Muhasabah cinta (COMPLETED)

By indah_harpiah

156K 7.4K 303

Ini mengisahkan tentang Cahaya, gadis nakal yang suka keluyuran, pacaran, dan berkelahi kini menghadapi banya... More

Cahaya
Hidupku yang hampa
Malaikatku
Muhasabah Cinta
keajaiban hijab
Move on
Rumah Danen
Hal tak Terduga
Perpisahan
Aku ke Yogya
Kupu-kupu tanpa Sayap
Kehilangan Arah
About Denia
pilu
Sakit
Menjauh
Siren datang
Kehidupanku yang berubah
Brian
Brian (2)
Tentang cintaku
Beranjak dewasa
Surat warisan
Bandung (1)
Bandung (2)
Kak Azizah
Kembali ke Yogya
Lamaran
Orang Misterius
Epilog
Kenalan

Terungkap

4.3K 227 10
By indah_harpiah

Awali bacaan dengan basmallah dan akhiri dengan hamdallah,utamakan Al-Qur'an dalam segala hal.
  
Dan pada akhirnya kejujuran akan selalu dikalahkan oleh kebohongan.
                                                             
      -Cahaya Fauziah Dewi-

      Sesampai di sekolah, aku sudah memakai topi kerucut ulang tahun anak kecil, dengan kalung yang diisi batu, dengan wajah yang memakai dempulan beda putih, dan kaos kaki tinggi sebelah dan beda warna. Akupun masuk dengan rasa malu, dan ada kak Bian juga disitu,aku rasa dia melihatku sambil menahan tawa.

"Hei, ngapain nutup mulut, mau ketawain aku yah?" ucapku jengkel.

"Mau kuputar lagi rekamannya?"

"Okey, omonganku yang kemarin aku cabut," ucapku kesal.

   Dia pun berjalan lagi, tanpa memedulikan perkataanku. Itulah yang membuatu kesal, ia terlalu kaku untuk jadi seorang laki-laki,aku tidak bisa membayangkan bagaimana perempuan yang nanti jadi pasangannya? Mungkin perempuan itu kesal setengah mati,karena Kak Brian orang yang cuek.

"Hei,tunggu dulu, kamu, eh,Kak Brian ngapain kesini?"

"Liat aja nanti."

"Apa maksudnya liat aja nanti?" ucapku penasaran.
Dia jalan lagi sambil masuk ruang osis.
~~~
      Akupun masuk kelas MOS secara pelan-pelan karena aku terlambat, dan belum sempat aku duduk para kakak osis sudah datang memasuki kelasku.
    
  Tiba-tiba aku mendengar suara yang tidak asing bagiku.Perasaanku tidak enak, benar dugaanku, dia adalah sosok manusia kaku yang akan menjadi momok menengangkan kali ini,karena Kak Brian kini tengah menunjukku.

"Kamu, iya kamu berdiri."

"Kak Brian," ucapku kaget.

"Ayo berdiri," ucap kak Brian.

(Jadi,dia gantiin kak Michelle,tapi kenapa dia? Diakan anak baru,pasti aku dihukum karena dia dendam sama aku)

"Iya ,Kak,"ucapku sambil mengepal tangan.

"Bagi siapapun yang berdiri,kalau kakak osis sudah masuk harus dihukum,ini bukan buat dia aja,tapi semuanya juga,oh iya nama kamu siapa?" ucap kak Rinda yang tinggi dengan badan berisi juga wajah yang cantik.

"Cahaya, Kak. Saya minta maaf," ucapku kesal.

"Mending suruh nyanyi deh," ucap kak Brian dengan wajah jutek.

"Lagu apa?"

"Terserah," ucap kak Mifta.

"Jangan, balonku ajah," ucap kak Brian.

"Bagus tuh," ucapku benar-benar naik darah.

          Akupun bernyanyi sambil kesal,rasanya campur aduk,rasa malu, jengkel, dan dendam dengan kak Brian. Namun,aku harus berusaha menunjukkan ekspresi senyum palsu, hari ini aku benar-benar kesal dengan kak Brian
~~~

"Hah,sudahlah aku harus melaksanakan misi ku,aku harus tau dimana rumah ibu-ibu yang mirip Tante Lisa itu,aku harus ke pasar."

      Ketika aku mau keluar rumah,aku melihat ada kucing yang kelihatannya kelaparan. Aku tidak tega melihatnya, apalagi saat kulihat hari sudah mulai mendung, aku mengelus bulunya yang berwarna hitam kecokelatan.

"Kucing,kamu lapar yah? Aduh mendung lagi, cian," ucapku sambil menggendong kucing tersebut untuk masuk kedalam.

     Tiba-tiba aku terkejut karena didepanku ada Tante Maya.

"Tante..Maya..mau mendung nih,boleh gak aku kasi masuk kucing, kasian tante," ucapku ketakutan.

"Iya, boleh kok, tante juga suka kok sama kucing,"

"Bener tante? Oh iya kucingnya juga laper kayaknya, aku kasi makan ikan yah tante?" ucapku senang.

"Iya."

Huftz lagi, misiku gagal,mungkin aku akan melanjutkannya jika sudah reda.

"Naon atuh bawa kucing?"ucap bibi yang kelihatannya cemas.

"Mendung, Bi.Kasian."

"Kalau nyonya tau, pasti marah besar."

“Gak,tadi aku ketemu sama tante maya, dia bilang gak papa."

"Beneran, Neng? Kok bisa yah?"

"Malah dia bilang dia suka kucing, Bi."

"Aduh bikin bingung atuh, Neng."

"Jangan-jangan Tante Maya cuman pura-pura baik lagi."

"Aduh, gak boleh bilang kayak gitu,Neng."

"Tapikan ada buktinya, Bi."

"Tapi gak boleh nuduh lah, Neng."
~~~

    Hujan pun sudah reda, aku pun keluar untuk melanjutkan misiku,namun ditengah perjalanan aku melihat ada anak laki-laki dengan seragam putih biru yang memarahi ibunya. Hatiku benar-benar tersayat mendengar kata anak laki-laki tersebut, sungguh tega dia pada ibunya yang sudah merawatnya sepenuh hati.

"Dasar ibu gak berguna," ucap anak tersebut sambil menunjuk ibunya.
Akupun datang menuju ke anak laki-laki tersebut dan menamparnya karena rasa jengkelku.

"Dek, kata teman aku kalau ibu itu sangat mulia dan sampai disebut tiga kalau oleh Rasulullah,kamu gak pantas ngelakuin itu sama mama kamu."

"Tapi dia gak mau kasi uang untuk kewarnet," ucap anak tersebut sangat kesal.

"Dek,orang tua itu tau apa yang terbaik buat anaknya, kamu beruntung dek masih punya ibu, kamu harus minta maaf sama mama kamu,jangan pernah ngebentak dia ataupun cuman mengerutkan dahi itu udah dosa besar dek, jangan sampai kamu nyesel kayak kakak," ucapku sambil menangis.

"Makasih yah, Nak.Udah nasehatin anak ibu."

"Yaudah deh, aku minta maaf yah,Mah. Aku tau kok mama kayak gini karena mama gak mau aku main game kan?sekali lagi aku minta maaf, Mah."

"Iya,Nak. Sebelum kamu minta maaf,ibu udah maafin kamu."

   Aku tersenyum sambil iri, karena anak ini beruntung masih bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, sedangkan aku? Mungkin hanya mimpi jika bertemu dengannya. Aku jalan dengan wajah yang agak sedih,tiba-tiba aku bertemu dengan Ibu Marni.

"Ibu Marni, tunggu,Bu,"ucapku sambil berlari.

"Ada apa, Nak?"

"Ibu masih banyak yah nasi uduknya? Yaudah saya bantuin jual deh,mending kita ketukang kayu deh disana pasti mau beli tuh."

"Iya, Nak.Makasih yah," ucap Ibu Marni senang..

   Akupun membantunya berjualan ditukang kayu, dan hasilnya pun laris manis, semua mau membeli nasi uduk tersebut.
"Bu,jadi kalau ibu jualan, cari lokasi yang strategis yang kira-kira sesuai kebutuhan disekitarnya,waktunya,semuanya itu harus dipikirin bu gitu," ucapku yang sangat berpengalaman karena pernah menjual gorengan.

"Sekali lagi, makasih yah, Nak."

"Bu,saya boleh gak bu ikut ke rumah ibu?"

"Tapi,rumah saya jelek," ucap Ibu Marni.

"Gak papa kok bu."

   Akupun sudah sampai di rumah Ibu Marni, rumahnya tidak jauh beda dengan rumah anak kecil yang kuberi 2 bungkus nasi uduk,disitu aku sudah melihat nenek-nenek yang sangat kurus dengan menggendong seorang anak kecil, pikirku itu pasti cucunya. Aku sudah masuk dengan menunduk karena pintunya terbilang cukup pendek, dengan lantai yang tidak diberi keramik membuatnya sangat kotor.

"Assalamu'alaikum,Nek.Ini cucu nenek?"ucapku sambil memegang tangannya yang sangat mungil.
"Iya,tapi mamanya pergi," ucap nenek itu dengan sedih.

"Pergi? Dia nitipin ke nenek terus pergi gitu ajah,tega banget,bayi inikan imut banget terus lucu," ucapku sambil mencubit pipi bayi tersebut dengan lembut.

"Terus Ibu Marni cuman tinggal berdua sama Nenek? Ibu Marni gak punya keluarga gitu?" ucapku lagi.

"Keluarganya Ibu Marni ada di luar negeri," ucap Nenek tersebut tapi dengan wajah cemas.

"Luar negeri? Ini beneran Tante Lisakan? Tante,udah jujur ajah," ucapku yang terkejut.

"Ibu gak kenal sama Tante Lisa Cahaya."

"Aku belum kasi tau nama aku,udah deh tante,gak usah akting deh," ucapku sangat memohon.

"Tapi tante takut,Nak.Kamu akan ngebongkar semuanya."

"Tante,apa yang sebenarnya terjadi?"ucapku sangat cemas.

"Waktu tante mau pulang keluar negeri, karena mendengar kabar dari kakak kamu,tante langsung menelpon adik tante untuk menerima tamu, yang akan menginap di rumah tante, kebetulan Tante tinggal berdua dirumah tante, karena adik tante suaminya meninggal dan dia mandul,dia sebatang kara dan memutuskan untuk tinggal dirumah tante, namun setelah tante sampai dirumah tante, tante diusir di rumah tersebut, satpam yang melihat tante kaget karena satpam mengira tante meninggal 1 minggu yang lalu karena pesawat yang ditumpangi tante jatuh,tante pun memarahi adik tante,tapi dia tidak memedulikannya dan memecahkan semua foto yang tertempel di setiap ruangan rumah tersebut, dia bilang kalau semua harta warisan sudah jatuh ditangannya karena tante sudah dianggap meninggal, tante diusir dengan tidak hormat dan pingsan dekat perumahan sini,dan nenek inilah yang mau membantu tante ditengah kesulitannya,"ucap Tante lisa sambil menangis.

"Yaudah tante,gimana kalau tante telepon pengacara tante,trus adik tante masuk penjara,selesaikan?"ucapku yang menyemangati.

"Tante gak punya uang untuk membayar pengacara."

"Terus tante sekarang mau ngapain?"

"Tante cuman mau bantuin nenek Aisyah."

"Hati tante baik banget sih,"ucapku sambil tersenyum.

"Tapi kamu diperlakukan dengan baik kan disana?"

"Diperlakukan dengan baik sih,tapi aku dijadiin pembantu tante,"ucapku agak kesal.
"Yaampun,Nak.Maafin tante yah,gak bisa bantuin lebih.
"Iya,gak papa kok tante,tapi aku janji,aku akan cari suratnya dan Tante Maya gak akan bertindak semena-mena lagi,"

"Gak usah ,Nak.Mungkin ini udah takdir dari Allah, tante bakalan nerima semuanya dengan ikhlas,mungkin Allah mau mengingatkan, kalau harta,jabatan, rezeki semuanya hanya titipan dari Allah."

"Sabar yah tante,"ucapku menyemangati.
~~~
      Sesampai aku pulang,aku sudah melihat Tante Maya yang memarahi kucing yang kutolong tadi,aku cukup terkejut melihatnya,dia menendangnya dan memukulnya dengan sapu.Ternyata selama ini,Tante Maya hanya berpura-pura baik,supaya kejahatannya tidak terungkap,dia bukan hanya jahat tapi juga licik.

"Ya Allah,aku tidak bisa bekerja ditempat yang orangnya jahat dan licik,apa yang harus kulakukan?"batinku sambil kebingungan.

Akupun menelepon Om Dito,untuk meminta bantuan,tapi tidak aktif.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?"

Tiba-tiba Tante Maya pun menuju kearahku.

"Cahaya kamu kemana aja sih tadi?"

"Aku habis ketemu sama Tante Lisa,"ucapku yang sangat berani.

"Kamu gak usah ngigo,kakak aku udah meninggal 2 tahun yang lalu,masih gak ngerti juga yah kamu?"

"Tapi tante,kalau Tante Lisa meninggal,kenapa tante gak taro fotonya didinding,kenapa tante malah..."

"Cukup..saya gak mau dengar lagi kamu bicarakan kakak saya,kamu tuh gak bersyukur banget yah,udah dikasi nginap disini trus dikasi 2 juta,kurang baik apa coba tante sama kamu,dasar anak kecil gak tau diri."

"Tante,aku bukan anak kecil lagi,saya disini jadi pembantu,bukan cuman nginap yang dikasi 2 juta,bukan tante,"ucapku agak kesal.

"Oke,lebih baik kamu pergi dari rumah ini."

"Oke,saya juga gak bisa tinggal di rumah orang yang licik kayak tante."

   Akupun bergegas mengambil barang-barangku,dan menarik koper dan mengambil tasku,sebelum aku pergi akupun pamit dengan bibi.

"Bi,saya pamit yah,"ucapku sedih.

"Ini yang bibi takutkan,Neng.Kalau bibi mah nyari aman aja,kasian anak bibi dikampung,gak ada yang biayain."
"Iya gak papa,Bi.Saya gak bisa kalau harus mencari nafkah di tempat yang orangnya licik."

"Terus rencananya mau tinggal dimana,Neng?"

"Gak tau juga,tapi untuk sementara mungkin aku bakalan tinggal dirumah Tante Lisa,"ucapku yang sambil kebingungan.

"Yang sabar yah,Nak."ucap bibi yang menyemangati.

"Iya bi,saya pergi dulu yah,Bi."

   Aku tidak menyangka misiku akan berujung tidak punya tempat tinggal,kali ini aku benar-benar kupu-kupu tanpa sayap,harus kemana lagi aku kali ini? Mungkin untuk sementara aku tinggal di rumah nenek dan Tante Lisa itu,tapi aku tidak bisa berharap terlalu banyak Aku tidak menyangka misiku akan berujung tidak punya tempat tinggal,kali ini aku benar-benar kupu-kupu tanpa sayap,harus kemana lagi aku kali ini? Mungkin untuk sementara aku tinggal di rumah nenek dan Tante Lisa itu,tapi aku tidak bisa berharap terlalu banyak dengan mereka,Tante Lisa bukan pekerja kantoran yang terkadang pergi keluar negeri lagi,Tante Lisa hanya seorang wanita penjual nasi uduk dipasar,apalagi dia sudah menginap ditempat nenek yang mempunyai cucu.

"Apa yang harus kulakukan?"ucapku yang kebingungan.

*BERSAMBUNG

Continue Reading

You'll Also Like

53.8K 2.7K 38
Bagaimana rasanya, jika engkau berada di posisi seorang Alysa Azzahra? Seorang wanita yang sangat sabar, rela di poligami sang suami Faiz Al-Ghiffari...
890 104 22
BELUM REVISI_- "Cinta itu Sakral, dan membahagiakan. Yang menyakitkan adalah pelakunya, alias pecinta." _________________________________ Genre : Fa...
391 78 15
Bagaimana jadinya seseorang yang kamu cintai tiba tiba masuk pesantren? apakah mereka akan kembali bersama ataukah mereka akan hidup masing masing? S...
19.8K 3K 39
"Lo tahu nggak, Ra? Lo dan gus Harits itu adalah refleksi nyata dari surat Yasin ayat empat puluh. Jalan kalian bersebrangan, bukan beriringan." Kehi...