Chapter 23

169 27 14
                                    

    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    

don't forget to support with vote, comment or something else hehe.

happy reading

        

🍃

🍃

🍃

       

Yohan membawa Seora menuju kedai pinggir jalan yang berada tak jauh dari kampus mereka. Terlihat beberapa mahasiswa juga beristirahat di sana sembari menikmati jajanan berat seperti, udon, jjajangmyeon, samyang atau naengmyeon.

“Pesen aja, gue yang bayarin,” ucap Yohan saat keduanya duduk bersamaan di salah satu meja yang ada di sana.

“Tumben, kenapa?” heran Seora.

“Lo kan ngga sarapan, ntar kenapa-napa. Gue pesen jjajangmyeon, udon sama bir kaleng, lo juga, kan?” ujar Yohan menunggu jawaban.

“Masih inget juga jajanan kesukaan gue selain tteokbokki,” ujar Seora sembari melemparkan smirk-nya.

          

“Mana bisa lupa?”

             

Yohan melemparkan senyumannya.

       

“Tunggu..”

       

Seora seperti menyadari sesuatu.

“Apa?” tanya Yohan.

        

“Lo!”

         

Seora menatapnya super tajam dan sedikit meneriakinya.

“Apaan?!” kaget Yohan.

“Lo mau pergi kemana lagi?!” kesal Seora.

“Lo ngomong apaan sih bujang?!”
Yohan ikut kesal.

“Gue inget banget. Setahun lalu, lo juga kek gini, kan? Ngajakin gue keluar, ke kedai pinggir jalan, pesen udon, jjajangmyeon, tteokbokki dan juga bir kaleng, abis itu malah pergi ke LA! Sekarang lo mau pergi lagi?! Kemana!?”

Yohan kaget bukan main. Ia kaget karena Seora masih mengingat kejadian tahun lalu.

“Hei, gue pesen itu karena lo emang suka, bukan mau pergi, takut banget sih kehilangan orang ganteng,” ucap Yohan menggoda.

Seora sadar seketika. Ia merasa pipinya memerah dan memanas. Sadar akan hal itu, Seora langsung membuang wajahnya ke lain arah, berusaha menyembunyikan pipinya yang merona karena ucapan Yohan.

Asrama 101 • X1 (feat. Produce X 101 trainees)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang