Fisika Vs Bahasa Inggris [COM...

By LavenderVio

89.3K 4.9K 315

Ini tentang seorang gadis penyuka Fisika namun tidak suka dengan Bhs. Inggris. dia adalah Aileen Aurelia Gri... More

Prolog
Guru Bhs. Inggris enggak masuk
Ulangan Fisika
Pretended to be serious,but caught
Go Home Whit Devan
Cakra Lagi!
Ulangan Bhs.Inggris
Ketika semuanya teringat kembali
Untuk Aileen
When He Came Back With Memories Of That
Pelajaran Olahraga
Afandra !!!
Hukum Kekekalan Energi
Debat Bhs. Ingris
Philosophie Naturalis Principian Mathematica
Memories
Lebih Dekat
Ledakan besar!
Hukum Gravitasi Newton
Awal dari semuanya
Awal Dari Semuanya #2
Dating a Double
Matahari dan Bintang mencari bulan.
Terungkap !!!
Mencari Aileen
Ada Apa Dengan Cakra !!!
Museum Naruto
With You
Santai Tanpa Perdebatan
Memulai Atau memutuskan
Bolos
Keputusan
Pengakuan
END
Sayang kalian!!!
syuka!! wkwk
10th February
Ketemu Aileen dan Cakra

Double date (2)

999 68 9
By LavenderVio

Bab 32

Double date (2)

"Ka?" sahut Aileen. Sekarang mereka sedang berada di teras rumah Aileen. Hampir lima belas menit yang lalu mereka duduk saling berhadapan dan tanpa pembicaraan.

Cakra mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya, "Bicara dong," seketika kening Cakra mengerut. Gadis ini memang aneh, dia yang mengajak bertemu karena ingin mengatakan sesuatu dan sekarang setelah berada di hadapannya gadis ini malah memintanya mengatakan sesuatu.

"Bego?" ucap Cakra

"Iya gue ngaku deh, sebenarnya gue nggak ada yang mau di omongin...," ucapan Aileen terpotong,

"APA??"

Aileen terkejut, "Tunggu dulu dengarin gue dulu,"

"LO GILA," Astaga, Aileen benar-benar tidak tahu menjelaskannya mulai dari mana jika pria di hadapannya ini terus membentaknya.

"Gue mau pulang," ucap Cakra sambil beranjak dari duduknya dengan keadaan kesal setengah mati. Bisa-bisanya dia membuang-buang waktu bahkan menerobos hujan hanya untuk meladenin kejahilan Aileen.

"Gue Kangen lo." ucapan itu seketika membuat Cakra menghentikan langkahnya. Sungguh? Cakra benar-benar tidak salah dengar kan? Atau pendengarannya memang sedang bermasalah.

Cakra menoleh, kemudian menatap Aileen meminta alasan dari ucapannya tadi. Aileen mengangguk sambil malu malu. Sudut bibir Cakra langsung tertarik, tapi Aileen tidak melihatnya hanya Cakra yang tahu, jika ia sedang tersenyum tipis.

"Kita jalan." Kata Cakra langsung menarik tangan Aileen pergi dari tempat itu.

"Tapi di luar hujan,Ka!" kata Aileen

"Udah berhenti." Jawab Cakra

"Yaudah, bentar gue pamit sama bunda dulu, sekalian ambil tas di kamar," kata Aileen. Cakra menganguk,"Gue tunggu di mobil." Dan setelah itu Aileen berjalan ke kamarnya dan Cakra keluar dari rumah Aileen menuju mobilnya menunggu Aileen datang.

Entah mendengar ucapan Aileen, ada kebahagian tersendiri untuk Cakra. Ini pertama kalinya, seorang Cakra dengan beraninya mengajak gadis itu jalan secara langsung bahkan menarik tangannya.

Tidak memakan waktu yang lama, Aileen datang sambil menggandeng tasnya di tangan kanannya. Sementara terlihat bunda Aileen berdiri di ambang pintu sambil menatap anaknya pergi.

Cakra langsung keluar dari mobilnya dan menyambut Aileen. "
Udah?" tanya Cakra, Aileen mengangguk.

Cakra membukakan pintu untuk Aileen, Aileen masuk dengan kaku. Memang aneh rasa, mendapat perlakukan semanis ini dari seseorang yang tak pernah terfikir. Bahkan membayangkannya saja Aileen tidak pernah. Yang ada di dalam otak Aileen tentang Cakra hanya pria dingin sedingin es dan sekasar batu.

Cakra menatap bunda Aileen sambil tersenyum, pertanda meminta izinnya untuk membawa anaknya pergi sebentar. Grisella terlihat mengangguk sambil tersenyum.

***

Sepanjang perjalanan benar-benar tak ada yang berani memulai pembicaraan, baik Aileen ataupun Cakra. Biasanya Aileen yang tidak mau diam dan Cakra yang hanya mengeluarkan dua kata saja saat Aileen memnita pendapatnya. Tapi sekarang, Aileen benar-benar mati kutu di samping Cakra.

"Ngomong aja," kata Cakra

Aileen mendongkak, sepertinya hanya Aileen yang mati kutu sekarang. Cakra hanya terlbiah biasa-biasa aja. Tidak, bukanya memang pria itu selalu seperti itu.

"Gue nggak tau mau ngomong apa." kata Aileen

Cakra tersenyum sekilas dan Aileen melihatnya. Sepertinya inilah yang membuat Cakra tidak suka tersenyum, karena takut banyak orang yang terpesona dengan senyumannya. Lihat saja, walaupun hanya sekilas seperti itu, Aileen sudah terkagum dengan senyuman itu.

"Kayaknya gue setuju deh kalau lo jutek sama orang-orang," kata Aileen

Cakra menaikkan sebelah alisnya terheran. "Maksud lo?" tanya Cakra.

"Kalau lo jadi ramah, lo jadi orang jahat tau nggak," ucapan Aileen benar-benar membuat Cakra bingung.

"Huh?"

"Gue saranin jangan banyak senyum deh sama cewek,"

"Huh?"

"Senyum lo bisa buat cewek jadi suka sama lo," ucap Aileen frontal.

Seketika Cakra langsung menjika rem mobilnya hingga orang yang ada di dalam terdorong maju dan kembali ke tempatnya.

"Astaga, lo mau bikin hidung gue tambah mancung ha?" guman Aileen sementara Cakra mengabaikannya memilih menghadap Aileen dan menatap intens gadis itu.

"Kalau lo?" tanya Cakra

"Ha?"

"Senyum gue bisa buat lo suka sama gue nggak?"

Kedua bola mata Aileen langsung membulat sempurna. Astaga, bagaimana sekarang? apa yang harus di jawab Aileen, tidak mungkin ia bilang yang sejujurnya bisa tambah mati kutu dia di hadapan pria ini tapi bohong juga percuma, karena Aileen tahu, Cakra tahu jika ia sedang berbohong.

"Apaan sih,Ka? Ja-jalan yuk, ki-kita menghalangi jalan tau," Akhinya Aileen memilih mengalihkan pembicaraan.

"Jawab!!" kini Cakra semakin membuat Aileen terdesak terlebih lagi tatapan intens yang ia lemparkan kepada gadis itu.

"Ah gue nggak tau, ayo jalan, kalau nggak gue turun," kata Aileen

Lagi-lagi Cakra tersenyum dan kembali menjalankan mobilnya.

Sekitar lima belas menit kemudian akhirnya mereka sampai di sebuah mall. Cakra dan Aileen berjalan bersama dengan kaku. Aneh, dan suasananya benar-benar membuat Aileen muak, tidak pernah sekali ia seperti ini jika berjalan berdua bersama pria. Tapi saat bersama Cakra rasanya ia ingin melarikan diri terlebih lagi jantungnya yang entah kenapa menjadi berdetak tak karuan.

"Ayo." Kata Cakra sambil menggengam tangan Aileen.

Rasanya benar-benar berbeda, bahkan jauh lebih berbeda saat Devan menggenggam tangannya bahkan sebelum bertemu dengan Cakra. Genggaman tangan Cakra jauh lebih menyenangkan dari Devan.

"Kita mau kemana?" tanya Aileen.

Cakra menoleh menatap Aileen kemudian menaikkan kedua bahunya, tanda ia tidak tahu.

Aileen menghela nafas, tebakan Aileen memang benar, pria tembok ini tidak tahu harus kemana atau bahkan dari awal dia juga tidak tahu.

"Kalau nggak tau kenapa sok narik gue masuk," kata Aileen

Cakra tersenyum kikuk sambil menggaruk tengukknya yang sama sekali tidak gatal. Kemudian dengan perlahan Cakra melonggarkan genggaman tanganya dari tangan Aileen, namun dengan cepat Aileen kembai menggenggam tangan Cakra dengan erat.

"Lo yang ikut gue," kata Aileen sambil tersenyum ke arah Cakra.

Mereka pun berjalan berdua di tengah keramain mall, mereka tampak sepasang kekasih walaupun kenyataannya mereka hanya sepasang teman. Tapi kedepannya tidak ada yang tahu, bukan?

Sementara di tempat lain, Vanila dan Devan juga sama. Berjalan berdua di tengah keramainya. Sambil tertawa karena mereka berdua saling mengeluarkan candaan. Di salah satu tangan Vanila sudah berada es krim rasa vanilla yang sering ia beli ketika berada di tempat ini sementara Devan lebih memilih tidak membeli apa-apa.

"Kayaknya gue tau deh, bunda lo kasi nama lo Vanila," kata Devan

"Karena gue suka rasa Vanila?" kata Vanila

"Nah lo tau, kayaknya waktu lo bayi lo nggak minum asi deh tapi susu formula rasa Vanila," kata Devan kemudian tertawa.

"Serah lo aja deh, gue ikut aja. Yang penting gue di beliin es krim." Kata Vanila

Tiba-tiba Devan langsung menghentikan langkahnya, dua sosok di hadapannya langsung membuatnya membeku. Sementara Vanila yang bingung kebungkamannya langsung mengikuti arah pandangan. Dan sama seperti Devan, Vanila langsung bungkam seketika.

Aileen dan Cakra ada di sana, menatap mereka yang kelihatannya menujukkan ekpresi yang sama dengannya. Sama-sama terkejut dan tak tahu harus berbuat apa.

"Aileen?Cakra?" kata Vanila

"Kalian?" kata Aileen

"Leen, jujur ini bukan yang seperti yang lo pikirkan. Gue sama Devan Cuma jalan biasa aja, nggak ada apa-apa," kata Vanila

Aileen menggeleng, "Santai aja," kata Aileen masih menggengam kuat tangan Cakra dan begitupun sebaliknya.

Sementara Devan tak henti-hetinya menatap kedua tangan yang saling bergandengan itu. Ini aneh, Devan sama sekali tidak kesal atau bahkan cemburu. Seakan pemandangan itu biasa saja.

"Tangan kalian?" tanya Vanila

Aileen baru sadar, awalnya ia ingin melepasnya namun tangan Cakra sepertinya tidak ingin melepasnya.

"Kita udah pacaran." Kata Cakra

Baik Vanila, Devan bahkan Aileen langsung tersendak kaget dengan ucapan Cakra. Wah sepertinya pria ini sedang membuat lelucon, haruskan kita tertawa sekarang?

"Serius?" tanya Devan

Aileen tak sanggup menatap Devan, ia tidak ingin pria itu berfikiran hal yang aneh.

"Iya." Jawab Cakra singkat.

"Kalian?" tanya Aileen.

Devan kemudian menarik tangan Vanila dan menggenggamnya kuat. "Kita juga pacaran," untuk kedua kalinya Vanila tersendak kaget. Sepertinya kedua pria di hadapanya ini memang hobi membuatnya tersendak.

"Devan?" kata Vanila

"Yaudahlah, kita udah di liat mereka jadi ngapain di sembunyiin," guman Devan

Kedua bola mata Vanila membulat, wah pria ini sepertinya ingin menjembloskannya ke dalam penjara. Bagaimana jika Aileen mengamuk kepadanya, ini gila. Maksdu Vanila meminta bertemu dengan Devan hanya ingin membuat hubungannya dengan Aileen membaik bukan malah membuatnya menjadi berantakan seperti ini.

"Sejak kapan?" nah ini pertanyaan yang dari tadi takut di dengar Vanila. Bagaimana jika Aileen berfikir jika selama ini Devan selingkuh dengannya kemudian Aileen akan membencinya. Kalau masalah Cakra nanti ia selesaikan di rumah tapi kalau Aileen?

"Sejak lo minta gue menjauh," astaga, boleh tidak sekarang Vanila memukul kepala Devan dengan sepatunya sampai benjol. Ucapannya itu benar-benar akan menyakiti Aileen.

"Oh." Kata Aileen berusaha lebih tenang walaupun dalam hati ia sakit dengan kalimat yang di lontarkan pria itu. Jujur saja, rasa untuk Devan memang masih ada walaupun itu samar, tapi setidaknya rasa itu masih ada.

Mungkin memang bodoh meminta putus dari pria ini walaupun rasanya masih ada. Saat itu semuanya membuat Aileen bingung, semenjak kejadian itu entah kenapa perasaanya kepada Devan mulai tertutup oleh sesuatu yang Aileen sendiri tidak tahu.

"Kita pergi dulu yah,"kata Cakra kemudian menarik Aileen meninggalkan kedua orang itu. Cakra tahu, sepertinya Aileen terpukul dengan ucapan Devan itu. Lagipula, bagaimana bisa Devan bisa mengatakan itu. Jika memang ia kesal karena Aileen mutuskannya dengan sepihak tapi Aileen itu orang yang ia sayangi, bagaimana bisa pria itu menyakitinya.

Setelah kepergian Aileen dan Cakra. Vanila langsung memukul kepala Devan dengan tangannya. "Lo gila yah?" tanya Vanila

"Aduh, apaan sih," ringis Devan

"Lo tau nggak ucapan lo tadi buat Aileen sakit hati tau nggak," kata Vanila dengan kesalnya.

"Ucapan yang mana?"

"Semuanya,"

"Habisnya mulut gue nggak bisa di rem sih. Yah mau gimana lagi Aileen juga udah dengar, nggak mungkin gue ngulang waktu," Vanila menghela nafas frustasi.

"Sekanrang gue tanya sama lo, lo masih suka nggak sih sama Aileen," tanya Vanila

"Masih," jawab Devan enteng.

"Terus kenapa tadi lo nyakitin dia?"

"Gue masih suka dia sebagai sahabat gue, kalau suka dalam bentuk yang lain itu Lo,"kata Devan sambil menatap Vanila intens.

"Maksud lo?"

Sepertinya Devan lupa kalau tingkat kepolosan Vanila hampir sama dengan Aileen. Ia harus menjelaskannya lebih detail agar gadis itu mengerti.

"Udah lupain aja, mulut gue kayaknya lagi joging jadi nggak mau berhenti ngomong." Kata Devan. Sementara Vanila hanya mengangguk meng'iya'kan ucapan pria itu.

"Jadi sekarang gimana?" tanya Vanila

"Kita lanjut lah, masa pulang Cuma gara-gara ketemu Aileen sama Cakra," kata Devan santai. Namun Vanila masih berfikir keras, bukan teman yang baik bukan berjalan bersama mantan pacar teman sendiri yang faktanya belum jelas hubungan mereka apakah sudah berkahir atau masih ada tali yang menyatu.

"Gue sama Aileen udah selesai, dan Aileen juga nggak akan benci sama lo, karena gue tau bagaimana lembutnya hati gadis polos itu." Seakan mengerti, Devan langsung menarik tangan Vanila pergi meninggalkan tempat itu, "Udah, jalani aja."

***

Bersambung....

kamis, 06 September 2018

Salam

Perempuan milik Nandaime✌✌✌

Continue Reading

You'll Also Like

594K 23.4K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
93.8K 4.1K 198
STOP. BERHENTI. Apakah kamu mau masuk Surga atau Neraka ? ✔ Baca buku ini untuk merubah hidupmu untuk hidup suci ( Kelakuan, pikiran dan hati ) di ha...
10.1K 255 65
[Follow dulu sebelum baca 😊 Jangan Lupa Di Vote Kakak-kakak Yang Cantik, ganteng dan baik hati] Ayah Adalah Cinta Pertama Anak Perempuan. Begitu ber...
3.3M 166K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...