Loving You #3 : REGA

By AnnabelleTF

85.1K 4.1K 65

Sekuel ketiga dari "Loving You". Tapi gue takut. Gue takut saat gue tanya, dia meluapkan kemarahan sama gue k... More

1. Dia Cewek Gue! (Rega)
2. Reta Ketemu Reta? (Flo)
3. Jauhin Cowok Itu! (Rega)
4. Gue Ga Suka? (Flo)
5. Gue Rega! (Rega)
6. Gue ... Siapa? (Flo)
7. Move On! (Rega)
8. Apa Kabar? (Flo)
10. Kencan? (Flo)
11. Aurega dan Floreta
The End

9. Bersikaplah Egois! (Rega)

5.3K 328 1
By AnnabelleTF

“Perasaan aku dari empat tahun lalu sampai detik ini masih sama. Bagaimana denganmu?”

Rasanya gue ga bisa bertanya hal lain lagi selain ini. Gue ga bisa basa basi lagi. Rasanya empat tahun itu lama dan gue cukup lelah menunggu! Sekarang kesempatan gue. Flo ada di mobil gue, dia ada di samping gue dan gue mau tahu apa yang dia rasakan sekarang.

Flo menghembuskan nafasnya pelan.

“Masih sama. Aku masih sayang sama kamu, tapi aku masih sama. Antara Reta atau aku, itu pertanyaan aku.” Jawab Flo.

Setengah hati gue bahagia, tapi setengah lagi merasa terhempas. Bagaimana mungkin ini semua terasa sangat sulit buat gue?

“Jadilah pengacara hebat, terkenal, dan sukses. Sudah malam, lebih baik aku masuk ke rumah. Lusa temui aku di kafe depan sekolah jam empat, kalau kamu masih ingin mengatakan sesuatu. Selamat malam. Hati-hati di jalan.” Kata Flo tanpa jeda dan langsung keluar dari mobil.

Gue masih mematung dengan kata-kata Flo. Maksud Flo apa? Kenapa Flo begitu tega sama gue? Harus bagaimana buat Flo percaya kalau gue cinta sama dia? Gue butuh dia! Gue mau dia di sisi gue! Kenapa sulit sekali mengungkapkan semua itu!!!

***

Gue meminta Reta menggantikan tugas gue di kantor firma gue yang baru gue buka sama Reta. Baru aja, tapi sudah cukup terkenal karena gue punya banyak kenalan. Reta juga cukup professional jadi banyak klien yang percaya padanya.

Gue ga bilang apapun sama Reta. Gue juga minta Arya ataupun anggota keluarga gue yang lain ga bilang tentang Flo ke Reta. Gue ga mau Reta ikut campur di masalah ini, cukup gue aja.

“Regaaa!” panggil Flo saat gue baru aja masuk ke dalam kafe.

Gue langsung menghampiri Flo. Dia terlihat cantik dengan dress simple berwarna hitam. Tanpa banyak make up pun, Flo selalu cantik!

“Kamu pasti sibuk. Kalau begitu, langsung kamu tanya saja apa yang mau kamu tanyakan.” Kata Flo di depanku.

Di hadapan gue sudah ada kopi tanpa gula. Flo yang memesankan untuk gue. Flo masih inget ternyata.

“Floreta…” panggil gue.

“Ya?” sahutnya.

“Aku mau kamu balik sama aku.” Kata gue akhirnya.

“Lalu?” Tanya Flo.

Lalu?

“Kamu mau kita pacaran lagi, maksud kamu?” Tanya Flo tenang.

Gue mengangguk. Lidah gue kelu untuk berbicara.

“Aku ga mau hubungan kita hanya permainan, Rega.” Kata Flo tegas.

Permainan?

“Aku ini egois, kamu perlu tau itu.” kata Flo.

Egois?

“Aku mau serius, aku ga mau Cuma pacaran. Aku ga mau kamu punya waktu buat orang lain, aku ga mau kamu memperhatikan orang lain, aku ga mau kamu pergi sedetikpun dari aku sebelum aku suruh pergi, aku ga peduli dengan semua urusan kamu. Asalkan aku memilikimu, aku tidak peduli hal lain. Kamu harus tau itu.” kata Flo panjang lebar.

Gue terdiam. Inikah perasaan Flo selama gue berpacaran dengan dia?

“Aku mau diperlakukan seolah aku ini ratu. Kamu mengerti?” tanya Flo.

Baru kali ini gue mendengar keegoisan Flo. Selama ini Flo tidak pernah bersikap egois sama sekali. Membiarkan gue pergi, memaafkan gue, mencintai gue tanpa memaksa gue untuk terus berada di dekatnya.

“Lusa aku mau pergi. Mungkin satu-dua tahun. Apa kamu masih mau meminta aku untuk kembali kepada kamu?” tanya Flo.

Gue berpikir keras. Memejamkan mata dan menghembuskan nafas kencang.

“Aku sangat mengerti! Bersikaplah egois! Karena aku masih menginginkan kamu kembali kepadaku!” kata gue mantap.

Flo tersenyum puas.

“Mana hp mu?” Tanya Flo.

Gue bingung tapi langsung memberikan hp gue tanpa bertanya. Flo langsung mengambil hp gue dan mematikannya. Memasukkan ke dalam tasnya dan langsung menarik gue keluar dari kafe.

“Flo?” panggil gue.

“Kita kencan yuk! Tapi di rumah aku aja, aku malas keluar rumah. Aku udah bikin cheesecake yang belum pernah kamu makan.” kata Flo dengan wajah bahagia dan mata berbinar.

Perasaan bahagia meluap begitu saja! Flo menerima gue! Terima kasih Flo!!!

Gue langsung mensejajarkan langkah gue dengan langkah Flo, lalu merangkul Flo. Membawa Flo ke mobil gue dan langsung saja gue melajukan mobil gue ke arah rumah Flo.

Flo menyodorkan sepotong cheesecake yang sangat enak! Cheesecake yang empat tahun lalu ga sempet gue makan. Gue duduk berdua dengan Flo sambil menonton berbagai macam film komedi. Kami tertawa bahkan sampai menangis. Kami bahkan makan malam di depan tv. Bercerita dan bercanda!

“I love you.” Kata Flo tiba-tiba.

Gue tersenyum. Tiga kata yang gue nanti dari empat tahun yang lalu. Terima kasih Flo, terima kasih karena masih memiliki perasaan yang sama.

“I love you too..” kata gue mengecup kening Flo.

***

“Regaaaaa! Bangunnnnn!!!” teriak Flo yang langsung membuat gue terbangun dari mimpi indah gue.

Gue langsung terduduk dan menatap Flo lekat. Gue dimana? Oh iya! Gue kemarin dipaksa menginap di rumah Flo karena sudah terlalu larut. Sekarang jam berapa?

“Sekarang udah jam delapan. Kamu terlambat ke kantor!” kata Flo mengomel sambil berkacak pinggang.

Hahaha.. Dia lucu. Seperti istri yang sedang mengomeli suaminya.

“Aku ga mau jadi istri kamu! Pengacara malas kayak kamu ga pantes sama aku!” kata Flo meleletkan lidahnya ke arah gue.

Gue tersenyum. Sebaiknya gue bangun dan segera mandi. Gue harus kerja.

“Eitttssss… siapa bilang kamu boleh pergi hah?” Tanya Flo langsung mendorong gue duduk kembali di ranjang. Dia sendiri bahkan duduk di pangkuan gue.

Gue menaikkan sebelah alis gue. Ada apa ini?

“Masih inget yang aku bilang di kafe?” tanya Flo menatap mata gue tajam. Gue mengangguk.

“Ada beberapa hal yang mau aku kasih tau dulu sebelum aku balikin hp kamu dan ijinin kamu pergi, tuan pengacara.” Kata Flo.

“Apa?” Tanya gue sambil tersenyum. Bahagianya kalau Flo seperti ini. Ini terasa lebih nyata daripada dia selalu mengalah.

“Satu, jangan cari aku. Aku mau pergi besok. Inget kan yang aku bilang di kafe? Dua, ga ada komunikasi selama aku pergi. Paling hanya satu-dua tahun. Tiga, saat aku balik ke sini, aku harap kamu udah jadi pengacara hebat! Jaga diri baik-baik dan jangan malas-malasan! Buat aku bangga. Empat, jangan ada yang tau status kita. Terakhir....” kata Flo memberi jeda.

Otak gue dengan cepat mencerna. Apa?! Flo bener mau pergi? Dua tahun tanpa komunikasi? Kenapa sama kayak Natasha yang pergi ninggalin Arya?!! Syarat ketiga sih gampang. Keempat juga masih bisa lah. Terakhir?

“Cium aku dulu tanda persetujuan kita!”

Terakhir juga gampang.

Eh? Cium??!

“Sekarang Aurega! Jangan kebanyakan melamun! Aku ga bisa telepati!” kata Flo sambil memutar bola matanya.

Dengan ragu gue merangkum pipi Flo. Jantung gue berasa mau loncat keluar. Muka gue dan Flo sekarang kurang dari lima senti.

Rega! Lu cowok!!! Jangan kayak cewek dan ABG labil deh.

“Boleh aku mengajukan keberatan terhadap syarat pertama dan kedua?” tanya gue sebelum menempelkan bibir gue.

“Keberatan ditolak, tuan pengacara!” kata Flo tersenyum penuh kemenangan.

Baik. Sepertinya memang gue di pihak yang ga akan pernah diuntungkan. Tapi gue suka Flo yang egois ini. Dia benar-benar menunjukkan diri dia berkuasa atas gue. Gue pun merasa memiliki Flo dan lebih mengenal Flo.

Cup!

Ciuman singkat yang membawa dampak luar biasa. Muka Flo memerah dan gue yakin muka gue juga sama!

“Nih! Hp kamu. Reta berisik dari kemarin nyari kamu, tapi aku ga jawab teleponnya. Oh! Satu lagi, mending kamu segera mandi dan berangkat ke kantor. Bajunya udah aku siapin. Aku duluan ya! Ada kerjaan di kantor. Bye.” Kata Flo sambil tersenyum cantik ke arah gue.

Gue menghela nafas berat.

Gue udah nunggu empat tahun buat hari ini, dan sekarang gue harus nunggu dua tahun lagi buat bersama Flo? Apa hidup gue semua hanya tergantung pada penantian?

***

Floreta –REGAAAAA! Inget perjanjian kita? Jadi pengacara hebat dan sukses ya. Kenapa? Karena aku ga mau nikah sama pengacara abal-abal. Aku mau nikah sama pengacara hebat, terkenal dan sukses! Kalau kamu ga berhasil, aku bisa cari yang lain. Aku mau serius! Aku pergi dulu ya. Kita break dua tahun. Kamu coba aja nyari pacar dulu. Aku juga bakal nyari cowok di tempat baru aku! Sampai ketemu dua tahun lagi. I LOVE YOU.

WHAT?!

Floreta maunya apa sih!

***

Udah dua tahun dari sejak Flo pergi. Ga ada kabar apapun! Flo bener-bener serius dengan ucapannya. Tapi bukan Cuma Flo yang serius, gue juga serius. Sekarang ini gue udah jadi pengacara hebat. Bahkan termasuk pengacara yang paling di cari walaupun masih muda. Firma hukum gue pun selalu kebanjiran klien dari berbagai kota. Hebat kan? Walaupun ini masih awal dari kesuksesan gue.

Gue dan Reta bener suntuk sama kerjaan di kantor. Jadilah kita meliburkan diri. Kenapa bisa? Jelas bisalah! Kan yang punya firmanya itu gue sama Reta. Libur sesekali ga mungkin membuat firma kami bangkrut.

Gue sama Reta mau nonton film, gue baru aja selesai beli tiket dan tiba-tiba melihat Reta menggendong anak kecil. Reta bilang anak itu tersesat. Jadilah gue langsung pergi ke bagian informasi buat mengumumkan kalau ada anak hilang.

Anak kecil itu namanya Hana. Cantik dan manis. Tapi dia terus meremas baju Reta kuat. Gue udah berusaha agar Hana mau berpindah ke gendongan gue, tapi percuma! Ga berhasil. Sampai akhirnya Hana melihat ibunya dan dia menarik baju Reta yang …

Sreekkkkk..

Mudah robek. Bener kan?

Setengah punggung Reta terekspose. Gue terus berdiri di belakang Reta, mencoba menutupi. Tapi tebak apa yang gue lihat?

TATO!

Gue selalu menjaga Reta dengan baik! Bahkan untuk membuat tato dengan ukuran sebesar itu butuh waktu seharian, gimana mungkin?! Gue ga pernah membiarkan Reta seharian sendiri?!

Gue marah! Gue bener-bener marah. Gue tarik Reta pulang ke apartemen gue dan berdiam diri. Gue harap emosi gue bisa terpendam. Gue takut gue meledak di depan Reta dan akhirnya menyakiti Reta. Tapi Reta ga mengerti sama sekali, dia malah meneriaki gue! Gue seperti disiram minyak. Api langsung membakar habis diri gue, dan gue meledak!

Gue akui, gue punya temperamen yang buruk dan gue menyesal. Reta ngumpet di kamar mandi. Gue bisa ngerasain, Reta ketakutan. Reta kesakitan. Reta kedinginan. Tapi gue takut gue lebih mengerikan saat gue menemui Reta.

“Reta… gue mohon. Lu bisa sakit kalo mandi air dingin.” Kata gue. Menyerah dengan ego gue dan meminta Reta keluar dari kamar mandi.

Reta membuka pintu. Dia basah kuyup. Gue harus berpikir dingin. Gue ga bisa membiarkan Reta seperti ini. Dia bisa sakit. Gue ambil handuk dan membungkus Reta. Membawa Reta ke kamar dan gue sendiri, berdiri menunggu Reta. Kenapa gue bisa sebodoh ini. Brengsek! Kenapa diri gue merasa ga bisa diandalkan!

Akhirnya Reta keluar. Gue dan Reta duduk di sofa. Ga banyak yang bisa gue Tanya, tapi Reta mengerti apa yang ingin gue Tanya. Dia menjawab singkat, tapi itu nyaris seperti peluru yang langsung tertembak ke arah jantung gue!

 ***

Reta sakit, semalaman gue berjaga. Tapi pagi ini gue bangun, Reta udah ada di meja makan dan memasak. Dia luar biasa kan?

Selesai makan dan mandi, gue bener-bener berharap Reta cerita ke gue. Reta mengerti dan dia menceritakan semua. SEMUA!

Gue serasa mau mati! Bagaimana mungkin Reta yang gue jaga seperti boneka porselen bisa terluka seperti itu!!!

Pikiran gue kacau, rasanya gue ga butuh apa-apa. Gue kaget denger cerita Reta, gue marah, gue kesel dan gue berasa gue orang terbego di dunia! Kenapa gue ga menjaga Reta dengan baik, bahkan sampai Reta diperkosa orang!

BRENGSEK!

Yang gue tahu, seharian ini gue dan Reta hanya duduk. Sampai seseorang masuk. Saat gue lihat muka orang itu, otot-otot gue bekerja. Gue langsung menghajar orang itu sekuat tenaga!

Gue udah ga peduli apa-apa lagi! Bahkan gue ga peduli orang yang gue hajar ini temen baik gue, sohib gue dan bahkan udah gue anggap sodara sendiri!

***

Walau masalah terselesaikan, dan ternyata memang Tommy dan Reta mengakui semua. Tapi, kenyataan Reta yang bilang kalau dia tidak mau berpacaran dengan Tommy itu membuat gue susah.

“Gue ga akan pernah pacaran sama Tommy kalo lu sendiri ga punya pacar! Gue ga mau lu jomblo sendirian! Kalo gue masih jomblo, malam minggu kita bisa bareng-bareng! Tapi kalo gue sama Tommy, lu sendirian! Gue ga mau kayak gitu! Gue bakal terima Tommy pas lu juga udah punya cewek!!! Pacar beneran dan bukan bohongan!” kata Reta panjang lebar.

Hebat kan?

Gue tau kok gue sama Reta saling menyayangi, tapi penjelasan dia ini tuh sangat tidak masuk akal. Padahal gue dulu juga pacaran sama Flo tanpa memikirkan malam minggunya Reta.

“REGA! GUE GA MAU TAU GIMANA CARANYA LU HARUS DAPET CEWEK BESOK!!! GUE BAKAL BAWAIN LU SEMUA CEWEK DI BALI!!!” kata Tommy ke gue.

Ini yang membuat gue menjadi nyaris gila. Tommy ga main-main! Dia bener-bener dateng ke kantor gue setiap hari membawa seorang cewek yang entah dari mana! Gue diterror karena dia tinggal di rumah gue!

Baru sebulan, rasanya gue udah pengen pindah rumah!

Continue Reading

You'll Also Like

6M 474K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
13.2M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...