Play List : Becouse I miss You - ost. Moonlight drawn
*****
"AGGHHHH....."
Christoff berteriak kesakitan di dalam air, tubuhnya panas jika perubahan itu terjadi dalam dirinya. Tubuhnya merah seperti di bakar bara api.
Kembali, Christoff mengeluarkan suara raung kesakitannya untuk yang kesekian kalinya. Ia terengah dengan nafas tersengal.
Dan pekikan terakhir Christoff begitu keras sampai semua burung yang bertengger di atas pohon berterbangan, suara hewan di sekitar hutan pun saling mengaung bersahutan, seolah telah lahirnya manusia terkutuk di semesta.
Nafas Christoff memburu hebat, namun rasa sakit dan panas dalam dirinya telah lenyap, dimana ia secara sempurna terlahir sebagai Manusia biasa pada saat bulan Purnama Red Moon tiba.
Christoff membuka matanya, dan ia menengadahkan wajahnya pada Purnama merah yang di kelilingi awan hitam yang menjadi simbol kelahirannya sebagai Iblis setengah Manusia.
Edward Christoff, iblis setengah manusia yang selalu mencoba menyingkirkan sisi manusia dalam dirinya selama seumur hidupnya.
Christoff adalah hasil perkawinan terlarang antara manusia penyihir dengan Raja dari salah satu kerajaan Negri Kegelapan.
Mendiang ibunya bernama Lilyana, seorang Manusia yang memiliki sihir putih yang terjerat cinta dengan Raja Astaroth, Raja Salazar.
Jati diri Christoff yang setengah manusia, di kunci rapat oleh Sang Raja. Yang mengetahui kebenaran hal tersebut hanyalah Raja, Yakov, Igor dan Meredith. Sedangkan ibunya mati ketika melahirkan iblis dalam dirinya.
Dan Elektra, ia hanya adik satu ayah dengan Christoff.
Ketika Christoff menjadi manusia biasa, kekuatan iblis-nya akan menghilang, ia benar-benar menjadi manusia biasa yang hanya di anugrahi kekuatan sihir dari sang ibu. Maka dari itu setiap bulan Purnama Red Moon, Christoff bersama Yakov selalu menghindar dari Astaroth.
Tak hanya kekuatannya yang menghilang, tapi fisiknya pun berubah, kulitnya tidak sepucat sebagaimana mestinya, kilau sinar tubuhnya lenyap, kuku-kukunya yang hitam berubah menjadi kuku-kuku putih manusia, darah hitam pekatnya menjadi darah merah milik manusia, namun hal yang terlihat kentara adalah iris merah Christoff berubah menjadi hijau zamrud sempurna. Biasanya mata hijaunya hanya muncul saat sisi manusianya tiba-tiba hadir dalam dirinya. Christoff sangat membenci hal tersebut. Dan akhir-akhir ini mata hijaunya itu sering muncul ketika ia bersama bidadari terkutuk itu, Hamerra.
Christoff keluar dari dalam air. Kembali, ia menengadahkan wajahnya menatap Purnama merah, dimana awan hitam yang menyelimuti Purnama tersebut menyingkir perlahan secara sempurna sehingga cahaya Purnama merah tersebut kembali menyinari semesta.
Christoff berjalan menuju sebuah gua, dimana Yakov, Sygron, dan Tygranus sudah menunggunya disana.
Christoff langsung mengambil sebuah ramuan yang disiapkan oleh Yakov. Ramuan itu adalah ramuan yang bisa sedikit mempercepat perubahan Christoff menjadi iblis kembali. Dan ramuan tersebut pula yang selama ini menyamarkan bau manusia dalam dirinya.
"Kuharap kali ini ramuan barumu bisa mempercepat waktu perubahanku."
Ujar Christoff setelah menghabiskan ramuan yang Yakov buatkan untuknya.
"Kenapa? Kau ingin cepat-cepat kembali ke Astaroth untuk bidadari itu?"
"Berhenti berbicara konyol, kau tau aku sangat membenci diriku yang menjadi manusia."
Christoff mendelik tajam pada sang guru yang tengah tertawa memamerkan gigi-giginya yang runcing.
"Kasak-kusuk yang ku dengar, setelah kau meracuninya kalian bertambah dekat."
"Bukankah kau yang menyuruhku agar aku bersikap baik pada bidadari itu?"
"Ingat Christoff,-" Yakov mengubah ekspresinya menjadi lebih serius menatap pada Christoff,
"aku menyuruhmu dekat dengannya, untuk mengetahui fungsi dan kebenaran hubungan yang terjalin antara kau dan Hamerra. Aku peringatkan, jangan sampai kau larut dengan kedekatan kalian berdua, apalagi sampai menghasilkan anak, hal tersebut akan membuat bencana untuk Negri Putih dan Negri Hitam. Hamerra memang terkutuk tapi ia di anggap suci oleh Unicron, dan Unicorn musuh besar Tygranus. Dan Negri putih adalah musuh Negri Hitam. Takdir iblis bukan Bidadari. Kehancuran menanti jika hal tersebut terjadi. Dan jangan lupakan darah manusia dalam dirimu."
"Kau terlalu jauh berpikir,"
"Aku hanya mengingatkanmu saja,"
"Aku tidak bodoh."
"Bagus!"
Kemudian pikiran Christoff melayang pada beberapa waktu lalu, saat penangkapan Hamerra.
Hamerra yang tertangkap olehnya dengan menggunakan Peri Unicorn.
Di luar dugaan, Unicorn itu menitikan air matanya dengan bersujud ketika penyiksaan Hamerra berlangsung sampai salah para abdinya melenyapkan binatang yang di anggap suci di Negri Putih tersebut.
Hanya hewan kuno yang bisa merasakan darah suci yang mengalir dalam diri makhluk semesta. Christoff yang menyadari hal tersebut, mengurungkan niatnya membunuh Hamerra sebelum mengetahui dampak jika melenyapkan Hamerra.
Selama ini Christoff memerintahkan Yakov untuk menyelidikinya. Christoff tidak bisa menyekap bidadari itu terlalu lama di Astaroth. Karena penghuni Astaroth menyakini Hamerra adalah pembawa bencana karena di anggap suci oleh Unicorn sang makhluk suci yang mempunyai darah abadi. Dan mengembalikan Hamerra ke tempat asalnya bukan ide yang bagus. Satu-satu nya jalan yaitu melenyapkan Dewi itu.
*****
Hamerra sedang berada di danau bersama dengan Meredith yang di kawal oleh Igor.
Hamerra sedang merangkai bunga dandelion, ia beberapa kali meniup bunga itu di balik cadar berwarna gold yang menutupi wajah cantiknya.
"Meredith apa kau sering kemari?"
Tanya Hamerra pada Meredith yang dari tadi membantu Hamerra yang merangkai bunga untuk di bawa ke kamarnya.
"Tidak Putri, pelayan seperti hamba tidak di perbolehkan kemari. Karena ini tempat khusus keluarga kerajaan."
Hamerra menghentikan pergerakan tangannya di atas bunga, lalu ia menatap serius pada Meredith.
"Anda tidak perlu khawatir kita bertiga sudah mendapat izin dari pangeran, dan pangeran pun memerintahkan secara resmi di hadapan sang Raja dan keluarganya."
Jelas Meredith seakan mengerti kekhawatiran yang di rasakan Hamerra. Hamerra mengangguk kemudian ia meneruskan kegiatannya merangkai bunga,
"Meredith, apa Christoff mempunyai saudara? Selama aku disini aku tidak pernah melihatnya bahkan dengan Raja sekalipun."
Hamerra menoleh tajam pada Igor yang tengah tertawa mengejek mendengar ucapan Hamerra.
"Kenapa kau tertawa?"
Tanya Hamerra pada Igor dengan ketus. Demi apapun ia tidak menyukai pengawal itu. Selama seminggu di dampingi oleh Igor, mereka berdua sering bersilang pendapat atau lebih tepatnya Igor sering menyindir dirinya.
"Untuk apa kau bertemu dengan Raja? Apa kau ingin mati dengan cepat? Karena Raja akan melakukannya dengan senang hati."
Timpal Igor dengan menyeringai dan ucapan Igor membuat Hamerra sedikit merinding, karena hal tersebut membuat Hamerra meyakini jika keberadaannya sangat di benci oleh seluruh penghuni Astaroth, kecuali Christoff. Mungkin.
"Jika itu terjadi, aku tidak akan keberatan daripada aku terjebak di tempat iblis ini selamanya."
Gumam Hamerra dengan fokus kembali pada bunga yang sedang ia rangkai.
"Kalau begitu tunggu sampai akal sehat Christoff kembali."
Hamerra tidak menimpali pernyataan lancang dari Igor, ia hanya mendelik tajam pada Abdi Christoff itu, sedangkan Meredith hanya menggelengkan pelan kepalanya dengan mengulum senyum.
"Meredith, apa kau tau kapan Christoff akan kembali? Sudah satu minggu ia pergi. Aku pikir ini pertama kalinya ia pergi selama ini dari Kastil."
"Kenapa? Kau merindukannya?" sela Igor dengan nada mencibir.
"Kau sungguh tidak sopan, dari tadi kau selalu menyela ucapanku. Padahal aku sangat tidak ingin bicara denganmu. Oh aku lupa iblis memang tidak punya tata krama---" protes Hamerra dengan tajam,
"Kecuali kau, tentu saja." tambah Hamerra pada Meredith.
Igor hanya mengangkat bahunya tidak peduli, kemudian ia menjauh dari Hamerra dan Meredith untuk mendudukan dirinya di atas sebuah batu.
"Bagus, jauh-jauhlah dari kami berdua. Dasar penguping!" gerutu Hamerra dengan suara keras agar Igor bisa mendengarnya.
"Putri..." peringat Meredith dengan lembut,
"Ia sangat menyebalkan Meredith. Aku sangat tidak betah di kawal olehnya."
"Tapi tuan Igor menjaga anda dengan baik disini."
"Aku tidak peduli! Meredith kau belum menjawab pertanyaanku, kapan Christoff akan kembali ke Astaroth?"
Meredith tersenyum penuh arti,
"2 atau 3 minggu lagi, Putri."
"Selama itu? Kemana ia?"
"Hamba tidak tau, itu hanya perjalanan rutin antara pangeran dan guru besar,"
"Guru besar?"
"Tuan Yakov, guru dan penasehat Pangeran, Putri."
Hamerra menganggukan kepalanya mengerti meskipun ia tidak mengetahui guru Christoff tersebut.
"Pangeran juga mempunyai adik perempuan, namanya Putri Elektra." lanjut Meredith seakan tau apa yang ada di benak Hamerra,
"Apa ia cantik? Aku tidak pernah melihatnya,"
"Tentu saja Putri Elektra sangat cantik dan ia juga periang, sangat berbeda sifat dengan Pangeran. Dan masalah anda tidak pernah melihatnya, itu yang tebaik. Terlebih Pangeran sendiri telah memerintahkan untuk semua penghuni Astaroth menjauh dari anda dan tidak memperbolehkan mendekat pada anda. Kejadian Ratu Valerian kemarin hanyalah ketidak berdayaan hamba sebagai pelayan."
"Apa pengaruh dan kekuatan Christoff begitu besar di Astaroth?"
Meredith mengangguk pelan seraya memamerkan senyumnya mengiyakan.
"Tetapi tetap saja beliau masih berada di bawah naungan Raja Salazar."
Hamerra terdiam, pikirannya melayang. Jika membicarakan Raja, ingatannya selalu pada sang ayah, Raja Elios. Ayahnya yang baik hati, yang mencintainya apa adanya. Meskipun ia tinggal di istana yang membuatnya terkungkung, tapi ia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari ayah nya.
Jika saja Hamerra tidak egois karena rasa penasaran terhadap dunia luar, mungkin sekarang ia masih berada di istana Phonix, ia juga akan tetap baik-baik saja, tubuhnya tidak akan tercemar meskipun kutukannya masih menempel dalam dirinya. Setidaknya Hamerra masih merasakan kasih sayang ayahnya.
Selama ini Hamerra hanya bisa berdoa semoga Raja Elios selalu baik-baik saja meskipun tidak ada dirinya di samping sang ayah.
Hamerra mengusap cepat air matanya,
"Putri anda kenapa?"
Tanya Meredith khawatir, Igor yang tengah memejamkan matanya, langsung membuka matanya dengan menoleh cepat ke arah Hamerra.
"Aku hanya merindukan ayah." jawab Hamerra jujur disertai senyum getir di bibirnya, Meredith hanya bisa mengusap bahu Hamerra dengan prihatin.
"Kau tau, ayahku juga hebat seperti ayah Christoff. Ia bisa mengendalikan semuanya di istana....."
kecuali kekuasaan Ratu Antonite sang ibu tiri, lanjut Hamerra dalam hati dengan miris.
"Jika ia bisa mengendalikan semuanya, kau tidak mungkin di kurung di dalam istanamu sendiri." cibir Igor dengan kembali memejamkan matanya.
Reflek Hamerra menoleh pada Igor dan menatap tajam Abdi Christoff tersebut,
"Jangan. Sok. Tau!"
"Aku hanya bicara sesuai rumor yang tersebar."
"Dan aku sangat tidak butuh komentarmu!"
"Aku hanya membantu mengingatkanmu jika ayahmu tidak seperti yang kau ucapkan tadi."
"Kau tau, aku sangat membencimu!"
"Aku juga tidak menyukaimu."
Hamerra menatap benci pada Igor yang masih betah terduduk dengan mata terpejam, nafasnya terengah karena menahan emosi.
"Meredith aku sangat berharap Christoff cepat kembali!"
Sergah Hamerra dengan setengah berteriak karena ia sudah tidak dapat menahan kesalnya dan di sambut tawa ejek dari Igor.
______________________________________
Hamerra dan Meredith berjalan beriringan di dalam kastil di ikuti oleh Igor dari belakang. Mereka bertiga baru saja kembali dari Danau.
Tiba-tiba sekelibat bayangan hitam muncul tepat di hadapan Hamerra, ia pun terpekik kaget dengan memegangi dadanya,
"Kenapa kau muncul seperti itu? Kau mengangetkan sang Putri Dimitri,"
Tegur Igor yang lebih menyerupai sindiran tersebut pada rekannya itu.
Dimitri hanya menyunggingkan senyum miringnya dengan melirikan matanya sejenak pada Hamerra sebelum mengalihkan pandangannya kembali pada Igor,
"Ada hal penting apa sampai-sampai kau muncul dengan sangat tidak sopan seperti itu di hadapan Putri?"
lanjut Igor bertanya, dan di hadiahi tatapan tajam oleh Hamerra, tapi iblis itu mengabaikannya, selalu begitu. Pangeran dan abdinya memang sama-sama menyebalkan!
"Kau di panggil oleh Raja,-"
kemudian Dimitri mengalihkan matanya pada Hamerra,
"Begitu juga anda, Putri."
"A....aku?"
Hamerra menunjuk dirinya tidak percaya dengan pernyataan Dimitri, ia mengedarkan pandangannya pada Meredith yang sedang menatapnya dengan cemas dan Igor yang tengah memandangnya dengan penuh arti.
Kemudian Igor melangkah maju mensejajarkan dirinya disamping Hamerra,
"Bukankah itu maumu bertemu dengan Raja. Ayo,-"
Igor menepuk bahu Hamerra pelan untuk mengikuti langkahnya,
Hamerra menghela nafasnya dalam, kemudian ia mengikuti langkah Igor dari belakang dengan perasaan was-was.
*****
T. B. C
Dewi Hamerra