My Ice Senior [Complete]

By DilaWahidatu

1.4M 107K 3.7K

[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65 (End)
Extra Part
Annoucement

Part 20

23.2K 1.6K 27
By DilaWahidatu

Mendung belum tentu hujan. Begitulah kata yang menggambarkan pagi ini. Adira sedang berjalan dengan cepat menuju kooridor kelas, pagi ini gadis itu menggunakan sweter berwarna abu abu miliknya karena cuaca yang bisa dibilang dingin karena angin yang berembus dengan kencang.

Hari ini tak ada satu murid pun yang berlalu lalang, semuanya berada didalam kelas menurut perintah dari guru BK.

Sesaat dipinggir lapangan, Adira melihat Febby tengah berbincang dengan Pak Rausyan samar samar cewek itu mendengarkan kata SMA Cendana. Dimana salah satu murid SMA itu pernah ada masalah dengan Jio kelas Xll. Ips7 murid SMA Starla.

Pihak sekolah taunya mereka sudah berdamai lama dan tidak pernah ada berita yang tidak mengenakkan lagi. Tapi akhir akhir ini murid SMA Cendana sering nongkrong diujung jalan SMA Starla.

"Heh ngapain berdiri disini, udah sana masuk kelas. Liat cuacanya kayak gini." Adira menoleh dan mendapati Bu Dini yang sudah berdiri disebelahnya. Cewek itu meringis.

"Iya Bu." Adira melirik sebentar kearah dimana Febby berdiri, cowok itu ternyata memperhatikannya. Dengan rasa ingin tau tapi terlanjur malu, Adira berjalan cepat menuju kelas.

Sedangkan Febby yang melihat punggung cewek itu menjauh, kembali fokus ke percakapan antara dirinya dan Pak Rausyan.

"Jadi, tolong kamu kondusif kan agar tidak terjadi tauran atau perkelahian antar sekolah lagi," ujar pak Rausyan "Nanti bapak akan memanggil Jio untuk minta penjelasan."

"Iya pak," kata Febby

"Yaudah kalo gitu kamu masuk ke kelas. Cuaca lagi gak stabil, jam pelajaran juga udah mau mulai." Febby mengangguk lalu pamit dan berjalan menuju kelas.

Disaat Febby sampai di depan kelasnya, dia berpapasan dengan cewek sweter abu abu tadi, yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Tunggu," cegah Febby tiba tiba membuat Adira berhenti.

"Iya kak?" Adira menoleh, mendapati Febby yang berdiri pas disampingnya.

"Tali sepatu lo lepas." cewek itu menunduk untuk melihat sepatunya, dan benar saja tali itu terlepas.

Kirain ada apa, gue udah deg degan aja batin Adira

"Emh, makasih kak." Adira tersenyum kikuk lalu jongkok untuk membenarkan tali tersebut.

"Lo gak salah kelas kan?" tanya Febby sambil melihat papan kelas didepan pintu kelasnya untuk memastikan, lalu menatap cewek itu.

Adira sedikit mendongak "Ah... Enggak kok kak, tadi gue ketemu kak Gilang dulu..." ucap Adira mulai grogi "Ketua PMR," lanjutnya.

Febby hanya mengangguk, lalu masuk kedalam kelasnya tanpa bicara lagi, meninggalkan Adira yang masih mengikat tali sepatunya.

Setelah selesai, Adira bangkit, menghirup napas sejenak karena pasokan oksigen saat berada di samping Febby sangat menipis, lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Sesampainya di kelas, Adira dapat melihat teman temannya sedang duduk dimeja masing masing. Cewek itu mendudukkan dirinya di kursi miliknya.

"Dari mana aja lo?" tanya Amira.

"Dari kelas kak Febby," ucap Adira santai.

"Kelas Xll. Ipa1?"

"Ho'oh."

"Sejak kapan lo berani ketemuan sama doi."

"Bukan, abis ketemu kak Gilang. Ngasih kunci UKS," jelas Adira "Nanti jangan lupa latihan PMR, jangan bolos lagi."

"Siap! Tapikan gue bolos latihan ngikutin lo," kata Amira sambil menyengir.

"Gimana sih masa ketemu sama kak Gilang aja, kak Febby nya enggak," celetuk Syabila dari kursi belakang.

"Sempet ketemu kok tapi sebentar," kata Adira, cewek itu memutar tubuhnya menghadap Syabila dan Putri yang berada di belakang mejanya, dan diikuti Amira.

"Eh, tadi gue liat kak Febby sama Pak Rausyan ngomong di pinggir lapangan. Dan gue denger kayak ngomongin SMA Cendana gitu," ucap Adira bercerita.

"Palingan juga ada hubungannya sama kak Jio," sahut Putri yang sibuk mencoret coret kertas. "Kemarin kan mereka hampir berantem di gudang kosong deket SMA Cendana."

"Masalah apa lagi sih?, perasaan udah damai damai aja," ucap Amira heran.

"Gak tau lah, emangnya gue temennya yang harus tau semuanya," ucap Putri sewot.

"Kalo lo penasaran Mir, mendingan lo tanya sama kak Jio nya aja langsung," ujar Adira membuat Amira bergidik.

"Ogah amat."

"Eh, omong omong, lo tau dari mana Put?" tanya Syabila

"Gimana gue gak tau, rumah gue kan deket SMA Cendana geblek, masa lo lupa." mendengar ucapan Putri, Syabila menyengir.

"Iya juga." Putri memutar bola matanya malas begitu juga Adira dan Amira yang langsung balik badan menghadap kedepan lagi. Untung saja percakapan mereka terhenti karena ada guru yang masuk.

***

Pulang sekolah ini seluruh anggota PMR berkumpul di lapangan untuk melakukan pemanasan kecil menggunakan pakaian pdl khusus eskul PMR, dilapangan basket outdoor sedang ada anak basket yang sedang berlatih juga. Disana ada Febby yang sedang mendrible bola.

Setelah pemanasan mereka bergabung ke bidangnya masing masing, tandu berada di lapangan, pp (pertolongan pertama) memakai kelas Xll yang ada di lantai dasar tidak jauh dari UKS lebih tepatnya kelas Xll Ipa7, dan pk (perawatan keluarga) di UKS.

Bidang pp dibagi menjadi 3, yaitu pp 1 sebagai juru bicara, pp2 pembalutan, dan pp 3 pembidaian. Adira berada di bidang pp 2 sedangkan Amira berada di pp 3. Masing masing membimbing adik adiknya.

"Gue izin ke toilet dulu ya," ucap Adira kepada Jeni anggota PMR lainnya.

"Iya Dir," kata Jeni

Adira melangkahkan kakinya menuju toilet, tapi langkahnya terhenti di dekat lapangan basket. Anak basket sedang seru serunya berlatih disana, entah dorongan darimana Adira duduk di tempat duduk yang terbuat dari beton berada di bawah pohon dekat lapangan basket tersebut.

Cewek itu, sedang asik menatap para pemain basket tersebut.

"DOR!" tiba tiba seseorang melompat dari arah belakang, membuat Adira tersentak kaget. "Hayo ngapain disini."

"Ngagetin tau gak!" ucap Adira kesal.
"Maaf deh maaf." cowok itu cengengesan "Lo kok disini? Bukannya tempat lo di UKS. "

"Lha iya juga" Adira dibuat bingung sendiri "Eh lo kok belum pulang?"

"Hari ini kan Futsal juga latihan, masa lo gak liat udah ganteng keringatan gini," ucap Arif bangga.

"Iyain aja dah." tiba tiba ponsel Adira bergetar, cewek itu merogoh saku trainingnya. Ada pesan masuk dari Gilang.

Gilang
Lo dimana? Temuin gue sekarang di UKS. Cepetan gak pake lama!

Adira menggeram kesal dengan ketua PMR itu, kalo ada mau selalu gak sabaran.

Adira
Iya, gue otw. Sabaran

Gilang
Gue tunggu 30 detik, telat ambil posisi push up

"Gila!" ucap Adira refleks, Arif yang masih ada disebelahnya mengeryit bingung.

"Kenapa?"

"Biasa ketua gue manggil. Yaudah gue balik ke basecamp dulu ya!"

"Oke," ucap Arif, setelah itu Adira segera berlari menuju UKS. Arif yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.

Sesampainya di UKS, Adira melihat Gilang tengah duduk manis di kursi yang ada disana. Cewek itu membungkuk, menetralkan napasnya yang tersengal sengal.

"Apaan kak?" tanya Adira.

"Oh udah sampe toh, padahal masih ada waktu sepuluh detik lagi." mendengar ucapan Gilang, Adira mencibir. "Padahal gue pengen liat lo kena hukuman." begitulah Gilang, selalu menyebalkan aslinya.

"Kalo gak penting gue balik ke bidang gue nih," ucap Adira mulai jengah.

"Ini surat Izin orang tua, untuk beberapa anggota PMR kelas X yang udah dipilih untuk ikut kemah nanti, yang bakal jaga tenda kesehatan. Tolong lo fotocopy pulang ntar, kurang tiga lembar," ucap Gilang sambil menyerahkan selembaran kertas.

Adira mengeryit lantas bertanya "Kok gue, kenapa gak yang lain?"

"Suka suka gue lah. Lagian yang lain lagi pada sibuk, dan lo gak ngapa ngapain." dengan menahan rasa kesal, Adira mengambil kertas tersebut dan segera memasukkannya didalam tasnya.

TBC

Halloha! Ya ampun baru update, maaf kemarin saya menghilang hehehe. Soalnya ada beberapa kendala.

Maafkan juga kalo part ini agak gaje...

Jangan lupa Vote dan comment:))

Continue Reading

You'll Also Like

789K 38.2K 53
Dia Alkana Lucian Faresta dan pusat kehidupannya Liona Athena. Alkana adalah tipikal lelaki dingin, angkuh dan misterius, juga tidak suka di bantah...
8.8K 885 71
#NAGARASERIES1 Bertahun-tahun lamanya Kalycha menyukai Ryan secara terang-terangan. Tapi hanya penolakan yang ia terima. Karena bagi laki-laki itu, h...
1M 68.1K 61
β€’ 𝘚𝘦𝘲𝘢𝘦𝘭 𝘰𝘧 π˜’π˜¦π˜Ίπ˜΄π˜©π˜¦π˜·π˜’ β€’ [α΄›α΄‡Κ€κœ±α΄‡α΄…Ιͺα΄€ α΄ α΄‡Κ€κœ±Ιͺ ᴄᴇᴛᴀᴋ] "Vendo gak bakal tinggalin Via kan?" "Iya, Vendo gak bakal tinggalin Via." "Janji sama...
1.3K 186 62
Renjana Aranka Arundati, gadis pembuat onar yang terkenal dengan wajah cantiknya. Dia memiliki banyak mantan. Bagi Renjana, sekolah adalah tempat unt...