Meet You (TAMAT)

By novila07

207K 13.4K 275

Married By Accident. Alasan mengapa Rere dan Dewa menikah. Bukan, mereka bukanlah remaja yang 'apes' karna p... More

PROLOG
Meet You |1
Meet You |2
Meet You |3
Meet You |4
Meet You |6
Meet You |7
Meet You |8
Meet You |9
Meet You |10
Meet You |11
Meet You |12
Meet You |13
Meet You |14
Meet You |15
Meet You |16
Meet You |17
Meet You |18
Meet You |19
Meet You |20
Meet You |21
Meet You |22
Meet You |23
Meet You |24
Meet You |25
Meet You |26
Meet You |27
Meet You |28
Meet You |29
Meet You |30
Meet You |31
Meet You |32
Meet You |33
Meet You |34
Meet You |35
Meet You|36
Meet You|37
Meet You|38
Meet You|39
Meet You|40
EPILOG
BANTUIN AKU DONG
Meet You | Extra Part Rev
Meet You | Precious
Meet You| Sleeptight Honey
MEET YOU: Rere's Side

Meet You |5

4.4K 348 3
By novila07

"Re, Aku bawa sari kacang hijau kesukaan kamu nih." seru Dewa saat membuka pintu kamar hotelnya.

Dewa mengernyit melihat pakaian dan barang bawaan mereka berserakan diatas ranjang dengan koper yang terbuka. Diletakanya kantong belanjaanya di atas nakas sebelum mencari keberadaan Rere.

"Re kamu didalam?" tanya Dewa sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Iya, masuk aja."

Masuk aja? Tumben.

Dewa mencibir saat pintu terbuka dan masuk ke kamar mandi. Disana Rere sedang membereskan perlengkapan sanitary mereka.

"Pantesan dibolehin masuk.. "

Rere menoleh setelah selesai memasukan seluruh perlengkapan mereka. "Kenapa memang?"

"Kamu nggak mandi, kan nggak asyik."

"Dewa..." bisik Rere menahan malu.

Si empunya nama hanya terkekeh melihat Rere yang menahan rasa malunya. Dewa semakin memperparah dengan mendekati Rere dan mencuri beberapa kecupan pada Rere.

"Dewa.. Udah dong."

Dewa bukanya berhenti malah mengeratkan pelukanya. Masih menciumi bibir Rere dengan gemasnya.

"Dewa.. "Rere akhirnya mendorong Dewa gemas saat merasakan tangan Dewa mulai nakal.

Dewa menyandarkan kepala dibahu Rere. Terkekeh melihat aksi menggemaskan Rere.

"Ah iya, pesawat Kita jam berapa?" tanya Rere yang masih dipeluk Dewa. Ingatlah, mereka masih dikamar mandi hotel.

Dewa mengernyit menatap Rere. "Pesawat apa?" tanya Dewa heran. Ia lupa dengan seruanya yang menawarkan Rere sari kacang hijau.

"Kita pulang malam ini kan?" tanya Rere ikut kebingungan.

Paham maksud Rere dan segala kekacauan di dalam kamar Dewa terkekeh. "Aku ambil cuti dua hari, Kita pulang hari selasa."

"Kenapa nggak bilang dari awal?"

"Surprise?" jawab Dewa tak yakin. Dia heran dengan respon Rere yang terkesan tak menyukai hal itu.

Apa Rere masih terpikir dengan ucapan teman-teman ku?

"Re kenapa?" tanya Dewa saat melihat Rere memilin tangannya.

"Aku udah iyain ajakan Mama besok siang, Wa." Rere mengusap hidung mancungnya. Membuat Dewa semakin gemas.

"Astaga Re. Aku kira kenapa." Dewa mengacak puncak kepala Rere.

"Kan nggak enak sama Mama, Aku.. udah janji mau nemenin."

Dewa merangkul bahu Rere yang merosot dengan sebelah lengan kirinya. Hening. Rere kira Dewa akan menenangkanya atau menghiburnya tapi ternyata-

"Halo, Ma."

Rere langsung mendongak menatap Dewa. Terkejut.

"Kenapa, Wa?"

"Kita belum bisa pulang malam ini, Dewa masih ada urusan sama temen."

Rere mencengkram sebelah lengan Dewa takut-takut.

"Oh gitu, terus?"

"Iya ini Dewa bilang sama Mama biar Mama nggak berharap sampe nungguin kita di airport nanti." canda Dewa.

"Padahal Rere udah janji mau temenin Mama besok siang."

"Oh Rere ada janji sama Mama." Dewa  mengusap belakang kepala Rere. "Yauda Kita ganti nginep dirumah Mama deh weekend besok."

"Ya sudah. Janji nginep ya."

"Siap Bu Boss."

"Salam buat Rere."

Setelah menutup sambungan Dewa tersenyum menatap Rere. "Case closed baby."

*****

"Kita mau kemana?" tanya Rere lagi saat mereka turun dari taksi.

"Ini udah sampai."

"Nama tempatnya apa?"

Dewa berhenti melangkah, menoleh menatap Rere. "Kamu udah pernah ke Bali?"

"Pernah sekali pas SMP, tapi nggak bisa jalan-jalan."

"Kenapa?" Dewa kembali menarik Rere untuk kembali melangkah.

"Emm.. Boleh cerita lain kali?"

Dewa kembali berhenti untuk mengusap puncak kepala Rere. "Dengan syarat."

"Apa?" tanya Rere dengan polosnya.

Dewa menunjuk bibirnya. "Cium dulu."

Wajah Rere yang memerah akibat sengatan matahari semakin memerah akibat ulah Dewa. 

"Nanti ya, kalau sudah sampai hotel. Malu."

"Nggak mau nanti, Re. Syaratnya kan sekarang." desak Dewa. Dia sudah mati-matian menahan tawa.

Rere menggerutu pelan-sangat pelan sebelum memajukan tubuhnya dan mengecup bibir Dewa singkat.

Seketika tawa Dewa menyembur. Sebelah lenganya menarik Rere masuk dalam pelukanya untuk membantu Rere menyenbunyikan rasa malunya.

"Ini tanjung benoa, Re. Ayo kita main parasailing atau kamu mau nyoba jet ski?" tanya Dewa membalik tubuh Rere kedepan dan mendorongnya pelan.

"Aku belum pernah nyobain semua."

"Selamat buat Renita Agustine, Kamu dapat bonus nyobain sama cowok ganteng bernama Dewa Aksara. Your beloved husband" canda Dewa garing.

Rere menyandar dan terkekeh. "I'm lucky girl."

"No, you're not."

"So?"..

"I'm the lucky man. Lagi pula kamu bukan girl lagi, Re."

Blush

Rere mencengkram tali pengaman dengan kencang saat mereka bersiap untuk diterbangkan. "Wa ini aman kan?"

"Aman kok, ada Aku disini." ucap Dewa menyanyikan sebuah bait lagu dan sedikit sukses menenangkan Rere.

Saat parasut itu mulai mekar dan naik, Rere menjerit karna merasakan geli bercampur ngeri. Dewa yang melihatnya hanya terkekeh senang. Rere tak pernah berteriak sekeras itu.

"Re.. calm down babe." seru Dewa saat parasailing mereka berhasil diterbangkan.

Rere masih memeluk tali pengaman dan memejamkan mata erat. Tak mengacuhkan ucapan Dewa.

"Hei Rere, buka mata kamu and you can see the beautiful view."

"Aku ngeri mau buka."

Dewa terkekeh dan meraih sebelah tangan Rere. "Udah Aku pegangin nih, aman."

Rere tak menjawab. Ia hanya mengatur nafasnya agar teratur sebelum Ia memberanikan diri membuka matanya perlahan.

"Gimana?"

Rere masih mengedarkan pandangan kesegala penjuru. "Its so wonderful."

Sisa waktu bermain parasailing Rere berseru senang. Sesekali Ia memberanikan diri mengangkat tanganya.

"Lagi?"

Rere nyengir dan menggeleng. "Dewa bilang mau naik jet ski."

"Iya, ayo. Nanti kamu peluk Aku yang erat ya."

"Eh? Aku ikut naik?"

Dewa menyentil dahi Rere pelan. "Harus dong, ayo." tak memberi Rere waktu untuk protes, Dewa menariknya menuju tempat penyewaan jet ski.

"Jangan ngebut."

Dewa tertawa. "Aku nggak lagi mau balapan kali, Re."

"Pelan aja."

"Biar apa?" Rere tak menjawabnya.

"Aku tau, Biar kamu bisa peluk Aku lama kan."

Ketakutan Rere terpatahkan saat Dia sudah tertawa menikmati permainan jet ski yang dikendarainya.

*****

"Pelan-lelan, Re." Rere menerima uluran tangan Dewa.

Mereka baru saja sampai di hotel setelah seharian bermain wahana air di pantai tanjung benoa. Belum lagi Rere mabuk laut saat mereka menyebrang ke teluk penyu.

"Mau aku buatin teh hangat?" tawar Dewa saat Rere sudah berbaring.

Rere menggeleng pelan, menolak tawaran Dewa dengan senyum lembut. Ia tahu saat ini Dewa mencemaskanya dan merasa.. bersalah.

Ah bersalah, seakan menjadi bagian dari hidupnya dan terasa seperti kawan baik Rere.

"Mau beli obat aja?"

Rere tertawa pelan, tanganya meraih tangan besar Dewa yang ada di pipinya. "Istirahat sebentar cukup kok, Wa."

Dewa tersenyum dan mengecup dahi Rere lembut. Dia beranjak menuju kamar mandi dan keluar dengan baskom dan handuk.

"Dewa mau ngapain?" tanya Rere saat Dewa menarik kedua kakinya dan diletakan di pangkuanya.

"Kaki kamu ada pasirnya." Dewa menjawab sambil membilas kaki Rere dengan handuk. "Kamu kan terbiasa mandi atau kalo nggak cuci muka, kaki dan tangan. Karna kamu nggak enak badan, kamar mandi jadi area terlarang buat kamu saat ini." Canda Dewa. Rere hanya menggeleng melihat tingkah Dewa.

Bukankah keberuntungan ini terasa instan untuk Ku, mendapat suami sebaik Dewa di 'pernikahan' ini?

"Kalo Aku mau buang air gimana?"

"Aku gendong." jawab Dewa santai. Tanganya masih aktif mengusap kaki Rere.

Aku bahkan belum percaya ini nyata dalam hidupku.

"Aku berat loh."

Dewa terkekeh mendengarnya. "Aku bahkan nggak ngerasain berat badan kamu, Re."

Karna mungkin Aku akan membuatmu keberatan dengan menjadi beban dalam hidupmu.

"Hei, kenapa melamun?" Rere mengerjab. Ia tersenyum dan menggeleng.

Menarik selimut sampai sebatas leher, Rere menggenggam tangan Dewa dibawah selimut.

Mungkin Aku memang sayang.. Dewa.

*****

H

ai hai hai...
Gimandos part ini? Semoga suka ya. Vote dan komen juga.

Continue Reading

You'll Also Like

7.4K 480 60
PART 1 DAN 2 POSISI KETUKER JADI BACA PART 1 DULU BARU PART 2 Selamat datang dicerita tehjusgulabatu:D Kisah Rendi seorang psyco yang menikahi gadis...
32.5K 1.3K 28
"Sebelum meninggal, kedua orang tua kalian menuliskan wasiat untuk kalian agar mau menikah. Setidaknya kalian harus menjalankan pernikahan selama dua...
98.9K 4.6K 43
VOTE DULU SETELAH BACA! FOLLOW JUGA! Judul sebelumnya: Pendengar Baru Itu Ternyata Simpanan Suamiku Fernada Rima Ariani terkejut ketika nama suaminya...
192K 14.3K 34
"Kamu ngeselin banget ya ternyata," kataku sebal. Dia kembali menarik bibirnya ke atas. "Baru tahu kamu ... " " ... Habisin sarapannya. Aku mau siap...