Elemetal Foréa

By TitanPTY

112K 4.3K 362

Aku tidak percaya tentang ramalan seseorang. Tapi, takdir punya rencana lain. Karena entah kenapa, seluruh ke... More

Prolog
Reizen I - Osilon Village : Part 1
Reizen I : Part 2
Reizen I : Part 3
Reizen I : Part 4
Reizen I : Part 5 (Last part)
Reizen II - Vânt City : Part 1
Reizen II : Part 2
Reizen II : Part 3 (Last part)
Reizen III - Weldron Forest : Part 1
Reizen III : part 2
Reizen III : Part 3
Reizen III : part 4 (Last part)
Reizen IV - Aéra City : Part 1
Reizen IV : part 2
Reizen IV : part 3
Reizen IV : part 4 (last part)
Reizen V - Weldron Forest 2 : Part 1
Reizen V : part 2
Reizen V : part 3 (last part)
Reizen VI - Ravenos City : Part 1
Reizen VI : part 2 ( Kitrino's POV)
Reizen VI : part 3
Reizen VI : part 4
Reizen VI : part 5 (last part)
Reizen VII : part 1
Reizen VII : part 3
Reizen VII : part 4
Reizen VII : part 5 (last part)
Reizen VIII : part 1
Reizen VIII : Part 2
Reizen VIII : part 3
Reizen VIII : part 4
Reizen VIII : part 5 ( last part)
Reizen IX : part 1
Reizen IX :part 2
Reizen IX : part 3
Reizen IX ( Bonus Part: Lacie's POV)
Reizen IX : part 4
Reizen IX : part 5 (last part)
Reizen X : Duel of Destiny ( part 1)
Reizen X : part 2
Reizen X : part 3
Reizen X : Part 4
Reizen X : part 5 ( last part)
Reizen XI : Part 1
Reizen XI : part 2
Reizen XI : Part 3

Reizen VII : part 2

1.9K 81 3
By TitanPTY

Kitrino's POV

Tertekan dan pusing adalah kondisi yang memenuhi kepalaku saat ini. Jam makan siang adalah hal paling kutunggu. Karena hanya diwaktu itu aku bisa sedikit relaks. Rapat panjang yang tak berujung dan memutar - mutar. Kalau tidak karena keluarga Clein, keluarga penguasa daerah sentral, yang mencari perkara dengan ketidaksetujuan mereka terhadapku untuk meneruskan tahta karena masalah sepele karena aku masih berumur 22 tahun dan dianggap terlalu muda untuk mengemban tugas sebagai raja.

Ditambah lagi dengan keluarga Asker dan Sherwn yang mendukung pendapat keluarga Clein. Ini semakin menguatkan pendapat mereka untuk menjatuhkanku dari tahta. Mereka lebih memilih Ernest, sepupuku yang berumur 30 dan sudah punya keturunan.

Aku tidak tahu bagaimana diplomasi ayah, yang jelas aku sangat diuntungkan olehnya. Berkat diplomasi ayah, aku mendapat dukungan dari dua keluarga lainnya , keluarga Bryn, keluarga penguasa daerah barat, dan keluarga Oswald dari timur. Sementara keluarga Melvin dia daerah utara hanya berdiam diri. Mereka tidak mau ikut campur nampaknya.

Selama perjalanan dari ruang rapat ke kamarku, kepalaku masih memikirkan apa alasan rapat semua ini dimulai. Aku tidak punya ide apa maksud dibalik mereka yang mencalonkan Ernest menjadi raja. Tapi, aku yakin kalau mereka memang merencanakan sesuatu dibalik ini. Entah apa itu. Aku harus mencari tahu tentang itu sebelum rapat ini semua selesai.

Tapi, tidak mungkin aku meminta Néir jauh - jauh dariku. Terlalu beresiko. Siapa yang bisa aku mintai tolong? Pikiranku terlalu kusut untuk bisa menemukan sebuah nama. Akhirnya aku sampai di depan kamarku. Sebuah kebahagian tersendiri bagiku akhirnya aku berada di tempat tenang.

Tidak membuang waktu, aku langsung masuk kamar dan merebahkan diriku. Rapat sparta yang dimulai dari kemarin sore hingga tengah malam dan dilanjutkan tadi pagi, sunggu membuatku lelah. Baik secara fisik maupun mental. Belum lama mataku menutup, seseorang masuk ke kamarku. Aku mencium wangi makanan. Perutku lapar, tapi tubuhku lebih menginginkan tidur. Tapi, sayangnya orang yang membawakanku makanan tidak sependapat denganku. Karena dia sudah mengguncang pelan tubuhku.

“ Kítrino. Aku tahu kamu sangat lelah. Tapi kau belum makan dari pagi. Kamu harus makan sekarang.” Suara Carnosa yang lembut membujukku untuk makan.

Aku membuka sedikit mataku walaupun sebenarnya sangat berat dan sangat tidak diinginkan. “ Taruh saja disana. Aku masih ingin tidur. Nanti akan kumakan.” Aku menutup kelopak mataku kembali lalu berguling ke arah sebaliknya.

Aku mendengarnya mengggerutu dengan suara pelan. Anehnya, dia langsung pergi setelah penolakan pertamaku. Biasanya dia akan makin bawel setelah penolakanku. Baguslah. Karena aku benar – benar ingin tidur. Tanpa menunggu lebih lama, aku pun tertidur.

***

“ muda…”

Suara Néir terdengar terlalu dekat. Aku memaksa membuka mataku lagi. “ Jam berapa sekarang Néir? Apakah aku sudah terlambat dalam rapat berikutnya?” Aku bangun dari tempat tidurku.

“ Belum Tuan muda. Rapat akan dimulai pukul 2. sekarang pukul 1.15.”

Aku yang sudah berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka, berbalik menghadap Néir. “ Kau seharusnya membangunkanku 15 menit sebelum rapat dimulai Néir. Bukan 45 menit sebelumnya. Kau pasti tahu kalau aku masih dalam kondisi sangat lelah setelah perjalanan jauh bahkan sebelum rapat panjang ini dimulai.” Keluhku.

“ Maafkan aku Tuan muda. Saya tahu anda sangat lelah, tapi anda harus makan terlebih dahulu. Anda belum makan apa pun sejak kemarin siang. Stamina anda menurun kalau anda tidak makan sama sekali.”

“ Kau jadi seperti Carnosa. Kalian sama saja. Baiklah. Aku akan makan.” Aku kembali berbalik dan menuju kamar mandi untuk membasuh mukaku.

Setelah membasuh muka, aku menuruti permintaan Carnosa dan Néir untuk makan. Néir tetap di posisinya, berdiri di dekat pintu kamarku sambil menungguku menyelesaikan makananku. Perutku memang lapar, jadi aku tidak menghabiskan waktu lama untuk menghabiskan makanan yang dari dibawakan oleh Carnosa. Setelah semua peralatan makan dibereskan, aku keluar dari kamarku dan kembali menuju ruang rapat.

“Néir, kau sudah memberikan burung Róucakku kepada Sonya, bukan?”

“ Sudah Tuan muda. Berhubungan dengan itu, saya mohon maaf bila hal ini menambah beban pikiran anda. Tadi, Sir Vanir datang untuk menemui anda ketika anda sedang rapat. Jadi, tadi saya katakan kalau anda sudah punya waktu baru akan saya informasikan.”

Aku sudah menduga dia akan segera mencariku. “ Sampaikan padanya dia bisa menemuiku besok malam saat makan malam di taman air terjun. Oh ya, dimana Lacie? Bukankah tadi dia bersamamu saat pergi menemui Sonya?”

“ Tadi Nona bersamaku. Lalu saat anda tadi sedang tidur, dia bilang kepadaku bahwa dia akan pergi ke taman pohon Legidösse untuk melakukan latihannya.”

Sekarang aku sudah berada di depan pintu aula kastil tempat rapat akan segera dimulai kembali. Aku menarik nafas dalam – dalam.

“ Anak itu tidak pernah mau menyerah seperti biasanya. Awasi dia jangan sampai terjadi apa – apa dengannya selama aku rapat. Nanti sebelum jam makan malam, kembali lagi kesini bersamanya.” Lalu aku membuka pintu dan memasuki ruang rapat.[]

***

Vanir's POV

Setelah sekian lama akhirnya aku bisa merasakan tidur nyenyak tanpa diganggu mimpi – mimpi menyakitkan itu. Cukup lama aku tertidur. Sekarang matahari sudah pindah berada dibarat kota yang menandakan sekarang sudah sore hari. Tak lama sesusah aku terbangun, si burung hitam datang. Aku menjulurkan tangan kananku agar dia bisa bertengger diatasnya.

Dia melipat sayap lebarnya. Lalu seperti kebiasaannya, dia selalu menyentuh bagian atas kepalanya yang berwarna kuning dengan sayap kirinya. Aku menganggapnya itu sisi lucu dari si burung hitam. Setelah menyadari kalau aku memperhatikannya, dia memalingkan wajahnya tapi masih tetap menyentuh kepalanya dengan sayap kanannya. Itu makin membuatku tersenyum dan ingin mentertawainya.

Setelah selesai dengan ritual menyentuh kepalanya sambil bertengger di tanganku, si burung hitam pindah ke pundakku. Dengan begitu akan memudahkanku untuk turun dari pohon ini. Aku bergelayut di dahan yang tadi kupakai untuk tidur lalu segera melompat ke rerumputan. Aku baru saja menginjakkan kakiku di rerumputan ketika aku mendengar namaku dipanggil. Aku menoleh mengikuti sumber suara. Disana ada Néir yang melambaikan tangan dari seberang taman.

Dia didampingi oleh seorang gadis berambut hitam kebiruan tak sampai sebahu dengan mata Amesthys yang sama dengan Kítrino. Wajahnya yang oval dengan hidung elang dan dari matanya, terlihat sekali kalau dia punya hubungan darah dengan Kítrino. Entah itu adik atau sepupu Kítrino. Gadis itu mengenakan gaun kuning keemasan bertumpuk – tumpuk hingga menggembung di bagian pinggang ke bawah. Walaupun aku tahu dari Ann, ternyata ada besi penyangganya agar tetap gembung sempurna yang menurut sangat berat dan ribet. Si gadis memandangku tidak menentu. Antara heran atau peasaran. Aku datang menghampiri mereka berdua.

“ Selamat sore Sir. Vanir. Tidak kusangka saya akan bertemu anda disini. Ah, perkenalkan ini Nona Lacie, adik Tuan muda. Dan Nona, ini Sir. Vanir teman perjalanan Tuan muda kemarin.” Néir memperkenalkan kami berdua.

Si Tuan putri hanya memandangku. Sementara aku tidak tahu harus berbuat apa saat pertama kali bertemu dengan seseorang yang berstatus lebih tinggi dariku. Apakah harus membungkuk? Mengulurkan tangan terlebih dahulu? Aku benar – benar tidak tahu harus berbuat apa.

Selama ini, orang – orang yang pernah berkenalan denganku dan berstatus lebih tinggi selalu mengulurkan tangan mereka duluan. Dan mereka semua adalah pria. Bukan wanita. Dan aku tahu bahwa saat memberi salam, kebiasaan antara bertemu dengan pria dan wanita itu berbeda. Mungkin kebingunganku terukir dengan jelas di wajahku, sehingga senyum si Putri itu mengembang. Lalu dia mengulurkan tangannya yang tidak dibungkus sarung tangan seperti yang biasa dilakukan para wanita bangsawan.

“ Salam kenal Vanir. Senang bisa berkenalan dengan teman kakak. Selama ini kakak hampir tidak punya teman untuk dikenalkan. Dia selalu bersama dengan Néir merundingkan sesuatu yang tidak kumengerti. Dan itu sangat membosankan.” Sahut si Putri dengan ceria setelah aku menerima jabatan tangganya.

“ Ah, salam kenal La- Tuan Putri. Senang bisa berkenalan denganmu.” Jawabku sambil menarik tanganku kembali.

Si Tuan Putri kembali tersenyum. Mau tidak mau aku juga ikut tersenyum. Néir mendeham dan berhasil menyita perhatianku kembali.

“ Ehm, jadi Sir.Vanir, Tuan muda meminta anda menemuinya di tempat yang diberi tanda silang didenah ini.” Néir memberikan secarik kertas berwarna coklat muda. “ Dan pastikan kau sendirian saat berada di jalan ini.” Néir menunjuk gambar denah sebuah tangga.

Aku memperhatikan denah yang ada ditanganku. Sepertianya aku mengenal denah ini walaupun tidak terlalu yakin. “ Baiklah. Aku mengerti. Terima kasih atas informasinya.”

“ Sama – sama. Mari Nona. Anda sudah ditunggu. Sampai jumpa lagi Sir. Vanir.” Néir sudah berbalik badan.

Sebelum aku membalas salam Néir, bayangan si burung hitam menutupi cahaya matahari sore disekitar kami dengan sayapnya yang lebar. Aku mendongak. Begitu juga dengan Néir dan Sang Tuan putri. Secara otomatis, aku menjulurkan tangan kananku. Ini sudah menjadi kebiasaan kecilku. Karena, kalau aku tidak menjulurkan tanganku, si burung hitam akan dengan sangat menyebalkan bertengger diatas kepalaku dan mematukku.

Saat memilikinya pertama kali aku tidak keberatan, tapi sekarang tubuh si burung hitam sudah membesar dan berat. Si burung langsung bertengger di tangan kananku. Aku mengusapnya sekali dan kembali memandang Néir dan Tuan putri. Si putri menatapku bergantian dengan si burung hitam. Mata Amesthys bulatnya membesar.

“ Itu burung Kóurak, kan? Aku tidak mungkin salah mengenalinya.” Tanya si putri dengan mata menyipit menatap si burung hitam.

Kini aku yang menatap si putri. “ Kakak anda juga menanyakan hal yang sama saat melihat burung ini. Tapi, ya. Ini memang burung jenis Kóurak. Memangnya kenapa kalian berdua tampak terkejut terhadap burung jenis ini?”

Si putri mengalihkan pandangannya dari si burung hitam. Menatap lurus kemataku. “ Tidak. Hanya saja dulu mendiang ibuku juga memiliki burung jenis Kóurak. Dan itu sedikit membawa rindu.” Lalu kembali memasang senyum. “ Baiklah. Sampai bertemu kembali lagi Vanir. Senang bisa berkenalan denganmu.” Dia melambaikan tangan, lalu berjalan menuju arah yang ditunjuk Néir padanya.

Aku menunggu hingga punggung mereka berdua menghilang dari pandanganku. Lalu, aku juga pergi meninggalkan taman Legidösse. Kembali menuju mess tentara yang berada di dekat alun – alun kota.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akhirnya Tuan Putri kita muncul! Ahahaha ~ Udah gregetan dari kemaren pengen ngeluarin Lacie >.<

Hem, jadi permasalahan utamanya sudah muncul ~ Gimana menurut kalian?

Vomment plis! :D

Continue Reading

You'll Also Like

858K 75.1K 33
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
168K 10K 42
Aletta Cleodora Rannes, seorang putri Duke yang sangat di rendahkan di kediamannya. ia sering di jadikan bahan omongan oleh para pelayan di kediaman...
266K 22.6K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
2.3M 137K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...