Asrama 101 • X1 (feat. Produc...

By thisiskuki_

149K 8.1K 2.8K

tentang para cogan penghuni asrama dan perempuan cangtip adek pemilik asrama. ⚠️trashwords ⚠️violence 🔞u kno... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26

Chapter 5

8.7K 495 174
By thisiskuki_

         

Seora bangun pagi sekali. Ia mengenakan kaos oblong putih tipis dan dobok lengkap. Ia terlihat sangat anggun dan terkesan kuat saat mengenakan seragam olahraga kebanggaannya itu. Tidak hanya Seora, Hangyul juga mengenakannya dan keluar dari kamarnya.

"Mau kemana kalian?" tanya Wooseok yang juga sudah bangun dan sedang menikmati kopi miliknya di dapur.

"Dojang kak," jawab Seora sembari menyeruput sedikit kopi milik Wooseok.

"Hangyul juga? Tumben," ucap Wooseok.

"Sabem yang minta katanya, kata dia sih, gue agak ngga percaya," curiga Hangyul.

"Ck! Kalo ngga mau ya udah gue pergi sendiri, ah! Ngeselin!" kesal Seora merajuk.

"Hei.. hei.. ngambek anjir.."

Hangyul mengejar Seora keluar. Wooseok hanya bisa tersenyum dan mengeleng-geleng melihat tingkah kekanakan adiknya itu.

   

   

"Sabem Lee!"

Seora melambai dari ambang pintu dan berlari menuju pria berusia 30 tahunan itu dan memeluknya erat. Lee Dongwook.

"Hai, udah lama ngga ketemu sama kamu ya," ucap sabem Lee dengan senyumannya.

"Halo sabem," sapa Hangyul sembari menunduk sopan.

"Kamu juga, lama ngga ketemu," ucap sabem Lee sembari menepuk ramah bahu Hangyul.

"Hai sabem!"

Sabem Lee, Hangyul dan Seora menoleh bersamaan. Bocah-bocah itu datang.

"Hahaha.. beneran dateng," sabem Lee tertawa kecil.

"Kalo sama kak Seora ngga bisa nolak," ujar Eunsang.

"Cha.. kamu ngurusin mereka dan yang lainnya, sabem mau ngurusin yang lebih kecil lagi," ucap sabem Lee pamit.

"Oke, sabem!" ucap Seora tegas.

"Ayo masuk," ucap Hangyul disertai anggukan Seora.

Hangyul, Seora dan yang lainnya memasuki ruang latihan yang cukup luas itu. Beberapa dari mereka menyambut Hangyul dan Seora dengan ramah dan beberapa dari mereka pula hanya bengong saat melihat Seora dan Hangyul. Eunsang dan yang lain ikut bergabung dalam barisan trainee yang lain.

"Cha, ada yang sudah kenal sama gue?" tanya Hangyul.

"Sudah.."

"Belom.."

Dua jawaban yang berbeda itu bergema bersamaan.

"Hahaha, oke, kenalin gue Lee Hangyul, untuk kali ini gue bakal ngelatih kalian gantiin sabem Lee, dan ini Kim---."

"Perkenalan ngga penting, latihan yang penting. Hm? Kita mulai aja latihannya, lari lima putaran penuh setelah itu stretching.." ucap Seora.

"Ah, then, kalau yang ke sini hanya untuk main-main doang, bisa balik ke rumah sekarang juga, taekwondo bukan untuk main-main, hm?"

Seora tersenyum kecil setelah mengatakan itu, menyebarkan aura dingin yang membuat orang yang melihatnya bergidik ngeri. Setelah mengatakan itu pun para trainee langsung berlari melakukan pemanasan dan peregangan.

Sesi latihan pagi itu dilakukan dengan suasana serius dan tegang. Seora benar-benar berubah saat menyangkut hal seperti ini, dia terlihat lebih tegas dan tidak bermain-main dalam latihan. Di saat itu pula ada yang kagum dan ada yang tidak suka dengan Seora.

"Woi, Jun.. bengong aja!"

Eunsang menggoyangkan tangannya di depan wajah Junho sampai kesadarannya kembali.

"Ah? K-Kenapa?" tanya Junho gelagapan.

"Lo yang kenapa bujang, bengong sambil senyum-senyum," ucap Eunsang bingung.

"Biasa la Sang, dia kan kalo udah liatin kak Seora jadi gitu," ucap Dongpyo menyahut.

"Yah, kan liat doang," ucap Junho dengan wajah yang memerah karena malu.

"Lo suka Seora?" tanya Minkyu menimpali.

"Ah, itu---."

"Udahlah gaes, jangan dibicarain di sini," ucap Dongpyo pengertian.

  

"Psst.. kenapa ya malah dia yang ngelatih kita?"

"Iya males banget gue, sok-sok mau gantiin sabem lagi."

"Kelihatan banget dia sok-sok-an doang."

"Hush.. ntar kedengeran."

"Biarin!"

"Paling skill-nya ngga seberapa."

"Iya, badannya juga kecil gitu, banting dikit masuk UGD hahahaha.."

  

Lantas bocah-bocah cogan penghuni lantai dua ini menatap ke samping, menatap sumber ocehan negatif yang menitikberatkan perbincangan mereka tentang Seora. Junho yang mendengarnya pun menjadi sedikit panas dan hendak menyerang mereka.

"Eits.. yang diomongin siapa yang bereaksi siapa, sabar.." ucap Hyeongjun menahan Junho.

"Tapi kan---."

"Kak Seora," panggil Dongpyo kemudian.

Seora tak menyahut tapi langsung menghampiri Dongpyo.

"Hm?"

Seora menunggu Dongpyo bicara.

"Orang yang di sebelah ini ngomongin kakak, katanya kakak sok-sok-an mau ngelatih kayak sabem padahal badannya kecil gitu, skill-nya juga katanya ngga seberapa, terus katanya di banting dikit masuk UGD, pake penutup hahahaha.." ucap Dongpyo membeberkan segalanya.

"Eits! Ini anak!"

Eunsang mendepak kepala bagian belakang Dongpyo.

"Wah.. enak ya ngomongin gue.."

Seora tersenyum kecil.

"Kak Hangyul!" teriak Wonjin memanggil bantuan sembari menunjuk Seora. Hangyul langsung menghampirinya dengan cepat.

"Sabar sayang, tahan.." ucap Hangyul menenangkan.

"Bentar, mau ngasih pelajaran berharga dulu," ucap Seora .

"Hei, bocah.. sini," ucap Seora yang sudah berdiri di atas matras tebal.

"Hah.. pfft!"

Bocah itu tertawa kecil sembari menghampiri Seora.

Ia berdiri di depan Seora, menampakkan perbedaan tinggi yang bisa memicu tawa orang yang melihatnya.

"Nama lo?" Seora menunggu jawaban.

"Minhee, Kang Min---."

   
    
    
   

BRUK

   

Dalam satu serangan, Seora mengincar kaki Minhee dengan kakinya, menautkannya, menariknya lalu membanting tubuh tinggi lawannya itu tanpa babibu.

"Ugh!"

Terlihat Minhee meringis kesakitan.

"Peraturan paling penting, fokus!" tegas Seora.

"Percuma badan lo gede kalo skill lo ngga seberapa," ucap Seora dengan smirk-nya yang menyebalkan itu.

Karena kesal, Minhee bangkit lagi dan mulai menyerang dengan tendangan. Seora menahannya dengan baik seakan-akan sudah tahu kemana serangan itu akan dilayangkan. Saat menemukan celah, saat itu juga Seora menyerang.

     
   
   
   
   
    
    
   

WUSSH

    

Bagai ada angin lalu, Seora menghentikan kakinya tepat beberapa senti dari kepala Minhee. Bahkan dengan tubuh pendek, Seora dapat mengangkat kakinya dan membentuk sudut 180 derajat.

"Hah.. bocah.."

Seora menurunkan kakinya dan menghirup nafas panjang lalu menghembuskannya.

"Jangan memperpendek umur sendiri," ucap Seora dengan senyuman khasnya yang menakutkan itu.

"Hei hei hei, jangan bikin anak orang takut!"

Hangyul menarik Seora ke sisinya dan menjauh dari Minhee yang terlihat mematung.

"Tch.."

Seora menatap Hangyul malas.

"Mending lo nyari angin gih, biar dingin dikit," ucap Hangyul sembari menepuk lembut kepala Seora.

"Iya iya," ucap Seora sembari keluar dari ruang latihan dan mencari angin.

Seora pergi keluar gedung akademik taekwondo-nya itu dan duduk di dekat tangga yang ada di sana sambil menikmati sebotol air mineral.

"Hah.."

Seora menghembuskan nafasnya berat.

Tiba-tiba saja pandangannya terfokus pada pria yang baru saja keluar. Ia terus menatap punggung pria itu sampai ia semakin menjauh dan kemudian menghilang.

"Kayak pernah lihat," pikir Seora.

"Padahal kelihatan punggung doang, tapi kok familiar," pikir Seora keras.

"Apanya?"

"Anjing, kaget!"

Seora mengelus dadanya saat Hangyul tiba-tiba muncul dan duduk di sampingnya.

"Ini mulut!" greget Hangyul sembari membekap mulut Seora, Seora berontak dan memukul perutnya.

"Sakit bego!" kesal Seora.

"Mulut dijaga sayang," ucap Hangyul.

"Siapa anda ngatur-ngatur saya?!"

Seora mendelik tajam padanya.

"Lain kali jangan gitu lagi, sabar aja, namanya juga anak-anak," ucap Hangyul sembari merangkul Seora.

"Hm, iya sih, gue aja yang emosi.."

Seora menyesal.

"Abis latihan mau adu skill ngga?" tawar Hangyul.

"Kemana harga diri lo ngajak cewek adu skill, mana badan lo gede gitu, tch!" ledek Seora.

"Kita buat adil aja, asal lo bisa banting gue lo menang, sedangkan gue, kalo lo bilang nyerah baru gue yang menang, gimana?" tanya Hangyul.

"Tapi adu campur ya," ucap Seora menawarkan pula.

"Maksudnya?" tanya Hangyul bingung.

"Gue boleh gunain judo juga," ucap Seora sembari tersenyum kecil.

"Hahaha.. kalo gitu gue gunain judo juga dong," ucap Hangyul.

"Yah.. kan badan lo udah gede, itu juga susah banget buat dibantingin, masa lo banting gue juga sih ntar?" rengek Seora.

"Biar adil kan?"

Hangyul tersenyum kecil.

"Tapi tenang, gue ngga bantingin lo kuat-kuat kok," ucap Hangyul sembari membelai lembut pucuk kepala Seora.

"Janji?" tanya Seora ragu.

"Janji," angguk Hangyul.

Keduanya pun saling melempar senyum dan tertawa kecil. Orang yang melihat mereka pun pasti akan mengatakan hal yang sama, i love their chemistry.

   

  

to be continued.

note : "hargai karya orang yow jangan jadi sider, enggaknya kasih komen dan vote kek, aku ini manusia, bukan remahan roti!!!"

update tiap "malam kamis* dan malam minggu"

*kalo sempat

Continue Reading

You'll Also Like

370K 27.5K 54
Renner dan Sabila, dua orang dengan profesi berbeda yang menguras tenaga- seorang kapten polisi dan dokter emergensi, bertemu dalam sebuah keadaan ya...
49.6K 4.6K 29
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
932K 76.7K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
228K 20.3K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...