Lovely Maid [jaeyong]

By onichionichan

286K 31.8K 4.7K

jaeyong. Mengapa si maid yang tampan sekaligus cantik Kim Taeyong berusaha keras membuat Jung Jaehyun yang su... More

1. Jung Family
2. First Day
3. Love Blossom
5. Another Affair
6. Reason
7. Catch Me
8. Reveal
9. Divorce
10. Disappear
11. Dying
12. Dive
13. Dust
14. Drain
15. Done
16. I Do

4. Affair Begin

20.6K 2.2K 466
By onichionichan

Jaehyun melumat bibir Taeyong, membuat Taeyong memejamkan matanya dan merasa melayang hingga tanpa sadar kini badannya sudah di bawah kungkungan badan panas majikannya. Berbaring tak berdaya di tempat tidur sang Tuan.

Jaehyun meremas bongkahan kenyal di bagian bawah tubuh Taeyong yang membuat Taeyong melenguh. Jaehyun juga mengerakkan pinggulnya menggesekkan kesejatiannya yang masih terbungkus celana tetapi sudah mengeras ke daerah sensitif Taeyong. Taeyong kehilangan akalnya, di benaknya hanya ada gairah yang membara.

Jaehyun melepas tautan di bibirnya, ciuman Jaehyun kini beralih ke leher Taeyong, lalu memberikan satu gigitan kecil yang membuat Taeyong menggelinjang. Taeyong meremas rambut Jaehyun, menyalurkan hasratnya.

"Mhh Tuan."  Taeyong menggigit bibirnya menahan desahannya.

"Desahkan namaku Taeyongie ."

Taeyong membuka matanya, tatapannya bertemu dengan tatapan mata  Jaehyun.  Jaehyun menatap mata  Taeyong penuh puja membuat Taeyong memerah pipinya.

"Taeyong aku mencintaimu."  Jaehyun membelai wajah  Taeyong.

Taeyong memejamkan matanya, meresapi sentuhan  Jaehyun di wajahnya.

"You are mine." Jaehyun berbisik.

Taeyong membuka matanya, menatap Jaehyun. Lalu tangannya menarik tengkuk Jaehyun dan melumat bibirnya penuh gairah. Jaehyun membalas lumatan bibir Taeyong. Tangannya membelai paha dalam Taeyong dan semakin merambat naik hingga ke kesejatian Taeyong. Kesejatian Taeyong telah basah ujungnya walau masih terbungkus celananya.

"Mmhh Jaeh." Taeyong tak kuasa untuk tidak mendesah.

Jaehyun melepaskan pautan bibirnya, menatap Taeyong yang terengah lalu Jaehyun bangun untuk melepaskan semua pakaiannya dan melepaskan pakaian Taeyong. Jaehyun tertegun melihat badan Taeyong yang bagaikan pahatan batu pualam yang sempurna. Sangat indah dan cantik.

Hanya ada satu bekas luka memanjang di bawah pusar Taeyong yang tidak akan terlihat bila tidak diamati dengan seksama dan Jaehyun tidak menyadarinya.

Titik merah jambu di dada Taeyong terlihat mengeras, Jaehyun mengecup lalu menghisapnya membuat badan Taeyong membusur.

"Jaeh."

Jaehyun mulai mengelus kesejatian Taeyong lagi.

"Kau basah sayang." kata Jaehyun sambil mengusap ujung kesejatian Taeyong.

Taeyong memerah pipinya, sangat mengemaskan.

"Aku sudah tidak tahan lagi, bolehkan aku memasukimu?" kata Jaehyun sambil membelai titik sensitif Taeyong.

"Mmh..masuki aku Jaeh nghh." Taeyong tidak dapat menahan desahannya.

Jaehyun pun memasuki Taeyong, memasuki dengan lembut dan panas, menghentakkan badannya tanpa melepaskan tatapan penuh cinta kepada Taeyong. Jari jemari mereka saling menggenggam menyalurkan cinta mereka, berbagi peluh dan desahan hingga melayang ke puncak kenikmatan yang sudah lama diinginkan keduanya.

Taeyong sudah melewati batasnya.

.

💕 jaeyong 💕

.

Jaehyun tertidur di samping Taeyong, pasti Dia kelelahan, dengan badan yang demam karena sakit malah menyerang Taeyong.

Taeyong mengecek suhu tubuh Jaehyun dengan menempelkan punggung tangannya ke dahi Jaehyun, masih panas, Taeyong menggelengkan kepalanya.

"Semoga kau tidak tambah sakit Jae."

Taeyong beranjak dari tempat tidur Jaehyun lalu menyelimuti badan Jaehyun, mengambil bajunya yang berserak di lantai lalu ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya lalu memakai bajunya. Taeyong mengambil pakaian Jaehyun yang jatuh di lantai dan meletakkannya di tempat pakaian kotor.

Taeyong berkaca sejenak pada kaca di kamar itu.

"Huh aku harus memakai baju yang menutup leherku." Taeyong mengelus tanda kepemilikan di lehernya.

Taeyong segera pergi ke kamar Jisung, berharap tuan mudanya itu masih tidur.

"Taeyong pabo." Taeyong memukuli kepalanya sendiri. Menyesal telah dengan mudahnya menyerahkan diri pada Jaehyun.

"Tae kau kenapa?" tangan Taeyong tiba-tiba ada yang memegang, menghentikan perbuatan Taeyong yang memukuli kepalanya.

"Oh Tael hyung, tidak, aku tidak apa-apa."

"Ayo kita ke ruangan Jisung, Dia masih tidur. Dan sepertinya ada yang harus kita bicarakan." Taeyong dan Taeil kemudian pergi ke ruangan Jisung.

Jisung benar masih tidur di kamarnya, Taeyong dan Taeil kemudian duduk di sofa ruangan Jisung.

"Ada kemajuan kan dengan misimu?" tanya Taeil sambil menatap leher Taeyong.

Taeyong mengangguk. Dia lalu memasangkan scarf di lehernya.

"Bagus lah."

"Terimakasih Tael hyung, tanpa bantuanmu, aku tidak akan sampai di titik ini."

Taeil hanya mengangguk.

"Sebenarnya aku tidak mau kau melakukan ini, aku tidak mau melihatmu terluka lagi Tae."

"Aku tidak mau kamu depresi lagi." Taeil menggenggam tangan Taeyong. "Tidak keluar kamar, tidak mau makan, hanya menangis. Aku tidak mau itu terjadi lagi."

"Aku tidak akan Hyung." Taeyong lalu terdiam, berpikir.

"Oh iya Hyung, aku ingin tahu lebih banyak tentang Jaehyun dan Ten."

"Aku baru setahun kerja disini, aku tidak terlalu banyak tahu tentang mereka." Taeil memijat dahinya, berpikir.

"Oh ya, Kau bisa bertanya pada Kun, ibunya bekerja pada Tuan Jung senior sejak sebelum dia menikah, jadi Kun sejak kecil sudah mengenal Jaehyun."

Taeyong menganggukkan kepalanya.

"Bertanyalah dengan hati-hati. Jangan sampai Dia curiga."

"Iya Hyung." Taeyong diam sejenak lalu bertanya lagi "Mmm Hyung, lebih tua mana? Aku atau Kun?"

"Kamu."

"Jaehyun dan Ten?"

"Ten lebih tua dari Jaehyun, dan Jaehyun lebih muda darimu. Sepertinya kau dan Ten seumuran, dan Jaehyun lebih muda 2 tahun dari kalian."

Taeyong mengangguk.

"Bagaimana pendapatmu tentang Jaehyun?"

"Dia orang yang baik. Selama aku bekerja disini, jarang sekali pergi ke klab, ke klab hanya dengan Tuan Wong Lucas itupun kalau Tuan Lucas sedang di Korea. Hidupnya hanya berkisar antara rumah dan kantor."

"Bagaimana dengan yeoja atau uke?"

"Hanya ada sedikit yeoja dan uke yang dekat dengannya. Dia lebih dekat dengan Doyoung ssi dan Kun daripada dengan Ten."

Taeyong hanya menganggukkan kepalanya.

Doyoung tiba-tiba masuk ke ruangan.

"Kalian terlihat seperti teman lama."

"Oh, Kami dulu bertetangga Doyoung ssi, kami tumbuh bersama, sebelum Taeyong pindah lima tahun lalu."

Doyoung hanya mengangguk.

"Bagus untuk kalian. Oh iya Tuan Moon, Kun membutuhkan bantuanmu, kami mencarimu tadi."

Taeil mengangguk lalu beranjak dari duduknya, mengikuti Doyoung.

Sepeninggal Taeil, Taeyong termenung, memikirkan apakah Jaehyun sudah jatuh padanya atau belum. Terbesit rasa menyesal, sudah tidur dengan Jaehyun.

"Oh Tuhan, mengapa tubuhku sangat sensitif dengan sentuhan Jaehyun." Taeyong menengadahkan kepalanya.

"Akh hormon sialan. Aku jalang sekali, tubuhku haus belaian seme." Taeyong menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu menunduk, menangis dengan isakan yang tertahan.

.

💕 jaeyong 💕

.

Taeyong berdiri di depan Jisung yang duduk di sofa. Taeyong memperhatikan Jisung yang memakai kaos kakinya. Taeyong baru saja mengajarkan Jisung cara memakai kaos kaki dan sepatu untuk melatih kemandiriannya.

"Morning Jisungie." Jaehyun tiba-tiba masuk ke ruangan Jisung, memeluk Jisung lalu mengecup pipinya.

"Molning Daddy." Jisung menjawab ala kadarnya lalu melanjutkan acara memakai kaos kakinya.

Melihat Jisung yang berkonsentrasi pada kakinya, Jaehyun tiba-tiba mencuri ciuman di bibir Taeyong. Hanya ciuman dan lumatan sekilas, tetapi membuat Taeyong memerah.

Taeyong menatap Jaehyun dengan tatapan bagaimana kalau Jisung tahu. Jaehyun hanya tersenyum.

.

💕 jaeyong 💕

.

Siang menjelang sore, Taeyong duduk di ruang duduk maid, ruangan yang biasa digunakan para maid dan butler untuk beristirahat. Jisung sedang bersama kakek neneknya, orang tua dari Jaehyun, dan tidak mengijinkan Taeyong ikut.

Kun terlihat keluar dari dapur menuju ke ruang duduk maid.

"Hai Kun Ssi."

"Panggil Kun saja Hyung. Kau ini lebih tua dariku tidak usah bersikap formal."

"Tetapi Kamu kan seniorku Kun."

"Ah cuman maid saja. Tidak perlu senioritas. Lebih baik kita berteman saja ne, lagi pula kamu lebih tua dari aku hyung."

Taeyong pun menggangguk.

"Maaf Kun dan terimakasih sudah mau jadi temanku."

Kun hanya mengangguk.

"Kun, apakah nyonya Jung kalau pergi lama seperti saat ini? Aku sudah bekerja 2 minggu lebih tetapi belum bertemu dengannya."

"Iya Hyung, ini baru 3 minggu dia belum pulang. Dia memang seperti itu, malah sering pergi hingga berbulan-bulan, di rumah hanya beberapa hari saja."

Taeyong mengangguk.

"Aku tidak enak saja Kun, masa bekerja di rumah orang, tetapi kenal sama majikan saja tidak."

"Lupakan saja rasa tidak enakmu Hyung." Kun terkekeh.

"Nyonya Jung itu seperti apa?"

Kun menatap Taeyong.

"Ayo cerita Kun, supaya aku ada persiapan nanti kalau bertemu dengannya. Biar aku bisa dapat kesan yang baik. Aku kan tidak mau kehilangan pekerjaan Kun. Dan apa kamu mau memasak berulang kali karena Jisung ngambek minta ganti menu?"

Kun terkekeh.

"Benar juga, sejak Hyung kerja di sini, pekerjaanku, oh tidak, pekerjaan maid yang lain juga menjadi lebih ringan. Tidak ada acara masak ulang dan bersih-bersih hanya sekali sehari."

"Nah betul kan? Makanya ayo cerita." Taeyong menunjukkan aegyonya, hingga kun pun meleleh.

"Sebenarnya aku tidak suka pada Ten."

"Waeyo?"

"Dia temperamen, perfeksionis, kejam, tukang selingkuh, dan masih banyak sifat buruk yang lain."

"Omo, menakutkan sekali."

"Jangan khawatir, bagusnya Dia jarang di rumah kan?"

Taeyong hanya mengangguk.

"Eh katamu dia tukang selingkuh?"

Kun mengangguk.

"Sejak masih pacaran dengan Jaehyun, Ten sudah berselingkuh berkali-kali."

"Gila." Taeyong menggelengkan kepalanya.

"Saat menikah juga selingkuh, bahkan pernah ketahuan sama ayahnya Ten."

"Jeongmal? Terus Tuan Jung bagaimana?"

"Dia selalu memaafkan."

Taeyong keheranan.

"Jaehyun terlalu mencintai Ten."

"Tuan Jung tidak balas selingkuh?"

Kun menggeleng.

"Jaehyun itu tipe pria setia, dia juga orangnya sulit jatuh cinta."

"Sepanjang hidupnya dia hanya jatuh cinta dan pacaran 2 kali. Pertama dengan teman High School-nya, tetapi harus putus saat kuliah karena hubungan mereka tidak di restui orang tua."

"Yang kedua ya dengan Ten itu."

Taeyong berpikir, apakah Jaehyun sudah jatuh padanya? Mendengar cerita Kun membuat Taeyong sedikit yakin, Jaehyun sudah jatuh cinta padanya.

.

💕 jaeyong 💕

.

"Appa, kita ke Lotte Wold ya. Icun mau naik bianglala." Jisung merengek memeluk Appanya.

"Appa ada pekerjaan sayang."

"Hali minggu tidak libul?"

"Libur sayang. Tetapi Appa ada pertemuan dengan Direktur Huang."

Jisung kesal, mulai mengambek. Jaehyun menelpon Taeyong yang terlanjur pulang untuk libur.

"Miss Kim, maaf sekali, sepertinya kau tidak bisa libur hari ini."

Taeyong yang masih di taksi dalam perjalanan pulang kini mengarahkan pengemudi taksi untuk kembali lagi.

Saat sampai di ruang tamu mansion keluarga Jung, Jaehyun menatap Taeyong dengan wajah penuh rasa bersalah.

"Maaf, aku ada pertemuan mendadak dengan direktur Huang, Dia akan ke Macau siang ini jadi terpaksa rencana ke Lotte World-nya diundur."

"Tuan Huang ke Macau siang kan Tuan?"

Jaehyun mengangguk.

"Masih bisa ke Lotte World kalau begitu. Kan cuma sampai siang Tuan rapatnya."

Jaehyun mengangguk. "Benar juga."

"Ke Lotte World-nya jadi tidak perlu diundur kan Tuan? kasihan Jisung, Dia sudah menunggu momen kebersamaan dengan Anda sejak lama."

Jaehyun menatap Taeyong.

"Sebaiknya Jisung dan saya ke Lotte World lebih dahulu, saya akan membujuknya, dan Anda setelah pertemuan selesai dapat menyusul kami."

"Baiklah, Saya pergi dulu, Jisung bersama Doyoung di ruangannya."

"Baik Tuan."

.

💕 Jaeyong 💕

.

Ruangan Jisung terlihat berantakan, sepertinya Jisung melemparkan semua mainannya ke lantai.

"Miiisss!!!" Jisung berteriak memanggil Taeyong saat tahu Taeyong datang. Jisung berlari menghambur ke pelukan Taeyong.

"Saya ke dapur ya Miss Kim." pamit Doyoung pada Taeyong, dia sudah tidak tahan dengan Jisung yang dalam mode ngambek.

"Baik Doyoung ssi."

Taeyong melepas pelukan Jisung lalu mengamati keadaan di sekelilingnya.

"Jisung kenapa kamarnya berantakan?"

"Icun malah thama Appa."

"Waeyo?"

"Appa kelja, Icun di tinggal, Appa bohong! Katanya mau ke lote wold!" Jisung mempoutkan bibirnya, imut sekali.

"Appa tidak bohong sayang, kita tetap bisa ke Lotte World, tetapi Appa akan datang terlambat."

"tidak mau, maunya pelgi thekalang thama-thama."

"Kalau tidak mau ya ga jadi ke Lotte world saja."

Jisung terdiam.

"Bagaimana?" tanya Taeyong sambil berlutut menyamakan tinggi badannya dengan Jisung.

"Icun mau ke Lotte wold."

"Nah sekarang kita rapikan kamar Jisung dulu."

Jisung menggelengkan kepalanya.

"Mau ke Lotte world tidak?"

Jisung mengangguk lalu membereskan mainannya, dibantu Taeyong tentu saja.

.

💕 jaeyong 💕

.

Taeyong dan Jisung sedang makan siang sekaligus beristirahat di sebuah restoran setelah lelah berjalan kesana kemari mengikuti kemauan Jisung untuk menaiki wahana yang diinginkannya.

Drtt drtt

Mr Jung Jaehyun calling.

"Yoboseo."

"Kalian dimana? Saya ada di parkiran sekarang."

"Kami di 127 Resto Tuan."

"Baik saya akan kesana."

Jaehyun menatap dua makhluk yang amat disayanginya yang sedang menikmati makan siang yang terlambat.

Jaehyun menjulurkan tangannya menghapus sisa saus di bibir Taeyong."

Taeyong memerah pipinya. "T-tuaan."

Jaehyun hanya tersenyum memperlihatkan dimple di pipinya.

Mereka bertiga terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia dan harmonis.

Setelah makan, Mereka kembali berjalan mencari wahana lain untuk dinaiki. Jisung berjalan ditengah mengandeng kedua orang dewasa di sampingnya. Wajah ketiganya terlihat sangat bahagia.

Terkadang Jisung berjalan mendahului saking antusiasnya terhadap sesuatu, meninggalkan sepasang makhluk yang baru dimabuk cinta, berjalan saling bergandengan tangan.

Hari sudah beranjak malam, Jisung kini ada di gendongan Appanya, tangan Jaehyun satunya mengandeng tangan Taeyong.

"Appaaa, thebelum pulang naik bianglala ya?"

"Ayo kita naik bianglala!" Jaehyun malah lebih terlihat antusias.

.

💕 jaeyong 💕

.

Dari bianglala, pemandangan kota Seoul di malam hari terlihat sangat indah, Taeyong menatapnya dengan takjub dari jendela, sedangkan Jaehyun malah menatap wajah Taeyong. Jisung? Jisung sudah tertidur di kursi ketika bianglala baru berputar setengah putaran.

Jaehyun tiba-tiba berlutut di depan Taeyong.

"Tae."

Taeyong mengalihkan pandangan, kini dia menatap Jaehyun, entah mengapa jantungnya berdegup semakin kencang. Jaehyun menggenggam jemari Taeyong yang bertaut di atas pahanya.

"Taeyong, maaf kan aku yang melampaui batas kemarin."

"Gwaenchana." Taeyong menatap Jaehyun lekat, mulai gamang akan keyakinannya, 'apakah Jaehyun belum jatuh padanya?'

"Aku belum pernah selingkuh sebelum mengenalmu Tae."

Mereka saling menatap.

"Aku belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya."

Saaat di titik tertinggi, tiba-tiba bianglala berhenti. Taeyong ingat sebuah mitos, jika seorang menyatakan perasaannya saat bianglala berhenti, cinta mereka akan abadi.

"Tae."

Taeyong tersadar dari lamunannya.

"Aku tahu aku sudah terikat dengan orang lain, tetapi Aku benar-benar jatuh cinta padamu Taeyong."

Taeyong terkesiap mendengar pernyataan Jaehyun.

"Aku mencintaimu."

Jaehyun mencium bibir Taeyong. Menciumnya dengan penuh perasaan. Melumatnya hingga Taeyong membalas ciuman itu dengan penuh cinta.

.

💕 jaeyong💕

.

Jaehyun mengendong Jisung, dan Taeyong berjalan di belakangnya memasuki mansion Keluarga Jung. Saat melintasi ruang makan, terlihat namja yang cantik yang terlihat elegan baru saja menyelesaikan makan malamnya.

"Selamat datang Yeobo." sapanya pada Jaehyun.

'Yeobo?' Taeyong menatap namja itu.

.

Dia Ten.

.

Orang yang sangat Taeyong benci.

.

.

.

.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

105K 8.8K 30
Don't miss this story, so you have to read this. 🍑🌹 Cerita ini hanya khayalan semata yang saya tuangkan dari pikiran saya, yang tidak bermaksud men...
78.1K 7.9K 35
FIKSI
217K 683 4
tak ada yang bisa menebak seperti apa masa depan..! begitu jg dengan willy yang tidak pernah tau masa depnya... dan juga kejidupan sexs nya...
2.6K 303 19
sepenggal kisah Januar dan Jaezie bxb lokal