My Support System

udangkece által

459K 5.2K 46

Atan, dosen yang membuat Misa tidak lulus tepat waktu karena harus mengulang satu matakuliah lagi. Setelah lu... Több

1
2
4
5
6
Pengumuman!!

3

17.7K 818 6
udangkece által

Kok gitu sih?



"Misa, hari ini kita akan launch project yang baru. Kamu sama mas Atan bakal diassign ke project itu. Untuk lebih lanjut kamu tanya mas Atan saja ya."

Penjelasan Pak Tora itu menabrak dinding-dinding penghalang yang sudah Misa bangun selama ini. Ia tak mau bekerja hanya berdua dengan Atan tentu saja. Komplain bukanlah pilihan yang tepat. This is the first task for Misa as Software Engineer. Misa berjalan gontai dari ruangan Pak Tora.

"Misa!" panggil Atan. Misa buru-buru berjalan kearahnya.

"Kamu sudah tahu project kita kan. Besok akan ada pertemuan dengan client. Biasanya sih di Starbuck kuncit. Tapi nanti saya tanyakan lagi. Pertemuannya sekitar pukul 10 pagi. Jadi saya jemput kamu saja. Rumah kamu dimana?"

What the fuck!

Misa terbelalak. Emosinya naik ingin meneriaki Atan dengan umpatan. Buat apa dia sampai mengajak Misa berangkat kerja bareng? Pencitraan!. Niatnya untuk mengumpat ia urungkan karena masih menganggap Atan sebagai dosennya.

"Gak usah pak. Saya berangkat sendiri saja."

"Kamu dari depok kan?"

Pertanyaan itu membuat Misa pusing tujuh keliling. Say yes or no?

"Iya pak." Pilihan yang tepat adalah berkata jujur. Ketidakjujuran akan menimbulkan perkara baru yang lebih sulit untuk dihadapi.

"Sama dong. Saya jemput saja karena tujuan kita sama."

"Baik pak kalau begitu."

"Saya jemput dimana?"

"Apartemen melati pak."

"Oke. Besok kabari saya saja ya. Sini ponselmu. Saya ketikkan nomor saya."

Setelah Atan mengetik nomornya, Misa mengutuki dirinya sendiri. Mau tidak mau ia harus mengabari Atan besok pagi.

Misa kembali ketempat duduknya untuk mengerjakan beberapa dokumentasi pengembangan sistem. Ia membantu pekerjaan Sesil karena belum diberikan project. Sesil tentu saja merasa sangat terbantu. Pekerjannya selesai dalam waktu singkat.

"Mi, yuk keluar. Balasan bantuan lo, gue bakal traktir Chatime." ucap Sesil sambil mengambil dompetnya. "Pantang ditolak." Sesil merangkul tangan Misa dan keluar dari ruangan itu.

***
Sesil sedang mengantri ditengah antrian yang padat. Misa menunggu tak jauh dai antrian itu. Duduk disebuah kursi yang memang ditujukan untuk orang-orang yang ingin makan. Tiba-tiba ponselnya berdering pertanda pesan Line masuk.

Aprilia G : Tadi gue ketemu Hasa di akademik. Dia nanyain tentang lo.

Misa : Dia bilang apa?

Aprilia G : Lo kerja dimana? Udah punya pacar apa belom?. Dia nanya itu. Dan pasti gue gak jawab kalau lo kerja di Tokokeren. Tapi maaf, gue bilang kalau lo masih jomblo :')

Misa : f*ck!

Hasa, mantan pacar Misa. Mereka berpacaran selama 2 tahun dan berpisah karena Hasa ketahuan mendekati cewek sejurusannya dengan video live di Instagram temannya. Hasa mahasiswa jurusan Manajemen di UR. Misa mengenal Hasa ketika mereka menjadi panitia di organisasi yang sama.

"Sil, makasih ya. Harusnya lo gak usah repot-repot gini. Itu juga tanggung jawab gue karena gue belum di assign ke project manapun." Misa menjelaskan saat Sesil telah mengakhiri antrian panjang yang membelenggunya.

"Gapapa Mi. Intinya gue makasih banget sama lo."

Sesil termasuk gadis tomboy dimata Misa. Tampilannya lebih ke laki-lakian. Walau begitu ia termasuk cewek cantik.

"Oh ya Mi, gue masih penasaran sama mas Atan. Gimana dia dulu waktu ngajar?"

"Ya biasa aja sih. Sama aja kayak sekarang."

"Dia pernah cerita kalau dia baik ngasih nilai. Apalagi ke cewek."

Dusta!

Itu semua dusta. Ingin rasanya Misa mengumbar kebenaran dibalik topeng Atan yang berlapis-lapis itu.

"Sebenarnya gak sebaik itu Sil. Cuman kalau ngajar emang dia bagus banget. Jelas dan mudah dipahami."

"Baiklah Misa, lo baru saja memuji dia." batinnya.

"Kalau itu gue akui juga sih."

***

Mobil melaju tepat pukul 8 pagi dari apartemen melati. Solusi yang tepat agar tidak terlambat ditengah kemacetan adalah dengan berangkat lebih cepat.

Misa mengenakan setelan yang lebih santai. Dress santai berwarna pink muda dan flat shoes warna hitam.

Awkward moment!

Sejak masuk mobil Misa tak berkata apapun. Rasanya tak ada yang bisa jadi topik pembicaraan. Ia hanya menatap lurus kedepan. Menahan diri agar sang lawan bicara bereaksi lebih dulu. Dan itu berhasil.

"Misa, saya tidak menyangka kamu bisa masuk Tokokeren."

Ini suatu penghinaan. Bagi Atan, apakah Misa tidak pantas kerja diperusahaan itu? Dosen yang satu itu membuat Misa tak bisa berkata-kata.

"Saya bisa masuk karena saya mampu. Saya memang dulu pernah gagal di mata kuliah bapak. Tapi bukan berarti saya tidak punya peluang untuk masuk perusahaan bagus." tegas Misa. Dan Atan hanya senyum-senyum.

"Saya tidak bermaksud mengingatkanmu pada hal itu. Saya hanya bangga, mahasiswa saya bisa bersaing sebaik itu." terlihat bahwa Atan sedang menahan tawa. Ia tak menyangka bahwa Misa akan merespon seserius itu.

"Baiklah. Dia bukan dosen gue lagi. Bodo amat mau kasar atau engga." Misa membatin.

"Tapi kan, gara-gara bapak saya harus menahan malu dan kesedihan selama ini. Bapak harusnya punya perasaan."

"Kalau saya meluluskan kamu, itu sama saja bahwa saya memodifikasi nilai. Dan hal itu punya sanksi besar bagi kampus. Kamu harus tahu itu."

"Saya tahu. Intinya bapak gak punya perasaan."

Misa coba mengambil contoh dari dosen-dosen lain yang punya jiwa baik. Mereka kadang menurunkan grade nilai agar seluruh siswa bisa lulus. Membuat soal yang manusiawi juga tentunya. Dan kedua hal itu berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan Atan. Nyata dan tanpa kompromi. Membuat soal sesusah mungkin dan nilai senatural mungkin. Behaviour dari seorang dosen teladan yang dibenci mahasiswa.

"Saya punya perasaan!"

"Tidak."

"Saya perlu buktikan sama kamu?"

"Tidak perlu. Hal yang terjadi selama ini sudah cukup membuktikan."

"Tapi hal yang sudah terjadi belum tentu sama dengan yang akan terjadi."

Membicarakan sifat Atan di masa lalu seakan menghapus rasa jenuh menghadapi kemacetan didaerah kuningan. Misa masih dengan tampang bete. Ia berjanji akan menolak setiap ajakan Atan untuk berangkat bersama di kemudian hari.

Akhirnya mereka sampai di Starbuck Kuningan City untuk bertemu dengan client. Cukup banyak yang dibahas hingga membuat Misa memesan dua menu sekaligus. Caramel Machiato dan Cheese Danish menjadi menu kesukaan Misa. Ia mendengarkan requirement yang di inginkan client dengan seksama. Tak lupa ia mencatat hal itu di buku tulisnya. Misa juga memberikan beberapa masukan yang ia anggap penting untuk sistem yang ingin dibangun oleh client.

Atan tentu bangga melihat pergerakan Misa yang bagus dalam berinteraksi dengan client. Mereka satu sama lain harus saling mengerti untuk mengurangi kesalahan apabila sistem sudah selesai dan siap diimplementasikan.

"Pak, kita ke kantor lagi?" ucap Misa ketika rapat yang berlangsung selama dua jam lebih itu berakhir.

"Iya. Kita harus diskusikan fungsi yang mau dibangun sesuai requirement. Biar cepat dibicarakan ke bagian UI dan UX."

UI adalah tim yang mengelola user interface dari suatu aplikasi. Semacam tampilan website atau aplikasi mobile. Sedangkan UX adalah tim yang mengelola user experience. Lebih kepada bagaimana agar sistem yang dibangun user friendly.

Misa mangut-mangut. Ia langsung bergegas masuk ke mobil untuk berangkat ke kantor Tokokeren. Ponselnya tiba-tiba sangat berisik. Ada dua kemungkinan mengapa ponsel Misa begitu ramai. Pertama, grup kelas satu angkatan yang mungkin sedang membicarakan reuni, lowongan kerja atau bahkan diskon outlet terkenal. Kedua, grup yang hanya beranggotakan Misa, April, Airin dan Rumi yang sedang sibuk bergosip ria.

Misa langsung mengecek dan membuka aplikasi WhatsApp. Sudah ada 250 pesan yang belum dibaca. Misa langsung membuka dan mendapati sebuah foto yang membuatnya mengumpat.

"SHIITTT!"

Atan melihat kearahnya dengan tatapan penuh tanya. Bagaimana bisa seorang lulusan UR slash mahasiswanya bisa mengumpat sedemikian fasih.

"Ma...maaf pak. Saya tidak sengaja."

Hai ^^

Jangan lupa : vote, comment

Olvasás folytatása

You'll Also Like

856K 92.6K 46
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
16.5M 671K 39
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
5.6M 69.1K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
1.3M 67.2K 51
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...