Pengantin pengganti

By arvin282

747K 23K 381

Nauby Arashita seorang gadis yang baru berumur 19 tahun, harus rela melepas masa lajangnya akibat perjodohan... More

PROLOG
PP 1 ~lamaran~
PP 2~patah hati~
PP 3~Marah~
INFO
PP 4~eyang~
PP 5~wedding day~
PP 6~kesal~
PP 7~Rumah Baru~
PP 8~Berkas~
PP 9~salah paham~
PP 10~Penjelasan~
PP 11~Mulai membaik~
PP 12~Permintaan Maaf~
PP 13~Layaknya Pasutri yang Lain~
PP 14~Reuni di Rumah Bunda~
PP 15
PP 16
PP17
PP 18
PP 19~kenapa Tidak ngidam?~
PP 20~kamu itu ngidam by~
PP 21~Labilnya BuMil Bapernya CalYah~
PP 22 ~ Pelajaran Hidup dari Yudis~
PP 23
PP 24
25
26
29
30
31
32
33
34

PP 11~Tulip Putih~

22.1K 677 1
By arvin282

^bijaklah dalam memilih cerita
+18

Terimakasih sudah membuatku
kesal,dan terimakasih sudah membuatku tersenyum,caramu sungguh diluar dugaanku.
-Aby-

"Aby.....dimana bajuku..."teriak kak alan padaku yang saat ini tengah menyiapkan sarapan.

Aku berlari dari bawah menuju kamarku,dimana si bayi besar berada. Ya sekarang aku menyebutnya si bayi besar,aku juga tidak tau,semenjak kemarin sikapnya mulai berubah,mungkin ini adalah awal yang baik untuk kehidupan rumah tangga kami.

"Abyyyyy....."teriaknya lagi.

"Iya,kenapa si kak,pagi pagi udah teriak teriak gak jelas, berisik  ta......u"kataku cego ketika melihat kak alan hanya menggunakan handuk di pinggangnya.

"Mau sampai kapan kamu mengagumi ketampananku hemmm"ledeknya,yang kemudian membuyarkan kecegoanku.

"Iss...kau ini kak,pakai bajumu....apa kau tidak malu"ucapku sambil menutupi mataku dengan kedua telapak tangan.

"Bagaimana aku mau pakai baju,kamu saja belum menyiapkan baju untukku"katanya tanpa merasa bersalah.

Perlu di ketahui bahwasannya memang setiap paginya aku selalu menyiapkan pakaian untuk kak alan,min hari ini,sebab aku bangun kesiangan,dan masih harus menyiapkan sarapan untuknya.

"Nih...pakai"ucapku kesal,sambil melemparkan setelan kemeja biru dan celana kain hitam.

Saat aku hendak keluar kamar,tiba tiba kak alan menarik pergelangan tanganku.yang mengakibatkan aku menabrak tubuhnya.

"Aaaaaa"pekikku.

"Kau ini kak,bisa tidak sih,gak usah is...seng"kataku terbungkam,saat aku melihat kak alan tengah menatapku intents.

"Mau menggodaku hmm...."katanya serak,tapi seksi...oh..ayolah aby,jangan mulai deh.

Aku tertegun mendengar penuturan kak alan 'mau menggodaku?' Apa aku berusaha menggodanya,dasar manusia aneh bin mesum.

"Bajumu...."katanya lagi.

Ah...iya aku ingat. Alamat
Bisa tamat riwayatku ini,sebab aku memanglah menggunakan baju tidur berbahan tipis,aku tidak tau ini milik siapa,yang jelas hanya baju tidur inilah yang ada di lemariku.

Kak alan mulai mempertipis jarak wajah kami. ayolah sepertinya sudah sering sekali kami berciuman,apa gak ada hal lain lagi yang bisa di lakukan?ups....maksudnya ini hal yang berbau positif ya.

Dan ya benar saja tak lama aku merasakan kak alan sudah menciumku. Jujur saja aku menikmatinya,walaupun tak ada niatanku untuk membalas.

Kak alan terus menciumiku secara membabi buta. karena aku tak kunjung membuka mulutku,kak alan dengan tega menggigit bibirku,sehingga mau tak mau aku harus membuka mulutku,lantas kesempatan ini tak dibiarkan begitu saja oleh kak alan,melainkan di pergunakan sebaik baiknya untuk memperdalam ciuman kami.

Aku yang saat ini sudah hanyut dalam permainannya hanya bisa pasrah saat kak alan membopongku ke atas tempat tidur,kemudian menciumi bagian leher,telinga dan sekitarnya,dengan meninggalkan tanda,yang ku ketahui bernama kissmark.

Saat tengah asik dengan kegiatan kami,tiba tiba ponsel kak alan yang berada di atas nakas,berdering berkali kali,namun kak alan tetap mengacuhkannya,tentu saja ini membuatku sebal,bagaimana jika itu penting.

"Kak.....ang...kat m,dulu tel...ponnya"ucapku terbata bata,ya mungkin karena menahan desahan.OmG.

"Biarkan saja"gumamnya,sambil terus melanjutkan aktifitasnya.

Dengan susah payah aku berusaha menggapai ponselnya. Dan yup...dapat,setelah ku lihat ternyata kak Riyan yang menelepon kak alan. Dengan segera aku menetralkan suaraku kemudian  mengangkat telvonnya,mengingat kak Riyan adalah sekertaris kak alan.

"Halo lan,lo dimana sih,jadi bos kok gak ada disiplin disiplinnya" kata kak riyan di sebrang sana.

"Hal...halo kak,ini aby"kataku sambil berusaha menjauhkan jamahan kak alan di tubuh bagian atasku. Namun,bukan alan namanya jika dia tak semakin menjadi jadi.

"Oh...suami lo mana by,bisa minta tolong kasihin telvonnya,soalnya penting ini"

"Oh...oke kak,ben...Ahkk...kak Alan"kataku kesal,karena kak alan dengan sengaja menggigit salah satu aset penting di tubuh atasku,dan ah...mungkin saja desahanku sampai ditelinga kak riyan,oh..malunya.

Setelah itu,aku langsung mendorong tubuh kak alan,yang tengah mengurung tubuhku.

"By,lo gak papa kan?"

"Iya kak ri,gue baik baik aja kok"kataku.

"Nih,kak riyan nelvon,penting katanya"ucapku kesal sambil memberikan ponselnya.

Dia langsung saja menyambar ponselnya dengan muka datarnya,aku tau pasti dia kesal karena kegiatannya sudah diusik,tapi mau bagaimana lagi,sudahlah masa bodo saja.

"Apa"kesalnya pada kak Riyan.

"Dimana lo,lo lupa kalau satu jam lagi kita meeting sama Athala grup?lo dimana sih dari tadi di telvonin gak nyautnyaut,ledes ni kuping gue..."katanya kak Riyan tak kalah sewot.

"Gue di rumah,udalah lo batalin aja meeting hari ini,gampang kan"ketus kak alan.

"Gak bisalah Alan ku sayang ku cinta ku permata hatiku,masalahnya kemaren lo udah batalin tu pertemuan secara sepihak tanpa alasan yang jelas,lagi pula gue denger kalau bokap lo bakalan ikut rapat hari ini,"jelas kak riyan sedikit lebay.

Kulihat wajah kak alan yang sedari tadi datar berubah menjadi panik,dan segera bangkit dari duduknya.

"Kenapa lo gak bilang dari tadi sih nyet,"maki kak alan.

"Eh..nyuk,gue itu udah nelvonin elo sekitar 20 an kali,tapi elonya aja yang gak mau angkat"

"Iyadeh terserah,ya udah 30 menit lagi gue tiba di kantor"kata kak alan,kemudian mematikan telvonnya dan membuang asal ponselnya keatas tempat tidur.

Aku sangat ingin tertawa melihat kak alan yang tengah terburu buru memakai pakaian kantornya.

"Aby....kenapa diam aja sih,bantuin pasangkan dasi,aku gak bisa"rengeknya bagai anak kecil.

Dengan malas aku bangkit dari dudukku kemudian memakaikan dasi kak alan,tak perlu waktu lama karena dulu aku pun sering sekali memakaikan dasi ayah.

"Aku berangkat dulu,salam buat mama,aro sama ayah juga ya,nanti pulang kerja aku jemput,terus kita pulang kerumah"kata kak alan,kemudian mencium puncak kepala ku lumayan cukup lama,kemudian dia dengan segera pergi ke kantornya.

***

Siang ini aku merasa sangat bosan,mama dan aro belum pulang dari panti,sedangkan ayah,sedang di kantor.inilah nasip istri yang gak punya kerjaan,emang benersih semua perempuan setinggi apapun sekolahnya,pasti ujung ujungnya jadi ibu rumah tangga,tapi ada bagusnya juga seorang perempuan itu sekolah tinggi,kenapa? Satu,supaya anak anak yang dia lahirkan juga berpendidikan dan yang kedua agar tidak kesepian seperti aku,saat semuanya sibuk dengan urusannya maka akulah yang paling menderita di sini.

Tak lama tiba tiba aku merasan ada sebuah pesan yang masuk di ponselku,dan ternyata itu dari kak Alan.

Gletser
Sibuk tidak?

Aku harap kalian tidak bertanya mengapa aku memberinya nama gletser,ya jelas saja itu karena dinginnya sikapnya padaku saat awal pernikahan kami,ya semoga saja gletser yang dulu pernah membeku suatu saat mampu untuk ku cairkan.

Me
Gak lah.

Gletser

Datanglah ke taman kota,sekarang juga,jangan banyak bertanya,laksanakan saja perintahku.

Oh Ya Tuhan,lihatlah apa seperti ini caranya meminta sesuatu,dan apa katanya 'jangan banyak tanya,laksanakan saja perintahku' apa dia kira aku ini sedang belajar menjadi pemimpin upacara,yang benar saja,dasar manusia aneh.

Mood ku benar benar rusak siang ini,dengan malas aku mengganti pakaianku saat ini.
Dengan Menggunakan blous berwarna soft blue dipadu padankan dengan jeans dan make up yang tipis,aku pergi ke taman kota.
Aku lumayan terkejut saat mengetahui kalau pak Amin sudah menjemputku di luar.

"Eh pak amin ngapain kemari?"tanyaku pada pak amin,yang tengah mengobrol dengan pak Asep,satpam di rumah mama.

"Oo,iya neng tadi disuruh bapak jemput neng aby,soalnya kata bapak,bapak gak sempat jemput eneng"jelas pak amin.

Terbesit rasa kecewa dihatiku mendengar penuturan pak Amin,yang mengatakan bahwa kak alan tak sempat untuk menjemputku. Tapi seketika aku harus menepis kekecewaanku itu,ya aku harus bisa memaklumi kalau nyatanya kak Alan memang benar benar sibuk di kantor,melihat jabatan yang dia genggam yaitu sebagai CEO.

"Neng....neng aby gak papa?"tanya pak amin yang membuyarkan lamunanku saat ini.

"Ah...iya pak,iya saya gak papa,ya udah pak, sekarang aja perginya,takutnya nanti kak alan sudah nungguin aby"ucapku sambil tersenyum manis untuk menutupi kekecewaanku.

"Ya sudah neng,mari"kata pak amin.

"Pak Asep,titip rumah ya,bilang ke mama atau ayah,kalau aby pergi sama kak alan"
Kataku sedikit berteriak pada pak asep.
Sebenarnya bukan karena pak asep yang tuli tapi karena posisi aku sudah berada di dalam mobil.

"Iya neng"teriak pak asep.

Disepanjang perjalanan,aku hanya menatap nanar jalanan,bagaimanapun caraku untuk tidak kecewa,namun tetap saja hati kecilku tak dapat dibohongi lagi.

"Kok nglamun neng"tanya pak amin yang menyadarkanku dari lamunan sesaatku tadi.

"Ah..enggak kok pak"kataku sedikit canggung.

"Pasti neng aby sedih ya,bukan pak alan yang jemput"tanyanya lagi.

"Eng...enggak kok pak,aby malah seneng pak amin yang jemput aby,coba kalau kak alan yang jemput,pasti ini mobil sepi pak,kan kak alan masia kutub,udah dingin nyebelin lagi."kataku tak enak pada pak amin.apa aku terlihat terlalu menyedihkan ya,sampai pak amin saja tau aku sedang sedih.

"Gak usah bohong atuh neng,bapak ini udah lebih dulu makan asam pahitnya kehidupan neng,pesan bapak ya eneng itu seharusnya bersyukur terlahir dari keluarga yang berkecukupan,dapat suami yang bekelas lagi neng,banyak tu wanita diluar sana yang iri sama non aby,coba kaya anak bapak,orang tuanya cuma supir,dapat suami tukang kebun,setiap waktu ditinggal,bahkan sampai dia menghembuskan nafas terakhir saja suaminya gak ada disampingnya"kata pak amin sedih.

"Kalau boleh aby tau,anak bapak kenapa bisa meninggal pak"tanyaku hati hati.

"Melahirkan neng"kata pak amin.

Kulihat raut kesedihan pak amin dari spion mobil,sungguh malang nasib anak pak amin. Berarti benar apa yang pak amin katakan,bahwa sepatutnya aku bersyukur atas kehidupan yang Tuhan titipkan ini padaku,karena nyatanya masih ada kehidupan yang lebih luar biasa berat diluar sana.

"Pak alan itu baik lo neng,bapak rasa eneng salah nilai pak alan"kata pak amin sambil tersenyum.

"Baik dari mananya pak,jelas jelas ngeselin kaya gitu kok"ucapku tak kalah sengit.

"Ya mungkin begitulah cara pak alan menyayangi neng aby"goda pak amin.

Seketika pipiku terasa panas,pasti sudah seperti kepiting saus asam manis. Apa benar ya kalau kak alan itu sayang ke aku?masasi kok jadi deg degan gini ya?

"Neng....gak mau turun ni"kata pak amin yang lagi lagi membuatku sedikit jantungan.

"Ah...iya pak...ini mau turu,makasihya pak udah antarin aby ke sini"ucapku sebelum turun dari mobil.

"Iya neng,sama sama"ucap pak amin.

***

Sesampainya di taman ini,aku melihat ada beberapa anak anak yang tengah bermain bersama orang tuanya,tak hanya anak anak para remaja pun tak jarang yang kulihat sedang menuai kasih dan rindu mereka,rasanya aku ingin tertawa,apa hanya aku yang tidak pernah seperti mereka.

Aku menghentikan perjalananku pada sebuah kursi di bawah pohon rindang di taman ini. Aku yakin pasti kak alan belum tiba,pasalnya aku tak melihat tanda tanda eksistensinya di sini.

Sudah satu jam setengah aku menunggu kak alan,namun yang ditunggu juga tak kunjung datang.

"Udah jam setengah empat,kak alan kemana sih?"kataku kesal.

Aku bangkit dari dudukku lalu melangkah untuk pulang,tak terasa air mataku terus mengalir dengan bebas,aku merasa benar benar kecewa pada kak alan.

"Tante.."panggil seorang anak kecil.

Karena aku merasa ada yang memanggilku,aku langsung membalikkan badanku,dan ternyata benar saja ada seorang anak perempuan mungkin berumur 5 tahunan.

"Kamu manggil tante?"tanyaku sambil berjongkok untuk mensetarakan tinggiku dengan anak itu.

Anak kecil itu hanya menganggukkan kepalanya sambil menyerahkan sekuntum bunga tulip putih kepadaku.

"Ini untuk tante?"tanyaku lagi.

"Iya tante,oia tante ada orang yang tungguin tante cantik di danau sana"kata anak itu lagi sambil menunjuk arah danau di taman ini.

"Oh...ya?siapa?"tanyaku sedikit bingung sambil menerima bunga tulip putih itu.

Namun bukannya menjawab anak itu hanya mengangkat bahunya tanda tak tau.0

"Emm...ya sudah,kalau begitu makasih ya sayang"ucapku tulus sambil tersenyum bahagia.

Lagi lagi anak kecil itu hanya mengangguk,lalu berlari meningalkanku dengan sertumpuk kebingungan ini.

Tak menunggu waktu lama lagi,aku langsung menuju ke arah danau di taman ini. Aku sungguh terkejut saat ada beberapa anak anak yang memberikanku sekuntum bunga tulip putih disepabjang jalan menuju danau,ya...bunga yang sama persis dengan yang anak perempuan tadi berikan.

Setelah ku kira kira mungkin ada sekitar dua puluh lima tangkai tulip putih,aku sangat bahagia menerimanya. Siapapun itu yang sudah merencanakan semua ini,aku sangat bahagia. Terima kasih.

***

Alhamdulilah akhirnya part ini siap juga ya,,maaf kalau ceritanyanya masih gitu gitu aja,dan jangan lupa untuk vote and koment ya......

Continue Reading

You'll Also Like

57.9K 5.7K 23
Alur cerita nya ada beberapa yang aku ambil dari piramid game.... Tapi ini zona gxg jadi yang ga suka harap skip aja
80.9K 1.7K 8
"Papah disini aja temenin Jennie"ucap Jennie tepat di depan bibir Lisa yang terdiam mematung. "Uhh punya menantu agresif banget astaga"ucap Lisa lalu...
354K 17.9K 32
novel ini menceritakan seorang cewek bar bar memasuki tubuh cewek playgirl yang memiliki mantan banyak salah satunya protagonis pria. Kalau penasara...
2.6M 98.8K 50
Gema Alam, Dosen tampan yang baru saja mengalami perpindahan mengajar di universitas Airlangga. Semangat dan kenyamanan dia mengajar menjadi sumber u...