[2] Missing You ✔

Από t3hxozro

28.7K 2.4K 274

"Sudah saatnya untuk melupakannya." "Eh tapi ketemu lagi sama dia. Melupakan dia nya kapan-kapan aja deh ya~ ... Περισσότερα

Prolog
Ep. 1
Ep. 2
Ep. 3
Bagian Kecil : Valentine's Day
Ep. 4
Bagian Kecil (2) : #HBDa22lingQueen
Ep. 5
Ep. 6 Futsal (Konflik)
Ep. 7 Bandung (Ceria dan Sedih Bersatu)
Ep. 8 Bandung (Ceria dan Sedih Bersatu).2
Ep. 9 Sakit (Konflik.2)
Ep. 10 Bbnj
Ep. 11 Masalah (Puncak Konflik)
Ep. 12 Masalah (Puncak Konflik).2
Ep. 13 Bertemu Orang Baru dan Pemakaman
Pengumuman
Ep. 14 Kembali Beraktivitas
Instagram
Ep. 15 Quality Time
Instagram
Ep. 16 Karaoke, Taman dan Ice cream
Pengumuman
Ep. 17 Permen Yupi
Ep. 18 Lelaki Bucin
HIATUS
Ep. 19

Ep. 20 Selesai!

1.2K 86 3
Από t3hxozro

"Hay, sayang. Habis dari mana kamu, hm? Opa dateng, cucu opa pergi," ujar opa pura-pura marah.

"Tadi Shania habis jalan sama Boby." Shania berbalik dan dengan gerakan tangan seolah menyuruh Boby untuk mendekat. "Ini Boby, Opa."

"Saya Boby," ujar Boby sambil salim.

"Iya." Opa berbalik menatap Kris dan Larisa. "Opa pulang sakarang ya."

"Kok cepet banget, Shania kan baru sebentar ngobrol sama Opa nya,"

"Kamu lama sih pulangnya. Nanti Opa kesini lagi atau kamu yang main kerumah Opa."

Setelah pamit dan basa-basi sebentar, Opa bersama anak buahnya mulai berjalan kearah pintu rumah. Namun terhenti tepat disamping Boby.

"Ingat perjanjian kita kemarin."

*****

5 tahun kemudian.

"Dia jagain kamu 'kan? Pernah bikin kamu nangis gak? Cerita sama Opa kalau kamu di sakiti sama si cungkring,"

"Aku baik-baik aja kok, Opa."

"Ini anak-anak Opa yang masih kecil gimana kabarnya?,"

"Aku baik, Opa. Berubah gak baik kalau Kyle mulai galau,"

"Emangnya dia kenapa?,"

"Dia suka marah-marah gak jelas kalau lagi berantem sama pacarnya."

"Apaan sih lo rempeyek udang." Kyle melempar bantal sofa ke Zara yang duduk di sebelah Opa. "Jangan dengerin omongan Zara, Opa. Dia tuh yang udah punya pacar."

"Jadi, adik-adiknya kak Shania ini udah pada punya pacar? Kok gak pernah dibawah ke rumah sih, hm?," ujar Shania duduk disebelah Kyle.

"Aku gak punya pacar ya."

Zara tersenyum jahat. "Parah sih, masa kak Aya gak dianggap."

"Aya?," ulang Shania

"Gue jahit juga ya mulut lo yang ember itu."

"Ah aku takut." Zara pura-pura bergidik ngeri sambil melindungi kepalanya dari lemparan bantal sofa yang ditayangkan oleh Kyle yang duduk disebelahnya.

Rumah dari pasangan BobNju tambah ramai ketika semua keluarganya dan temannya sudah berdatangan. Apalagi kalau sudah ada Keynal, Vino dan Dyo pasti akan tambah ramai ketika Boby sudah selesai dan pulang dari pekerjaannya diluar negri.

"Aya gak diajak kesini, Kyle?," tanya Dyo

"Diem-diem atuh, Kak." Wajah Kyle tambah datar. "Gak, kasian nanti dia disini digodain sama om-om."

Dyo memanyunkan bibirnya dan mengalihkan pandangan dan perhatiannya ke Zara yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

"Sibuk amat, mba. Lagi chat sama ayang bebeb ya?," goda Dyo

"Sok tau. Aku lagi chat sama mas Boby tau,"

"Oh ya? Dia udah sampai mana? Lama amat, gue udah lapar nih," ujar Keynal

"Depan komplek katanya."

Shania mengerutkan keningnya saat mendengar kabar bahwa Boby sudah berada di depan komplek. "Kok dia gak ngabarin sih ke gue."

Veranda yang kebetulan sedang berdiri dibelakang ShaniaJ menepuk pundaknya. "Mungkin karena Zara daritadi lagi chat sama Boby, jadi cuma bisa ngabarin ke adiknya." Shania tersenyum dan mengangguk.

"Eh! Diem deh!" Semua orang yang ada didalam ruang tengah termasuk Opa terdiam yang membuat ruangan tersebut hening.

Kyle berdecak dengan raut wajah yang kesal. "Itu suara mobil, palingan mas."

Shania menepuk keningnya dan langsung beranjak menghampiri pintu depan.

"Gimana sih Om Vino," ujar Zara

"Kakak, Zara. Masih muda nih."

Zara memutar bola matanya malas. "Terserah yang tua aja, yang muda ngalah."

***

Shania tersenyum melihat Boby turun dari taksi dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, kemeja dan rambut yang sudah berantakan.

"Mas," panggil Shania

Boby yang baru turun dari taksi langsung berbalik dan seketika bibirnya mengembangkan senyuman saat melihat Shania yang berpakaian rapih berdiri tidak jauh darinya.

"Hay." Seperti rutinitas biasanya, Shania mencium punggung tangan Boby dan Boby membalas dengan ciuman di kening.

"Kayaknya rumah rame, ada apa?," tanya Boby

"Ada Opa, mamah, papah sama anak-anak."

"Ya ampun, kok gak bilang-bilang."

Shania memukul pelan lengan Boby yang berjalan disampingnya. "Kamu nya juga lagi di luar, kamu sih pulangnya mendadak."

"Oh, rencananya mau pesta tanpa aku, hm?," tanya Boby mengangkat sebelah alisnya.

Shania tertawa pelan. "Rencananya sih gitu."

Boby merangkul mesra pundak Shania dan tersenyum bahagia. "Selama aku tinggal 4 hari, kangen gak?"

"Kangen lah!" Shania melingkar kan tangannya di perut Boby.

"Besok jangan kerja ya, aku pengen pacaran sama kamu," ujar Shania

"Dari kemarin juga 'kan kita pacaran, belum punya anak."

"Iya sih gak ada anak, tapi 'kan ada Kyle sama Zara. Mereka selalu ganggu aku pas mau manja sama kamu," ujar Shania manyun.

"Kita buang aja yuk mereka ke mamah sama papah,"

"Yuk buang yuk."

Karena terlalu asik mengobrol, mereka berdua tidak sadar bahwa sudah berada di dalam rumah. Beberapa obrolan mereka sudah didengar oleh Kyle, Zara dan yang lain.

"Kalian ngomong apa? Kita gak ngerti."

Shania melepaskan pelukannya, begitu juga rangkulan mesra yang Boby beri ke Shania.

"Eh?"

"Gak ada. Yuk kita mulai makan-makannya," ujar Boby.

Semuanya bersorak senang dan mulai mendekati panggangan BBQ yang ada di taman belakang.

"Mau ganti baju dulu?," tanya Shania

"Gak usah. Kita susul mereka yuk."

***

"Shan, ada baju gak?," tanya Melody dengan baju yang basah.

"Ada sih, Teh. Tapi, gak ada yang seukuran sama teteh," ujar Shania tidak enak.

"Udah gapapa, yang penting gak basah."

Dyo datang dan merangkul Melody dari belakang. "Gitu aja, Mel."

Vino menoyor kepala Dyo dengan kencang. "Mesum! Nanti anak gue sama Shani gak akan gue bolehin deket-deket sama lo."

"Gapapa gak deket sama anaknya, yang penting deket sama ibu nya. Ya gak, Shan," ujar Dyo mengedipkan sebelah matanya ke Shani.

Melody mencubit perut Dyo. "Dyo!"

"Ampun, Mel."

Semuanya tertawa melihat Dyo menderita. Veranda tersenyum, ia menatap Shania sambil mengusap perutnya yang terlihat lebih besar dari sebelumnya.

"Kapan nyusul?," tanya Veranda tersenyum lembut.

Shania tersenyum dan menatap wajah Boby yang berada sedikit diatasnya. "Kabar ya kawan-kawan ku, lagi proses."

"Ikut dong prosesnya," ujar Keynal yang mendapatkan cubitan dari Veranda. "Maaf sayang, aduh sakit."

"Makanya jangan genit jadi cowok, padahal mau jadi bapak."

Boby merangkul pundak Shania agar lebih dekat dengan dirinya. "Perasaan kita belum pernah anu-an deh."

"Pikun! Waktu itu pernah tau!"

"Wah, berarti nanti kalau kita anu lagi harus di video, biar aku gak lupa."

Mereka berdua dan melupakan teman-temannya yang masih berada di sekitar mereka.

***

Suara joystick yang ciri khas sangat terdengar di ruang tengah milik Boby, ditambah suara Kyle yang terus berteriak ketika dirinya harus menerima kenyataan bahwa dirinya terlah dikalahkan oleh masnya di video game.

"Curang nih, mas tadi nendangnya pake kaki kiri," ujar Kyle

"Salahin orang yang ada di gamenya dong, kan yang nendang dia bukan mas," ujar Boby tertawa melihat skor dirinya dengan Kyle sangat berbeda jauh.

"Ulang ah, gantian sticknya." Kyle menukar stick miliknya dengan milik Boby yang tertawa melihat tingkahnya.

"Mas emang jago, jadi mau pake stick yang mana juga pasti tetep menang."

Setelah bermain selama 10 menit, akhirnya Kyle menyerah dan mengakui kekalahannya yang cukup memalukan.

"Boby!!"

"Aw, macan mengaung. Mas tinggal ke kamar dulu ya, kalian berdua jangan tidur malem-malem. Jangan kesiangan besok bangunnya," ujar Boby mengusap rambut kedua adiknya.

Dengan langkah yang lebar dan cepat Boby mengahampiri Shania yang sedang membereskan baju mereka berdua.

"Kenapa sayang?," tanya Boby ikut jongkok didepan lemari.

"Kamu ini bantuin istrinya 'kek beresin baju, ini malah main game." Shania terus mengomel sambil tangannya sibuk melipat baju-baju. "Baju Kyle sama Zara udah selesai diberesin?"

"Tadi aku samperin ke kamarnya sih udah," ujar Boby memandang wajah serius Shania.

"Mereka udah tidur? Atau masih dibawah?,"

"Masih dibawah,"

"Ish! Mereka jangan tidur malem-malem," ujar Shania menatap Boby. "Kamu tolong lanjutin beresin baju, aku turun dulu kebawah."

Boby menahan tangan Shania saat dirinya ingin pergi kebawah. "Udah tenang aja, sekarang kita beresin baju dulu kalau udah selesai nanti aku cek mereka berdua."

"Bener ya, awas kalau aku lagi." Shania terus marah-marah dengan ditemani kekehan yang kelar dari bibir Boby.

"Sana cek, aku beresin kopernya."

Shania melihat punggung Boby yang perlahan menglihang dari balik pintu.

Ia geleng-geleng melihat tingkah laku Boby dan adik-adiknya yang kadang-kadang lucu, kadang-kadang ngeselin. Lama menunggu Boby kembali, Shania duluan merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menutup dirinya dengan selimut sampai leher. Tak lupa sebelumnya ia matikan lampu kamarnya, menyisakan lampu yang ada disebelahnya.

"Tuh anak lama amat, arisan dulu kali ya disana."

Sedikit terganggu dengan guncangan dari kasur, kelopak mata Shania kembali terbuka setelah terlelap selama beberapa menit. Shania benar-benar tersadar dari tidurnya saat merasakan keningnya seperti dicium.

"By?,"

"Hehe, iya ini Boby. Maaf ya jadi kebangun, tidur lagi ya sayang," ujar Boby mengusap rambut Shania.

Shania mengangguk dan mendekatkan dirinya ke Boby, ia simpan kepalanya dilengan kiri Boby.

"Peluk," ujar Shania dengan pelan dan suara yang serak.

"Manja. Selamat malam."

***

"Ayo anak-anak, takut ketinggalan pesawat nih," ujar Boby sambil menarik koper dirinya dan Shania.

"Mas, skate bawa atau gak usah?," tanya Kyle

"Berharga gak buat kamu?,"

"Hm.. berharga,"

"Yaudah bawa."

Kyle langsung pergi dengan membawa koper dan skate miliknya, tak lama keluar Zara dari kamarnya.

"Gak ada yang ketinggalan 'kan?," tanya Boby saat melihat Zara keluar dari akmar hanya menarik koper saja.

"Gak ada.. mungkin." Baru beberapa langkah menjauh dari kamarnya, Zara berbalik dan kembali masuk ke kamar. "Tunggu, Mas. Jangan ditinggal."

Boby menyipitkan matanya dan bersender ke tembok yang ada diantara kamar Kyle dan Zara.

"Ayo, Mas,"

"Apa yang ketinggalan?,"

"Kepo."

Diperjalanan menuju bandara, Shania, Kyle dan Zara sibuk video call dengan teman-temannya dan teman-teman kakak mereka. Ketika selesai mobil yang di bawa oleh Boby sedikit hening.

"Mas, nanti kita bakal ke Indonesia lagi 'kan?," tanya Zara

"Pasti! Tenang aja."

Setelah beberapa jam di udara, akhirnya Boby, Shania, Kyle dan Zara bisa menginjakkan kakinya di daratan kembali.

"Langsung ke rumah aja ya, jalan-jalannya besok aja," ujar Boby menarik koper.

"Kita sekolah mulai kapan?," tanya Zara

"Kalem we atuh, Ra, meni rusuh," ujar Kyle. Zara hanya menatap Kyle sekilas.

"Lusa? 3 hari lagi? Atau minggu depan?," ujar Shania

"Minggu depan aja, Kak,"

"Okee."

Shnj Halo!❤ salam dari @BbyChsr @_kyle @_zara di Paris

***

Halo dari pink😂
Maaf ya lama (banget), ini bagian terakhir.
Udah berapa lama cerita ini menemani kita semua? Aku lupa.
Maaf kalau selama cerita ini dibuat, pink bikin kesalahan baik disengaja atau tidak disengaja.

Terima kasih semuanya! ❤

Eh pink juga bikin cerita lho di joyl*ada dengan nama akun yg sama (t3hxozro) boleh lho mampir😅😆

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

912K 75.7K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
12.5K 1.2K 15
Cinta dan Pengorbanan dari masa lalu, yang hadir dengan keadaan berbeda dalam kehidupan baru. Sebuah kisah penuh luka yang ntah akan berakhir bahagia...
186K 17.3K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
3.5K 476 8
‼️ W A R N I N G ‼️ C E R I T A I N I H A N Y A I M A J I N A S I Jangan membawa cerita ini ke kehidupan nyata yang nantinya membuat member tidak...