Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesi latihan hari ini telah berakhir. Para trainee pulang, kembali ke rumah mereka masing-masing, termasuk Junho dan Eunsang dkk, kecuali Hangyul dan Seora.
"Kak, ngga pulang?" tanya Junho.
"Bentar lagi pulang kok, kalian pulang aja duluan, gue punya urusan sama Hangyul," ucap Seora sambil tersenyum ramah.
"Udah, sana pulang. Ohya, bilangin juga sama kak Wooseok kalo kita berdua pulangnya agak telat, jangan lupa masak juga buat makan siang," pesan Seora.
"Siap!"
Setelah memastikan mereka sudah jauh dari dojang, Seora masuk kembali ke dalam dojang dan menemui Hangyul yang sudah siap bertanding dengannya di atas matras.
Satu tendangan hampir mengenai wajah Hangyul, tapi untunglah insting Hangyul untuk bertahan muncul pada timing yang tepat, ia menahannya dengan tangannya.
"Curang!"
Hangyul otomatis menarik kaki Seora yang berhasil di tangkapnya, berharap Seora kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Tapi jika tidak tangguh dan langsung terjatuh seperti skenario yang diharapkan Hangyul, bukan Seora namanya.
"Apaan main tarik-tarik?"
Seora dengan sigap menjaga keseimbangannya dan maju dengan satu kaki mendekati Hangyul. Kaki Seora sudah split dan membentuk sudut 180 derajat.
"Emang ya, lo lentur banget.." puji Hangyul.
"Lo juga, hebat bisa nahan tendangan gue," ucap Seora.
Setelah berulang kali saling melempar pujian. Hangyul dan Seora mulai bertanding serius. Keduanya masih imbang walau waktu sudah berlalu selama 15 menit. Keringat mengucur membasahi wajah dan tubuh keduanya.
