I Would [Complete]

Da taetata17

90.6K 5.8K 1.3K

[09-09-2018 s/d 21-01-2019] Mature khusus Junghyo 18+ Walaupun cerita ini udah tamat. Tolong, untuk kamu yang... Altro

1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 - End
Jeon Jungsu
SEASON 2
2-1
2-2
2-3
2-4
2-5
2-6
2-7
2-8
2-9
2-10
2-11
2-12 (end)

5

5K 196 11
Da taetata17

"yak, kenapa jalanmu aneh begitu?" Tanya Eunha memerhatikan Jihyo yang baru saja mendudukan bokongnya di bangku kelasnya.

Jihyo hanya tersenyum sambil menahan nyeri dibagian tengahnya.

"Kau sakit?" Tanya Eunha khawatir sambil memeriksa suhu tubuh Jihyo.

Jihyo menepis tangan Eunha pelan
"Aku tak apa Eunha-yaaa"

Eunha melirik Jihyo khawatir
"Hey, gimana aku tak khawatir kalau kau jalannya aneh seperti itu."

Baru saja Jihyo akan menjawab tiba-tiba suara Yugyeom menghentikannya.

"Pagi istri pertama" Yugyeom sambil memencet pipi Eunha yang tembem

"Pagi istri kedua" setelah itu mengacak puncak rambut Jihyo sambil duduk diantara kedua gadis itu.

Jihyo dan Eunha kompak memukul kedua lengan Yugyeom.

.

"Jihyo sakit?" Tanya Yugyeom pada Eunha disebelahnya sambil mengambil pesanan makanan mereka.

Eunha mengernyitkan alisnya.

"Tuh, lihat saja jalannya seperti itu" ucap Yugyeom sambil menunjuk Jihyo yang sedang berjalan ke meja kantin

"Ah, aku juga mengkhawatirkan itu tadi pagi. Tapi dia bilang dia tidak kenapa-kenapa" jawab Eunha.

.

Mereka bertiga pun makan siang sambil mengobrol ringan. Tak lama dari itu Jungkook datang, mengisi bangku kosong yang disebelah Jihyo dan didepan Yugyeom.

"Boleh kan gabung?" Tanya Jungkook

"Ga boleh, ya boleh lah Kook!" Balas Eunha

Yugyeom tersenyum, sedangkan Jihyo hanya sibuk makan sejak Jungkook datang tanpa menoleh sedikitpun. Antara gugup dan malu begitu mendengar suara Jungkook.

"Jadi sampai dimana nih kerjaan kita?" Tanya Jungkook pada teman sekelompoknya.

Yugyeom mulai membicarakan dari perkembangan tugas mereka. Semakin lama, Eunha Yugyeom dan Jungkook semakin serius membicarakan tugas itu.

Jihyo sedari tadi hanya diam mendengarkan mereka sambil melamun mengaduk pelan makanan yang ada didepannya.
Setiap kali ia mendengar suara Jungkook, bayang-bayang kegiatan panas mereka terlintas begitu saja dibenaknya.
Jihyo mengingat bagaimana suara itu mendesah menikmati tubuhnya, bagaimana tubuh kekar lelaki itu yang mengurung dirinya dijurang kenikmatan.

Secara tiba-tiba Jihyo berteriak sambil menggelengkan kepalanya membuat semua orang yang ada dikantin itu menengok kearahnya, tak terkecuali ketiga teman-temannya ikut terkejut.

Jihyo sadar akan tindakan bodohnya, lalu ia meminta maaf pada orang-orang yg ada dikantin.

"Kau kenapa sih Jihyo-ya?" Tanya Eunha khawatir

"Kalau kau sakit, lebih baik pulang saja." Tambah Yugyeom.

Jungkook hanya diam saja memerhatikan wajah Jihyo, tetapi tangannya dg cepat menggenggam tangan Jihyo yang ada disebelahnya.

Jihyo menatap wajah Jungkook yang tersirat kekhawatiran disana.

"A-aku tak apa" Jihyo menatap kedua sahabatnya itu untuk tidak khawatir padanya, lalu dg cepat ia melepaskan genggaman tangan Jungkook darinya.

"Kau pms ya?" Tanya Eunha tiba-tiba, membuat Yugyeom dan Jungkook menoleh kearah Jihyo.

"K-kau tahu darimana?" Tanya Jihyo balik sambil menatap ngeri wajah Yugyeom dan Jungkook

"Cara jalanmu" jawab Eunha

Jungkook mengulum bibirnya ketika mendengar jawaban Eunha

"Ah, i-iya" untuk saat ini, tolong maafkan Jihyo yang berbohong pada Eunha. Tak mungkin ia menjawab jujur apa yang terjadi sebenarnya.

"Aneh, biasanya kalau dapet kita bareng. Tapi sekarang kau malah duluan" Eunha bermonolog.

Jihyo hanya menghendikkan bahunya.


"Jungkook!"

Tiba-tiba suara seorang perempuan memanggil Jungkook.
Mereka berempatpun kompak menoleh ke arah suara.

Terlihat gadis dg rambut oranye menghampiri mereka. Lebih tepatnya Jungkook.

"Ternyata kau disini" kata gadis itu

"Ada apa Yubin?" Tanya Jungkook

"Aku ingin menunjukkan sesuatu" jawab gadis yang bernama Yubin itu.

"Tapi.. aku sedang membicarakan tugas pada mereka" balas Jungkook.

"Kita udah selesai kok" cela Yugyeom yang dihadiahi cubitan dipahanya dari Eunha.

"Baguslah, kajja Jungkook-ah" ajak Yubin.

Jungkook pun berdiri. Tak disangkanya, Yubin menggandeng tangan Jungkook lalu menariknya pelan.

Hal itu tak luput dari pandangan Jihyo, hatinya nyeri, sama seperti miliknya saat ini. Tapi dia hanya bisa terdiam saja.

Jungkook sengaja melihat kebelakang, memastikan apakah Jihyo baik-baik saja. Dan bisa dipastikan bahwa Jihyo tidak baik-baik saja karena Jungkook dg jelas melihat mimik wajah Jihyo yang sendu.

"Kau ini bodoh ya" omel Eunha pada Yugyeom.

"Bodoh kenapa?" Tanya Yugyeom tak mau disalahkan

"Kau membiarkan Jungkook pergi bersama Yubin, apa kau tidak tahu gosip tentangnya?"

"Aku tak suka menggosip Eunha-yaa" jawab Yugyeom malas.

"Gadis itu tidak baik, dia sudah melakukan~" omongan Eunha terpotong karena mendengar suara kursi yang tergeser akibat Jihyo tiba-tiba berdiri dari duduknya.

"Aku ingin ke kamar mandi, dan langsung kekelas" ucap Jihyo lalu pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.

"Aish, akibat ulahmu mood Jihyo jadi berantakan!" Ucap Eunha sambil memukul lengan pacarnya itu.

"Sebenarnya apa sih salahku?" Tanya Yugyeom sambil mengelus lengannya yang habis di pukul Eunha.

"Jihyo sepertinya sudah mulai menyukai Jungkook!!" Jawab Eunha gemas

"Kau tahu dari mana?" Yugyeom penasaran

"Aku melihat gerak-gerik Jihyo sejak tadi, dan bisa dipastikan bahwa dia mulai menyukai Jungkook. Aku sudah lama mengenalnya" jelas Eunha.

"Aish, kenapa aku bodoh sekali" sesal Yugyeom

"Memang seperti itulah kau"

.

Jihyo mencuci wajahnya agar ia terlihat lebih segar, karena sebelumnya wajahnya tampak begitu kusut.

Setelah selesai ia langsung pergi dri toilet itu. Jihyo berjalan mulai agak membaik karena rasa nyeri itu perlahan menghilang.

Ketika Jihyo berjalan menuju kelasnya ia melewati kelas kosong yang belum terisi mahasiswa.

Jihyo tak sengaja menoleh kekelas itu ternyata didalamnya ada dua orang, laki-laki dan perempuan.

Jihyo melihat tas punggung laki-laki yang sangat tak asing baginya.
Jihyo akhirnya mulai mendekatkan dirinya pada pintu kelas itu.

Tak disangka, mereka berdua adalah Jungkook dan Yubin yang sedang berdiri berhadapan.

Jihyo tadinya hendak pergi, karena ia tak mau mendengar percakapan keduanya. Sampai perkataan Yubin membuatnya berhenti dan mematung

"Aku menyukaimu, Jungkook-ah"


Jihyo menoleh, bersamaan dg Yubin yang tiba-tiba mencium bibir Jungkook.

Jihyo langsung berlari meninggalkan tempat itu.



Jungkook dg cepat memundurkan tubuhnya dari Yubin ketika mendengar langkah kaki seseorang yang berlari. Dengan cepat Jungkook berlari, menyusul orang tadi.

Saat di pengkolan gedung, ia melihat siluet Jihyo yang sedang berlari menjauh dari tempatnya.

Jungkook frustasi, ia menduga pasti Jihyo melihatnya yang sedang dicium oleh Yubin.

Lalu, ia pergi ketempat dimana Yubin berada.

"Maaf Yubin, tapi aku sudah milik orang lain" jawaban tegas yang diberikan ke Yubin dari Jungkook

"Tapi, tapi.. kapan kau pacaran dengannya? Bukankah kau sendiri saat ini? Siapa dia?" Tanya Yubin tak terima

"Maaf, aku hargai perasaanmu padaku. Tapi aku benar-benar milik orang lain saat ini juga"

Jungkook segera pergi dari tempat itu.

.

"Eunha, aku pulang ya. Perutku benar-benar sakit" ucap Jihyo menelpon Eunha dg tangis yang ditahannya.

"Hah? Tiba-tiba? Kau dimana sekarang?" Tanya Eunha

"Aku sudah di bus, tenang saja. Oh, beri tahu aku jika ada tugas. Bye"

Jihyo langsung menutup telponnya, lalu terisak sendirian di dalam bus yang ia tumpangi.

Benar-benar sakit saat melihat Jungkook sedang berciuman dg orang lain. Ia merasa menyesal sekaligus kotor karena sudah melakukannya dg Jungkook.

.

Jihyo membuka pintu rumah kakaknya, ia terkejut melihat koper dan barang-barang lainnya diruang tengah.
Taklama kakaknya yang sedang menggendong Minjae keluar dari kamarnya.

"Loh, kau pulang cepat?" Tanya Joy sambil menurunkan anaknya.

"Kakak mau kemana?" Tanya Jihyo tanpa menjawab pertanyaan kakaknya

"Sungjae mendadak mengabariku kalau pimpinannya mengadakan pesta resmi yang harus dihadiri para manajer beserta istrinya. Jadinya aku harus berangkat sekarang juga. Beruntung kau pulang cepat, karna tadinya aku ingin menitip Minjae ke tetangga sebelah."

Jihyo mengangguk-angguk.
"Lalu, kapan kau pulang?"

"Lusa, jebal kau bolos dulu sehari" Joy memohon pada Jihyo agar anaknya dijaga selama dia pergi.

"Baiklah, aku juga sedang tak enak badan. Makanya aku pulang cepat" Jihyo

Joy mengambil uangnya didompet, ada berapa ratus ribu won yang dikasihnya pada Jihyo.

"Ini, kalau kau tak enak badan pergilah kedokter."

Jihyo tersenyum sumringah
"Wah, kalau beginimah tak perlu pergi kedokter, sekarang juga sudah sembuh"

Joy hanya menggelengkan kepalanya, lalu ia pamit pada Jihyo dan Minjae.

.

Jungkook mengetuk pintu kamar kosannya Jihyo, tetapi sang pemilik tak kunjung membukakan pintunya. Jungkook curiga Jihyo tak ada dikosannya, karena hari sudah malam, lampu dikamar kosannya itu tak menyala .

Jungkook sudah berusaha menghubungi Jihyo tetapi selalu saja di reject.

Jungkook akhirnya menelpon Eunha.

"Ya halo?" Jawab Eunha.

"Apa kau tahu Jihyo sekarang berada dimana?" Tanya Jungkook langsung.

"Ah, yang aku tahu sekarang dia sedang menginap dirumah kakaknya, Jungkook-ah" jawab Eunha

"Apa kau tahu alamatnya?"

.



Jihyo sedari tadi terus mereject telpon dari Jungkook sambil bermain dg Minjae.
Tetapi sudah hampir tiga puluh menit Jungkook berhenti menghubunginya.

"Minjae-ya, main sendiri dulu ya. Aunty ingin kekamar mandi sebentar"

"Ne" jawab Minjae patuh.

Sepeninggalan Jihyo, tak lama dari itu ponsel Jihyo berbunyi.

Minjae yang mengerti pun menggeser tombol hijau disana, karena Joy mengajarkannya ketika ponsel sang ibu berbunyi ia dg sigap langsung mengangkatnya.

Tampak Jungkook yang berada di layar ponsel itu, karena Jungkook menghubunginya via video call.

"Ini siapa?" Tanya Minjae

"Dimana Jihyo?" Tanya Jungkook lembut

"Aunty sedang kekamar mandi" jawab Minjae

"Ah, ternyata kau keponakannya." Kata Jungkook

"Paman siapa?" Tanya Minjae sekali lagi.

"Paman, pacarnya Aunty kamu."

Minjae hanya terdiam sambil memerhatikan wajah Jungkook yang ada dilayar ponsel

"Paman sedang di luar pintu rumah mu, bisa kau bukakan pintunya, sayang?" Kata Jungkook

Minjae mengangguk patuh, lalu ia menaruh ponsel Jihyo diatas karpet dan berjalan ke pintu ruang tamu.

Setelah dibuka, Jungkook tersenyum senang melihat Minjae yang menatap ya datar.

Jungkook segera menggendong bocah kecil itu.

"Kyeopta... Namamu siapa?" Tanya Jungkook

"Minjae, paman sendiri?"

"Jungkook"

"Rumahmu sepi sekali, dimana ibumu?" Tanya Jungkook sambil menutup pintu rumah Minjae dan berjalan menuju ruang tengah.

"Omma dan Appa sedang keluar kota. Disini hanya ada aku dan Aunty" jawab Minjae.

Jungkook tersenyum senang mendengar jawaban dari Minjae.

.

Jihyo akhirnya selesai dg urusan kamar mandinya. Begitu ia berjalan kearah ruang tengah, ia terkejut melihat seorang laki-laki yang sedang bermain bersama Minjae.

"Minjae!!!!" Panggil Jihyo sambil berlari kearah Minjae.

Minjae dan Jungkook menoleh,

Seketika Jihyo berhenti saat melihat Jungkook.

Jihyo dg cepat menggendong Minjae dan menjauhkannya dari Jungkook.

"Aku ingin bermain bersama paman, Aunty!!" Rengek Minjae.

"Tidak, kau tak mengenalnya. Kau ingat kan pesan Omma kalau tidak boleh berdekatan dg orang asing" larang Jihyo

"Tapi aku mengenalnya Aunty, huaa" ucap Minjae mulai menangis.

"Minjae jangan seperti ini~" omongan Jihyo terpotong

"Biarkan dia bermain bersamaku ,Hyo" kata Jungkook

Jihyo akhirnya memberikan Minjae pada Jungkook karena tak tega melihat Minjae menangis.

Akhirnya Jungkook bermain bersama Minjae yang berada dipangkuannya dan Jihyo yang duduk disofa sambil memerhatikan mereka dari belakang.

"Bagaimana kau tahu alamat kakakku?" Tanya Jihyo

"Aku bertanya pada Eunha"

Jihyo merutuki Eunha dalam hatinya.

"Lagian, kau mereject semua panggilanku" lanjut Jungkook.

"Aku sibuk" jawab Jihyo singkat.

"Paman, aku mengantuk" kata Minjae sambil mengucak matanya.

"Paman tidur disini ya bersama Minjae dan Aunty" pinta Minjae.

"Minjae!!" Ucap Jihyo

"Minjae ingin tidur bersama paman dan aunty, biasanya kan Minjae tidur bersama omma dan appa" ucap Minjae hampir menangis.

"Minjae, paman harus kuliah keesokan harinya jadi dia harus pulang" Jihyo menjelaskan Minjae dg sabar

"Tapi kuliahnya besok kan? Jadi paman bisa kan tidurnya dirumah Minjae" tanya Minjae pada Jungkook sambil terisak.

Jungkook mengangguk meng-iyakan permintaan bocah kecil itu

"Iya, paman menginap dirumah Minjae"

Jihyo hanya bisa melotot kearah Jungkook yang sedang dipeluk oleh Minjae.

.

Saat ini mereka bertiga berada dikamar Jihyo dg posisi Minjae menengahi mereka.

Jungkook tak hentinya mengelus kepala Minjae agar bocah itu tidur nyenyak.






"Minjae sudah tertidur. Kau pulanglah" usir Jihyo sambil menduudukan dirinya di ranjang itu.

Jungkook melepaskan tangannya dari kepala Minjae lalu dg cepat berpindah ketempat Jihyo dan duduk disebelahnya.

Merasa terlepas, Minjae mulai merengek kembali. Tapi dg cepat Jihyo mengelus kepala Minjae kembali.

"Kenapa kau mereject semua panggilan dariku?" Tanya Jungkook pelan sambil menatap Jihyo yang sedang mengelus rambut Minjae.

"Pulanglah, sudah malam"

"Kau cemburu, melihatku ciuman bersama Yubin?" Tanya Jungkook lagi

Jihyo menatap Jungkook sekilas lalu kembali memperhatikan Minjae.

"Ketika dia menciumku, aku langsung menghindar. Aku pun menolaknya karena aku hanya menyukaimu Jihyo"

"Bohong!!"

"Apa maksudmu bohong?" Tanya Jungkook tak mengerti

"Diawal kita bertemu, kau memang tak menyukaiku. Yang kau suka adalah Eunha. Dan sekarang? Yubin. Kenapa kau tidak pacaran saja dengannya. Menurutku kalian cocok" sarkas Jihyo

"Aku tidak menyukai Yubin. Dan Eunha? Itu hanya ketertarikan diawal saja. Aku benar-benar menyukaimu Park Jihyo" jawab Jungkook.

"Sungguh, aku benar-benar merasa kotor Jeon Jungkook. Cepatlah kau pergi dari disini" kata Jihyo sambil menahan air matanya.

"Maksudmu?" Tanya Jungkook tak mengerti

"Aku menyesal telah melakukan semua itu bersamamu Jeon, aku memang bodoh, sudah tahu kalau kau menyukai orang lain tapi aku masih saja menggodamu. Oh, anggap saja kalau aku jalang yang dibayar olehmu" racau Jihyo tak jelas, tak terasa air mata sudah jatuh dipipinya.

Jungkook memandang Jihyo dg pandangan khawatir, ia jadi tahu sekarang apa yang dipikirkan gadisnya itu. Jihyo menganggap dirinya sebagai jalang, padahal Jungkook tak berpikiran seperti itu. Sungguh saat ini Jungkook sudah jatuh cinta pada Jihyo.

Jungkook mulai memegang kedua pipi Jihyo, memaksa gadis itu untuk menatap matanya.

Jihyo terpaksa melihat mata Jungkook, kini Jihyo tertegun karena pandangan Jungkook begitu lembut dan tulus saat menatap matanya, membuat Jihyo terhipnotis dg pandangan itu.

Jungkook mulai menghapus airmata Jihyo yang berada dipipi menggunakan ibu jarinya.

"Maaf, kalau kau menyesal melakukannya bersamaku aku minta maaf. Jinja aku benar-benar mencintaimu Park, kau boleh memukulku semaumu atas apa yang telah aku perbuat. Tapi jangan kau suruh aku untuk menjauh darimu karna aku tak bisa. aku bisa gila"

Jantung Jihyo berdegup kencang ketika mendengar pernyataan Jungkook. Dalam hatinya sebenarnya tidak ada penyesalan yang ia alami, hanya saja dia ingin menyadarkan diri kalau dia bukanlah siapa-siapa bagi Jungkook. Seharusnya Jungkook tak perlu meminta maaf padanya.
Dan mengetahui kalau Jungkook benar-benar mencintainya membuat Jihyo sedikit bahagia karena iapun sudah mulai menyukai pria itu.

Jungkook mendekatkan wajahnya pada Jihyo, lalu diciumnya bibir ranum itu sekilas.

"Untuk menghapus bekasnya tadi" ucap Jungkook setelah mencium bibir Jihyo.

"Baiklah, saatnya aku pergi" seketika ia urungkan niatnya untuk pulang karena tiba-tiba Jihyo melingkarkan tangannya dileher Jungkook, seperti tak rela jika Jungkook pulang.

Jihyo menatap Jungkook dg pandangan sayu, mungkin karna sudah malam ia sedikit mengantuk, ditambah dg matanya yg habis menangis.






Jihyo memberanikan diri untuk mencium Jungkook terlebih dahulu.
Jihyo terus mengecup bibir Jungkook, setelah itu ia mengulum bibir bawah Jungkook. Jungkook memerhatikan wajah Jihyo yang sedang menikmati permainannya sendiri.

Setelah itu akhirnya Jungkook membalas permainan dari Jihyo.
Jungkook mengulum bibir atas dan bawah Jihyo, tak memberi kesempatan Jihyo untuk menyainginya. Jihyo sengaja membuka mulutnya memberi akses bagi Jungkook untuk memasukinya.
Terjadilah perang diantara mereka, saling mengulum dan bertukar saliva.

Mereka berhenti karena kehabisan oksigen. Jungkook menggenggam kedua tangan Jihyo, Jihyo melepaskan satu tangannya lalu tangan itu malah mengarah ke milik Jungkook yang ada dibalik celananya. Tangan Jihyo mengelus dibagian itu sambil menatap Jungkook dg pandangan yg sulit diartikan, bukan menggoda.
Jungkook melihat tangan Jihyo lalu mengalihkan pandangannya pada Jihyo.

Jihyo melakukan hal itu agar Jungkook tidak merasa bersalah dg apa yang mereka lakukan sebelumnya, karena Jungkook meminta maaf tadi.

Respon Jihyo hanya mengangguk. Tak perlu waktu lama lagi, Jungkook langsung menyerang Jihyo, menindihnya lalu mencium bibirnya kembali.

Ciuman kali ini benar-benar sangat panas. Mereka ingin melupakan kejadian sebelumnya yang sama-sama saling menyakiti.

Tangan Jungkook mencari dimana pengait milik Jihyo berada, tak perlu waktu lama Jungkook berhasil melepas pengait itu. Dg cepat tangannya sudah menyelinap di dalam bra milik Jihyo.

"Jeonh" Jihyo melenguh saat Jungkook mulai menurunkan ciumannya ke lehernya dan merasakan tangan Jungkook yang sedang bekerja dg dua bendanya.

Jungkook merasa terganggu dg kaus yang dipakai Jihyo, dg cepat ia mengangkat kaus itu sampai diatas dada Jihyo dan membuang branya ke sembarang tempat. Lalu ia mulai meneruskan pekerjaannya untuk mengulum milik gadisnya itu.

"Sshhh" Jihyo menggigit bibirnya merasakan nikmat yang diberikan Jungkook pada dadanya.
Jihyo berusaha melihat keponakannya yang sedang tertidur tak jauh dari dirinya.
Ia menahan desahannya karena takut membangunkan bocah imut itu.

Setelah puas, Jungkook menurunkan ciumannya ke pangkal paha Jihyo.
Jungkook hanya menurunkan celana pendek Jihyo sampai selutut, lalu ia dg cepat memulai pekerjaannya di sumber kenikmatan itu.

Jihyo mendongakkan kepalanya, sesekali mengeluarkan desisan yang membuat gairah Jungkook meninggi sampai ke ubun-ubun, ditambah lagi Jihyo yang meremas rambutnya demi menyalurkan betapa nikmatnya yang kini ia rasakan.

Tak lama dari itu, Jihyo mencapai puncaknya. Jungkook pun dg sigap langsung membersihkannya. Bagaikan candu, cairan itu menurut Jungkook sangat manis. (Anjir-__-)

Jungkook kali ini mengubah posisinya terduduk bersenderan dg kepala ranjang. Lalu menurunkan celananya sebatas lutut. Terpampanglah Jungkook lain yang sudah siap untuk berperang.

Jihyo sebenarnya agak takut melihat Jungkook yang lain itu. Tetapi ia memberanikan diri untuk melihatnya.

Jungkook mengarahkan kepala Jihyo ke arah Jungkook yang lain.

"Coba lah" ucap Jungkook

"Bagaimana caranya?" Tanya Jihyo

"Anggap saja kau sedang memakan eskrim"

Jihyo menelan salivanya dg susah payah, mencoba untuk melakukan apa yang Jungkook minta.

Jihyo mulai melakukannya, baru saja ia melakukannya seperti memakan eskrim. Jungkook mengeluhkan namanya.

Jihyo merasa senang saat Jungkook memanggil namanya dg suara seperti itu, dg semangat ia melakukan aksinya dg cepat.

"Nghh Jihyoo"

Lama Jihyo melakukan apa yang Jungkook pinta, sampai-sampai kepalanya pegal.

Jihyo pun berhenti melakukannya. Disaat itu juga Jungkook membuka matanya.

Jungkook akhirnya membalikkan posisi seperti semula yang berada diatas Jihyo dan langsung memposisikan agar Jungkook yang lain memasuki Jihyo.

Perlahan tapi pasti, Jihyo menggigit bibir bawahnya ketika Jungkook memasukinya. Masih terasa nyeri walaupun tidak sesakit saat melakukannya pertama kali.
Jungkook mendesah karena dirinya secara perlahan memasuki Jihyo.

Setelah Jungkook memenuhi Jihyo, mereka terdiam, saling menatap satu sma lain.

"Aku mencintaimu, Park"

"Aku mencintaimu juga, Jeon"

Setelah berkata seperti itu, Jungkook mulai melancarkan aksinya.

Jungkook mulai mendominasi permainan. Sungguh, Jihyo benar-benar membuatnya seperti melayang keudara, nikmat yang benar-benar tak bisa diungkapkan oleh kata-kata.

"Jeonhhhhh nghhh" Jihyo mulai mengeluarkan kata-kata tak pantas karena merasakan hal yang sama dg Jungkook.

Jungkook pun mencari pekerjaan sambilan, ia mengarahkan dirinya ke bagian Jihyo yang besar.
Jungkook menggerakan dirinya sambil menikmati apa yang ada ditubuh Jihyo.

Ranjangpun ikut bergerak sesuai dg irama kegiatan mereka.

Tanpa disadari mereka, Minjae ikut terbangun karena guncangan yang terjadi.

"Aunty" panggil Minjae

Jihyo dan Jungkook tak menyadari panggilan dari Minjae karena mereka masih fokus terhadap kegiatan mereka.

"Aunty dan paman sedang apa?" Minjae terduduk menghadap Jihyo dan Jungkook yang sedang bergelut didalam selimut, dan menyisakan bagian atas. Memperlihatkan pada Minjae bagaimana paman yang baru dikenalnya sedang menyusui seperti dirinya pada Auntynya.

Jihyo sekali lagi mencoba untuk memastikan Minjae.
Matanya terbelalak ketika melihat Minjae sudah terduduk memerhatikan kegiatannya.

Jihyo memukul-mukul bahu Jungkook agar berhenti melakukan aktivitasnya.
Jungkook pun berhenti dan menoleh kearah Minjae yang menatap mereka dg pandangan setengah mengantuk.
Buru-buru Jungkook menurunkan hoodienya yang masih berada diatas tubuhnya, lalu baju Jihyo juga. Tetapi milik mereka masih terhubung.

"Memangnya punya aunty ada susunya ya paman? Kata omma isinya air mineral" tanya Minjae.

Jungkook pun menghadap ke arah Minjae lalu berkata
"Memang tidak ada Minjae. Sekarang Minjae bobo lagi yuk"

"Tapi Minjjae mau mencoba susu Aunty, Minjae lihat tadi, paman minum susunya keenakan" jawab Minjae tak terima

"Minjae punya aunty benar-benar tidak ada susunya" balas Jihyo

"Bohong!! Paman pelit ya sama Minjae tak mau berbagi" Minjae mulai marah pada Jungkook.

Jihyo memandang Jungkook dg kebingungan. Tapi Jungkook segera menenangkannya.

"Yasudah, Minjae boleh mencoba punya Aunty. Kalau tak ada susunya, berarti paman tidak bohong ya" ujar Jungkook melembut pada Minjae.

Sedangkan Jihyo hanya bisa terkejut mendengar perkataan gila dari Jungkook.

"Hore, ayo paman kita sama-sama mencobanya. Susu aunty kan ada dua"

Jihyo benar-benar tak bisa berkata apapun dg apa yang dikatakan Minjae. Tapi Jungkook memandang Jihyo untuk segera menuruti permintaan bocah kecil itu.

Minjae mulai mendekat kearah Jihyo, lalu Jungkook mendrong keatas kaus yang dipakai Jihyo.
Muncullah sumber kebahagiaan bagi anak kecil ketika melihat benda yang mengeluarkan susu seperti punya ibunya.

Minjae mengajak Jungkook untuk bersama melakukan apa yang biasa Minjae lakukan bersama omma ketika dia lapar.

Setelah mencobanya Minjae mulai berbicara.

"Paman tidak bohong, punya Aunty tidak ada susunya. Air mineralpun tak ada. Seperti empeng"

"Paman gamungkin berbohoong pada Minjae" ucap Jungkook sambil mengelus kepala Minjae

Sedangkan Jihyo menghembuskan nafasnya karena selesai menerima aktivitas menyusui dari kedua bayinya itu.

"Tapi kenapa paman seperti meminum susu beneran tadi?" Tanya Minjae polos

"Minjae ayo tidur, sudah jam dua belas" Jungkook mengabaikan pertanyaan Minjae, lalu melepas miliknya dan tiduran di samping Minjae.

.

Setelah Minjae tertidur nyenyak lagi, Jungkook mulai mengangkat Jihyo yang hampir tertidur.

Jungkook menggendong Jihyo menuju meja rias yang ada dikamarnya.

Jihyo mulai terbangun karena Jungkook mendudukkannya dimeja rias itu.
Jungkook mulai menurunkan celana yang dipakai Jihyo dan memasukkannya kembali.

"Aku mengantukhh Jeonhh" ucap Jihyo sambil menahan apa yg dilakukan Jungkook padanya

"Kita lanjutkan yang tadi dulu, sayang"

Setelah itu terdengar suara lenguhan yang tertahan dari kedua pasangan itu.

Karena Jungkook ingin mendengar suara Jihyo, ia membawanya ke luar kamar dan terjadilah malam yang panjang di ruang tengah rumah kakaknya Jihyo.





.

Keesokan paginya Minjae terbangun dan melihat paman dan auntynya sedang tertidur dg posisi Jungkook yang memeluk Jihyo dari belakang.

Minjae tersenyum senang lalu ia pergi kearah paman Jungkook dan menindihnya.

Jungkook yang merasa beban ditubuhnya, terbangun. Ia tersenyum begitu melihat Minjae yg sudah tersenyum senang memandang dirinya.

"Uri Minjae sudah bangun" ucap Jungkook dg suara serak khas bangun tidur, lalu ia memposisikan dirinya untuk tidur terlentang dan memeluk Minjae yang berada diatas dadanya.

"Apa paman tidur nyenyak?" Tanya Minjae

"Hmm nyenyak sekali" jawab Jungkook sambil memejamkan matanya.

"Paman ayo main mobil-mobilan lagi" ajak Minjae.

"Biarkan paman tidur sebentar ya, Minjae-ya. Paman baru saja tidur jam lima pagi tadi" ucap Jungkook sambil mengelus kepala Minjae.

"Memangnya paman ngapain baru tidur jam lima pagi? Apa paman menyusu lagi pada Aunty? Kan aunty tak punya."

Jungkook membelalakan matanya secara tiba-tiba pada saat mendengarkan penuturan dari Minjae.

Jungkook dg cepat merubah posisi tidurnya menjadi duduk dan memangku bocah itu.

"Minjae-ya, bisa kau jaga rahasia itu untuk paman? Jangan pernah bilang kesiapapun soal itu, oke?"

Minjae menatap Jungkook dg pandangan mengejek
"Paman malu yaa? Sudah besar tapi masih menyusu" kekeh Minjae.

Jungkook mengiyakan saja dari pertanyaan Minjae dg ekspreasi tak enak

"Baiklah, Minjae kan anak yang baik kata omma. Jadi Minjae tidak akan memberi tahu ke siapapun kalau paman masih suka menyusu ssstttt" ucap Minjae sambil menaruh telunjuk tangan di depan bibirnya.

Jungkook tersenyum geli mendengar pernyataan Minjae, lalu dg cepat ia merubah posisinya kembali seprti semula, tidur dg Minjae yang berada didadanya.

Disaat Jungkook memejamkan matanya, Minjae kembali bermonolog
"Memangnya paman tidak dimarahi ibu kalau masih menyusu pada ibu? Aku saja dimarahi omma karena kata omma aku sudah mulai besar"

Jungkook tak menjawab pertanyaan Minjae ia hanya mengelus punggung Minjae yang posisinya sepeti baby koala padanya.

Sudah cukup bagi Jungkook untuk menodai Minjae yang masih polos.

Sedangkan Jihyo masih tertidur pulas, tidak merasa terganggu dari obrolan kedua pria itu. Karena Jihyo terlalu lelah bermain bersama Jungkook sampai jam lima pagi.


.










Spesial pake telor untuk adeadeku yang lucknut 🌚

Rencananya mau bikin konflik yang ga seberapa itu, gapake nc.

Tp demi membahagiakan mereka, aing rela nulis sampe 3714an word:))
Semoga ncnya ga maksa yaaa :((

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

76.9K 7.3K 27
Sepeninggal kedua orang tuanya dari dunia ini, hak asuh Hwang Sinbi jatuh ke tangan Samchon dan Imo-nya. Kehidupan Sinbi bisa dibilang tidak bahagia...
2.6K 80 11
In which cortneys hockey team: the ducks, get invited to join the junior goodwill games.
19.4K 608 20
Romee Jensen She has always despised high school. Looked after by her older brother, she's constantly left in his shadow. Her brother was possessive...
6.1K 273 5
πŸ”ž Kejadian tidak sengaja yang menorehkan luka - sempat di post di Blog juga ^_^