alfon hubungkan ke handphone-nya. Tak ada akses keluar bagi Olie, pintu dijaga ketat oleh bodyguard yang standby dua puluh empat jam. Dia hanya bisa pasrah dan berharap keajaiban datang sehingga dia bisa bebas dari cengkeraman Alfon.

Sudah sepekan pencarian berlangsung, tetapi titik terang belum kunjung ditemukan. Tak berselang lama, Andri tanpa sengaja menemukan petunjuk keberadaan Alfon melalui foto yang diunggah salah satu temannya yang sedang berlibur ke Maladewa. Wajah Alfon terlihat pada foto selfie yang diambil oleh rekan Andri sekitar sehari sebelum foto di upload ke sosial media. Segera Andri kabarkan berita ini kepada Richard.

"Bro, gue dapet petunjuk. Temen gue ada yang lagi liburan di Maladewa terus selfie, tampang Alfon ada di fotonya. Lu buruan ke kantor gue deh," ujar Andri.

"Akhirnya ada titik terang, thanks God." Richard bersyukur dengan informasi terbaru yang cukup melegakan, dia segera meluncur ke kantor Andri untuk memastikan bahwa informasi yang dia peroleh itu benar. Sesampainya di kantor Andri, dia segera menuju ke ruangan Andri.

"Hei Bro, sini-sini. Lihat foto ini, dia Alfon bukan? Meskipun bertopi plus berkacamata, gue yakin benar ini Alfon." Andri menunjukkan foto yang rekannya unggah tersebut.

"Iya, bener ini Alfon. Dia di Maladewa rupanya, gue musti ke sana secepatnya. Jangan sampai Olie diapa-apain sama dia, gue harus segera cari tiket." Richard yang khawatir akan kondisi sang kekasih buru-buru mengambil keputusan tanpa berpikir.

"Tunggu dulu Bro, jangan buru-buru. Kita atur strategi, kalau buru-buru malah hasilnya bisa buruk nanti. Sabarlah, pikirkan dengan kepala dingin, rencanakan dengan matang," saran Andri.

Benar juga, batin Richard.

Richard segera mengabarkan berita ini kepada Karen yang kemudian meminta bantuan ayahnya untuk melakukan penyelidikan dan segera mengirimkan anak buahnya ke Maladewa.

Rencana matang sudah tersusun dengan baik, hari berikutnya Richard dan Andri ditemani dua orang rekannya segera bertolak ke Maladewa. Tak lupa Andri hubungi pihak berwenang di sana agar membantunya meringkus Alfon.

****
Wuah ini ide lompat-lompat kek kelinci, komentarnya ditunggu ya.
Kasih kritik dan saran biar authornya makin pinter, ga cuma pinter gombal 😂.

Continue Reading

You'll Also Like

2.3K 267 5
Kehidupan pak Andre dan Fia tak berhenti setelah akad, cerita berlanjut setelah akad.. karena disinilah mulai ada bumbu-bumbu rumah tangga yang harus...
245K 1.8K 13
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
96.1K 2.9K 22
Silakan baca dan komentar selagi masih Going on, sebab saya tidak janji akan tetap memajang cerita ini di sini.... Hehehe.... ---- Khansa Adelia, dia...
306K 4.5K 22
Up sesuai mood Kalau ada waktu juga Tolong jangan di bawa ke RL Futa Area