"Christoff, aku masih menginginkanmu!"
Pria pucat bermata merah itu menatap dingin wanita yang sedang bertelanjang di balik selimutnya.
"Tapi aku sudah tidak menginginkanmu lagi!"
Christoff memakai jubahnya dan meninggalkan wanita yang juga berkulit pucat di tempat tidurnya begitu saja.
"Mau sampai kapan kau memperlakukanku seperti ini? Aku mencintaimu!"
Christoff menghentikan langkahnya di ambang pintu kamar karena seruan Valerian,
"Dan kau lebih memilih menikah dengan ayahku! aku pun sudah tidak perduli denganmu. Kau yang menyerahkan tubuhmu sendiri padaku, aku hanya menikmatinya saja." jawab Christoff dengan kejam.
Christoff melangkahkan kakinya kembali dengan jubah panjang menjuntai menyapu lantai yang ia pijak.
Christoff memasuki ruangannya yang sudah di tunggu oleh beberapa Abdi yang sudah seperti saudaranya sendiri.
Dengan gagah Christoff mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.
"Apa ada berita penting sampai-sampai aku di ganggu dari kesenanganku?" tanya Christoff tanpa berekspresi, wajah dan suaranya begitu dingin membuat siapa saja yang mendengarnya merinding seketika.
Christoff mengedarkan pandangannya pada semua orang di ruangan untuk meminta jawaban.
"Kita kehilangan salah satu pemburu terbaik kita lagi, Demon!" ujar Zavad dengan was-was.
"Penyebabnya?" tanya Christoff dengan nada tidak ada keterkejutan sama sekali di dalamnya.
"Kehilangan nafas,"
"Itu hal yang sangat mustahil untuk makhluk seperti kita!" timpal Dimitri dengan cemas.
"Kita harus segera menemukan makhluk yang berhasil membunuh para pemburu terbaik kita, ini sudah ke 3 kalinya." sergah Nil tak kalah cemasnya.
Christoff hanya terdiam dengan pernyataan dari ketiga kerabatnya. Ia memainkan jemarinya dengan anggun di lengan kursinya.
"Igor, bagaimana menurutmu?"
"Kau pasti mempunyai pemikiran yang sama denganku. Hanya ada satu bidadari terkutuk di dunia ini yang dapat membunuh semua makhluk dalam sekejap." Igor menyeringai penuh arti pada Christoff.
-------
Christoff melangkahkan kakinya bersama Igor yang Setia mengikuti dari belakang.
Christoff memasuki sebuah ruangan yang di bukakan oleh para penjaga.
Masih dengan tanpa ekspresi, ia mendekati para tawanan berjumlah 3 orang yang akan segera menjadi mangsanya, para penghuni negri putih, bidadari.
"Hanya segini?"
Tanya Christoff menolehkan wajahnya pada Igor dengan nada remeh dan menatap Igor dengan menaikan satu alisnya.
"Itu karena Demon musnah."
"Terdengar pengecut memakai alasan seseorang yang sudah musnah!" cemo'oh Christoff.
"Bawa satu ke kamarku!"
--------
"Siapa namamu?" tanya Christoff yang lebih mirip sebuah perintah tak terbantahkan yang harus di jawab.
"I---Imelda tu---tuan..." ujar Imelda bidadari berambut pirang dengan takut sekaligus takjub menatap Christoff yang gagah dan tampan namun hawa mengerikan begitu kental pada diri Christoff.
Christoff yang sedang terduduk di kursi yang berada di kamarnya, memperhatikan Imelda dari atas sampai bawah seperti sedang menilai sesuatu.
"Buka seluruh kain yang melekat di tubuhmu!"
"A---apa?"
Christoff tidak mengulang perkataannya, itu hal yang sangat tidak disukainya. Ia hanya menatap dingin pada Imelda sambil memainkan jemarinya di lengan kursinya.
Seperti terhipnotis, Imelda pun melakukan apa yang Christoff perintahkan, Imelda menurunkan gaun dan atribut lainnga yang ia kenakan, dan kini bidadari malang itu sudah bertelanjang bulat di hadapan Christoff.
"Berbaringlah!"
Imelda pun membaringkan tubuhnya di ranjang milik Christoff. Christoff bangkit dari kursinya, kemudian ia berdiri di tepi ranjang dan mulai menanggalkan seluruh pakaiannya.
Tubuh bersinar nan pucat milik Christoff terpangpang nyata tanpa sehelai kain yang membungkusnya, membuat Imelda menelan ludah nya dengan susah payah. Matanya tidak berkedip menatap tubuh telanjang yang menggiurkan milik Christoff.
Christoff menaikan tubuhnya ke atas ranjang, dan memerangkap tubuh Imelda dibawahnya. Tanpa aba-aba Christoff langsung menyatukan miliknya pada milik Imelda.
Imelda terpekik kesakitan, namun Christoff tidak perduli. Ia menggerakan pinggulnya dengan kasar, tak lama ruanganpun di penuhi oleh desahan nikmat dari Imelda.
Tiba-tiba pintu kamar Christoff terbuka, suara hak sepatu tinggi mendekati Christoff yang masih menyetubuhi mangsanya.
Tak lama, terdengar suara lenguhan panjang dari Imelda, dimana ia sudah mendapat Puncak kenikmatan bersamaan dengan semburan nikmat dari milik Christoff di dalam milik Imelda.
Lenguhan Imelda berubah menjadi sebuah jeritan penuh kesakitan saat Christoff menancapkan gigi bertaringnya yang tajam pada leher Imelda, Christoff menghisap seluruh darah Imelda tak bersisa sampai tubuh Imelda musnah menjadi gumpalan bulu halus simbol dari kematian para bidadari.
Christoff menghapus jejak darah biru yang ada di bibirnya, kemudian ia membalikan tubuhnya dan mendapati tubuh telanjang Elektra, adik kandungnya.
"Kau bercinta dengan ibu tiri kita dan mangsamu, tapi kau melewatkanku."
Christoff hanya terdiam. Ia terduduk sambil bersandar pada headboard ranjangnya.
Dengan tatapan datar, Christoff memperhatikan Elektra yang sedang merangkak naik ke atas ranjang untuk mendekatinya.
Christoff memejamkan matanya ketika merasakan sapuan lidah Elektra pada ujung kakinya yang secara perlahan mulai naik ke tubuh bagian lainnya. Satu hal yang tidak pernah Christoff lakukan saat menyetubuhi wanita-nya, Christoff tidak pernah mengeluarkan desahan.
Setelah puas mencumbu seluruh tubuh Christoff, Elektra memberanikan diri mendekatkan bibirnya pada bibir merah Christoff yang matanya masih terpejam.
"Jaga batasanmu!" Hal lain yang sangat di hindari Christoff adalah sebuah ciuman.
"Ma---maaf..." ujar Elektra dengan suara bergetar karena takut bercampur nafsu.
Elektra mencumbu leher Christoff kembali, kemudian ia mulai memasukan miliknya pada milik Christoff.
Lenguhan nikmat pun Elektra keluarkan, ia mulai menggerakan pinggulnya untuk memenuhi hasratnya pada sang kakak.
Edward Christoff.
Edward Christoff, pangeran kegelapan yang mempunyai reputasi mengerikan karena kekejamannya. Putra mahkota dari kerajaan Astaroth, kerajaan iblis terkuat di negri kegelapan.
Christoff di anugrahi sebuah kekuatan yang tak terbantahkan, dengan hanya menjentikan jarinya, ia mampu memusnahkan musuhnya dalam sekejap.
Bahkan sang ayah, Raja dari kegelapan, Raja Salazar tidak mampu menyamai kekuatan dari putra sulungnya tersebut.
Christoff makhluk berdarah dingin yang tidak pernah mengenal ampun pada siapapun, namun ia mempunyai pesona tak terbantahkan. Tampan, gagah, tubuh bersinar di balut dengan keseraman yang melekat dalam dirinya.
Banyak wanita yang terperosok dengan pesona seorang Christoff termasuk ibu tirinya, Valerian dan sang adik kandung, Elektra.
"Ahh..." lenguh Elektra ketika mendapatkan pelepasannya, Christoff segera mengeluarkan miliknya, Elektra yang sudah mengerti segera memasukan milik Christoff ke dalam mulutnya. Christoff pun menyemburkan kenikmatannya di dalam mulut Elektra yang menghisapnya sampai tuntas.
Meskipun hubungan sedarah di halalkan di kalangan iblis, namun Christoff tidak berniat mempunyai hubungan special dengan siapapun termasuk sang adik yang begitu memujanya, Elektra. Setelah ia merasakan bagaimana rasanya di khianati oleh sang mantan kekasih, yang sekarang menjadi ibu tirinya dan juga menjadi teman ranjang Christoff. Maka dari itu setiap ia bersetebuh dengan siapapun dari kalangan iblis, kecuali mangsanya, ia akan mengeluarkan benih nya di luar rahim sang wanita, ia tidak mau mempunyai keturunan hanya karena nafsu semata.
"Kau selalu luar biasa, Christoff..."
Elektra membaringkan tubuh telanjangnya, di atas tubuh telanjang Christoff dengan menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang kakak.
Christoff hanya menyeringai mendengar pengakuan dari sang adik, kemudian mengusap Puncak kepala Elektra.
-------
"Ada apa kau memanggilku?" ujar Christoff sambil mendudukan dirinya di sebuah sofa dengan menyilangkan kakinya di ruangan sang ayah, Raja Salazar.
"Kematian Demon saat berburu membuat kastil kembali geger. Kau harus menemukan pelakunya." ujar Raja Salazar tak kalah dingin dari Christoff.
"Apa aku harus turun tangan? Apa kemampuan anak buahmu sudah menyusut?" cibir Christoff.
"Christoff, Demon adalah salah satu dari 10 pemburu terbaik yang kita miliki. Sudah 3 pemburu kita yang mati dengan jasad tidak musnah. Kau pasti tau siapa pelakunya, hanya kau yang bisa memusnahkannya tanpa menyentuhnya sekalipun."
Christoff hanya terdiam dengan menatap lantai, ekpresinya masih tetap datar.
"Gunakan kemampuanmu pada hal yang berguna, bukan hanya digunakan untuk meniduri istri dan Putriku." sarkas Raja Salazar bersamaan dengan ia yang melangkahkan kakinya meninggalkan Christoff di ruangannya.
Christoff menyunggingkan seringai yang menyeramkan ketika mendengar sindiran dari sang ayah. Kemudian Ekspresinya berubah menjadi serius, ketika fikirannya terfokus pada pelaku yang membunuh para Abdi terbaiknya.
"Benarkah kau pelakunya?! Dewi yang terkutuk.... Hamerra...." gunam Christoff pada dirinya sendiri.
*******
T. B. C
CAST KERAJAAN ASTAROTH :
- Harry Styles as Edward Christoff
- Peter Facinelli as Raja Salazar
- Megan Fox as Ratu Valerian
- Dakota Fanning as Elektra
- Louis Tomlinson as Igor
- Zayn Malik as Zavad
- Liam Payne as Dimitri
- Niall Horan as Nil