AQUAMARINE | EUROPE SERIES #2...

By nathaniaariyella

172K 10K 316

Béatrice hanya menginginkan satu hal setelah kematian kedua orang tuanya, ia hanya ingin jatuh cinta. Ia mene... More

PROLOGO
UNO
DUE
TRE
QUATTRO
CINQUE
SEI
SETTE
OTTO
NOVE
DIECI
UNDICI
DODICI
TREDICI
QUATTORDICI
SEDICI
DICIASSETTE
DICIOTTO
DICIANNOVE
VENTI
VENTUNO
VENTIDUE
VENTITRÉ
VENTIQUATTRO
VENTICINQUE
VENTISEI
VENTISETTE
VENTOTTO
VENTINOVE
TRENTA
TRENTUNO
TRENTADUE
TRENTATRE
TRENTAQUATTRO
TRENTACINQ
TRENTASEI
TRENTASETTE
TRENTOTTO
TRENTANOVA
QUARANTA (REPOST)
QUARANTUNO
QUARANTADUE
QUARANTATROIS
QUARANTAQUATTRO
QUARANTACINQ
QUARANTASIX
QUARANTASETTE
QUARANTAHUIT
QUARANTANOVE
CINQUANTA
CINQUANTUNO
CINQUANTADUE
CINQUANTATROIS
CINQUANTAQUATTRO
CINQUANTACINQ
CINQUANTASEI
CINQUANTASETTE
CINQUANTOTTO
CINQUANTANOVE
SESSANTA
EPILOGO
EXTRA PART

QUINDICI

2.8K 209 0
By nathaniaariyella

"Signorina Fontana. Selamat datang di DL."

Béatrice tersenyum dan menjabat tangan Scott, pria yang akat menjadi wakilnya di dalam proyek yang akan ia tangani. Scott berusia sekitar 40-an sedangkan ia baru berumur 21 tahun. Hal itu membuat dirinya merasa sangat kecil.

"Apa kau siap bertemu dengan seluruh tim? Mereka sudah menunggumu di ruang pertemuan."

"Ya, tentu." Béatrice mengikuti Scott yang berjalan terlebih dahulu menuju ruang pertemuan.

Ketika mereka sampai dan pintu terbuka, Béatrice melihat orang-orang memenuhi meja lingkaran yang sangat besar di tengah ruang pertemuan. Ada sekitar 20 orang yang berada diruang pertemuan itu, menunggu dirinya.

"Good morning, everybody." Scott menyapa seluruh anggota tim.

"Good morning."

"Perkenalkan, saya adalah Scott Davis. Saya akan menjadi co-chief di dalam proyek ini."

Ucapan tersebut disambut dengan tepuk tangan dari seluruh anggota tim. "Now it's your turn to introduce yourself." Bisik Scott pada Béatrice. Wanita itu pun mengangguk.

"Okay, good morning, everyone. Nama saya Béatrice Fontana. Saya akan menjadi pimpinan proyek ini. Saya harap kita semua bisa bekerja sama dengan baik."

Setelah ia berbicara, anggota tim saling berbisik satu sama lain. Membuat Béatrice mengerutkan keningnya. Namun kemudian seluruh anggota tim bertepuk tangan. Béatrice hanya tersenyum kecil pada mereka.

Rapat perdana ini membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Mereka membahas banyak hal, mulai dari anggaran dana, jadwal pengerjaan hingga pengelolaaan bahan material dan alat-alat proyek. Béatrice dan timnya memastikan bahwa proyek ini dilakukan dengan rencana yang matang.

Selesai rapat, anggota tim dibubarkan. Béatrice adalah orang yang terakhir keluar dari ruang pertemuan karena ia harus membereskan beberapa berkas. Ketika ia keluar dari ruangan, ternyata masih ada beberapa karyawan yang berbincang di depan ruangan. Béatrice hendak berjalan melewati mereka saat ia tak sengaja mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Jadi benar orang itu adalah pemimpin proyek ini?"

"Iya, dia. Aku terkejut melihatnya. Tampaknya ia masih sangat muda."

"Kudengar dia masih berusia 21 tahun."

"Yang benar? Astaga, tidak bisa kupercaya. Bagaimana bisa wanita berusia 21 tahun memimpin proyek sebesar ini?"

"Benar. Aku juga tidak percaya. Tapi ku akui, wanita itu sangat cantik sih."

"Yah.. Memang ia cantik. Oh! Apa jangan-jangan ia bisa mendapatkan posisi itu karena kecantikannya?"

"Ah, yang benar? Tidak mungkin."

"Apanya yang tidak mungkin? Ku dengar dia diterima langsung oleh CEO meskipun Direktur lain menentang keputusannya."

"Oh ya?"

"Iya! Aku curiga ia memiliki affair dengan atasan kita."

"Ehm." Béatrice berdeham menghentikan pembicaraan mereka yang sangat tidak enak di dengar. Ia tersenyum pada 2 wanita yang sekarang wajahnya tampak sangat gugup. "Ada apa? Kenapa kalian masih berdiri di depan ruangan ini? Apa ada sesuatu?" Tanya Béatrice.

"Ah, itu.." Salah satu wanita yang berambut cokelat dan memakai kacamata menjawab dengan tergagap sambil menatap gugup temannya yang berambut pirang. "Kami hanya.."

"Jika tidak ada yang ingin kalian lakukan disini bukankah sebaiknya kalian kembali bekerja?" Béatrice menatap keduanya bergantian. 2 wanita itu hanya saling berpandangan. "Kalau begitu saya permisi. Ada banyak hal yang harus saya urus." Kata Béatrice sebelum akhirnya ia meninggalkan kedua wanita itu.

Béatrice baru saja sampai di ruangannya ketika sekretaris barunya, Mary masuk ke ruangannya. "Signorina."

"Ada apa, Mary?"

"Signorina, Signor de Luca memanggil anda ke ruangannya. Saya mendengar hari ini, perwakilan perusahaan konstruksi Cambiocasa akan datang."

Béatrice mengerutkan keningnya. "Benarkah? Baiklah kalau begitu."

Ia meninggalkan ruangannya menuju ruangan CEO DL Holding Company. Béatrice bertemu dengan sekretarisnya Jean dan Matt asistennya yang menunggu di luar ruangan. "Apa Signor de Luca ada di dalam?" Tanya Béatrice pada Jean.

Jean mengangguk. "Ia ada di dalam, Signorina. Beliau sudah menunggu anda." Jean mempersilahkan Béatrice untuk masuk dan Matt membukakan pintu untuknya. Béatrice pun berterima kasih.

"Signor de Luca, anda memanggil saya?" Béatrice bertanya kepada George Edrick de Luca dan mendapati pria itu sedang berbicara dengan seorang pria. Pasti perwakilan Cambiocasa, pikir Béatrice.

"Iya. Silahkan duduk, Signorina Fontana."

Béatrice menuruti perintah atasannya dan duduk di sisi kanan sofa. Ia menatap perwakilan Cambiocasa yang duduk di seberangnya dan ia menatap pria itu dengan tatapan tidak percaya. This person can't be him.

"Perkenalkan, Val. Dia Béatrice Amarillide Fontana. Signorina Fontana akan menangani proyek di Roma menggantikan aku."

Edrick de Luca menoleh pada Béatrice dan mengerutkan keningnya ketika melihat Béatrice sedang beradu tatap dengan Chavalier. Dia yakin memang ada sesuatu diantara keduanya, tapi ia memilih untuk tidak mengurusinya.

"Signorina Fontana. Apakah ada masalah?"

Béatrice tersadar dari lamunannya. Ia menjernihkan pikirannya kemudian berbalik kembali menatap atasannya dan menunjukkan sikap profesionalnya seperti tidak terjadi apapun.

"Ah, tidak ada, Sir."

"Kalau begitu kurasa tidak ada masalah. Kau yang akan menggantikan aku untuk mengurusi proyek perusahaan kita dengan Signor Orlando. Apa kau mengerti?"

"Hah? Apa?" Béatrice terkejut untuk sesaat. Ia berdeham untuk menutupi keterkejutannya dan kembali bersikap biasa. "Yes, Sir." Jawabnya.

"Hmm, baiklah kalau begitu. Aku akan meninggakan kalian berdua karena ada pekerjaan lain yang harus kuurus."

Edrick de Luca lalu meninggalkan mereka berdua dan memberikan waktu pada mereka. Ia pun berjalan keluar ruangan dan menutup pintunya. Membiarkan Béatrice tinggal bersama dengan Signor Orlando. Namun tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Béatrice juga mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Bagaimana kabarmu selama ini?"

Béatrice menatap pria itu dengan alis terangkat. "Excuse me?"

"Jangan berpura-pura tidak mengenalku. Kau tahu siapa aku." Pria dihadapannya melipat kedua tangannya kemudian menyandarkan tubuhnya dengan santai di sandaran sofa. Sama sekali tidak terganggu dengan pandangan menusuk yang diberikan Béatrice.

"Kau mengenalku, Béatrice." Lanjut pria itu.

"Ah.. Benar, saya mengenal anda." Béatrice kembali memasang senyum diwajahnya dan membalas pria itu. "Tentu saja saya mengenal anda. Signor Orlando, anda adalah perwakilan perusahaan Cambiocasa, perusahaan yang akan menjadi main contractor proyek ini."

"Senang bertemu dengan anda, Sir." Béatrice melanjutkan kemudian mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan pria itu. Ia bersikap se-profesional mungkin dengan pria di hadapannya.

Pria itu mengeraskan rahangnya. Ia memandang Béatrice dengan tatapan tajam yang entahlah, tidak pernah Béatrice lihat sebelumnya. Pria itu bangkit berdiri lalu mengabaikan uluran tangan Béatrice. Akhirnya Béatrice pun menarik kembali uluran tangannya, ia menatap pria itu tanpa mengatakan apapun.

"Chavalier Deanthony Orlando." Chavalier menyebutkan namanya pada Béatrice. "Familiar dengan nama itu?"

Kemudian Chavalier pun melanjutkan. "Aku merindukanmu."

Béatrice tercekat. Ia pun ikut berdiri. "Saya rasa kita akhiri saja pembicaraan ini, Signore. I have a plenty things to do." Lalu Béatrice melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Namun tangannya dicekal oleh Chavalier.

Wanita itu menatapnya dengan dingin sekarang. Tidak ada lagi sikap professional yang ditunjukkan oleh wanita itu. Tidak ada lagi tatapan tajam. Hanya tatapan dingin wanita itu saja yang bisa Chavalier lihat.

Béatrice menepis tangan Chavalier. "Jauhkan tanganmu dariku."

"Bee." Chavalier memanggil namanya. Nama panggilannya, bukan Béatrice seperti yang biasa dipanggil orang-orang. Suara pria itu memanggil dirinya setelah 5 tahun yang lalu. Dada Béatrice menjadi sesak karenanya.

"I want you back."

Continue Reading

You'll Also Like

90.3K 6.9K 24
[Sequel of SHEZA] Obsesi membuat Julian menggila, kemudian nekat menculik Sheza. Tujuh hari menjadi waktu penetapan lamanya ia menculik sang pujaan h...
5.2M 193K 48
[BOOK 1 of Golden Family] Ketika rasa peduli dan sakit berubah menjadi cinta tak bersyarat. Seorang wanita harus mengalami pahitnya kehidupan ketika...
14.9K 2.4K 41
[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "𝑺𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒋𝒖𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏... "Tidak perlu melirik ke kanan ata...
630K 41.3K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...