For Rayden ✔️

By winka24

761K 72.2K 5.1K

[Completed] (FOR RAYDEN & FOR SHANUM ditulis di dalam satu work yang sama. Silakan baca dengan teliti setiap... More

p e r k e n a l a n
FR 1 - Shanum Argema
FR 2 - Rayden Alrescha Ravindra
FR 3 - Sama Atau Tak Sama
FR 4 - Sahabat Baru
FR 5 - About A Concern
FR 6 - Not Really Gone
FR 7 - Pesan Rayden
FR 8 - Karma Does Exist
FR 9 - Syukur & Pertama Kalinya
FR 10 - His Smile
FR 11 - Who Is The Doer?
FR 12 - Accident
FR 13 - Hospital
FR 14 - Meet Gabriella
FR 15 - The Reason
FR 16 - Explanation
FR 17 - Therapy
FR 18 - Senja With Rayden
FR 19 - Prom Night
FR 20 - See You Again
FOR SHANUM
FS 1 - California
FS 3 - Time To Waive You
FS 4 - Niger
FS 5 - Her Little Boy
FS 6 - Listen To Her
FS 7 - Twilight In Maradi
FS 8. The Reason Why
FS 9 - About Fabian
FS 10. Discussion In Kairo
FS 11. Indonesia
FS 12. The Ravindra's
FS 13. Story of Them
FS 14. Counting The Days
FS 15. The Day [END]

FS 2 - Invitation Letter

16.1K 1.7K 224
By winka24

FS 2. Invitation Letter

🍁🍁🍁
Somebody asked me if I knew you.
A million memories flashed through my mind,
I just smiled and said 'I used to'.
Anonimous.

Tak terdengar apapun selain suara ketikan keyboard komputer yang terletak di atas meja hitam di ruangan tersebut. Pria yang usianya hampir memasuki dua puluh delapan tahun itu masih fokus pada tumpukan pekerjaannya. Jika ada orang yang mengatakan menjadi seorang pemimpin itu hanya bisa memerintah. Well. Kalian harus bisa membedakan pengertian antara bos dan leader. Karena fungsi seorang pemimpin yang sebenarnya bukanlah memerintah melainkan mengayomi.

While boss using people then leader develops people. Makna berbeda dari keduanya-lah yang membuat Rayden mendedikasikan dirinya dengan baik di perusahaan tempatnya bekerja kini. Papa-nya pernah mengatakan bahwa dia harus bisa memimpin sedikit orang lebih dulu sebelum ribuan kepala menggantungkan nasibnya di pundak Rayden. Karena menjadi pewaris satu-satunya Ravs Group adalah hal terberat yang akan Rayden miliki.

Drrrrttttt ...

Ponselnya yang berada dalam vibrate mode membuat Rayden menghentikan pekerjaannya sejenak. Sebuah pesan dari seseorang yang minggul lalu mengatakan akan datang ke California membuat Rayden tersenyum tipis.

From : Zayn Al-Fath
Gue udah di hotel.
Tar malem jangan lupa.
Gue lempar ke amazon lo kalau gak jadi!

Rayden berdecak kecil membaca pesan dari Zayn siang ini. Sahabatnya itu seperti menyimpan dendam padanya karena tidak pernah mengabari Zayn beberapa tahun belakangan ini. Walau seperti itu, Rayden tetap senang karena Zayn masih berusaha untuk membangun komunikasi dengannya lebih dulu. Karena jika tidak, Rayden bisa menjamin bahwa dirinya pun tidak memiliki kesempatan untuk menghubungi sahabatnya itu.

"Ray, kamu sudah siapa 'kan? Sebentar lagi kita rapat bersama marketing and operating staffs," suara seseorang membuat Rayden mendongak dari ponselnya.

Pemuda itu mengangguk mengiyakan, "Iya," jawabnya.

"Good then. I will prepare the room."

"Eum, Jade!" panggil Rayden sebelum pemuda berambut pirang itu berbalik menuju ruang meeting.

"Yeah?"

Rayden bangkit dari tempat duduknya, berdiri menghadap pemandangan kota dari balik kaca besar di belakang kursinya, "Setelah ini tolong katakan pada Stefie untuk mengosongkan jadwalku." ucapnya.

Jayden mengangguk sekali, "Oke. Ada lagi?" tanyanya.

Rayden balas mengangkat satu tangan kanannya menandakan jika tidak ada lagi yang ingin pemuda itu katakan pada sahabatnya sejak di bangku kuliah itu. Jayden Alexander adalah satu-satunya sahabat yang Rayden miliki dan beruntungnya Jayden mampu lolos menjadi salah satu kandidat staf Lexand Inc Central. Sehingga itulah alasan mengapa keduanya bisa ada di sini. Jayden merupakan salah satu asisten terbaik yang Rayden miliki dan percayai.

• • •

"Okay, the next topics is about strategies to help company turn ideas into value, what will we do? Saya rasa akan lebih baik jika semuanya diperbaiki. Masih ada beberapa cacat yang perlu dibenahi." suara datar seorang Rayden Alrescha tak berubah, bahkan mungkin bertamah datarnya ketika pemuda tinggi itu memimpin rapat.

Stefie dan Jayden saja yang sudah mengenal Rayden lebih dekat dibandingkan staff lainnya, akan memilih fokus jika tidak ingin ditendang keluar oleh Rayden dari ruangan dengan kata-kata sadisnya. Rayden memang sejak dulu diakui kepemimpinannya, bahkan sejak pemuda itu memimpin kelompok kecil staf di Lexand Inc Britania. Jadi, membuat sebuah kesalahan ketika rapat bersama Tuan besar satu ini adalah hal yang paling staf-nya hindari.

"Sir," seseorang mengangkat tangannya, Rayden menatap pria yang terlihat lebih tua darinya beberapa tahun itu.

"Yes, Andrew?"

"How about protector in the digital enterprise?"

Rayden mengangguk mendengarnya, "Search about something that you can use to detect, protect and react to risks to ensure business continuity." jawab pemuda itu cepat, "I don't need to explain to all of you, right? Aku bisa mempercayakan ini pada operation staffs and your CTO, can you?" lanjutnya dengan nada tegas yang tak luntur sedikit pun.

"Yes, sir." jawaban itu membuat Rayden mengangguk dan menatap Jayden yang juga menyetujui pendapatnya.

"Kalian bisa mendiskusikannya lagi bersama Mr. Jayden dan tim kalian setelah ini," ucap pemuda itu lagi.

"Sir, about continuity, how can we do that?" suara pelan seorang perempuan di ruangan itu membuat suasana mencekam tiba-tiba.

Pemuda yang berdiri di dekat proyektor itu langsung menemukan seorang perempuan bermata hijau safir mengigit bibir bawahnya sadar akan kecerobohannya saat bertanya. Rayden baru saja menjelaskan bahwa itu bisa didiskusikan per masing-masing tim setelah keluar dari ruangan ini tapi gadis itu malah bertanya.

"Ms. Carol, are you sleeping?" dan tentu saja suara dingin dan tajam yang mengandung kesadisan itu terdengar cepat. Beberapa staffs bahkan memilih menunduk daripada melihat wajah CMO mereka yang saat ini menusuk tajam pada Caroline –gadis yang tak sengaja bertanya tadi.

"Eum ... Sir, I ... I'm sorry," cicit Caroline di akhir kalimatnya. Gadis itu bahkan tidak berani mengangkat wajahnya untuk menemukan raut tak suka seorang Rayden di depan sana.

"Pintu keluar ada di tempat biasa. Kau bisa tinggalkan ruangan ini dan kembali ketika saya sudah tidak ada di dalam ruangan." tegas Rayden yang mau tidak mau disetujui oleh Caroline karena jika dia membangkang maka hukuman lebih akan dia dapatkan.

Setelah Caroline keluar, pintu ruangan tertutup kembali. Rayden menatap satu per satu orang-orang di dalam ruangan tersebut, "I told you all, to focus in this room. Kalau kalian tidak bisa bekerja dengan baik, lebih baik keluar dari perusahaan ini. Kami tidak butuh orang-orang tidak kompeten di sini. Meeting is closed. Selamat siang," ucapnya lalu berlalu dengan langkah panjang tanpa menoleh lagi. Membuat orang-orang di dalam ruangan menarik nafasnya lega termasuk Stefie dan Jayden. Karena pengusiran seperti ini sudah sering terjadi jika Rayden Alrescha Ravindra yang memimpin rapat.

"Sudah kukatakan, cobalah untuk fokus. Rayden adalah tangan kanan chairman perusahaan ini. Kalian bisa selesai jika membuat kesalahan di depan matanya." suara Jayden terdengar yang segera diangguki oleh staf lainnya.

"Seperti pesan Sir Ray sebelumnya, kalian bisa diskusikan bersama CTO dan staf lainnya. Silahkan kembali ke ruangan kalian dan tolong katakan pada Caroline untuk tidak mengulangi kesalahan di meeting selanjutnya nanti." sambung Stefie kemudian gadis brunette itu berlalu bersama Jayden.

• • •

Rayden menyenderkan punggungnya di kursi yang sudah ditempati pemuda lain di depannya. Pemuda yang terlihat lebih dewasa dibanding terakhir kali mereka bertemu. Membuat Rayden terkekeh pelan ketika mendengar suara desisan dari pemuda yang telah menjadi sahabatnya dalam kurun waktu hampir satu dasawarsa itu.

Berada di salah satu restoran Sushi yang ada di Palo Alto adalah request tersendiri dari Zayn. Sahabatnya itu mengatakan ingin mencoba rasa Sushi di USA sama atau tidak dengan Sushi di Jepang. Abaikan saja, Rayden mendadak sakit kepala kalau harus bertemu dengan sahabat gilanya satu ini.

"Masih inget ternyata," gerutuan seorang Zayn Al-Fath terdengar ketika pemuda itu telah selesai meneguk mineral water-nya. "Dimana letak kedisplinanmu wahai anak muda! Lo telat satu jam asal lo tahu!" sambungnya kesal.

Rayden bersedekap menatap sahabatnya itu, "Sorry. Gue baru selesai rapat, Zayn." jawabnya.

"Alesan!"

"Kok lo kayak anak cewek sih? Ngambekan."

"Abis gue kesel Ray sama lo. Astatang! Hampir tiga tahun menghilang, gak tahunya terdampar di sini. Tau gitu 'kan gue sering-sering aja datengin lo kalau mampir ke US." lanjut Zayn membuat Rayden mengangkat tangannya memanggil waiters untuk memesan makanan.

"Lo sering kesini?" tanya Rayden.

Zayn mengangguk, "Ya gak sering juga sih. Paling gak dua bulan sekali gue kesini. Ada perusahaan yang kerjasama bareng perusahaan bokap." jawabnya.

"So, how are you?"

"As you see, I'm fine. Really fine. Dan hal yang mau gue lakuin ke lo adalah ini ...,"

Tttakkk!

Zayn menjitak kepala Rayden membuat pemuda itu meringis dan menahan malu. Karena beberapa orang menatap keduanya dengan kening berkerut.

"Jangan kayak bocah, Zayn!" tegur Rayden.

"Bodo amat ya Bos besar. Lo nyebelin soalnya!"

"Terus ... jitakan gak penting lo itu buat apa?"

Memilih merebahkan punggungnya di kursi, Zayn berdecak kecil, "Gue nikah tiga tahun lalu, lo gak dateng Kisspray!" ujarnya.

Manik Rayden membola mendengarnya, "Married? Lo ... nikah?" tanyanya kaget.

"Yaiyalah nikah! Emangnya lo yang sekian tahun betah menjomblo," cibir Zayn membuat Rayden memutar bola matanya. "You should get married, Ray. Biar lo tahu rasanya bahagia setelah menikah. Pulang ke rumah lo. Emangnya gak kangen sama Indonesia?" sambungnya.

Mendengar itu Rayden mengangguk seraya tersenyum tipis. Memilih tak bersuara dan menyesap americano yang baru saja dibawa oleh waiters padanya.

"Then ... siapa wanita yang gak beruntung itu?" canda Rayden membuat Zayn hampir mengumpat.

"Kurang aja bener ya lo Kisspray!" ujarnya, "Gue nikah sama ... temen kecil gue," lanjutnya.

"Not Yasmin?"

Zayn menggeleng, "I told you, gue putus sama Yasmin ketika gue baru satu tahun di Jerman. Gue pikir, setelah gue pulang dia masih nunggu gue. But actually not, ada orang yang lebih baik dari gue yang jagain dia. She's married now, dua tahun lalu gue ketemu dia malah udah punya baby. Lucu deh," sambungnya membuat Rayden mengdengkus kecil.

"Still, takdir gak pernah ada yang tahu 'kan?" tanyanya.

Mendengar itu Zayn mengangguk, "Sama kayak yang mau gue kasih tahu ke lo kali ini," jawabnya.

Rayden menatap Zayn dengan menaikkan sebelah alisnya, tidak terlalu mengerti maksud pembicaraan pemuda itu.

"Maksud lo?" tanya Rayden balik.

Zayn mengeluarkan sesuatu dari balik jas hitamnya, sebuah kotak berbentuk persegi panjang dengan corak khas membuat Rayden menyadari sesuatu dengan cepat.

"I got this from my house in Jakarta, dua tahun lalu. Gue coba konfirmasi ke Yasmin pas kita gak sengaja ketemu and she said yes. Gue gak tahu kabar selanjutnya sekarang karena gue gak tinggal di Jakarta lagi. But kalau ini benar, she is married, Ray. Itu kenapa gue minta lo cari kebahagiaan lo juga." jelas Zayn seraya meletakkan sebuah invitation letter sederhana berwarna putih yang membuat pemuda di depannya diam membatu.

"As you said a ten years ago, when the fate said about you and her. Kita tidak bisa mengubah apapun. Tentang jodoh, rezeki dan maut semua telah diatur di Lauhul Mahfuz-nya Allah, 'kan? Dan inilah jawabannya. Gue berharap lo bisa meneruskan hidup lo, Ray. Don't be stuck on her. Gue tahu, jauh di dalam lubuk hati lo, lo sangat mengharapkan dia. Lo ingin balik ke Indonesia tanpa beban yang ada di pundak lo tapi lo gak bisa. So, let it go. Lo harus memulai hidup baru lagi tanpa dia setelah ini. Benar-benar tanpa dia." lanjut Zayn ketika menemukan raut pias dari sahabat lamanya itu.

Zayn tahu menyampaikan ini adalah hal paling terberat yang harus dia lakukan. Tapi meminta Rayden bahagia adalah salah satu guna dirinya sebagai sahabat. Zayn tidak ingin Rayden mengharapkan seseorang yang sudah jelas tak bisa pemuda itu gapai pada akhirnya.

"Thanks." hanya itu jawaban Rayden yang dibalas anggukan pelan dari Zayn.

So God, this is my fate?

🍁🍁🍁
I told you all,
Aku kalau lagi jahat ya begitu.
Jadi gak salah 'kan kalau kalian pada mewek-mewek di Good Doctors?
HAHAHAHAHA

Jadi ... mau dikemanakan cerita ini? 🤣
Mau Double Up?
Coba komen setiap inline cerita.
Sekali-kali gitu demo ceritaku biar kita bisa win-win solution 😘😘😘

JANGAN LUPA BACA CERITA TEENFICT TERAKHIR WI YA!
Ini ikutan Event Grasindo,
kalau bisa masuk 10 besar aku bakal kasih kalian something. Mau gak? Hehehe
Clue : Berhubungan dengan Ghazanfar Family 😘😘😘

Tenang, For Shanum akan tetap lanjut kok, sampai selesai. Harrowing Lonesome cuma update seminggu sekali aja. Okeh? Lafyuuuu ❤️❤️🤗

Salam,
Winka.

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 502K 64
Bagi orang-orang, dijodohkan dengan sosok tentara yang tampan, macho, mungkin suatu keberuntungan. Tapi tidak bagi Lia, menurutnya ini sangat membosa...
367K 16.2K 70
Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir dari keluarga berada dan Alzena dari ke...
2.9M 237K 56
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...
103K 3.7K 23
Amelia adalah siswi SMA yang mencintai seniornya Fahri dengan tulus. Beberapa bulan ia menunggu kepastian dari Fahri. Namun, Fahri lebih memilih pere...