Mas Ganteng

Od mariautami2

19.7K 888 147

Kisah seorang jomblowati dengan pemuda ganteng tetangga kosnya yang dihiasi dengan tingkah konyol dan dibumbu... Viac

Part I
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24

Part 9

407 29 0
Od mariautami2

"Alfon telepon, aduh ... angkat gak ya? Aku dah janji jauhin dia," kata Olie sambil mondar-mandir di kamarnya dan menggigiti kuku jempolnya.

Akhirnya nada dering berakhir, Olie merasa lega sesaat. Lima belas menit kemudian ada pesan whatsapp masuk ke handphone-nya. "Aku di depan, bisa keluar sebentar?" Jantung Olie berdegup kencang, dia merasakan kegugupan besar karena pesan tersebut. Dua menit kemudian handphone-nya berdering, Alfon meleponnya. Dia semakin gugup dan panik, Alfon masih terus meneleponnya.

Merasa diabaikan oleh Olie, Alfon memutuskan untuk mendatangi kamarnya. Dia berpura-pura menjadi saudara Olie dan mengatakan kepada Pak Bayu bahwa situasinya saat ini gawat dan dia harus segera bertemu dengan Olie. Pak Bayu awalnya curiga, selain dia belum mengenal siapa Alfon, di sisi lain juga sikap Alfon yang memaksa agar bisa diizinkan masuk. Namun sayang, hanya dengan selembar ratusan ribu akhirnya Pak Bayu mengizikan Alfon masuk dan menunjukkan di mana kamar Olie.

Alfon pun segera naik ke lantai dua dan langsung menuju ke kamar Olie. Dia mengetuk pintu, dan berpura-pura menjadi Pak Bayu.

"Siapa?" tanya Olie saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.

"Saya, Mba." Alfon sebisa mungkin menirukan suara Pak Bayu. Olie yang tidak memiliki kecurigaan apa pun akhirnya membuka pintu kamarnya, dan begitu pintu terbuka Alfon langsung merangsek masuk.

"A-pa mau kamu?" tanya Olie panik.

"Tenang, jangan teriak. Aku gak akan macam-macam kalau kamu mau bekerja sama. Kalau kamu teriak, aku tak akan segan nyakitin kamu. Aku cuma mau bicara. Oke?" Olie hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Mereka berdua duduk berhadapan di ranjang, Alfon hanya memandangi Olie intens. Olie yang mendapat tatapan intens dari Alfon jadi salah tingkah, dia memainkan jarinya untuk mengusir rasa gugupnya, tapi tidak berhasil. Alfon tiba-tiba menggenggam tangan kiri Olie dan memasangkan sebuah cincin di jari manisnya.

"Aku ingin kamu jadi istriku, tidak ada penolakan. Aku sudah siapkan segala sesuatunya, besok kita akan umumkan pertunangan kita dan kuharap cincin ini tidak pernah lepas dari jari manismu atau ...." Alfon sengaja menggantung perkataanya.

"A-atau apa? A-pa yang bakal kamu lakuin?" Alfon hanya menyeringai mendengar pertanyaan Olie. Olie semakin gugup, dia takut sesuatu akan terjadi padanya atau Richard.

"Sshh ... tak perlu kamu tahu. Asalkan kamu bekerja sama, tidak akan terjadi apa-apa. Oke, sayang?" Alfon mendekatkan wajahnya hendak mencium Olie, tapi ciumannya berakhir di pipi Olie. Alfon tersenyum licik lalu berbisik di telinga kiri Olie, "Kamu harus jadi milikku, harus! Siapa pun yang coba menghalangi, dia akan terima akibatnya."

Olie reflek mendorong Alfon karena bisikannya. "Apa mau kamu sebenernya?

"Kamu," ucap Alfon disertai seringaiannya.

"Aku punya Richard, aku mencintainya, aku gak mungkin khianatin dia."

"Bukan, kamu hanya milikku!" teriak Alfon di depan muka Olie.

Keberanian Olie makin menipis, dia tak tahu apa yang harus dilakukan agar Alfon mau melepasnya. Seketika dia menyadari kebodohannya karena membuka hati untuk Alfon. Selama ini sudah banyak dia dengar berita miring soal Alfon, tetapi selalu ia abaikan. Apa memang selalu begitu kalau orang sedang dilanda asmara? Menjadi buta dan tuli seketika?

Di kosnya, Richard merasakan kegelisahan yang aneh. Rasa gelisah yang teramat sangat. Dia memutuskan untuk mengirim pesan ke Olie, ternyata tak ada balasan. Dia berupaya menelepon, tapi sambungan diputus dan bahkan tak dapat dihubungi lagi. Demi memastikan kondisi kekasihnya, Richard putuskan untuk menghampiri Olie. Sesampainya di kosan Olie, Richard curiga dengan salah satu mobil yang terparkir di gang. Mobil itu nampak seperti mobil yang sebelumnya pernah ngebut di gang depan kos.

"Ini mobil kaya gak asing," ucap Richard yang kemudian mengetuk pintu gerbang kos Olie dan dibukakan oleh Pak Bayu.

"Bapak kenapa?" tanya Richard yang heran mengapa wajah pak Bayu tiba-tiba pucat.

"Ah ... eng-enggak, Mas. Ada perlu apa ya?" tanya Pak Bayu basa-basi agar kegugupannya sedikit berkurang.

"Olie ada?"

"Kayanya si udah tidur, Mas. Dari tadi di kamar."

"Boleh saya cek, Pak? Itu lampunya masih nyala."

"O-oh kalau Mbak Olie memang setau saya gak pernah matikan lampu pas tidur, Mas."

"Ow gitu, terus itu mobil di luar punya siapa Pak?"

"I ... anu, sa-saya kurang tahu, Mas. Sudah dari tadi di situ." Pak Bayu terus berusaha menutupi keberadaan Alfon sampai akhirnya Alfon keluar dari kamar Olie.

"Ingat perkataanku, jangan pernah berani berpaling!" bentak Alfon yang terdengar sampai ke bawah.

"Alfon .... Al, ngapain lu di kamar Olie?" tanya Richard sesaat setelah Alfon keluar dari kamar Olie.

"Ri-richard ... dia di sini. Aduh ... gawat." Olie berbicara sendiri bagaikan orang gila, dia merasakan kepanikan yang luar biasa karena mendengar suara Richard di luar.

"Hei, Bro. Apa kabar lo? Gue abis itu ... uhm ... ya lu tahu lah cewek-cowok di kamar berdua ngapain, ya kan?"

"Berengsek lo," bentak Richard sambil menyusul Alfon ke lantai atas lalu menuju kamar Olie.

Alfon masuk kembali, lalu memaksa Olie keluar. Tepat ketika Richard akan melayangkan pukulan kepada Alfon, Alfon mengangkat tangan kiri Olie yang sudah dipasangi cincin olehnya, setelah itu ia tunjukkan tangan kirinya yang juga sudah terpasang cincin.

"A-apa maksud ini semua, Sayang? Tolong jelaskan. Cepat jelaskan!" bentak Richard di depan Olie, sedangkan Olie hanya mampu terisak, merasa pedih karena dibentak Richard.

"JAWAB!" teriak Richard sekali lagi, tapi Olie tetap bungkam. Alfon yang merasa menang hanya tersenyum tanpa penyesalan.

Keributan yang terjadi di kamar Olie membuat para penghuni kos keluar dari kamar masing-masing dan saling melempar pertanyaan, "Ada apa?"

Selomita yang kamarnya berseberangan dengan Olie pun keluar karena penasaran. Ketika melihat Olie menangis, dia berinisiatif mendekati Olie. Dia rengkuh tubuh Olie dari Alfon dan dia peluk erat. "Lo kenapa? Ada masalah apa? Cerita, gak usah takut."

Alfon yang melihat kehadiran Selomita, terkejut dan berusaha pergi. "Alfon, apa yang sudah kau lakukan padanya?" tanya Selomita masih memeluk Olie.

"Bukan urusan lo, dan gue harap lo ga usah ikut campur dalam masalah ini."

"Gak bisa, Olie sahabat gue, jadi gue berhak lindungi dia dari penjahat macam lo."

"Apa lo bilang? Awas kalau lo berani ganggu gue!" Alfon memperingatkan Selomita.

"Apa, lo mau apain gue kalau gue ganggu lo, hah? Lo lupa kejadian tiga tahun lalu? Kalau lo lupa, gue siap ingetin. Sekalian aja gue beberin semua kebejatan lo dulu."

"Lo ... lihat aja apa yang bakal gue lakuin ke lo karena udah ikut campur sama urusan gue."

"Gak usah banyak mulut lo." Richard langsung menghujamkan pukulan tepat ke rahang kanan Alfon dan membuatnya jatuh tersungkur ke lantai, berlumuran darah.

Pak Bayu yang khawatir keadaan semakin runyam, bergegas menuju tempat kejadian perkara. Dia membantu Alfon berdiri lalu memapahnya turun, "Mas, sudah. Jangan buat keributan di sini. Saya bisa dipecat sama yang punya kos. Mending Mas pulang, tenangkan diri."

"Bacot lo, duit aja doyan." Alfon bukannya bersyukur dibantu, justru memaki Pak Bayu. Kesal dengan sikap Alfon, Pak Bayu mengembalikan uang yang sebelumnya diberikan Alfon padanya lalu mendorongnya keluar.

"Saya menghargai Anda sebagai tamu, tapi sikap Anda sendiri tidak mencerminkan kalau Anda layak dihormati. Nyesel saya bantuin Anda. Jangan berani-berani ganggu anak kos sini kalau tidak mau saya berbuat lebih kasar daripada ini." Pak Bayu menggertak dan cukup membuat Alfon terkejut, tak menyangka akan mendapat perlawanan dari orang yang dianggap rendah olehnya.

"Sial, awas aja kalian semua. Gue gak bakal tinggal diam. Berengsek ...." Alfon mengumpat sambil menahan perih dan ngilu di rahangnya. Dia menuju mobilnya lalu pergi sambil terus mengumpat di dalam mobil.

Suasana di kos sudah kembali tenang, Richard dan Selomita masih berada di dalam kamar Olie. Richard melepas cincin yang terpasang di jari Olie dan menawarkannya kepada penghuni kos. "Siapa mau nih, gratis."

"Sini gue jual aja, lumayan bisa buat makan bersama. Gimana gaes? Setuju?" kata Ruri, salah satu penghuni kos.

"Setuju ...." Semua menjawab dengan kompak.

"Ambil gih." Richard melemparkan cincin itu kepada Ruri lalu dia berpaling ke Selomita yang sedari tadi memeluk Olie. "Sel, thanks udah bantuin. Kalau boleh tahu, lo kenal sama Alfon?"

"Gue ... mantan calon adik iparnya," jawab Selomita.

"Maksud lo, dia mantan tunangan kakak lo?" Richard menegaskan dan Selomita mengiyakan pertanyaannya.

"Ke-kenapa pu-putus Sel?" Olie yang sedari tadi menyimak akhirnya penasaran dan bertanya.

"Itu ... gue belum bisa cerita, maaf. Satu hal yang pasti, dia bukan pria baik-baik. Mulutnya manis ke semua perempuan. Lo hati-hati ya."

"Iya, ma-makasih ya Sel." Olie berkata sambil sesenggukan.

"Kamu gak apa-apa kan, Say? Diapain tadi sama Alfon?" tanya Richard khawatir.

"Engak apa-apa, aku baik kok."

Selomita yang menyadari kehadirannya sudah tidak diperlukan, memilih pamit. "Gue balik ya, kalau ada apa-apa, panggil aja."

"Thanks banget, Sel," ucap Richard yang hanya ditanggapi dengan senyuman dan anggukan.

"Makasih kamu udah dateng, aku takut banget tadi. Dia maksa aku nikah, terus ngancem bakal ngapa-ngapain kamu kalau aku tolak dia."

"Iya, Sayang. Aku tadi khawatir banget, gak tahu kenapa perasaan aku gak enak banget begitu aku sampe di kos. Aku chat, telepon kamu, gak diangkat. Daripada terus-terusan khawatir, aku samperin aja."

Olie terharu mendengar ucapan Richard, tapi dia juga sedih karena dengan bodohnya termakan rayuan Alfon yang akhirnya menjadi bencana. Kejadian hari ini menjadi pelajaran berharga buat Olie, sekaligus memantapkan hatinya untuk menerima Richard sepenuhnya, karena terbukti hanya dia satu-satunya pria yang peduli dan menyayanginya sepenuh hati.

"Aku balik ya, kelamaan pelukan gini nanti takut khilaf."

"Nanti dulu, aku masih pengin peluk kamu."

"Pak Bayu udah siaga itu, bisa-bisa aku ditendang nanti."

"Biarin!"

"Tamu pria dilarang menginap, ingat!" teriak Pak Bayu dari pos jaga.

"I-iya Pak," jawab Richard gugup. "Tuh, kamu denger sendiri. Aku balik ya."

Olie menggelengkan kepala dan tetap memeluk Richard. Richard menjadi salah tingkah, bingung harus berbuat apa agar kekasihnya mengizinkannya kembali ke kos. Akhirnya dia mengalah, membiarkan Olie memeluknya sampai dia tertidur. Setengah jam kemudian terdengar embusan napas pelan dan teratur, Olie terlelap dengan posisi duduk memeluk Richard. Richard melepaskan pelukan Olie, membaringkannya di kasur dan menyelimutinya.

"Met tidur, I love you," ucap Richard disertai kecupan ringan di bibir Olie. Dia beranjak keluar dari kamar Olie untuk kembali ke kosnya. Sebelum kembali, tak lupa dia mengucapkan terima kasih dan juga minta maaf atas keributan yang sempat terjadi. Pak Bayu memaklumi, dia pun meminta maaf karena sempat menghalangi Richard untuk menemui kekasihnya.

"Titip bidadari ya Pak," ucap Richard sebelum meninggalkan kos Olie.

"Siap, Mas. Saya nyesel udah kasih masuk dedemit." Mereka berdua tertawa terbahak karena Alfon disamakan dengan dedemit.

Richard lega, tapi kehawatiran masih menggelayut di hatinya. Dia cemas memikirkan apa yang akan dilakukan Alfon selanjutnya, Richard melihat kalau Alfon bukan tipe pria yang bisa diajak bicara baik-baik. Dia juga teringat Karen, sudah tiga hari dia tidak berkomunikasi dengan Karen. Dia putuskan untuk menceritakan kejadian ini pada Karen karena amanat yang dia pikul.

****
Konfliknya gereget gak? Komen ya kalau mau.
Kripik pedes juga boleh 😆, level 100 gapapa.

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

51.1K 5.6K 40
[Romance-Comedy] #Spinoff Pastel Sweater and Mr. Right 🌼 (Bisa dibaca terpisah tetapi lebih baik baca PSaMR dulu) Setiap ada bunga yang mekar, past...
50.8K 1.8K 29
Menikah adalah sebuah cara menghalalkan yang haram, menikah menyatukan 2 keluarga yang taksedarah, tak saling mengenal sebelumnya dalam ikatan persau...
149K 7K 36
Just remember that some people will be worth to get a second chance -Ardial Adhitama If you're lucky enough to get a second chance, don't waste it -A...
30.7K 1.1K 6
Terdengar lagu dangdut dari rumah tetangga seperti hari-hari biasanya. Setiap pagi dan sore mereka seolah berlomba memutar lagu kesukaannya dengan su...