Dewi Hamerra

Par you_zHa

9.4M 339K 29.6K

Dewi Hamerra, adalah salah satu bidadari penghuni Kerajaan Phonix. Ia merupakan Putri dari sang Raja Phonix... Plus

01. Dewi yang di asingkan
02. Pangeran Astaroth
03. Musuh sang bidadari
04. Penyekapan sang Bidadari
05. Kehormatan sang Bidadari
06. Taktik sang bidadari
07. Kekuatan Sang Pangeran Kegelapan
08. Racun sang Pangeran Kegelapan
10. Perubahan sang Pangeran Kegelapan (part II)
11. Perhatian Sang Pangeran Kegelapan
12. Purnama Sang Pangeran Kegelapan
13. Titah Sang Raja Kegelapan
14. Pelarian sang Bidadari
15. Penyelamatan sang Bidadari
16. Suara hati Panglima Phonix & Pangeran Astaroth
17. Suara Hati Sang Bidadari & Sang Pangeran Kegelapan
18. Kembali ke Astaroth
19. Elektra Sang Putri Astaroth
20. Danau Astaroth
21. Kamuflase Sang Pangeran Kegelapan
22. Berburu
23. Pertemuan Sang Bidadari dan Panglima Phonix
24. 'Kemarahan' Sang Pangeran Kegelapan
25. Tuanku Igor
26. Inilah Diriku!
27. Darah Unicorn
OPEN PO TDT & HAMERRA
HAMERRA UP DI KARYAKARSA

09. Perubahan sang Pangeran Kegelapan

262K 14.4K 789
Par you_zHa

Gak di edit, 

Happy Reading 💜

*****

"Christoff."

Hamerra menahan dada Christoff yang akan menggerakan pinggulnya,

"Lakukanlah dengan lembut... Kumohon..."

___________________________________
___________________________________

Christoff menghentikan gerakan pinggulnya,  matanya menatap tajam pada Hamerra.  Mata hijau itu berubah menjadi merah kembali,  menandakan jika Christoff marah dan tidak terima dengan permintaan Hamerra. 

Hamerra yang menyadari perubahan itu langsung memejamkan matanya, siap-siap menerima siksaan dari Christoff.

Hamerra membuka matanya cepat ketika ia merasakan cumbuan di lehernya,

"Chris..." bisiknya, 

"Diamlah atau aku akan berubah pikiran!" sergah Christoff dengan dingin. 

Hamerra mengangguk pelan,  dengan menelan saliva nya susah payah. Ia pun mulai memejamkan matanya kembali.

Christoff kembali membenamkan wajahnya pada lekukan leher Hamerra yang putih jengjang,  ia mencumbu leher dan dada Hamerra dengan begitu lembut,  sampai Hamerra tidak dapat menahan desahannya. 

Hamerra kembali membuka matanya ketika merasakan Chistoff menghentikan cumbuannya dan merasakan hembusan nafas memburu pria itu tepat di atas wajahnya. 

Untuk beberapa saat mereka berdua saling berpandangan dengan milik mereka berdua masih saling menyatu. 

"Merdu..." puji Christoff pada Hamerra dengan suara seraknya yang sudah di kuasai oleh gairah. 

Hamerra tersenyum kecil,  ketika menyadari 'merdu' yang Christoff maksud adalah suara desahannya karena gairah yang menyelimuti Hamerra akibat cumbuan lembut dari Christoff.

Christoff membelai pipi Hamerra dengan lembut,  lalu ia mencium pipi Hamerra dengan mulai menggerakan pinggulnya sangat perlahan dan hati-hati, 

"Ahh...." desah Hamerra,

"Ya..." Timpal Christoff dengan suara paraunya.

Christoff merebahkan kepalanya di dada Hamerra dengan menggerakan terus pinggulnya sedangkan tangannya menangkup dada Hamerra dengan memainkan puncak nya. 

Desahan demi desahan keluar dari bibir Hamerra ketika Christoff mempercepat ritme gerakannya namun masih lembut, membuat Hamerra untuk pertama kalinya bergairah bercinta dengan iblis itu.  Apa ini bercinta yang sesungguhnya?! Begitu nikmat seperti melayang ke atas surga...
pikir Hamerra.

Hamerra tersenyum hambar,  ketika ia menyadari jika yang menggagahinya sekarang adalah makhluk paling terkutuk dan menjijikan di semesta,  dan bodohnya Hamerra begitu menikmati cumbuan Christoff kali ini. 

"Ahh...."

Hamerra mendesah panjang ketika ia merasakan orgasmenya,  sedangkan Christoff mengerang tertahan ketika ia mengeluarkan cairan gairahnya di perut Hamerra dengan nafas tersengal. 
Satu hal yang tak pernah Christoff lakukan saat mereka bercinta adalah mendesah. 

Kemudian Christoff merebahkan dirinya di samping Hamerra,  mencoba menetralisir nafasnya yang masih tersengal karena aktifitas-nya bersama Hamerra. 

Tak lama,  Christoff memejamkan matanya dengan memunggungi tubuh Hamerra. 

Hamerra menatap tubuh bersinar Christoff bak kilau berlian.  Ada perubahan kecil dalam iblis itu setelah bercinta. Setelah menidurinya biasanya pria itu langsung bergegas pergi dari kamarnya,  tapi sekarang ia memilih merebahkan dirinya di samping Hamerra meskipun dengan cara memunggunginya.  Untuk pertama kalinya ia merasa di hargai Christoff sebagai wanita. 

Hamerra mengambil selimut untuk menutupi tubuh telanjang miliknya dan juga Christoff. Lalu ia memiringkan tubuhnya saling memunggungi dengan Christoff dan ikut memejamkan matanya. 

Baru beberapa menit matanya terpejam,  Hamerra merasakan sebuah tangan besar melingkar diperutnya dengan nafas beraturan berhembus di belakang tengkuknya, 

Christoff memeluknya dari belakang. 

Entah iblis itu sadar atau tidak dengan apa yang di lakukannya karena ia tengah tertidur. Hamerra mengernyitkan keningnya ketika menyadari sesuatu yang sedari tadi ia lupakan, 

Setaunya Iblis tidak pernah tidur,

Hamerra memegangi jantungnya yang berdegup kencang.
Dengan gugup ia mencoba menolehkan wajahnya pada Christoff. 

Dan yang pertama Hamerra dapati adalah mata hijau zamrud milik Christoff. 

Jadi iblis itu dari tadi berpura-pura tidur?!

"Tidurlah..."

Perintah Christoff dengan suara serak namun lembut tidak dingin seperti biasanya.  Hamerra pun mengangguk patuh dengan memalingkan wajahnya kembali dari wajah tampan penuh misterius iblis itu. 

Hamerra menarik nafasnya untuk menetralisir degup jantungnya yang terus berpacu semakin cepat akibat sikap Christoff yang berubah drastis padanya. Hamerra pun mencoba memejamkan matanya meskipun ia merasa sedikit risih dengan sosok pria yang sedang memeluknya dari belakang.  Hamerra tidak terbiasa,  dan ini benar-benar pengalaman pertama seumur hidupnya dengan seorang pria,  tapi begitu menohok ketika menyadari jika yang menjadi pengalaman pertamanya adalah Makhluk terkutuk,  musuh dari semua Makhluk semesta. 

*****

Tok. Tok.  Tok.

Hamerra dan Meredith saling berpandangan ketika mendengar sebuah ketukan di pintu kamarnya. 

Tidak seperti biasanya, karena yang selalu datang ke kamarnya selain Meredith tentu saja Christoff. Selain itu, pria itu tidak pernah dengan sopan hanya untuk masuk ke kamarnya.  Dan Valerian,  sang Ratu Astaroth pun berlaku sama,  ia pun hanya pernah sekali mendatangi kamarnya. 

Hamerra menolehkan wajahnya dengan terheran pada Meredith. 

"Biar hamba yang membuka pintunya Putri."

Hamerra mengangguk pelan sambil melanjutkan riasan di wajahnya, di depan sebuah cermin meja riasnya. 

Tak berselang lama,  Meredith kembali menghampiri Hamerra. 

"Siapa?" tanya Hamerra tidak sabar. 

"Tuan Igor,  Putri..."

"Igor,  Abdi Christoff?"

"Benar... Ia ingin bertemu dengan anda."

"Tidak biasanya..."

Gumam Hamerra dengan beranjak dari kursi meja riasnya menuju Igor yang sedang menunggunya di ambang pintu. 

"Kau mencariku?"

Igor terdiam sejenak memperhatikan wajah Hamerra dengan tatapan takjub,  Hamerra yang menyadari hal tersebut langsung berdehem dan menundukan wajahnya dari tatapan kurang senonoh Abdi dari Christoff tersebut. 

"Ada apa kau mencariku?"

Lagi,  Hamerra melontarkan pertanyaannya pada Igor untuk mengingatkan tujuannya datang bertemu dengan Hamerra. 

"Anda di tunggu di taman belakang Kastil oleh Pangeran Christoff,  Putri."

"Untuk apa?" tanya Hamerra dengan mengerutkan kening,  karena tidak biasanya pangeran iblis itu mengundangnya keluar dari kamar. 

Igor hanya menanggapi dengan tersenyum miring,  sangat terpancar rasa tidak suka di dalamnya. 

"Pangeran sudah menunggu,  sebaiknya anda segera bersiap."

"Aku sudah siap, kita bisa pergi seka---"

"Pangeran memerintahkan anda memakai cadar dan sarung tangan anda." potong Igor dengan tidak sopan.

Hamerra cukup tersinggung dengan sikap Igor,  tanpa kata ia membalikan tubuhnya dengan menutup pintu tepat di depan wajah Igor. 

"Rasakan!" gerutu Hamerra sambil melangkahkan dirinya masuk ke dalam kamar. 

"Memangnya ia siapa berani bersikap seperti itu padaku! Hanya makhluk iblis tidak berharga!---" Hamerra menghentikan umpatannya dan menatap tidak enak pada Meredith,  "Kecuali kau... Tentu saja!" tambahnya pada Meredith yang sedang menatapnya dengan mengulum senyum.

"Tidak apa-apa Putri, hamba mengerti... Memang apa yang di lakukan Tuan Igor sampai anda tersinggung seperti itu?"

"Bukan apa-apa,  aku hanya tidak menyukainya saja. Sikapnya seolah ia sejajar dengan Christoff."

Meredith tersenyum simpul, "Tuan Igor sifatnya memang seperti itu. Ia kepercayaan Pangeran Christoff, dan hal tersebut membuatnya mempunyai hak istimewa di Kastil ini."

"Aku tidak menyukainya."

Meredit hanya tersenyum menanggapi gerutuan jujur Hamerra. 

"Anda mau kemana?" tanya Meredith kemudian ketika ia melihat Hamerra memasang cadar dan sarung tangannya. 

"Christoff mengundangku ke halaman belakang Kastil. Tidak biasanya bukan? Kira-kira ada apa...."

Hamerra terlihat berpikir kemudian menggeleng kecil sambil memasukan sarung tangannya kembali. 

Setelah selesai,  Hamerra pun melenggangkan dirinya untuk menghampiri Igor kembali dengan Meredith mengikutinya dari belakang.

Hamerra membuka pintu kamarnya, dan ia melihat Igor masih berada di ambang pintu dengan posisi seperti saat Hamerra menutup pintunya.


Wajahnya sangat angkuh,  meskipun tidak ada yang dapat mengalahkan keangkuhan seorang Christoff. 

"Meredith, waktunya Nill meminum obatnya," seru Igor tiba-tiba pada Meredith yang berdiri di belakang Hamerra. 

"Baik Tuan... Hamba permisi Putri,  Tuan..." pamit Meredith dengan mendapatkan anggukan dari Hamerra dan Igor.

Lalu Igor mengalihkan pandangannya pada Hamerra, 

"Silahkan anda mengikuti saya,"

Hamerra berdecih,  ketika Igor langsung melenggangkan dirinya,  dan dengan terpaksa Hamerra pun mengikuti Igor yang berjalan di depannya menunjukan jalan untuk Hamerra menuju Christoff. 

Hamerra hanya menatap jalan ke depan,  ia tidak berani melirik ke kiri atau ke kanan saat melalui lorong atau ruangan demi ruangan yang suram karena tatapan lapar dari para iblis ketika ia melewatinya. 

Hamerra bahkan sampai menahan nafasnya. Kutukannya sudah hilang, dan ia sudah tidak bisa melindungi dirinya sendiri jika terjadi sesuatu padanya di tempat menyeramkan ini. Tidak bisa di pungkiri, sekarang ia sedang ketakutan. 

"Jangan takut. Mereka tidak akan berani berbuat tidak-tidak padamu,  karena mereka masih ingin hidup!"

Ujar Igor seperti dapat menerka ketakutan yang ada di dalam diri Hamerra sekarang. 

Hamerra pun berdehem untuk meredam rasa takutnya. 

Tak berselang lama,  Hamerra tiba di halaman belakang Kastil Astaroth.  Dan tempat ini benar-benar suram dengan aura gelap yang begitu kental terasa. Hamerra mengedarkan matanya untuk melihat sekitar. Kastil Astaroth di kelilingi oleh pohon menambah kesuraman kastil itu,  sampai-sampai Hamerra merasakan bulu kuduknya berdiri sendiri. 


Lalu matanya menangkap sosok yang mengundangnya untuk datang,  Christoff. 


Pria itu tengah duduk disebuah kursi dengan meja panjang di depannya dan beberapa piring makanan dan minuman yang pastinya itu adalah makanan Hamerra, bukan santapan iblis itu. 

"Aku sudah membawanya." lapor Igor pada Christoff.

Christoff hanya menganggukan kepalanya pada Igor,

"Kalau begitu,  aku pergi."

"Duduklah."

Perintah Christoff pada Hamerra, tidak mengindahkan suara pamit dari Igor. Hamerra mengulum senyumnya merasa puas dengan sikap Christoff pada Igor. Igor yang menyadari hal tersebut mendelikan matanya pada Hamerra,  ketika ia berjalan melewatinya. 

"Apa kau sedang senang?" tanya Christoff pada Hamerra,

"Kenapa berpikir seperti itu?" timpal Hamerra balik bertanya sambil mendudukan dirinya di kursi sebrang Christoff. 

"Kau tersenyum." jawab Christoff dengan menyesap minuman di gelas kristal nya. 

"Aku hanya sedang puas saja."

Christoff menaikan satu alisnya mendengar jawaban dari Hamerra, 

"Puas karena permainan kita akhir-akhir ini di atas ranjang?" balas Christoff dengan santai. 

"Kau memang iblis mesum!" sergah Hamerra dengan ketus.

Christoff hanya tersenyum miring dengan menyesap habis minuman di dalam gelasnya. 

Hamerra melarikan matanya pada makanan berupa banyak daging yang ada di atas meja makannya.

"Makanlah."

Perintah Christoff pada Hamerra, 

"Jadi kau mengundangku kesini untuk makan bersama?"

Hamerra mendengus,  ketika Christoff mengabaikan pertanyaannya,  pria itu malah sibuk dengan minumannya. Hamerra memperhatikan Christoff yang sedang menuangkan cairan merah ke dalam gelasnya,

"Apa itu darah?"

"Manurutmu?"

"Kalau begitu aku tidak mau makan! Aku tidak bisa makan saat kau meminum darah dari makhluk tidak berdosa di depanku."

Christoff terkekeh mencemooh dan menatap Hamerra dengan dingin yang sedang menatap Christoff tajam.

"Ini makananku! Dan jangan membawa kata dosa disaat kau sendiri memakan hewan tidak berdosa."

"Tentu saja berbeda, daging yang kumakan adalah kodrat dari hewan-hewan itu. Sedangkan makhluk yang kau minum darahnya adalah makhluk sejenis kita secara harfiah!"

"Bagiku sama saja. Sama-sama melenyapkan nyawa tidak berdosa secara paksa untuk kita santap. Jadi baik kau ataupun aku sama-sama tidak ada bedanya. Makan dan berhentilah berbicara!"

Hamerra tetap bergeming dengan masih menatap tajam pada Christoff. 

Lalu tiba-tiba Hamerra merasakan kedua tangannya bergerak sendiri mengambil pisau dan garpu, serta cadar yang ia kenakan terbuka dengan sendirinya. Hamerra tau, itu ulah Christoff dengan kekuatan hitamnya.

Hamerra melirikan matanya pada Christoff,  iblis itu terlihat tenang dan larut dengan minumannya seolah tidak sedang menyihir Hamerra. 

Hamerra mencoba melawan sihir Christoff,  tapi percuma kekuatanya tidak cukup untuk menahan gerakan paksa yang di berikan Christoff. 

"Ah...."

Hamerra meringis ketika tangannya hampir terpotong saat ia melawan sekuat tenaga ketika tangannya akan mengiris daging di piringnya. 

"CHRISTOFF HENTIKAN! AKU AKAN MAKAN SENDIRI!" raung Hamerra dengan kesal. Sebaiknya ia menyerah karena bagaimanapun iblis berdarah dingin di hadapannya bukanlah tandingan Hamerra. 

Christoff tesenyum miring penuh kemenangan,  dan sihir yang mempengaruhi Hamerra pun hilang seketika,

"Kau selalu memperumit keadaan," ejeknya.

"Itu karena aku masih mempunyai harga diri!" sergah Hamerra dengan nafas memburu karena emosi.

"Harga diri? Saat kau berada di atas ranjang denganku, bahkan kau tidak membahas harga diri. Tapi desahan nikmat yang keluar dari mulutmu!"

Cukup sudah!

Hamerra melempar pisau yang ada di tangannya tepat pada wajah Christoff, namun dengan reflek cepat Christoff menghalangi pisau itu untuk tidak mengenai wajahnya menggunakan telapak tangannya. Dan pisau itupun tertancap sempurna di telapak tangan Christoff dengan darah hitam pekat yang mengucur, 

"Pelempar yang bagus!"

Gumam Christoff dengan seringai jahatnya.

*****

T. B. C

Yeee akhirnya bisa update setelah sekian lama,  mudah2an kalian suka dengan part ini ya 💕💕💕

Hpy 10k viewers Hamerra 👏👏👏👏
Makasih buat para readers 😘😘 maaf ya kalo  Hamerra update nya mogok-mogokkan 😁

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

286K 744 9
konten dewasa 🔞🔞🔞
175K 11.2K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
Accidentally In Love Par clary

Roman pour Adolescents

17.6K 766 29
Gue nggak percaya sih sama yang tiba-tiba. Tapi ketika otak gue udah nggak ngerti apa yang terjadi gue merasa semuanya tiba-tiba dan tanpa alasan. Sa...
36.2K 1.3K 4
Jangan dibaca! Cerita ini sedang hiatus. ... Severn Lawler, Pangeran dari Kerajaan Phoenix yang dingin dan tak punya perasaan. Setelah kematian Luna...