ORKANOIS (END)

By KacangMas

17.5K 1.6K 481

Ini adalah kisah yang 'gila'. Bagaimana tidak? Kisah ini bercerita tentang seorang siswa SMA bernama Maraby... More

-(00)- Prolog Bab 01 (Maraby)
(01) Bully
(02) Menolong
(03) Orkanois
(04) Masa Lalu
(05) Mehdiard
(06) Sayap Putih
(07) Pedang Slaz
(08) Karena
(09) Aku Datang
(10) Mysteries of the Universe
(11) Berita
(13) Galang
(14) Eksekusi
(15) Korup
(16) Kebangkitan
(17) Mencari
(18) Hujan Sang Penipu
(19) Terjun - [[akhir bab Maraby]]
-(00)- Prolog Bab 02 (Orka)
(01) Raja Orma
(02) 12 Kesatria
(03) Kedatangan
(04) Hellios
(05) Kekuatan
(06) Duel Angkasa
(07) Perang Mehdiard
(08) Keruntuhan
(09) Kiamat
(10) Sampai Di Sini (end)
Epilog -Potongan Semesta
(Bonus Cerita - 01) Lubang Kehidupan
(Bonus Cerita - 02) Satu-Satunya Cara
(Bonus Cerita - 03) Misi Mulia

(12) Pembantai

469 46 14
By KacangMas

Di sore hari, Mar pulang dari sekolah dengan mengayuh sepeda, menyusuri jalan raya yang di pinggirnya terdapat gang sempit berujung jalan buntu. Saat itu, ia berbelok dan berhenti di gang yang sering dijadikan sebagai tempat tongkrongan para preman yang kerap kali meresahkan warga sekitar. Terlihat juga ada seorang preman masuk ke gang membawa sekeresek minuman keras.

Sebelum ia juga masuk ke gang, sesaat ia melihat ada geng motor 'BringaZ' sedang kumpul dan makan bersama di rumah makan seberang jalan.

"Orka! Kau di sini?" tanya Mar.

"Ya, aku di pinggirmu," jawab Orkanois yang hanya menyisakan matanya saja.

"Di seberang sana, ada geng motor yang sering arogan di jalan. Bahkan pernah menjadi penyebab ibu-ibu hamil jatuh dari motor, yang akibatnya nyawanya dan nyawa bayinya nggak tertolong. Arogansi geng BringaZ yang so' merasa menguasai jalanan, udah nggak bisa dimaafin. Kau urus mereka!" suruh Mar.

"Hoo, kau bos-nya sekarang," sindir Orkanois.

"Maaf. Lebih tepatnya, tolong! Soalnya aku muak melihat muka-muka mereka. Bisa aja aku hancurin seluruh tubuhnya tanpa sisa. Mungkin kalau kau yang menghadapinya, akan bisa lebih sabar," pinta Mar. Reaksi Orkanois hanya diam saja, karena tidak menyangka balasan Mar akan seperti itu setelah sempat ia sindir.

Orkanois pun pergi ke seberang jalan dan Mar pun masuk ke gang.

"Bang, kok kalian belum ditangkep polisi?" tiba-tiba Mar mengucapkan pertanyaan itu.

"Eh anjing. Ni bocah kenapa nying?!?" balas salah satu dari mereka yang sedang jongkok sambil menenggak minuman keras di sudut gang.

"Bukannya bulan kemarin abang-abang ini udah ngeroyok orang sampai mati, yah? Padahal kalian nggak ada urusannya sama konflik ojek online itu. Tapi nggak habis pikir, ada keributan kalian malah langsung pasang badan cuma buat bunuh orang," ujar Mar.

"Hei Deik! Bukan uwrusan kamu yah. Udah pulang sanah! Nyu-nyusu sama mamah kamu, mumpung kita lagi baek. Jangan cari mati di sini," gertak pelan dari seseorang yang sedang mabuk parah.

"Belum lagi aksi premanisme kalian yang meresahkan para pedangan di sini. Maksudnya apa? Mintain, malakin, dan bilangnya mau jaga daerahnya, tapi kalian kerjaannya cuman mabuk-mabukan doang. Sampah!" Provokasinya di akhiri dengan ludahan kearah mereka. Cuih!

Seketika lima belas preman yang berada di situ berdiri dan langsung membawa kayu, balok, dan senjata tajam lainnya. "Paehan!"

Mereka menyerbu Mar dalam gang sempit. Namun, ia berhasil menghindari serangan mereka dengan membentangkan sayapnya, lalu terbang melewati mereka, dan mendarat di belakang gerombolan preman itu.

"Aku melakukan ini bukan atas keadilan. Tapi, orang seperti kalian emang nggak layak hidup," ucap Mar.

Mar membalik badannya dan dengan cepat berlari menempel di samping dinding sambil mengayunkan pedang slaz, memetik kepala mereka semua dari tubuhnya. Aksi yang singkat sekali, bahkan mata tak sempat berkedip ketika ia melancarkan serangannya.

Tak lama Orkanois pun datang. "Mar, aku hanya mengambil ketuanya dan beberapa orang saja."

"Hah? Kok nggak bunuh semuanya?" tanya Mar.

"Tidak usah, Bodoh!" Orkanois melihat jasad yang dihasilkan oleh Mar. "Kau! Kenapa malah membunuh semuanya?!?" tanya Orkanois lebih heran lagi.

"Nanti bakalan ada saksi," sanggah Mar.

"Grrggh. Tidak akan ada saksi. Seharunya tidak usah membunuh semuanya. Untuk menghindari saksi, aku melakukannya dengan rapi. Mematikan terlebih dahulu semua kamera cctv, lalu membuat semua orang yang ada di sana tertidur, dan aku masuk ke dalam pikiran mereka, memilih siapa saja yang harus diburu. Tidah tidak seperti caramu, yang kotor dan brutal," jelas Orkanois sambil menenteng kepala ketua dari geng motor tersebut.

"Yaudah sih. Seperti biasa, aku udah bunuh lima belas manusia sampah, tuh! Silakan ambil aja!" Menunjuk ke gundukan mayat berlumuran darah di dalam gang.

Selagi Mar berjaga-jaga di luar gang, Orkanois membesihkan 'sampah-sampah' itu dan memasukkannya ke dimensi teeporth.

"Hum, lama kelamaan bosen juga," ujar Mar.

"Hah?" tanya Orkanois.

"Manusia sampah nggak ada habisnya."

"Mar, pernahkah terpikir olehmu untuk memberikan mereka kesempatan?" tanya Orkanois sambil memasukkan mayat terakhir.

"Percuma. Manusia seperti mereka nggak mudah untuk berubah. Lebih baik mengakhirinya lebih cepat, agar sifat merusaknya nggak menjalar ke orang sekitarnya."

"Tapi kau menyerang mereka sembarangan. Tanpa melihat ke dalam dirinya lebih dalam," sanggah Orkanois.

"Kamu nggak ngerti Orka, apa yang selama ini aku tahan. Orang tuaku terus-terusan ngelarangku untuk ... ya, untuk selalu menahan agar tidak menghancurkan mereka. Walau selama ini aku sangat tahu, seberapa buruknya mereka, yang berulang kali masuk penjara. Teguran, peringatan, dan sebagainya ... nggak akan ada yang mempan lagi. Sebenarnya, hukuman yang mereka terima ini, nggak sebanding dengan kejahatan yang pernah mereka lakukan," sanggah balik Mar.

"Sekarang, kau memanfaatkan keberadaanku, sabagai alibi untuk membasmi mereka," ujar Orkanois.

"Aku kasih tahu, yah, manusia itu sangat dekat dengan kematian, wajar aja jika mereka mati. Lihat aja tingkah mereka! Yang awalnya mereka so' jago. Tapi akhirnya ... untuk menyesali hidupnya aja mereka nggak punya waktu. Mati dengan cepat, rapuh," jelas Mar.

"Sudah cukup! Kau sudah melampaui batas!" Orkanois tiba-tiba mengikat Mar berjarak 10 meter di dalam gang, dengan posisi berdiri membelakanginya.

"Oh, jadi gini. Kau akan membunuhku? Sekarang juga?" jawab Mar tidak melawan.

"Tidak, aku hanya akan menidurkanmu sampai di planet Orka."

Mar terdiam kala tubuhnya mulai ditarik ke portal dimensi milik Orkanois, dan ketika sedikit lagi masuk, Mar tiba-tiba bertanya, "Hey, Orka! Apa rajamu ditakuti oleh rakyatnya?"

"Ya. Dia agung, kuat. Tidak ada yang berani melawannya."

"Kau tahu, di negeriku, rakyatnya sangat berani melawan pemerintahnya, tapi tentunya menggunakan cara licik untuk menjatuhkan pemimpinnya sendiri. Apa sejarah kerajaanmu pernah ada kudeta?" tanya Mar.

"T-tidak. Maksudmu apa? Mengapa kau bertanya seperti itu?"

"Ya, aku cuma ngasih tahu bahwa ... aksi kita lagi 'dipake' oleh orang-orang yang ingin menjatuhkan pemerintahannya sendiri. Mereka menggunakan isu para penjahat yang hilang tiba-tiba, untuk menuduh pemerintah yang bergerak dalam kegelapan. Apa kau rela? Usaha kita selama ini, mereka gunakan seenaknya untuk kegiatan sampah seperti itu? Dan asal kau tahu, para penyebar hoax ini lebih sampah dari orang-orang yang sudah kita bunuh tadi," jelas Mar.

"Lantas maumu apa?"

"Mauku? Kukira ini keinginanmu. Tanpa bantuanku, kau nggak akan bisa berburu manusia sampah yang sebenarnya, dan lagi rencana kita berburu para cyber bully, dibatalin gitu aja? Secepat ini?" gertak Mar.

Orkanois melepaskannya. "Baik, kau memang pintar membuat sebuah penawaran. Akan aku lepaskan. Namun, jika sampai kau sembarang membunuh manusia, aku tidak akan mendengarkan tawaran apa pun darimu lagi! Dan mulai saat ini, biar aku saja yang mengeksekusi mereka. Tugasmu hanya menuntunku pada mereka! Bisa kau mengerti, Mar?"

"Ayay kapten!"

"Aku hanya tidak ingin, tanganmu semakin kotor, Mar." Orka bergumam dalam hati.

Setelah itu, mereka pulang dan mulai melacak para penjahat di dunia maya, para penyebar berita palsu dan para pelaku cyber bully. Ia melacaknya satu persatu menggunakan laptop di rumahnya dan mengarahkan lokasi mereka kepada Orkanois. Hingga beberapa hari ia rela bolos dari sekolah.

"Orka! Aku nggak punya bukti wajah mereka. Tapi kau akan segera tahu, kalau mereka penjahat atau bukan, dengan masuk ke dalam pikiran mereka."

"Ya. Itu mudah, tinggal beri tahu saja lokasinya."

"Oke, tapi ada sedikit problem."

"Apa?"

"Kita akan kerja jarak jauh, tentu kita butuh alat komunikasi. Sejujurnya aku cuma punya satu ponsel. Alien punya ponsel juga kah?" tanya Mar.

"Kami tidak butuh alat seperti itu untuk berkomunikasi jarak jauh. Tinggal pusatkan pikiranmu lebih dalam kepadaku, sampai kau bisa menangkap sinyal dariku," jawab Orkanois.

"Hoo ... baik! Simpel sekali. Terdengar seperti telepati. Dunia pasti sangat butuh kemampuan ini untuk penghematan pulsa bulanan."

"Telepati?"

"Lupakan. Cepat, segera pergi ke jalan Gumanggu nomor 124! Di sana ada 'jurnalis' yang nggak bertanggung jawab, akun palsu dan penyebar berita palsu. Sisanya akan kuberitahu lewat telepati, dan ini akan sangat banyak, karena keburukan manusia akan terlihat jelas di dunia maya ini," ujar Mar.

"Huh, rasku dan ras manusia ternyata tidak beda jauh. Mereka pasti menyembunyikan jati diri yang sebenarnya, atau bisa dibilang, keburukan mereka yang sebenarnya," ujar Orka.

"Hoo, Orka! Boleh aku minta sesuatu?" pinta Mar.

"Tergantung dari permintaanmu."

"Ok. Tolong jangan bunuh mereka dulu, dan kumpulkan di hutan di mana kita bertarung waktu itu. Masih ingat kan?"

"Mudah, bisa kupenuhi. Tapi, untuk apa?"

"Kau akan lihat nanti."

-----<>-----

Paehan : Bunuh dalam bahasa Sunda

Hoax : berita palsu

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 172K 49
Ketika Athena meregang nyawa. Tuhan sedang berbaik hati dengan memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalunya. Athena bertekad akan memperb...
1.3M 128K 48
Di novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketena...
1.1M 73.8K 47
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
991K 106K 63
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟒) ⚠ (PART KE ACAK!) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀ...