Boy Meets Evil

Av agustC

978K 144K 44.2K

[TELAH DITERBITKAN DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] Kim Taehyung terjerat dalam suatu kasus yang membuatnya harus me... Mer

01% - begin
02% - please♫
03% - surprise
04% - hard
05% - talk♫
06% - wrath
07% - help
08% - fight
09% - leave
10% - stranger
11% - give up
12% - imagine
13% - let go♫
14% - sober
15% - tragedy
16% - goodbyes
17% - sloth
18% - nothing
19% - promise
20% - traces
21% - together
22% - crazy
23% - funeral
24% - hope♫
25% - alcoholic♫
26% - walk
27% - amazed
28% - teamwork
29% - information
30% - someone
31% - choice
32% - lies
33% - likes
34% - especially
35% - remember
36% - twins
37% - ended
38% - mimi
39% - kind
40% - get out
41% - tears♫
42% - my type
43% - lust
44% - reunited
46% - gay
47% - club
48% - killer
49% - airplane
50% - falling
51% - her
52% - jelly
53% - world
54% - cockroach
55% - gluttony
56% - we on
57% - couple
58% - meets
59% - missing
60% - pride♫
61% - dna
62% - epiphany
63% - euphoria
64% - pre-order
65% - bonus
68% - truth untold
70% - the last

45% - woman

9.2K 1.6K 680
Av agustC

TAK ingin membuat si kakek tua itu menunggu lebih lama lagi, akhirnya aku menghampiri dia yang sedang mematung di lahan parkiran.

Sudah ada Jungkook dan Chanyeol di sana, nampaknya mereka menungguku untuk membentuk formasi lengkap fantasic four.

Setibanya aku dalam persekutuan itu, Yoongi langsung mengintrogasiku seakan aku adalah penyusup. "Jadi kau memutuskan untuk menjadi detektif lagi?"

"Kurasa kau lebih pantas menjadi pemulung seperti mereka." ucapnya dengan nadanya yang selalu dingin.

Rasanya aku ingin memutar balik arah dan menghindari wajahnya yang tidak ramah lingkungan itu.

Namun apa boleh buat, tampang menyebalkannya itu tak akan pernah berubah walaupun rambutnya sudah tidak hitam lagi.

Tak ingin berdebat lagi dengannya, aku pun segera mengalihkan pertanyaan lainnya. "Jadi apa rencana kita selanjutnya? Kasus Namjoon belum terpecahkan, sekarang sudah nambah lagi."

Jungkook melapor dengan percaya diri. "Aku sudah mengambil rekaman CCTV kelab ini yang kemarin. Tidak mudah memang, namun aku berhasil menyadap keamanan mereka dengan laptopku."

"Yeokshi, uri Golden Maknae." Chanyeol yang berdiri di sampingnya merangkul bocah ahli hacking itu dengan bangga. "Kalau begitu, kita periksa hasilnya bersama-sama di kantor saja."

Seakan cemburu akan kedekatan musuhnya dengan maknae emas kebanggan tim ini, Yoongi langsung menyidang lelaki sok akrab itu. "Lalu apa kerjamu selama ini, maling?"

"Saha?" Chanyeol menunjuk dirinya sendiri, tak begitu yakin apa pertanyaan itu ditunjukan untuk dirinya. "Aing?"

Yoongi tertawa meremehkan. "Wah, sudah tidak pakai embel-embel saya-saya lagi ternyata penjahat ini."

"Sudah mencuri mobilku, tidak gawe apa-apa, apa bedanya kau dengan maling?" ucapnya sambil menyenderkan punggungnya pada mobil kesayangan di belakangnya. (Kerja)

"Mulai deui tah, mulai." Sebelum dua musuh itu beradu lebih lanjut, aku segera memotongnya. "Tidak bisakah kalian berdua akur atau setidaknya berpura-pura damai saat bekerja?"

"Kita tidak akan pernah bisa menangkap pelaku jika kalian selalu ribut seperti ini." ucapku seraya melipat kedua tanganku dengan malas.

"Aku ingin pulang dan mengganti pakaian sialku ini. Jadi, percepatlah penyelidikan ini, hayati lelah."

"Kalau begitu, kita kembali ke kantor saja dan mengumpulkan bukti yang kita punya. Setelah itu kita atur kembali rencana kita ke depannya." utus Yoongi menegaskan.

Lalu ia memberi tambahan. "Dan sebagai hukuman untuk para pencuri mobil, silahkan bawa motor nenek itu ke kantor dengan selamat dan sentosa."

Aku mengerutkan keningku. "Tunggu sebentar!"

"Jika Jungkook dan Chanyeol naik motor, berarti aku harus naik mobil berdua denganmu lagi?" tanyaku dengan nada tidak senang.

"MBUNG AH!" Tanpa mendengar jawabannya, aku segera menentang.

"Mengapa kau senang berduaan bersamaku! Maneh bogoh ke aing, huh?" tanyaku yang artinya: apa kau suka padaku.

Seketika bola mata kecilnya membesar dan alisnya yang selalu berkerut itu pun terangkat.

"SA-SAHA NU BOGOH?" Yoongi membalas bahasa daerahku. "U-u-untuk apa orang tampan, pinter, dan keren sepertiku menyukai nenek jelek seperti─"

"Kalau begitu saya ikut dengan kalian saja." Chanyeol memberi usul. "Kali ini, saya yang akan menyetir dengan senang hati."

"Tidak nyaman juga menaiki motor ninja berdua dengan sesama kaum adam." tambahnya. "Benar bukan, Jungkook-ssi?"

Aku mengangguk sambil mengembangkan senyum di wajahku, setidaknya aku tidak harus berdua melulu dengan kakek bau tanah itu. "Nah, itu lebih ba─"

"Apa-apaan! Aku menyuruhmu menaiki motor itu sebagai sanksi!" cetus Yoongi menyela omonganku.

"Tega sekali kau membiarkan Jungkook menjalani hukumannya sendi─"

"Kurasa itu lebih baik, Hyung. Kalau boleh jujur, sebenarnya aku tidak mau dianggap terong-terongan di atas ninja bersama Brother." celetuk Jungkook dengan polosnya.

"Hey, lebih parah mana dengan cewek yang membonceng co─" Seketika Yoongi menunda untuk melanjutkan perkataannya.

"Ah, sudah lupakanlah. Terserah mau naik apa, yang penting kita jalan!" ucapnya tak mau ambil pusing.

Terlihat dengan jelas sekali Chanyeol yang berusaha untuk menahan tawanya. "Mwoya? Apa Kyungra yang menyetir selama in─"

"KAU MAU MENYETIR ATAU TIDAK!" Yoongi membentak sebelum Chanyeol menuntaskan omongannya. "Cepat naik!"

"Ck, kakek bokep ternyata bisa malu juga. Makanya, belajarlah naik roda du─"

Tiba-tiba saja Yoongi menahan tanganku untuk membuka pintu penumpang yang berada di sayap kanan pengemudi.

"Siapa yang menyuruhmu duduk di depan?" tanyanya dengan dingin.

Aku mengernyit heran. "Wae? Apa kau mau duduk di sini? Di samping Chanyeol?"

Yoongi segera melepaskan tangannya dariku. "OGAH TEUING! Untuk apa kau menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya!" tolaknya.

Aku kembali mencoba untuk membuka pintu yang di halanginya. "Kalau begitu, biarkan aku saja yang mengisinya. Gitu aja kok re─"

"Andwae!" Lagi-lagi laki ini melepaskan tanganku dari kenop pintu. "Kau duduk di belakang saja."

"Ai maneh kunaon? Mengapa aku harus menurutimu duduk di belakang!" cetusku dengan kesal. (Kau kenapa?)

"Seolma...," Aku memicingkan mataku padanya. "Apa kau cemburu jika aku dekat dengan Chanyeol?" (Jangan-jangan)

Untuk kedua kalinya, aku melihat mata kecilnya terbuka hari ini. "Si-siapa yang bilang! Untuk apa aku iri dengannya!"

Aku tidak bisa menahan diriku untuk tertawa. "Heol..., Jadi benar kau ini suka pada─"

"TERSERAH PADAMU! AING TEU PADULI!" cetusnya sebelum membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobil tanpa penjelasan. (Aku tidak peduli)

Aku mengepal tanganku dan melayangkannya ke udara. "Ya! Mengapa kau membentakku! Kalau kau tidak peduli, kau tidak perlu mengatur tempat dudukku, idiot!"

"Sudahlah, Kyung. Lebih baik kau duduk di belakang saja. Kasihan kakek itu kesepian di sana." ucap Chanyeol sambil terkekeh pelan.

"Sepertinya benar, dia iri jika saya ditemani putri cantik sepertimu."

Seketika sebuah ide jail melintas di kepalaku. Aku tersenyum dan memberi kode padanya.

"Hey, apa kau mau mengerjainya?"

🔫🔫🔫

Play Call you mine - Jeff Bernat
(A/n : atau play di mulmed atas^^)

Yoongi POV

Saat ini aku duduk di samping kanan, sedangkan gadis itu duduk di samping kiri, tepat di belakang kursi Chanyeol yang menyetir di depan.

Sepertinya IQ-ku menurun hari ini. Mengapa juga aku harus memaksanya duduk di belakang bersamaku?

Cemburu? Kau pasti bercanda. Itu hanya kosakata yang dimainkan oleh bocah micin.

"Mengapa kau senang berduaan bersamaku! Maneh bogoh ke aing, huh?"

Tanpa sadar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku sendiri.

Seorang Min Yoongi bogoh ka eneng Im Kyungra? Apa kata dunia?

"Ya! Mengapa kau geleng-geleng kapala siga nu gelo?" tanya Kyungra yang sepertinya memperhatikanku sedari tadi.

Aku menoleh padanya. "Bukan urusan─"

Tiba-tiba saja si supir payah membanting setir ke kiri hingga otomatis gadis yang berada di sampingku ini membenamkan kepalanya di bahuku.

deg-deg!

"Ya! Kau ini bisa menyetir atau tidak! Kau bisa membahayakan nyawa orang!" cetusku sampai-sampai air liurku keluar dari tempatnya.

Chanyeol kembali membawa mobilnya dengan tenang. "Maafkan saya. Tadi ada motor yang menyelip secara tiba-tiba. Apa yang di belakang baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut.

Aku mengadu. "Kepalaku kejedot kaca, gara-gara elu!"

"Aku menghawatirkan Kyungra, bukan kau." ucapnya dengan datar.

"Ah, nan gwenchana. Geundae, kurasa jantung kakek ini bermasalah." Tiba-tiba saja gadis ini menempelkan telinganya di depan dadaku. "Apa kau punya penyakit jantung? Mengapa detak jantungmu kencang sekali?"

deg-deg-deg-deg!

Aku segera menyingkirkan kepalanya sebelum dadaku meledak olehnya. "Tentu saja detak jantungku cepat, aku kan masih hidup, bodoh!"

"Tidak, tidak. Jantungmu ini aneh." Sekali lagi, gadis itu mendekat pada dadaku. "Dengar! Detaknya semakin cepat! Kurasa kau perlu betobat ke dokter, kek."

deg-deg-deg-deg-deg-deg-deg!

Sekali lagi, aku mengeloyor kepalanya. "Jantungku sehat! Telingamu saja yang aneh!"

Namun dia kembali lagi menempel di tempat yang sama. "Ish, Takut ada apa-apa. Jadi, kau bisa menyiapkan tanah kuburmu."

deg-deg-deg-deg-deg-deg-deg deg-deg-deg-deg-deg-deg!

"Aku belum mau mati, bodoh!" Tanpa dapat kukendalikan, aku mendorong kepalanya hingga ia membentur kaca dengan cukup keras.

"Eh, mian─"

"BIASA WEH KEK! Aku hanya menghawatirkanmu, bego! Apa tidak pernah ada yang mempedulikanmu sebelumnya, huh? NYERI NYAHO!" cetusnya sambil mengusap-usap kepalanya yang berdenyut karena ulahku.

Aku segera memalingkan wajahku ke luar jendela sambil melipat kedua tanganku. "Ya sudah, jangan ajak aku berbicara lagi."

"Bodo amat, aku akan berbicara dengan Chanyeol saja!" ucapnya sambil memajukan bokongnya untuk mendekat pada kursi supir.

Chanyeol segera mengajaknya berbicara. "Apa kepalamu baik-baik saja? Tadi terdengar cukup keras suaranya."

Kyungra memegang pundak kursi lelaki itu dari belakang dan menaruh kepalanya di samping kanannya, terlihat seperti pengen dimanjah.

"Sakit~ Kacanya jahat, kepala Kyung nyut-nyutan...." rengeknya.

Telingaku berkata itu menjijikan, namun hatiku berkata itu menggemaskan.

Wait, what?

MIN YOONGI, KAU INI KENAPA?

Tiba-tiba saja aku merasa suhu dalam mobil ini panas. Tanganku tergerak untuk mengibas-ngibaskan dengan sendirinya.

"Di mana bagian yang sakitnya?" Entah bagaimana caranya, lelaki itu berhasil mengelus-elus kepala Kyungra sambil menyetir. "Di sini?"

"YA! MENYETIRLAH YANG BENAR! APA KAU MAU KECELAKAANNYA LEBIH PARAH DARI YANG TADI!" cetusku yang sukses menghentikan adegan menyebalkan tadi.

Tentu saja menyebalkan, jika aku mati hanya karena mereka bermanjah-manjah berduaan, itu sama sekali tidak lucu.

Kyungra menoleh padaku sambil memautkan bibirnya. "Sirik aja lu, nyet."

Entah mengapa lagi, tanganku rasanya gatal untuk menyubit pipinya. BAIKLAH, MUNGKIN KARENA WAJAHNYA TERLALU JELEK UNTUK DIPANDANG. ITU MEMANG FAKTA.

Kyungra kembali mengobrol bersama lelaki yang malas kusebutkan namanya itu. "Oppa, aku punya pertanyaan untukmu~"

Mwoya? Oppa?

"Hey! Panggilan macam apa itu tadi! Kau tidak pernah menyebutkan hal menjijikan seperti itu sebelumnya!" ucapku tak terima.

Tentu saja, sebutan itu tidak sehat didengar oleh telinga. Karena itu aku memperingatkan gadis itu untuk berhenti.

Kyungra kembali menoleh padaku dengan wajahnya yang sama seperti tadi. "Sirik aja lu nyet (2)"

"Memang sudah seharusnya aku memanggil dia Oppa, umurnya jauh lebih tua dariku." ucapnya membela diri.

Jangan tanya padaku mengapa aku jadi marah seperti ini, karena aku sendiri pun tidak tahu. "Tapi aku juga lebih tua darimu! Kau─"

"Oh..., Jadi kau mau dipanggil dengan sebutan yang sama." Kyungra kembali menyenderkan punggungnya ke belakang kursinya sambil menatapku dengan senyum di wajahnya. "Yoongi Oppa?"

deg-deg-deg-deg-deg-deg-deg-deg~
Sepertinya bedug dibunyikan terlalu cepat hari ini.

Aku segera menutup telingaku sambil terpejam. "HENTIKAN ITU! JANGAN PERNAH SEBUT KATA HARAM ITU DI DEPAN TELINGAKU!"

"Ya sudah, jangan menyesal dan cemburu jika aku memanggilnya untuk orang lain ya. Tadi aku sudah menawarkan." ucap Kyungra dengan santai.

"Jadi, kau mau bertanya apa, Kyung?"

Pertanyaan itu berhasil mengundang Kyungra untuk kembali memajukan bokongnya dan mencondongkan dirinya pada si supir yang beruntung.

"Begini loh, oppa." Entah mengapa, rasanya ia seperti sengaja menekankan kata sakral itu untukku.

"Apa kau tidak pernah berpikir kalau mungkin saja pembunuh yang selama ini kita cari itu seorang wanita?" tanyanya kini dengan nada yang serius.

"Maksudmu?" Chanyeol meminta penjelasan, sama halnya dengan yang aku ingin tanyakan padanya.

Gadis itu kembali bersandar ke kursi belakangnya. "Memang mayoritas pembunuh itu seorang lelaki, tapi...."

Lalu Kyungra kembali memajukan posisi duduknya. "Coba kau pikir, sejauh ini korban yang telah ia bunuh semuanya lelaki, ditambah wajah mereka tampan semua."

"Hal itu tidak menutup kemungkinan kalau pembunuh itu seorang gadis, bukan?"

to be continued....

nah loh, kalian pernah mikir gitu gaa? ato baru kepikiran? 😂

dora nanya (HATI-HATI JEBAKAN) : menurut kalian, pembunuhnya itu cewek atau cowok?

Hint nya udah BANYAAAK banget aku selipin di sini padahal wkwk

Gimana? Sejauh ini seru gaaa?
Ato kalian mulai bosen? :(

jangan lupa voment,
dora yang besok bagi rapot huhu

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

381K 39.4K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
35.4K 3.3K 20
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
200K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
50K 6.2K 29
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...