[1] Keep Running;

Od ne0thology

472K 82.1K 11.3K

❝ LARI GOBLOK!!LARII!! ❞ [✔]─ ⟮ ft. Nct 00line ⟯ ↳ harsh words, non baku ne0thology, 2O18 190619 #1... Viac

- members -
° 1
° 2
° 3
° 4
° 5
° 6
° 7
° 8
° 9
° 10
° 11
° 12
° 13
° 14
° 15
° 16
° 17
° 18
° 19
° 20
° 21
° 22
° 23
° 24
° 25
° 26
° 27
° 28
° 30
° 31

° 29

9.3K 1.8K 180
Od ne0thology

"Sung, kamu serius kita bakal lewat sini?" Tanya Renjun saat ketiganya sampai didepan sebuah lubang kecil yang hanya muat dimasuki seorang saja secara bergantian.

"Ini bahkan cuma muat buat satu badan gue aja. Apa gak ada jalan lain?" Tambah Jeno.

"Ini rute ter-aman yang Jisung tau, Jisung juga yang udah merancang jalan ini supaya bisa dilewati. Ayo kak, kita bakal ada di lobby utama setelah kita ngelewatin ini. Jisung duluan." Ucap Jisung sebelum akhirnya merangkak masuk kedalam lubang itu.

"Ayok lo dulu jen, gak ada perlawanan." Renjun mendorong tubuh Jeno agar ia mau masuk kesana lebih dulu.

"Eh tapi--"

"Gak ada tapi-tapian, buruan masuk ikutin Jisung kalau lo gak mau jadi abu disini." Jeno memilih bungkam lalu menuruti perintah Renjun.

"Lo juga harus langsung masuk." Ucap Jeno.

"Tanpa lo suruh pun gue juga bakal masuk."

Jeno hanya menyengir lalu mulai merangkak masuk kedalam lubang itu.

Renjun memperhatikan gerak Jeno sebentar sebelum akhirnya ia menoleh kearah belakang dan melamun.

"Haruskah gue ikut papa?" Batin Renjun sampai akhirnya suara panggilan dari Jeno menyadarkan Renjun dari lamunannya.

"Huang Renjun!"

"Kalau gue sampai di lobby dan pas gue nengok kebelakang gak ada lo, gue bakal balik ke tempat kita ketemu tadi." Ucap Jeno.

"Ngeselin parah." Gerutu Renjun lalu mulai merangkak memasuki lubang tadi sama seperti apa yang Jisung dan Jeno lakukan sebelumnya.

"Heh lo." Ucap Renjun sambil menyenggol kaki jeno yang berada tepat didepannya.

"Eh apaan sih." Ucap Jeno tak terima.

"Dih? Lo kali yang apaan. Ngapain coba ngancem bakal balik ke kamar Jisung?" Protes Renjun

"Orang gue mau balik ke tempat kita ketemu tadi, bukan dikamarnya Jisung." Ucap Jeno.

"Ya itu kamarnya Jisung, ipul. Tobat goblok, kebanyakan rumpi sama Haechan mah gini nih."

"Sst, kakak denger sesuatu gak?" Tanya Jisung tiba-tiba.

"Kenapa sung? Ada apa?" Tanya Renjun lalu langsung menarik Jeno yang tadinya berada dibelakang Jisung menjadi dibelakang dirinya.

"Apa-apaan!?" Gerutu Jeno sebal.

"Sst, coba denger baik-baik deh." Renjun dan Jeno pun terdiam mengikuti intruksi Jisung.

"Suara zombie bukan sih?" Tanya Jeno namun tak ada yang merespon.

"Tunggu kak!"

"Aduh Jisung lupa!" Ucap Jisung lalu menepuk dahinya sendiri.

"Kenapa?" Tanya Renjun

"Jisung baru inget kalau kita bakal merangkak melewati ruangan uji coba zombie. Emang sih ruangannya kaya lab pada umumnya, tapi disebelah ruangan itu ada tempat yang isisnya banyak zombie." Jelas Jisung.

"Trus kita harus gimana sekarang?" Tanya Jeno.

Jisung terdiam sebentar seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kalau kita lewat dengan tenang tanpa adanya suara kericuhan, zombie-zombie juga bakal tenang kok." Ucap Jisung.

"Kita gak bisa berlama-lama disini." Ucap Renjun yang diangguki keduanya.

"Jisung bakal tetep merangkak didepan."

"Tetep hati-hati ya, sung." Peringat Renjun yang diangguki Jisung sebelum ia kembali merangkak.

Tak lama setelah mereka kembali merangkak, bau busuk mulai tercium dan bahkan hampir memenuhi jalur ventilasi yang mereka lewati.

Selain bau busuk, suara zombie samar-samar juga ikut terdengar ditelinga mereka.

"Sung." Panggil Renjun berbisik sambil menahan kaki Jisung dengan tangannya.

Jisung berhenti lalu menoleh pada Renjun dan mengisyaratkan Renjun untuk diam dan tidak berisik.

"Sekarang kita lagi ada diatas kandang zombie, udah ketauan dari bau busuk yang muncul tadi. Tahan sedikit lagi ya kak, sisa beberapa langkah lagi buat sampai di lobby utama." Ucap Jisung berbisik lalu kembali merangkak.

Renjun menoleh ke belakang, matanya melirik Jeno yang sepertinya sedang berusaha keras agar tidak mual atau bahkan pingsan karena bau busuk yang ditimbulkan oleh zombie-zombie dibawah mereka.

Tak lama, mereka pun sampai di lobby utama yang saat ini kondisinya berbanding jauh jika dibandingkan dengan kondisi dikamar Jisung beberapa saat lalu.

Lobby utama lebih terlihat seperti lobby di perusahaan besar di kota-kota pada umumnya.

Ramai.

Tak ada yang menyadari bahwa bangunan bawah tanah itu mungkin akan hancur beberapa saat lagi.

"Sekarang kita harus kemana? Disini banyak orang." Ucap Jeno.

"Ke pintu luar pastinya." Jawab Jisung.

"Gak jauh dari sini. Tapi yang jadi masalah, gimana caranya supaya kak Renjun gak ketauan sama penjaga. Kalau sampai dia ketauan, dia atau bahkan mungkin kita bakal balik ke kamar Jisung lagi." Tambah Jisung.

"Jangan lupa disini ada cctv yang masih aktif." Renjun mengangguk.

"Didepan kamar kamu bukannya ada cctv juga? Bahkan dipasang sepanjang lorong." Ucap Jeno.

"Yah itu sih beda wilayah. Yang masuk wilayah Jisung, seluruh cctv-nya gak bakal ada yang normal. Selalu Jisung rusak meskipun kalau baru dipasang sekali pun." Respon Jisung.

"Muka polos tapi kelakuan barbar, gila." Batin Jeno.

"Oh! Sini deh!" Seru Jisung lalu menarik keduanya memasuki sebuah ruangan yang tampak sepi. Didalamnya hanya berisi berbagai macam pakaian yang dapat digunakan untuk masuk kedalam lab.

"Kak Renjun pilih aja, kita bakal ngelakuin aksi penyamaran." Ucap Jisung.

"Disini aman kan? Emang gak bakal ada orang yang masuk sini?" Tanya Jeno.

"Pintu gak akan bisa terbuka dari luar kalau didalam ruangan ini ada orang. Ayo kak, pilih aja yang sekiranya nutupin wajah kakak." Jawab Jisung.

"Ayo sung, kita lanjutin perjalanan." Ucap Renjun yang diangguki oleh Jisung.

Setelah pintu dibuka oleh Jisung, nampaklah seseorang yang kini sedang berdiri didepan pintu sambil menatap mereka dengan tatapan bingung sekaligus terkejut.

"Loh? Jisung? Ngapain ke lobby?" Tanya orang itu.

Pasalnya hampir semua orang disana tau bahwa Jisung memang tak diperbolehkan untuk pergi ke lobby utama atau kemanapun yang berada didekat pintu keluar.

"Mau jalan-jalan aja om, udah diizinin sama kak Chanyeol juga kok." Ucap Jisung polos.

"Gak perlu takut Jisung bakal keluar, dua penjaga dibelakang Jisung ini emangnya keliatan gak cukup buat jagain Jisung?" Orang itu menatap Renjun dan Jeno dengan pakaian khusus lab yang mereka pakai, tak lupa dengan penutup kepala dan wajah yang menutupi identitas mereka.

"Kasian sung, harusnya sekarang mereka bekerja didalam lab." Ucap orang itu.

"Biarin ah, lagian kak Chanyeol kok yang nyuruh mereka buat nemenin Jisung jalan-jalan. Yaudah ya om, Jisung mau jalan-jalan dulu." Ucap Jisung lalu berjalan melewati orang itu, diikuti oleh Renjun dan Jeno yang berjalan dibelakangnya.

"Sung, kita langsung kan?" Tanya Jeno sambil mencoba menyamakan langkahnya dengan Jisung.

"Iya, gak jauh dari sini kok kak. Hati-hati ya kak, banyak yang memperhatikan. Oh iya, jangan jalan disebelah Jisung kak." Jawab Jisung. Sebelum Jeno hendak bertanya, Renjun terlebih dahulu menarik Jeno ke belakang Jisung.

"Jisung itu posisinya tinggi disini, semacam anak emas gitu lah. Katanya dia yang bakal menggantikan papa dalam menjabat beberapa tahun lagi." Jelas Renjun.

"Kok dia? Kenapa bukan lo?" Tanya Jeno.

"Karena gak banyak yang tau kalau papa gue punya anak, dan anaknya itu gue." Jawab Renjun.

"Prof, boleh tolong ikut saya? Keadaan lagi darurat!" Seseorang tiba-tiba saja menahan tangan Renjun.

Jisung menoleh lalu menatap orang yang menahan Renjun.

"Kenapa?" Tanya Jisung pada orang itu.

"Tuan muda? Apa yang kau lakukan di lobby?" Tanya orang itu.

"Jalan-jalan sama penjaga sebelum kamu datang lalu menahan tangan penjaga yang ditugaskan buat jagain saya jalan-jalan. Sekarang saya tanya, kamu kenapa nahan tangan penjaga yang udah ditugaskan langsung buat jagain saya?" Orang itu terdiam.

"Minta tolong sama orang lain bisa kan? Kenapa harus sama penjaga yang lagi sama saya? Ini kak Chanyeol langsung loh yang nyuruh mereka pas masih bertugas di lab, atas dasar apa kamu mau bawa dia pergi ikut kamu yang bahkan gak punya jabatan disini? Ngaca dong, jabatan kamu gak setinggi saya disini. Gak tau ya kalau jagain saya itu lebih penting dari pekerjaan apapun disini?" Orang itu bungkam dengan tatapan tak percaya pada Jisung.

"Udah buang-buang waktunya? Yaudah saya pergi. Ayo penjaga." Ucap Jisung lalu kembali berjalan.

"Tapi prof. Park ditemukan meninggal dikamar anda, tuan." Ucapan orang itu menghentikan langkah Jisung.

"Udah tau." Ucap Jisung lalu seperdetik kemudian muncul bunyi alarm tanda bahaya diseluruh penjuru ruangan itu, membuat seluruh orang disana panik dan berlarian kesana-kemari secara tiba-tiba.

Bahkan orang yang tadi menahan Renjun pun sudah hilang entah kemana sekarang.

"Fak, apalagi sekarang?" Ucap Jeno.

"Sante aja dong bambang." Ucap Renjun.

"Bomnya pasti udah meledak, gak lama lagi apinya bakal merambat kesini kak." Ucap Jisung.

"Trus sekarang gimana? Jalan keluar masih jauh?" Tanya Jeno yang mulai panik karena udara disana perlahan mulai memanas.

"Cuma tinggal jalan lurus berapa langkah dari sini, ayo kak!" Jawab Jisung lalu mulai berlari diikuti oleh Renjun dan jeno.

Tak disangka, api muncul tiba-tiba saat mereka berlari menuju pintu keluar.

Mereka seperti sedang berlari dikejar api saat itu.

Renjun pun melepas lalu membuang penutup kepalanya agar ia bisa bernafas lebih leluasa.

"Sung!" Panggil Jeno berteriak.

"Itu pintunya kan?!"

"Iya kak! Tapi Jisung harus scan jari Jisung dulu buat buka pintu! See you later, kak!" Lari Jisung semakin cepat setelah itu.

Jisung sampai terlebih dahulu didepan pintu, ia pun segera menempelkan jarinya pada mesin scan yang berada disebelah pintu.

Pintu berhasil dibuka.

"Ayo cepetan kak! Pintunya gak bisa kebuka terlalu lama, bisa tertutup otomatis!" Teriak Jisung. Benar saja, pintu pun kembali bergerak untuk tertutup dengan sendirinya.

Jeno keluar terlebih dahulu menyusul Jisung yang sudah berada diluar, menyisakan Renjun yang kini masih berusaha berlari mencapai pintu keluar.

"Buruan!!" Teriak Jeno.

"You can do it, kak! Ayo!" Teriak Jisung.

Pintu semakin mengecil diikuti dengan api yang semakin besar didalam.

"Ayo jun!!" Teriak Jeno seraya mengulurkan tangannya kedalam pintu.

Tangan Jeno berhasil digapai oleh Renjun, Jeno pun buru-buru menariknya keluar dibantu oleh Jisung.

Renjun berhasil keluar, namun bangunan pun meledak disaat mereka belum sempat pergi dari depan pintu bangunan.

tbc.

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

10.9K 1.5K 32
"Kukira kabut biasa, taunya kabut magic hufft serasa berada di film film fantasi" Shotaro "Harusnya kan kesan horor kenapa ada becak disiini!!!" He...
107K 10.4K 28
"Kau tak lain hanyalah orang asing disini, jaga bicaramu atau aku tak akan segan memotong lidahmu." "Kalau bukan karena janjiku kepada mendiang ayaha...
39.9K 2.8K 16
Kehidupan kakak-beradik NCT (ot21) yang super duper kaya. -bahasa non baku -garing syukur, receh syukuran -NCT ot21 yu yu di klik '⭐' nyaaa✨
104K 7.9K 44
Aku tidak bisa mendengar semua suara didunia, tapi kenapa aku selalu mendengar suaramu dipikiran dan bahkan dihatiku??