gengsi!

By zcenery

312K 39.3K 4.9K

"Nyatain aja apa susahnya sih?!" "Gengsi goblok!" -hanya sefruit stori antara Kim Taehyung dan dia. More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
epilog
part. 2

19

8.4K 1.1K 150
By zcenery

Taehyung sibuk menggerakkan penanya kesana kemari. Menggoreskan beberapa kata diatas kertas putih bergaris. Wajahnya serius, alisnya menukik dan dahi lebarnya mengkerut. Bibirnya mengerucut sedikit lantaran tak kunjung mendapat jawaban.

"Aish!! Apa sih, gak ngerti!" gerutunya.

Suara dengusan geli terdengar di telinga Taehyung membuat Taehyung menatap ke arah depan dengan kesal.

"Apa lo ketawa-ketawa?!" sentaknya galak.

Sosok yang mendengus geli tersebut makin menahan tawanya. Gemas karena ekspresi Taehyung yang kesal.

Berdeham sebentar, kemudian menetralkan ekspresinya. "Gue gak ketawa."

Taehyung mengepalkan tangannya ke depan wajah sosok itu. "Bilang aja terus gitu!"

Jeongguk memegang tangan Taehyung yang mengepal didepan wajahnya setelah menaruh sebentar buku yang ia baca diatas meja. Memegangnya erat kemudian menatap Taehyung dengan tatapan datar. "Bilang apa?"

Selalu!

Selalu membalikkan dengan pertanyaan!

Membuat Taehyung ingin menghambur lelaki didepannya ini sekarang juga.

Taehyung menyentakkan tangan Jeongguk. Kemudian melanjutkan mengerjakan tugas matematikanya.

Jeongguk pura-pura tak peduli. Mengambil bukunya lagi kemudian membacanya dengan tenang, membiarkan Taehyung mengerjakan tugas.

Hanya duduk berhadapan, dengan keheningan menemani. Ah—tambahan kotak bekal Taehyung yang belum dibuka teronggok di sisi meja yang kosong karena sesungguhnya meja Taehyung penuh dengan bukunya yang berhambur.

Tak peduli dengan keadaan sekitar.

Oh, tentu.

Tak tau kalau anak kelas Taehyung beberapa ada yang menahan gemas dan teriakan karena melihat Jeongguk dan Taehyung.

"Aaahhh~ gak ngertiiiii!!!"

Jeongguk melirik sekilas dibalik bukunya. Menahan senyum, kemudian balik membaca buku.

Taehyung melirik Jeongguk sekilas. Perutnya lapar. Ia ingin makan bekalnya, mengistirahatkan otaknya sejenak. Sempat terlintas di otaknya, Jeongguk lapar atau tidak?

Tangannya merapikan bukunya asal, sekadar memberi ruang kosong untuk kotak bekalnya.

"Jeongguk?"

"Hm?" Jeongguk hanya menyahut sebentar. Sama sekali tak menolehkan pandangannya pada Taehyung.

Berhubung kelas Taehyung hanya ada beberapa orang cewe yang berkumpul di pojok belakang, membuat percakapan antara Taehyung dan Jeongguk terdengar walau tak terlalu jelas.

"Mau makan gak?" tawar Taehyung sambil membuka kotak bekalnya yang berisi nasi putih dengan capcay dan ayam goreng.

Jeongguk melirik sekilas, "Gak lapar."

Taehyung terdiam sebentar, menunduk kemudian sibuk memakan bekalnya. Berusaha tak memedulikan Jeongguk yang sibuk dengan bukunya.

Kruuk!

Suara keroncongan itu membuat Taehyung menghentikan suapan ketiganya. Membiarkan sendok yang diatasnya terdapat nasi dan ayam goreng itu melayang didepan mulutnya yang terbuka.

Taehyung mendengus sebentar, meletakkan sendoknya asal sambil menatap Jeongguk dengan memutar bola matanya malas dan bibir yang mendecih. Mengejek.

"Bilang gak lapar." suara Taehyung terdengar meledek, membuat Jeongguk menurunkan bukunya, menaruhnya diatas meja. Menatap Taehyung datar.

"Baru laparnya sekarang." alasan Jeongguk.

Taehyung mendecih sebal. "Halah, bilang aja gengsi!" tangannya mengangkat sendoknya yang tadi ia taruh, mengarahkannya ke arah Jeongguk dengan tangan satunya menadahi sendok dari bawah, takut-takut ada nasi yang jatuh.

"Ayo, buka mulut." perintah Taehyung. Jeongguk memperhatikan wajah Taehyung yang entah kenapa menurut Jeongguk semakin cantik.

Jeongguk lama terdiam menatap Taehyung, membuat Taehyung berdeham sebentar dengan wajah yang sedikit memerah karena Jeongguk yang tak berhenti menatapnya.

"J-Jeongguk, tolong buka mulut, please. Tangan gue capek." ujar Taehyung.

Lucu, pikirnya.

"Kan gue gak minta disuapin." balas Jeongguk datar.

Mendengar suara Jeongguk yang datar, Taehyung memerah, buru-buru menaruh sendoknya kembali dengan menunduk, merasa malu dengan tindakannya.

Ngapain ia tadi pakai segala mau suapin Jeongguk?!

Jeongguk mengulum senyum dalam diam. Ia tahu pasti Taehyung merasa malu karena ingin menyuapinya. Jeongguk tak masalah kok, disuapi Taehyung. Lagipula ia tadi hanya bercanda.

Jeongguk menggerakkan tangannya untuk menggenggam tangan Taehyung, "Tae." panggilnya lembut.

Taehyung menahan napas beberapa saat.

"Gak usah malu. Sini suapin." kata Jeongguk.

Blush!

Taehyung mendongak menatap Jeongguk yang masih menatapnya lembut. "Ayo, suapin."

Taehyung berniat melepaskan tangannya yang dipegang Jeongguk untuk menyendokkan nasi tapi ditahan oleh lelaki bergigi kelinci tersebut. Sehingga mau tak mau Taehyung menyendokkan nasi untuk Jeongguk dengan tangan yang masih digenggam Jeongguk.

Jeongguk mengunyah makanannya dengan menopang dagu sekalian menatap Taehyung yang kini menyendokkan nasi ke dalam mulutnya. Tangan Taehyung masih setia digenggam Jeongguk.

"Tae."

"Ke-kenapa?" tanya Taehyung. Duh, kenapa ia jadi gugup lagi sih?! Padahal tadi ia sudah berusaha biasa saja bertingkah didepan Jeongguk!

"Hewan apa yang namanya bisa berubah?" tanya Jeongguk.

Taehyung mengerutkan kening sebentar. "Eung—ayam?"

"Kenapa ayam?"

"Karena kalo udah digoreng namanya ayam goreng, di bakar namanya ayam bakar, eh—iya kan? Bener?" tanya Taehyung sambil mengerjapkan matanya.

Jeongguk tertunduk sebentar karena tertawa pelan. Mengangkat kepalanya lagi untuk menatap Taehyung. "Haha, bukan. Apa coba?"

"Kambing?"

"Kenapa kambing?"

"Ya—kan kalo di tusuk namanya jadi sate, di gulai jadi gulai kambing, bisa ganti juga jadi kambing guling." Taehyung terdiam sebentar, memegang perut tummy-nya, "Duh, jadi pengen sate."

Jeongguk makin gemas dengan Taehyung. Tangan yang tadi ia gunakan sebagai penopang dagu ia gerakkan untuk mengusak rambut Taehyung pelan. "Salah."

Taehyung memiringkan kepalanya sedikit, "Jadi—apa?"

Jeongguk tertawa pelan. "Mau tau?"

"Yaiyalah. Kepo." jawab Taehyung cepat.

"Jawabannya kepiting."

Taehyung bingung. "Kenapa kepiting?"

"Karena kalo udah dipotong namanya jadi kepotong."

Taehyung tertawa pelan. Biarpun garing, Taehyung tahu Jeongguk berusaha membuatnya tertawa. Lagipula ia tidak terpaksa kok. Jeongguk sendiri ikut tertawa pelan.

Taehyung melanjutkan suapannya ke Jeongguk. Jeongguk yang disuapi Taehyung terus mengajak Taehyung berdiskusi untuk mengisi keheningan dan mencoba menghilangkan rasa canggung diantara mereka.

"Hoy! Hoy! Hoy!"

Suara Yugyeom yang nyaring itu membuat Taehyung dan Jeongguk menoleh, menatap Yugyeom yang melangkah mendekat ke arah mereka berdua.

"Apaan?" tanya Jeongguk.

"Hoy—tayo, hoy tayo, dia bis kecil ramah. Melaju, melambat, tayo selalu senang~" lanjut Yugyeom yang bernyanyi kenudian tertawa nyaring.

Jeongguk memutar bola matanya malas, sedangkan Taehyung tertawa.

"Garing goblok." kata Jeongguk datar.

Yugyeom nyengir. "Bodo amat ya, njing."

Jeongguk tak memedulikan Yugyeom, lanjut mengobrol dengan Taehyung sambil sesekali menerima suapan nasi dari Taehyung.

"Aduh~ mas Jeongguk udah main suap-suapan aja, nih. Genit ya~" goda Yugyeom sambil mencolek lengan Jeongguk jahil.

Jeongguk menepis tangan Yugyeom. "Geli bego." kemudian sibuk lagi dengan Taehyung. Membiarkan Yugyeom jadi obat nyamuk.

Yugyeom memperhatikan interaksi keduanya dengan mengulum senyum tipis.

"Oy, Guk."

"Guk."

"Guk."

"Hely—guk guk guk!"

Taehyung cemberut karena Yugyeom sedari tadi ribut memanggil Jeongguk. "Yugyeom, jangan disini~ gue mau diskusi dulu sama Jeongguk."

Yugyeom agak syok karena Taehyung merengek hanya karena ingin diskusi sama Jeongguk.

Jeongguk menoleh ke Yugyeom sambil menyeringai tipis. "Pergi lo." ujarnya datar.

Yugyeom dongkol.

Lah ini kelasnya dia.

Bangku yang diduduki Jeongguk juga bangkunya dia.

Kenapa dia yang diusir?

Sebelum kedua orang tersebut meneruskan percakapan mereka, tangan Yugyeom berada di tengah keduanya hingga membuat kedua orang tersebut menghentikan obrolan mereka. Kepalanya menoleh ke Jeongguk sambil tersenyum tipis, menyeringai, "Tidak semudah itu, Ferguso."

Jeongguk menepis tangan Yugyeom. "Minggir jir."

"Tidak bisa, Antonio. Harusnya gue yang ngusir lo, karna itu bangku gue yang lo tarik buat lo dudukin." Yugyeom menarik-narik badan Jeongguk untuk segera pergi.

Jeongguk membalas perkataan Yugyeom, "Lo gak bisa ngusir gue, Sumanto." ujarnya menahan tangan Yugyeom yang menariknya. "Soalnya Tae nya aja gak masalah gue disini."

"Apa kau yakin, Esmeralda?"

"Iya lah."

Yugyeom memasang wajah memenya. "Aku tahu kau berbohong, Danielo."

Taehyung yang sedari tadi memperhatikan percakapan keduanya hanya bisa tertawa.

Teng! Teng!
It's time to begin the 7th lesson.

Jeongguk yang mendengar itu mendengus, sedangkan Yugyeom menyeringai lebar.

Jeongguk berdiri, beranjak untuk pergi ke kelasnya. "Gue balik, Tae." pesannya sambil tersenyum tipis sebelum kemudian menatap sengit Yugyeom yang tersenyum lebar.

Yugyeom menepuk pundak Jeongguk sebentar, "Kenapa, kapten Frederick? Gak mau ninggalin Anne Elliotnya?" goda Yugyeom.

Jeongguk sedikit memerah. "Sialan." umpatnya pada Yugyeom kemudian pergi keluar dari kelas Taehyung.

Next?

Continue Reading

You'll Also Like

77.8K 4.8K 65
(Aliando❤️Prilly Fanfiction) °°°°° Lulusan S2 terbaik di kampus luar negeri, masih berstatus lajang membuat seorang Fraliand Alvis Mahesta Syarief me...
964K 58.4K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
22.1K 2.4K 13
Vote nya jangan lupaa 🌟
1.2K 112 6
Demian berpikir bahwa ucapan sang Ayah mengenai perjodohan hanyalah ancaman agar dirinya berhenti melakukan balapan serta tindakan nakal lain di usia...