AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2...

By nathaniaariyella

172K 10K 316

Béatrice hanya menginginkan satu hal setelah kematian kedua orang tuanya, ia hanya ingin jatuh cinta. Ia mene... More

PROLOGO
UNO
DUE
TRE
QUATTRO
CINQUE
SEI
SETTE
OTTO
NOVE
DIECI
UNDICI
DODICI
TREDICI
QUATTORDICI
QUINDICI
SEDICI
DICIASSETTE
DICIOTTO
DICIANNOVE
VENTI
VENTUNO
VENTIDUE
VENTITRÉ
VENTIQUATTRO
VENTICINQUE
VENTISEI
VENTISETTE
VENTOTTO
VENTINOVE
TRENTUNO
TRENTADUE
TRENTATRE
TRENTAQUATTRO
TRENTACINQ
TRENTASEI
TRENTASETTE
TRENTOTTO
TRENTANOVA
QUARANTA (REPOST)
QUARANTUNO
QUARANTADUE
QUARANTATROIS
QUARANTAQUATTRO
QUARANTACINQ
QUARANTASIX
QUARANTASETTE
QUARANTAHUIT
QUARANTANOVE
CINQUANTA
CINQUANTUNO
CINQUANTADUE
CINQUANTATROIS
CINQUANTAQUATTRO
CINQUANTACINQ
CINQUANTASEI
CINQUANTASETTE
CINQUANTOTTO
CINQUANTANOVE
SESSANTA
EPILOGO
EXTRA PART

TRENTA

2K 122 9
By nathaniaariyella

1 month after.

"Cambiocasa baru saja menyerahkan laporan untuk bulan ini, Signorina." Mary memberikan laporan tersebut kepada Béatrice.

Dengan sigap, Béatrice membuka laporan tersebut lalu membacanya. "Semuanya berjalan lancar dalam satu bulan ini. Pembangunan tahap pertama juga progressnya lebih cepat daripada yang aku kira sebelumnya." Béatrice mengangguk puas. "Oh iya, apa pihak Jordan Construction telah menerima proposal yang kita kirimkan?"

"Sudah, Signorina. Tetapi pihak mereka belum merespon permintaan dari DL Company untuk bekerja sama dalam proyek ini. Jordan Construction masih mempertimbangkan untuk menaruh dana mereka dalam proyek ini."

Béatrice mendesah. "Aku mengerti. Mereka juga pasti berpikir untuk berpartisipasi di dalam proyek yang bahkan tahap pertamanya saja belum selesai." Kata Béatrice. "Tapi kita harus terus mengirimkan proposal ini kepada mereka. Signor de Luca sangat menginginkan Jordan Construction." Lanjutnya.

Mary mengangguk mengerti. "Baik. Saya mengerti."

"Aku juga ingin kau mengirimkan laporan bulan ini kepada Signor de Luca, Mary. Beliau menginginkannya segera."

"Saya mengerti, Signorina." Balas Mary. "Kalau begitu ada yang anda inginkan untuk makan siang? Biar saya yang memesankannya untuk anda."

"Oh itu tidak perlu, Mary. Aku akan pergi saat makan siang. Kau juga bisa pergi untuk makan siang." Jawab Béatrice dengan cepat. "Baiklah, Signorina. Kalau begitu saya permisi." Kemudian Mary keluar dari ruangannya.

Béatrice mengecek arlojinya. Pukul 11.45. Sebentar lagi jam makan siang dan ia memiliki janji.

Senyum Béatrice mengembang. Ia berpikir tentang rencana makan siangnya dengan Chavalier. Bodoh memang. Tapi yang ada dipikiran Béatrice adalah apa yang akan dilakukannya bersama pria itu. Kemana mereka akan pergi. Makanan apa yang ingin ia makan. Topik apa yang akan menjadi bahan perbincangan mereka berdua.

Hal-hal simpel seperti itu yang Béatrice pikirkan.

Ia mulai membereskan tumpukan berkas di meja kerjanya dan mulai bersiap. Ketika sedang memasukkan sebuah catatan ke dalam tasnya, pintu ruangannya diketuk.

"Mary?" Panggilnya.

Mary benar-benar masuk ke dalam ruangannya. "Signorina, ada tamu untuk anda." Ujar Mary.

Kening Béatrice berkerut. Tapi kemudian ia tersenyum. Pasti Chavalier. Tapi pria itu datang terlalu awal, pikir Béatrice. Masih ada sekitar 10 menit lagi sebelum jam makan siang. "Persilahkan ia masuk, Mary."

Tapi dugaan Béatrice ternyata meleset jauh. Pria yang datang menghampirinya lalu tersenyum padanya bukanlah Chavalier. "Halo, Béatrice. Apa kabar?" Pria itu melambaikan tangannya dengan kaku kepada dirinya. Béatrice tidak menggubrisnya. "Pryce?"

"Kenapa kaget begitu? Santai saja. Aku bukan hantu." Pryce berkata ketika melihat raut wajah Béatrice.

Segera Béatrice mengubah ekspresinya menjadi datar—seperti biasa. "Ada apa kau datang kemari?" Tanya Béatrice tanpa basa-basi. Pryce duduk di kursi depan meja kerjanya dengan santai.

"Kenapa? Memangnya tidak boleh aku datang kesini? Wah, DL Company sangat baik sekali menyediakan tempat khusus seperti ini untukmu. Tidak besar, tapi lumayan." Pryce melihat sekeliling ruangan Béatrice dan mengatakan pendapatnya. Kemudian ia menoleh kebelakang, melihat Béatrice yang mematung ketika melihatnya.

Pria itu mengendikkan bahunya ketika melihat Béatrice. "Memangnya salah jika aku duduk? Tidakkah kau ingin mempersilahkan tamumu untuk duduk?" Sebuah seringai muncul di wajah Pryce.

Béatrice mendesah. "Mary?" Panggil Béatrice. "Ya, Signorina." Sahut Mary.

"Tinggalkan aku dengan Signor Velasco." Perintah Béatrice. "Namun jika aku ataupun Signor Orlando tidak ada yang keluar dari ruangan ini dalam waktu 10 menit, tolong panggilkan security untukku." Lanjutnya.

Pryce menaikkan sebelah alisnya. "Kau pikir aku penjahat?"

"Sort of." Béatrice hanya mengendikkan bahunya. "Kau dengar aku, Mary? Tolong lakukan sesuai yang aku katakana." Pintanya.

"Saya mengerti." Mary pun meninggalkan Béatrice sesuai dengan apa yang diperintahkan Béatrice. Tinggal mereka disana. Béatrice dan Pryce. "Cepat katakan apa yang maumu. Kau hanya punya 10 menit untuk mengatakannya, atau petugas akan membawamu dari sini."

Tawa dari Pryce membalas perkataan Béatrice. "Kau pikir kau bisa melakukannya? Aku Pryce Giovanni Velasco."

"Aku tidak peduli." Balas Béatrice.

Perlahan tawa Pryce mereda. "Baiklah, baiklah. Aku mengerti. 10 menit? Itu cukup, untuk hari ini." Kata Pryce.

"Aku dengar kau sekarang tengah berkencan dengan Chavalier? Cinta lama bersemi kembali, huh?"

Béatrice mendengus kesal. "Itu sama sekali bukan urusanmu, Pryce. Aku tidak tahu kau mendengarnya dari siapa atau bagaimana. Tapi itu bukan urusanmu. Jadi berhenti mencampuri sesuatu yang sama sekali tidak ada kaitannya denganmu."

"Aku hanya khawatir padamu, Bellisima." Pryce berkata. Kemudian ia bangkit dari kursinya dan mendekat pada Béatrice. Ia menyentuh wajah Béatrice. "Kau salah ketika kau memutuskan untuk bersama dengannya. Kau tahu, sayang? He's a jerk. I have told you before. Menjauhlah sebelum kau disakiti lagi."

"Begitukah? Atas dasar apa kau berkata seperti itu?" Tanya Béatrice. "Aku mengetahui semuanya sekarang, Pryce. Kejadian sebenarnya 5 tahun yang lalu. Apa yang kau lakukan pada kami dan bagaimana semua ini bisa terjadi. Aku tahu."

"Oh ya? Kau sudah tahu?" Pria itu tersenyum miring. "Kau sudah tahu rupanya. Kalau begitu kau sudah tahu semua tentang taruhan itu?"

Mata Béatrice menatap Pryce dengan tajam. "Tentu saja aku tahu. Kau yang membuat semua taruhan konyol ini, brengsek."

Tawa dari Pryce kembali terdengar di dalam ruangan. Béatrice menatapnya dengan curiga. Ia sempat mengira bahwa pria ini memiliki kelainan jiwa. He is not normal. "Aku memang yang membuatnya. Tapi kekasihmu itu juga termasuk di dalamnya, Béatrice. Dia tidak mencintaimu. Dia yang mengajukan diri untuk mempermainkan dirimu."

Béatrice memilih untuk menutup dirinya dari omongan Pryce yang jelas-jelas salah. Iya, Pryce salah. Chavalier mencintainya. Untuk kali ini dan seterusnya, Béatrice akan memilih untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh Chavalier. "Kau salah, Pryce. Ia mencintaiku. Dia takkan mengaku pada kalian semua jika ia tidak benar-benar mencintaiku."

Pryce berdecak kesal. "Kenapa kau tidak mendengarkan aku? Kau layak untuk bersama dengan pria yang lebih baik darinya."

"Begitukah? Kalau begitu siapa orangnya?"

"Aku." Jawab Pryce dengan percaya diri.

Kali ini tawa Béatrice yang terdengar. "Lucu. Kau? Orang yang menghancurkan kami adalah pria yang lebih baik darinya?" Tanya Béatrice tidak percaya. "Pryce, ku rasa kau mabuk. Lebih baik kau pergi untuk menjernihkan pikiranmu atau pergi ke bar untuk menambah kemabukanmu itu."

"Aku sudah cukup mendengarkan omong kosongmu hari ini, Pryce. Kau boleh pergi." Tambah Béatrice.

"Aku belum selesai, Béatrice." Balas Pryce. "Ada satu hal lagi yang tidak kau ketahui tentang dirinya."

Béatrice berjalan menuju mejanya dan menekan intercom untuk memanggil Mary. "Mary, tolong panggilkan security. Aku ingin mereka membawa Signor Velasco dari ruanganku." Perintah Béatrice.

"Aku bilang aku belum selesai, Béatrice." Pryce kembali berkata. Kali ini dengan suara rendah. "Kau bodoh ketika memilih dia. Kau pikir semuanya akan semudah itu untuk bisa bersama Chavalier? Permasalahannya tidak semudah yang kau kira, sayang."

"Chavalier Deanthony Orlando sudah bertunangan dengan Miranda Carenina Hudson. Seorang model yang dikenal dunia." Pryce melanjutkan. "Kau sama sekali bukanlah tandingan seorang Miranda Hudson, Béatrice."

Béatrice terdiam dan menggigit bibirnya. Perilaku Béatrice itu membuat Pryce tersenyum penuh kemenangan. "Tentunya Chavalier tidak pernah mengatakan ini bukan? Lihat, apa ku bilang. Dia pria brengsek. Kau salah ketika memilih dia. Pilihan yang terbaik untukmu adalah aku. Biar aku yang membantumu membalaskan semua sakit hatimu terhadapnya. Aku akan membantumu."

Ketukan di pintu ruangannya membuat Béatrice kembali tersadar. Ia segera berjalan menuju pintu dan membukanya. Mary beserta beberapa orang dari tim keamanan sudah berdiri di depannya. "Signorina?" Tanya Mary.

"Woah. Kau benar-benar keterlaluan Béatrice. Bisa-bisanya kau berlaku seperti ini pada orang yang ingin membantumu." Pryce berkata dibelakangnya.

"Baiklah, sekarang aku akan pergi. Tapi ingat perkataanku kali ini, Béatrice. Aku akan membantumu." Pryce kemudian menepuk bahunya sebelum ia akhirnya berjalan dengan sukarela meninggalkan Béatrice di ruangannya. Wanita itu terdiam tak mengatakan apapun hingga akhirnya Mary memanggil dirinya. "Anda tidak apa-apa?" Tanya Mary khawatir.

Béatrice tersenyum kemudian menggeleng. "Tidak apa-apa, Mary. Maaf sudah merepotkanmu." Kata Béatrice. Kemudian ia melihat jam ditangannya. "Aku akan pergi sekarang. Silahkan kalian semua juga mengambil waktu kalian untuk makan siang."

Kemudian Béatrice berjalan meninggalkan ruangannya juga. Tak lama handphone miliknya berbunyi. "Aku sudah dibawah." Suara pria itu menyambutnya ketika ia mengangkat panggilan.

"Benarkah? Aku akan dalam perjalanan ke bawah, Val." Balasnya.

"Baiklah. Sampai nanti, Bee."

"Sampai nanti, Val." Béatrice menutup panggilan singkat itu kemudian mendesah.

Jika ucapan Pryce ternyata benar, apa yang akan dilakukan olehnya? Meninggalkan pria itu lagi atau memilih untuk mempertahankannya meski semua ini salah? Tapi untuk saat ini, Béatrice akan mengikuti janjinya sendiri.

Mempercayai apapun yang akan Chavalier katakan padanya.

Continue Reading

You'll Also Like

240K 18.6K 61
[COMPLETED] Kisah ini diambil dari surat-surat milik mantan Putri Mahkota Inggris, Sydney Anaraya dalam buku hariannya. Hingga saat ini tak ada yang...
8.7K 1.6K 38
"Gue kira lo baik, Ta. Ternyata lo murahan, perusak hubungan orang!" Jelita hanya ingin hidup tenang semenjak kepindahannya ke Jakarta. Bukan tanpa a...
17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
22K 1.8K 12
Sequel [Save It Before You Need It] Setelah takdir yang tak terduga membawanya berakhir dengan Chatur, Cleo memerankan sosok istri pada umumnya. Semu...