After Wedding [M-Preg] ✔

By N-Hwa48

81.1K 6.3K 2.8K

Rank : 2 of 2moons Apasih yang bakal terjadi jika Phana dan Wayo menikah? Apa yang terjadi setelah mereka me... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19

Chapter 12

3.6K 310 64
By N-Hwa48

Hay guys maaf baru lanjut..

Siapa yang kangen kehebohan Ibunya Phana nih????  😂😂😂

Ini sungguh mengetik disaat mepet

Happy reading guys

.

.

"Aw sakit sayang" Phana mengelus kepalanya yang sehabis dipukul oleh istrinya ini.

"Makanya jangan jahil" Yo melanjutkan kembali makannya namun sesuatu dalam perutnya ingin segera dikeluarkan, ia segera berlari ke kamar mandi sambil menutup mulutnya. Phana menautkan alisnya melihat Yo yang pergi seperti mual.

"Memangnya aku bau?" Phana mencium ketiaknya yang masih wangi seperti biasa.

Yo berlari terburu sampai tidak sengaja menyenggol botol sabun membuat sedikit cairan sabun tumpah dilantai dan tidak sengaja ia pun menginjaknya membuat sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Bruk

"AAAAAAAKHHHH!!!!!" Phana terkejut mendengar teriakan Yo dari arah kamar mandi, ia langsung berlari menyusul Yo. Phana melebarkan kedua matanya melihat Yo terduduk di lantai kamar mandi.

"Yo ada apa astaga?"

"Phi perut Yo sakit.. Hikss sa..saakit" Phana menggenggam tangan Yo sambil menatap khawatir.

"Mana yang sakit?"

"Pe.perut Yo phii sa.. Sakit" Yo meringis memegang perutnya yang sakit seperti ditusuk-tusuk. Sesuatu yang hangat seperti keluar dari lubang anus Yo, Yo fikir dia sudah mengompol ternyata..

"Yo.. Da.. Darah?" Phana menegang melihat darah mengalir dari paha mulus Yo. Yo terus meringis merasakan perutnya yang sakit, seketika semuanya hitam gelap.

"Yo... Yoo sadarlah sayang bertahan sayang" Phana langsung menggendong Yo dan membawanya ke rumah sakit. Pikiran Phana berkecamuk, apa yang sebenarnya terjadi dengan Yo kenapa Yo berdarah, apa kah ada yang terluka? 'Tuhan lindungi istriku' batin Phana.

.

Phana berlari dikoridor rumah sakit sambil mendorong brankar yang terdapat istrinya diatasnya. Phana hendak masuk ke ruang ICU karena ia juga dokter jadi dia ingin memeriksanya namun segera dihalangi oleh Beam dan Kit sahabatnya. Phana mengacak rambutnya gusar, ia merapatkan kedua tangannya, memanjatkan doa agar orang yang sangat dicintainya itu baik-baik saja.

Berbeda lagi dengan keadaan di dalam ruang ICU. Kedua dokter itu yakni Beam dan Kit sama-sama sibuk memeriksakan keadaan Yo. Sedemikian lembutnya mereka memperlakukan Yo, bagaimana tidak? Yo istri dari sahabatnya, menantu dari pemilik rumah sakit ini. Jika mereka salah sedikit saja memeriksa yang ada pekerjaan mereka akan melayang. Sungguh kejam dunia ini.

"Kit kau merasa aneh tidak?"

"Yah begitulah"

"Yo tidak terluka tapi dia berdarah"

"Kurasa ini karena Pha, mereka pasti berbuat sampai Yo pendarahan seperti ini" Beam melirik Kit lalu melirik kembali ke Yo yang tertidur. Ia sedikit tidak setuju dengan Kit, firasatnya mengatakan bukan karena itu tapi ada sesuatu yang ganjil disini.

"Ai'Kit bisa kau panggil Sute kesini?"

"Untuk apa?"

"Hubungi saja agar ia kesini cepat" Kit menuruti perintah Beam, ia segera menghubungi Sute entah apa yang ada dipikiran Beam saat ini memanggil Sute yang notabennya seorang dokter kandungan.

Sute dengan tergesa karena yang baru dihubungi Kit langsung menuju ke ICU. Phana yang melihat Sute akan masuk merasa bingung.

"Sute kau mau apa?"

"Ah Phi aku dipanggil untuk menemui P'Kit"

"Memang apa yang terjadi?"

"Aku tidak tau phi" Kit keluar dari ruangan, ia geram pada Phana yang menahan Sute disaat genting seperti ini.

"Ai'Pha lepaskan Sute, keadaan sedang genting ini"

"Bagaimana keadaan Yo kit?"

"Kau tenang dulu ya Tuan Muda Phana.. Kami sedang memeriksanya"

"Kenapa lama sekali hah? Lebih baik biar aku saja sini yang periksa!"

"Jika kau yang memeriksanya dengan keadaanmu yang seperti ini sama saja kau akan membunuhnya" Kit segera menarik Sute agar masuk dan menutup pintunya rapat-rapat. Phana kembali duduk mengusap wajahnya kasar.

"Kenapa mereka lama sekali sih! Ingin rasanya kupecat mereka berdua, sayangnya mereka temanku"

"Pha... Bagaimana Yo?" tiba-tiba dua wanita paruh baya menghampiri phana yang sedang duduk.

"Mae, Ma.. Yo sedang diperiksa" Ibu phana mengusap punggung anaknya sedangkan Ibu Yo berusaha menahan tangisnya sambil berdoa cemas.

Ceklek

Ketiga manusia itu langsung menoleh, muncullah dokter muda tampan yang tersenyum pada mereka. Phana mengerutkan keningnya sambil berfikir 'kenapa Sute yang keluar? Mana Beam dan Kit?' batinnya

"Sute bagaimana?" Phana langsung menghadap pada Sute yang masih memberikan senyum aneh.

"Ehem pertama-tama aku tidak tau harus mengatakan apa. Ini sungguh kejadian langka dan mungkin hanya 1 banding 1000 orang yang bisa mengalami i---"

"Ai'Sute langsung saja keintinya jangan berbelit" Potong Phana yang sudah tidak sabaran.

"Hm kuharap kalian akan bahagia dan aku juga akan mengucapkan sel----"

"Sute!" Phana sudah geram dengan Sute, ia rasanya ingin memberi bogem mentah jika ia tidak sadar ini di rumah sakit.

"Baiklah-baiklah phi seram sekali wajahmu, sebenarnya Yo hamil"

"HAHHH!!" Ketiga pendengar itu langsung menjerit histeris, mereka semua syok dengan apa yang dikatakan Sute. Phana menarik kerah jas dokter Sute membuat kedua ibu itu panik.

"Sute kau jangan bercanda!"

"Phi aku tidak bercanda, ini kenyataannya. Asal kau tau jika tadi kau terlambat sedikit saja Yo sudah pasti mengalami keguguran. Tapi kau jangan khawatir, bayi kalian sangat kuat. Umurnya memang masih satu minggu dan itu sangat rentan sekali. Jadi kumohon jaga Yo. Ah aku juga akan memberikan jadwal rutin untuk pemeriksaan Yo nantinya" Phana masih mencerna kata-kata Sute tadi 'Apakah benar aku akan jadi seorang ayah? Apa aku akan memiliki anak dari Yo?' pikiran Phana masih berkecamuk namun hilang karena kehebohan ibunya.

"Astaga kita akan menjadi nenek"

"Benar aku tak menyangka putraku bisa hamil"

"Ini pasti karena Pha yang selalu menjebol Yo sehingga Yo bisa hamil, putraku ini memang tokcer sekali" Phana menepuk jidatnya mendengar ucapan frontal ibunya, kenapa ia punya ibu yang sangat frontal sekali seperti ini astaga.

"Benar, ternyata Phana sangat kuat ya jika diranjang" 'Blush' 'Sialan! Bisa kah Tuhan kirimkan malaikat agar menghentikan pembicaraan ibu-ibu ini!' batin Phana berteriak.

"Tentu saja, memang dia awalnya bodoh tidak tau bagaimana caranya. Namun untungnya teman-temannya memberi pencerahan padanya sehingga ia jadi handal urusan ranjang" 'Mae kau ini ibuku atau bukan astaga, Tuhan ampuni dosaku'

Sute yang baru melihat kedua wanita paruh baya itu menahan tawa mendengar ucapan keduanya, namun semuanya sirna saat ia mendapat tatapan tajam dari seorang senior yang berprofesi dokter sama dengan dirinya.

"Ah kalau begitu aku permisi phi, dan Yo akan segera dipindahkan ke ruangannya oleh P'Beam dan P'Kit. Permisi" Sute memberi wai begitupun yang lainnya. Tak lama kepergian Sute, ranjang yang terdapat Yo nya di dorong oleh Beam dan Kit. Phana segera mengikuti keduanya.

"Bagaimana keadaan Yo?" Bisik Phana di telinga Kit.

"Aku tidak tau, Beam yang tau semuanya, aku masih syok jangan bertanya padaku" Phana bungkam melihat Kit yang benar-benar syok. 'Padahal suaminya aku, kenapa dia yang syok?' batin Phana. Phana melirik Yo yang masih memejamkan mata, ia tersenyum melihat istrinya itu. 'Terimakasih sayang'

.

Suasana kental dengan bau obatan yang menusuk indra penciuman, kamar yang semuanya bernuansa putih kita ada dihadapan pria mungil yang sejak 3 jam lalu tertidur manja seperti berada di khayangan. Pria itu melirik sekeliling, 'kosong' tidak ada orang disekitarnya, membuatnya sedikit takut apakah benar ia sudah di Surga? Ketakutannya itu sirna kala seseorang membuka pintu bercat putih itu.

"Yo?" Suara itu, suara prianya.

"Phi.." sungguh untuk mengeluarkan suaranya benar-benar sakit, ia butuh minum saat ini. Pria itu terlalu peka mendengar suara parau istrinya.

"minum sayang" Phana membantu Yo meminum air putih.

"Terimakasih Phi.." Phana tersenyum menanggapinya.

"Phi.. Apa yang terjadi?"Yo menatap Phana yang berdiri dihadapannya. Phana menggenggam tangan Yo lalu tersenyum.

"Yo.. Janji tidak akan syok ok?" Yo menganggukkan kepalanya menurut seperti anak anjing.

"Sebenarnya Yo----"

"Pha.. Ini pak--- ASTAGA YOO!! SUDAH BANGUN!! MENANTU MAE SUDAH BANGUN!!" kedua pria itu menutup telinganya mendengar teriakan ibu Phana.

"Mae kenapa harus teriak sih!"

"Memang tidak boleh? Astaga bagaimana keadaanmu nak?"

"Ditarik satpam baru tau rasa" gumam Phana.

"Kau bilang apa?"

"Ah tidak itu tadi ada lalat"

"Jangan macam-macam ingat ini rumah sakit milik siapa?"

"Milik Pao."

"Pao suami siapa?"

"Suami Mae"

"Jadi tidak ada yang bisa macam-macam pada Mae"

"Iya ibu ratu" Phana memutar bola matanya malas melihat tingkah ibunya.

"Jadi bagaimana Yo? Sehat? Mual? Ya Ampun kau harus menjaga bayi kalian ok. Yo ingin apa? Bilang pada Phana, dia pasti akan menjadi ayah yang siaga" Yo menaikkan alisnya bingung mendengar ucapan ibu mertuanya ini.

"Astaga jangan bilang Pha belum memberitahumu?" Ibu Phana melirik anaknya lalu memukul pelan pundaknya.

"Kenapa belum diberitahu bodoh!"

"Mae saja yang datang tidak tepat waktu"

"Kau menyalahkan Mae?"

"Tidak"

"Lalu tadi?"

"Maksudku, mae datang disaat aku akan mengatakannya ada Yo. Jadinya aku tidak jadi mengatakannya pada Yo"

"Sama saja kau menyalahkanku"

"Phi.. Mae.. Yo butuh penjelasan bukan melihat kalian beradu argumen" 'skakmat' mereka semua terdiam mendengar penuturan Yo, mereka merasa malu. Kenapa harus bertengkar saat seperti ini.

"Yo kau hamil sayang"

"Apa!!" Yo melebarkan matanya sambil mengangakan mulutnya.

'Astaga to the point sekali anak ini'

"Yo.. Kau sedang mengandung sekarang sayang, Mae juga bingung tapi mae bersyukur. Dokter bilang, maksud mae dokter lain, dokter sute bukan anak ini. Ia mengatakan kalau kau pria istimewa yang memiliki rahim di perutmu sayang" Yo mencerna kata demi kata dari penuturan mertuanya itu. Ia mengelus perut ratanya sedikit ragu.

"Ja..jadi.. Yo akan menjadi seorang ayah?"

"Ibu sayang, yang ayahnya aku"

"Tapi aku pria phi..."

"Tapi tetap saja kau ibunya"

"Aku maunya ayah!!!" Yo mulai menangis kembali menerima penolakan suaminya.

"Kenapa kau membuatnya menangis! Sudah ya Yo.. Cup cup iya yo menjadi ayah ya..."

"Katakan Yo jadi Ayah!" Phana memutar bola matanya malas.

"Baiklah Yo jadi ayah"

"Phi tidak tulus!!!"

"Tidak sayang, phi tulus mengatakannya" Phana pasrah jika kedepannya ia benar-benar harus memperbesar rasa bersabarnya menghadapi Yo yang sedang hamil. Ibu hamil benar-benar sensitif, emosinya labil, suka seenaknya sendiri.
'Semangat Pha kau pasti bisa menjadi suami sekaligus ayah yang siaga' batin Phana.

.

.

TBC

Maaf ya baru bisa lanjut, sebenernya udh ngetik setengah dari lama tapi mau ngelnjutnya itu ga ada waktu.

Kemungkinan bakal dilanjut lagi setelah Nhwa uas ya..

Maaf sekali lagi, jangan lupa voment
Salam GB

Continue Reading

You'll Also Like

8.8K 625 34
Bagaimana hubungan yang baik hancur seketika hanya karna cerita masalalu?
75.5K 10.3K 36
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
993 116 6
Offroad, seorang penulis novel terkenal mendapati dirinya hamil meski memiliki kondisi jantung yang seharusnya membuatnya mustahil mempertahan bayi t...
197K 21.5K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...