platonic[naruhina] //completed

By t_rexZpr

68K 6.2K 266

hanya kisah cinta mainstream antara dua orang bodoh. Apakah platonic akan berubah menjadi romantic ? More

we're just friend, i swear!
i'll be with you
wtf.....
i love you too..because you're my bestfriend,obviously..
it's not a sin
relationship is not the only one that make you happy
friendship
don't worry you'll be okay.
a sweet little things about you
i'm jealous,you and her annoy me
what i feel (1)
what i feel(2)
until we meet again
if only i know.
Broken
i see your pain.
a Brother figure
together.
we can't just stay platonic,right?
Epilog

this is a love story.

2.6K 289 6
By t_rexZpr


   
     Aku menatap sekeliling,kulihat kebanyakan pengunjung sudah pergi.

   "Anda ingin menambah minuman lagi?"tanya seorang bartender di balik meja bar.

    Aku mengangguk dan menyerahkan gelas kosongku "ya,tolong".

    "Kau sudah lama menunggu Naruto?"tanya Sakura tiba-tiba muncul dan duduk di sampingku.

    "Seingatku aku bertemu dengan Sasuke disini"jawabku.

     Sakura tersenyum pahit "Sasuke sedang bicara dengan ayahku,kami ketahuan pergi berkencan"jawabnya lesu lalu memesan segelas cocktail.

    "Sepertinya hal menjadi lebih sulit untuk kalian"ujarku simpatik.

    Sakura tertawa masam "kau tau..ayahku menyuruhku mendekatimu"ujarnya membuatku terpaku "Dia ingin menjodohkan kita.. dia bilang kau kandidat yang bagus untuk menggantikannya ketika dia pensiun..".

    Aku tau ayah Sakura sangat menyukaiku dia sangat menyukaiku karena aku menghasilkan banyak uang untuk perusahaan aku juga sadar dia akan memberiku promosi cepat atau lambat,tapi aku tak menyangka dia menginginkanku sebagai menantunya "Sakura ak--"

    "Ayahku jahat sekali kan?"tanyanya memotong "dia tak pernah memikirkan perasaanku..yang dia pedulikan hanya perusahaan..dia masih buta terhadap cintaku pada Sasuke"tuturnya lalu menyeka air matanya "ah sial,aku menangis"ujar Sakura sambil tertawa masam.

    Aku menepuk pundak Sakura mencoba membuatnya lebih baik "lalu kau bilang apa?".

    "Aku bilang hatimu sudah sepenuhnya milik Hinata,aku tak akan pernah bisa mengalahkannya"jawab Sakura sambil terkekeh "tapi itu tidak membuatnya menyerah..maafkan aku".

    "Kau tau Sakura..mungkin kalian harus berhenti bersembunyi"ujarku.

    "Apa maksudmu?kau tau dia sudah menolak hubungan kami.."responnya.

    "Yeah,sekali.kalian menyerah karena ditolak sekali"sindirku "kalian pacaran diam-diam dibelakangnya pasti dia merasa sangat tidak dihargai..tapi akan berbeda jika kalian mencoba mengambil hatinya perlahan-lahan"ucapku sok profesional dalam urusan ini.

    Aku melihat Sakura masih tidak yakin jadi aku melanjutkan kata-katanya "aku tak punya niat menghina ayahmu tapi dia memang orang yang suka cari untung..namun disamping hal itu dia tetap seorang ayah..dia pasti ingin yang terbaik untuk putrinya".

    Sakura menatapku "bagaimana kau bisa yakin?".

   Aku ingat semingguku bersama Hinata "Ada gadis yang kusukai belakangan ini..dia terus menolaku dan aku mengikutinya selama seminggu sampai dia menyerah dan bicara padaku".

    Sakura menatapku aneh "Maksudmu kau sudah melupakan Hinata??siapa gadis ini?woahh"ucapnya tanpa sadar teralihkan perhatiannya dari topik utama kami soal hubungan Sasuke dan ayahnya.

    Aku tersenyum.mengingat Sakura selalu menganggapku gila kurasa ini ide buruk jika aku bilang 'dia Hinata,dia masih hidup' jadi aku hanya mengedikan bahu "Kau akan kaget jika tau".

"Apa dia cantik? ".

"Sangat cantik".

"Dia pasti sempurna kan?mengingat dia bisa membuat seorang pria yang mengenang mantanya selama 9 tahun tertarik padanya".

"Dia buta"ujarku membuat Sakura terpaku "dan Hinata bukan mantanku kau tau kami belum pernah pacaran".

   Sakura kelihatan bingung bagaimana cara merespon 'dia buta' tapi dia merespon kalimat keduaku "Kalian tidak pernah pacaran karena kau pecundang"ucap Sakura dingin.

   Aku tersenyum "aku tak akan menjadi pecundang lagi kali ini.."ucapku.

   Sakura tersenyum lalu menepuk bahuku "jika Hinata masih hidup..dia akan sangat bangga denganmu".

--

    "Kau mau teh?"tanya Hinata ketika aku mengunjunginya.

    "Kau..bisa melakukanya?"tanyaku ragu.

   Hinata tersenyum dan berjalan ke dapur, aku mengikutinya "Aku buta Naruto..tapi selain itu indraku yang lain masih berfungsi dengan baik..lagipula aku sudah mengalami ini selama 8 tahun aku tak bisa terus berbaring dan membiarkan Neji melakukan semuanya untuku,aku belajar beberapa hal agar aku bisa mengurus diriku tanpa pengelihatan".jelas Hinata sambil mengambil sebuah cangkir.

    Aku berdiri di sampinya memperhatikan gerak-geriknya,dia benar.dia melakukanya dengan baik. 

   "Hinata sebenarnya..aku tau ini mungkin tidak nyaman untuk dibicarakan tapi..saat pertama aku bertemu Neji lagi setelah sekian lama..dia mengatakan sesuatu yang mengganggu pikiranku"ucapku agak ragu,ini pertama kalinya kami berbicara baik-baik dalam beberapa hari setelah dia mencoba mengusirku puluhan kali dan aku tak mau ini menyebabkan ketegangan lagi tapi..aku tak punya pilihan lain.


    "Dia bilang dia tak bisa meninggalkanmu sendirian dengan lama karena...karena..."ucapanku terhenti sesaat lalu aku melihat wajah Hinata untuk mempelajari expresinya.dia terlihat was-was tapi dia juga terlihat penasaran dengan apa yang akan aku katakan selanjutnya.

    Aku menarik nafas "jawab aku dengan jujur Hinata,apa selama beberapa tahun ini...kau pernah melakukan percobaan bunuh diri?".


    "Satu kali,sudah lama sekali"jawabnya dan aku dapat melihat sedikit rasa takut di wajah Hinata,tapi dia tetap berbalik menghadapku "Apa kau tau Naruto?aku bisa saja menyelamatkan nyawa banyak orang jika aku peduli..aku bisa saja menghentikan kebakaran itu"tuturnya.

    "Aku tak bisa mengenyahkan bayangan itu dari kepalaku,aku tak bisa menanggung bebannya"gumamnya nyaris berbisik. 

   Aku menariknya dan memeluknya, dia terlihat terkejut untuk sesaat tapi kemudian membenamkan kepalanya di bahuku "itu bukan salahmu".



"Maaf,karena membuatmu harus mencariku seperti ini".


--

   Ayah menganga melihat Neji dan Hinata yang berdiri di ambang pintu rumah kami,kurasa ini sudah saatnya ayah tau jadi aku membawa mereka.

   "Hai paman,sudah lama sekali ya?" tanya Neji sambil tersenyum.

   Ayah terlihat sangat syok,wajahnya terlihat senang tapi tak percaya secara bersamaan.dia hanya mematung disana hingga Neji menyadarkannya dengan memeluknya.

   Selama beberapa jam kami hanya berbincang,ayah menanyakan ribuan pertanyaan sampai kelihatanya Neji lelah karena menjawabnya.
  Dia terlihat sangat terpukul ketika Neji mengatakan soal ayahnya yang meninggal tapi disamping itu dia tetap senang karena Hinata masih hidup,walau butuh waktu baginya untuk menerima fakta bahwa sahabatnya meninggal.


   Dan disaat itu,aku harap waktu berhenti dan kami tetap seperti ini.ada ayah,aku,Neji dan Hinata aku merasa lupa dengan fakta bahwa aku menunggu orang-orang ini selama sembilan tahun dan betapa berubahnya aku selama tahun-tahun ini.
Aku tidak ingat bagaimana aku selalu membuat Sasuke frustasi karena aku terus mengungkit gadis yang sudah mati seperti orang gila..tapi kini,Hinata ada didepanku.

   Tapi seketika bayangan cerah itu hancur ketika aku melihat senyuman Neji yang menepuk kepala adiknya dengan sayang,mengingat bagaimana pria itu berusaha terlihat bahagia sementara dirinya sendiri sedang berjuang melawan penyakit.

    Hinata buta total,tapi disamping itu dia terlihat baik-baik saja dan selama beberapa hari setelah kedatanganku aku dapat merasakan bahwa perlahan-lahan dia kembali ceria.


   Dan aku tak bisa membayangkan senyuman cerah yang kulukis di wajah Hinata kembali menghilang setelah tau kakaknya berusaha keras untuk melawan waktu.

    Neji memang bilang bahwa ada yang bisa menyembuhkannya tapi kesempatannya adalah 50-50 dan semakin lama Neji tinggal disini maka kesempatan sembuhnya semakin berkurang.dia harus segera pergi.


    "Kau harus segera pergi kesana.."ujarku ketika akhirnya hanya aku dan Neji disini sementara ayah masih mengobrol dengan Hinata di meja makan.

    "Aku sudah merencanakannya,tapi aku tetap khawatir soal Hinata"ucapnya.

    "Biarkan dia tinggal disini,kami akan menjaganya dengan baik.."jawabku. 

    "Aku akan senang jika akan semudah itu untuk membujuknya"timpalnya.


    "Kau akan bilang apa pada Hinata?"tanyaku lagi.sampai kapan dia akan berbohong?suatu saat Hinata akan tau kan?.

     "Perjalanan bisnis,kurasa"ujarnya agak tidak yakin.

     "Perjalanan bisnis apa?"tiba-tiba Hinata muncul dan membuat kami terkejut.

     "Sudah berapa lama kau ada disana?"tanya Neji khawatir.


     "Barusan"ucapnya membuat kami lega,mungkin dia hanya mendengar bagian 'perjalanan bisnis' saja "perjalanan bisnis apa?kau harus pergi?"tanya Hinata.


      Oh,pada akhirnya cepat atau lambat harus dilakukan kan?.

    Neji menghela nafas,tidak punya pilihan "perusahaanku mengirimku keluar negeri untuk beberapa bulan..Hinata aku tak bisa menolaknya,sementara itu apa kau bisa tinggal bersama Naruto sampai aku kembali?"tutur Neji mengatakan setiap kebohonganya dengan meyakinkan.



    Aneh,aku sama sekali tidak melihat kesedihan di wajah Hinata,dia terlihat terkejut tapi dia tak terlihat kecewa atau sedih Hinata diam untuk beberapa saat tapi kemudian mengangguk "baiklah"ujarnya enteng membuat kami berdua sama-sama kaget.


     Semudah itu?tadinya aku pikir akan butuh banyak usaha agar Hinata mau ditinggal pergi melihat bagaimana dia selalu bergantung pada kakaknya.tapi melihat bagaimana semuanya berjalan dengan terlalu lancar dalam 10 menit membuatku merasa agak tidak nyaman.


--

   Hari berikutnya Hinata membawa barang-barangnya kerumah ku. 


Semuanya berjalan terlalu mudah.

  Sangat mudah sampai rasanya aneh,rasanya hanya aku yang terganggu dengan "perjalanan bisnis" Neji,mungkin karena aku adalah satu-satunya yang mengetahui kebenaran.

 

   Selanjutnya aku dan Hinata pergi mengantar Neji ke bandara.


   "Kak kau mungkin saja akan menemukan gadis yang tepat disana"ujar Hinata "umurmu ini harusnya sudah menikah,kau tidak mau tua dalam keadaan perjaka kan?" guraunya membuat Neji mendengus.


    Aku terkekeh,Hinata kembali menjadi dirinya yang dulu tapi entah kenapa aku masih saja merasa aneh. 
mood nya berubah dengan cepat,dia mudah senang.Neji bilang itu karena aku tapi aku tidak yakin.


Semuanya berjalan dengan terlalu sempurna.



"Yah,ini sudah waktunya..kurasa aku harus pergi..."ucapnya dan bangkit dari bangku "Hinata,kau jangan melakukan hal yang aneh lagi saat aku pergi ya?".


   "Oh,kau masih trauma soal kejadian itu?tenanglah aku tidak akan melukai diriku lagi..lagipula aku sudah terlalu dewasa sekarang"ucapnya.


     Neji tersenyum lalu memeluk Hinata sejenak dan berjalan ke arah gerbang bandara sambil melambaikan tanganya pada kami.


     "Jaga dirimu baik-baik!!ingat yang kukatakan soal gadis ya!"teriak Hinata sambil melambaikan tanganya.



      Tapi semuanya berhenti begitu Neji menghilang dari pandangan kami dan pergi memasuki gerbang itu.

     Hinata menurunkan tanganya lalu berjongkok lemas "dasar bodoh"gumamnya dan membenamkan kepalanya pada lututnya.


"Hinata?"tanyaku tidak yakin dengan apa yang terjadi.


  Hinata mulai menangis"Aku mungkin buta,tapi aku bisa mendengar dia terbatuk setiap malam...aku bisa mendengar langkahnya yang terhuyung-huyung atau suara berdesil dari botol obatnya.."isaknya.



"Hinata....  Jadi kau...  Sudah tau?"


   Jadi dia sengaja bersikap sangat santai,hingga Neji bisa pergi tanpa beban.


--to be continued--

OwO thx 4 reading :*





Continue Reading

You'll Also Like

120K 9.6K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
363K 4K 82
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
80.3K 6K 23
Boruto dan sarada. Hidup mereka hancur hanya dalam kurun waktu satu malam saja. Kejadian malam itu benar-benar membawa petaka. Terlebih lagi boruto y...
2K 1.1K 24
ADAGIO WEYLIN GRAYSON, nama yang bagus tapi tidak dengan sifatnya. Dia adalah seorang anak tengil yang berandalan, suka membuat kacau dan onar, pemar...