Kisah Tokoh Tokoh MAHABHARATA

By Mun4555

827K 8.9K 436

Penggalan kisah Mahabharata yang diambil dari berbagai sumber. Menitik beratkan pada penggambaran Tokoh tokoh... More

Prolog
BASUDEWA KRESNA
KISAH KRESNA & PANDAWA
PANDAWA
KURAWA
BISMA - Putra Gangga
RAJA SENTANU
SATYOWATI- Istri Raja Sentanu
CITRANGGADA & WICITRAWIRYA
AMBA, AMBIKA dan AMBALIKA
DRETARASTRA -yang terlahir buta
PANDU- Ayah Pandawa
WIDURA-Tokoh yang Bijaksana
GANDARI - Ibu Kurawa
KUNTI - Istri Pandu 1
MADRI - Istri Pandu 2
SANGKUNI - Tokoh Jahat dan Licik
DRUPADA-Raja Pancala
KARNA - Raja Angga
YUDISTIRA - Pandawa Pertama
DURYUDHANA - Kurawa Pertama
BIMA - Pandawa Kedua
DURSASANA - Kurawa Kedua
ARJUNA - Pandawa Ketiga
Kurawa Kurawa Lain
NAKULA - Pandawa Kembar
SADEWA - Pandawa Kembar
DURSALA - Kurawa Wanita
HIDIMBI - Raksasa Wanita
SUBADRA - Istri Arjuna
DRUPADI - Istri Pandawa
SRIKANDI - Wanita Tangguh
DRESTADYUMNA
VRUSHALI - Istri Karna
RUKMI & RUKMINI
SISUPALA
ASWATAMA
Part BONUS - Pertemuan Kunti dengan Karna
JAYADRATA
RADHA & ADIRATA - Orang Tua Angkat Karna
Extra Part - Semua dipertaruhkan
GATOTKACA Putra Bima
ABIMANYU - Putra Arjuna
BEGAWAN PARASURAMA
Putra - Putra Pandawa (PANCAWALA)
UTTARA & UTTARI
BALARAMA/BALADEWA
SALYA, RAJA MADRA
RESI BYASA

DRONA - Guru Pandawa & Kurawa

17.3K 152 3
By Mun4555

Drona adalah guru para Kurawa dan Pandawa. Ia merupakan ahli mengembangkan seni pertempuran, termasuk dewāstra.

Arjuna adalah murid yang disukainya. Kasih sayang Drona terhadap Arjuna adalah yang kedua jika dibandingkan dengan rasa kasih sayang terhadap puteranya Aswatama.

Kelahiran Drona

Drona dilahirkan dalam keluarga brahmana (kaum pendeta Hindu). Ia merupakan putera dari pendeta Bharadwaja, lahir di kota yang sekarang disebut Dehradun (modifikasi dari kata dehra-dron, guci tanah liat), yang berarti bahwa ia (Drona) berkembang bukan di dalam rahim, namun di luar tubuh manusia, yakni dalam Droon (tong atau guci).

Diceritakan secara dramatis dalam Mahabharata. Bharadwaja pergi bersama rombongannya menuju Gangga untuk melakukan penyucian diri. Di sana ia melihat bidadari yang sangat cantik datang untuk mandi. Sang pendeta dikuasai nafsu, menyebabkannya mengeluarkan air mani yang sangat banyak. Ia mengatur supaya air mani tersebut ditampung dalam sebuah pot yang disebut drona, dan dari cairan tersebut Drona lahir kemudian dirawat.

Drona kemudian bangga bahwa ia lahir dari Bharadwaja tanpa pernah berada di dalam rahim.

Pernikahan Drona

Drona menikahi Krepi, adik Krepa guru di keraton Hastinapura. Krepi dan Drona memiliki putera bernama Aswatama.

Pada suatu hari Aswatama meminta susu kepada ibunya, tapi karena kondisinya yang miskin ibunya hanya bisa memberi air dicampur tepung. Melihat kondisi itu, Drona sangat sedih kemudian pergi ke Drupada untuk meminta sedikit kekayaan (bukan setengah kerajaan), tapi Drupada yang malu dihadapan dewan kerajaannya, menolak Drona dan mengusirnya.

Drona kemudian bersumpah membalas dendam pada Drupada.

Berguru pada Parasurama

Mengetahui bahwa Parasurama mau memberi pengetahuan yang dimilikinya kepada para brahmana, Drona mendatanginya. Sayangnya pada saat Drona datang, Parasurama telah memberikan segala miliknya kepada brahmana yang lain. Karena tersentuh oleh kesanggupan hati Drona, Parasurama memutuskan untuk memberikan pengetahuannya tentang ilmu peperangan kepada Drona.

Dalam kisah lain dikisahkan bahwa pada suatu hari Parashurama sedang membagikan hartanya. Drona yang datang terlambat tidak kebagian apapun tapi Drona minta diajari pengetahuan mengenai senjata senjata perang.

Drona dan Drupada

Drona menghabiskan masa mudanya dalam kemiskinan, namun belajar agama dan militer bersama-sama dengan pangeran dari Kerajaan Panchala bernama Drupada.

Drupada dan Drona kemudian menjadi teman dekat dan Drupada, dalam masa kecilnya yang bahagia, berjanji untuk memberikan setengah kerajaannya kepada Drona pada saat menjadi Raja Panchala.

Demi keperluan istri dan puteranya, Drona ingin bebas dari kemiskinan. Teringat kepada janji yang diberikan oleh Drupada, Drona ingin menemuinya untuk meminta bantuan. Tetapi, karena mabuk oleh kekuasaan, Raja Drupada menolak untuk mengakui Drona (sebagai temannya) dan menghinanya dengan mengatakan bahwa ia manusia rendah.

Dalam Mahabarata, Drupada memberi penjelasan yang panjang dan sombong kepada Drona tentang masalah kenapa ia tidak mau mengakui Drona.

Drupada berkata, "Persahabatan, adalah mungkin jika hanya terjadi antara dua orang dengan taraf hidup yang sama".

Dia berkata bahwa sebagai anak- anak, adalah hal yang mungkin bagi dirinya untuk berteman dengan Drona, karena pada masa itu mereka sama. Tetapi sekarang Drupada menjadi raja, sementara Drona berada dalam kemiskinan. Dalam keadaan seperti ini, persahabatan adalah hal yang mustahil. Tetapi ia berkata bahwa ia akan memuaskan hati Drona apabila Drona mau meminta sedekah selayaknya para brahmana daripada mengaku sebagai seorang teman. Drupada menasihati Drona supaya tidak memikirkan masalah itu lagi dan ingin ia hidup menurut jalannya sendiri. Drona pergi membisu, namun di dalam hatinya ia bersumpah akan membalas dendam.

Guru Drona

Legenda tentang Drona sebagai guru besar dan kesatria tak terbatas pada mitologi Hindu saja, namun dengan kuatnya memengaruhi tradisi sosial India. Drona memberi inspirasi perdebatan tentang moral dan dharma dalam wiracarita Mahabharata.

Drona pergi ke Hastinapura dengan harapan dapat membuka sekolah seni militer bagi para pangeran muda dengan memohon bantuan Raja Dretarastra.

Pada suatu hari, ia melihat banyak anak muda, yaitu para Kurawa dan Pandawa yang sedang mengelilingi sumur. Ia bertanya kepada mereka tentang masalah apa yang terjadi, dan Yudistira, si sulung, menjawab bahwa bola mereka jatuh ke dalam sumur dan mereka tidak tahu bagaimana cara mengambilnya kembali.

Drona tertawa, dan menasihati mereka karena tidak berdaya menghadapi masalah yang sepele. Yudistira menjawab bahwa jika Sang Brahmana (Drona) mampu mengambil bola tersebut maka Raja Hastinapura pasti akan memenuhi segala keperluan hidupnya.

Sebagai usahanya, Pertama Drona melempar cincin kepunyaannya, mengumpulkan beberapa mata pisau, dan merapalkan mantra Weda. Kemudian ia melempar mata pisau ke dalam sumur seperti tombak. Mata pisau pertama menancap pada bola, dan mata pisau kedua menancap pada mata pisau pertama, dan begitu seterusnya, sehingga membentuk sebuah rantai.

Perlahan-lahan Drona menarik bola tersebut dengan tali. Dengan keahliannya yang membuat anak-anak sangat terkesima, Drona merapalkan mantra Weda sekali lagi dan menembakkan mata pisau itu ke dalam sumur. Pisau itu menancap pada bagian tengah cincin yang terapung kemudian ia menariknya ke atas sehingga cincin itu kembali lagi. Karena terpesona, para bocah membawa Drona ke kota dan melaporkan kejadian tersebut kepada Bisma, kakek mereka.

Bisma segera sadar bahwa dia adalah Drona, dan keberaniannya yang memberi contoh, ia kemudian menawarkan agar Drona mau menjadi guru bagi para pangeran Kuru dan mengajari mereka seni peperangan.

Drona merupakan guru militer yang mengajari Pandawa dan Kurawa.

Drona mendirikan desa pendidikan, Gurukul dan semua pangeran dari Hastinapura dibawa kesana untuk didik.

Selama di Gurukul ini, Drona memfavoritkan Arjuna sebagai murid kesayangannya. Gara- gara favoritin Arjuna, Drona sampai tega menolak Ekalavya/ Ekalawya dan Karna jadi murid.

Ekalawya adalah seorang pangeran muda dari suku Nishadha, yang datang mencari Drona karena minta diajari. Drona tidak mau menerimanya karena ia tidak berasal dari golongan Warna (kasta) kesatria. Ekalawya tidak terkejut, kemudian memasuki hutan, dan ia mulai belajar dan berlatih sendirian, dengan sebuah patung tanah liat menyerupai Drona dan ia sembah.

Dengan menyendiri, Ekalawya menjadi kesatria dengan kehebatan yang luar biasa, setara dengan Arjuna.

Pada suatu hari, seekor anjing menggonggong saat ia serius melakukan latihan, dan tanpa melihat, sang kesatria menembakkan panah lalu menancap di mulut anjing tersebut. Para Pandawa melihat anjing itu lari, dan heran karena ada yang mampu melakukan perbuatan tersebut.

Mereka melihat Ekalawya, yang mengaku bahwa ia adalah murid Drona. Drona kaget karena merasa tidak memiliki murid seperti Ekalawya. Kemudian Ekalawya menjelaskan bahwa setiap hari ia belajar dengan patung yang menyerupai Drona yang ia anggap sebagai guru.

Karena merasa prestasi Arjuna akan tersaingi, Drona meminta agar Ekalawya mempersembahkan daksina (balas budi) kepada sang guru sebagai tanda bahwa pelajarannya telah sempurna. Daksina yang diminta Drona adalah ibu jari Ekalawya Ekalawya pun memotong jarinya sendiri sehingga ia tidak bisa lagi menggunakan senjata panah. Dalam Mahabharata ANTV dikisahkan saat Ekalawya memotong ibu jarinya disaksikan langsung oleh Arjuna, Duryudhana dan Aswatama.

Karna yang ingin belajar di bawah bimbingan Drona juga ditolak dengan alasan bahwa Karna tidak berasal dari kasta kesatria. Karena merasa terhina, Karna belajar kepada Parasurama dengan menyamar sebagai brahmana.

Setelah para pangeran selesai pendidikannya (dalam Cerita Mahabharata Antv pendidikan tersebut diselesaikan dalam 12 tahun), para tetua mengadakan rangbhoomi atau kompetisi mempertunjukkan kebolehan.

Arjuna dinobatkan sebagai pemanah terhebat oleh Drona. Karna yang tidak setuju kemudian menantang Arjuna, tapi hasilnya seri. Sebelumnya Karna dinobatkan sebagai Raja Kerajaan Agga agar posisinya (kasta) sama dengan para pandawa.

Kisah selanjutnya Drona kemudian meminta dakshina (balas budi sebagai guru) kepada para pangeran Hastinapura yaitu Kurawa dan Pandawa.

Dakshina yang diminta tersebut adalah menawan Raja Drupada hidup hidup sebagai bentuk balas dendam Drona kepada Drupada. Pada peristiwa ini Kurawa dan Pandawa sekaligus berkompetisi siapa yang bisa menangkap Drupada, kelompoknyalah yang bisa menduduki tahta Hastinapura selanjutnya. Jika Kurawa yang berhasil maka Duryudhana yang bisa jadi putera mahkota, sebaliknya jika para pandawa yang berhasil maka Yudhistira yang jadi putra mahkota.

Duryodana, Dursasana, Wikarna, dan Yuyutsu mengerahkan tentara Hastinapura untuk menggempur Kerajaan Panchala, sementara Pandawa pergi ke Kerajaan Panchala tanpa angkatan perang.

Arjuna menangkap Drupada dan membawanya ke hadapan Drona. Drona mengambil separuh dari wilayah kekuasaan Drupada, dan separuhnya lagi dikembalikan kepada Drupada. Aswatama anaknya diangkat sebagai rajanya.

Dengan dendam membara, Drupada melaksanakan upacara untuk memohon anugerah seorang putera yang akan membunuh Drona dan seorang puteri yang akan menikahi Arjuna. Maka, lahirlah Drestadyumna, pembunuh Drona dalam Bharatayuddha, dan Putri Drupadi, yang menikahi Arjuna dan para Pandawa.

Dengan perantara Basudewa Krisna pada akhirnya Drona dan Raja Drupada berbaikan dan melupakan dendam masing masing.

Perang Di Kurukshetra

Drona diangkat menjadi pemimpin perang setelah Bhishma jatuh dan kalah.

Saat perang di Kurukshetra berkecamuk, Drona menjadi komandan pasukan Korawa. Ia merencanakan cara yang curang untuk membunuh Abimanyu pada pertempuran di hari ketiga belas.

Sebelum perang, Drona pernah berkata, "Hal yang membuatku lemas dan tidak mau mengangkat senjata adalah apabila mendengar suatu kabar bencana dari mulut seseorang yang kuakui kejujurannya".Berpedoman kepada petunjuk tersebut, Basudewa Kresna memerintahkan Bima untuk membunuh seekor gajah bernama Aswatama, nama yang sama dengan putera Guru Drona.

Bima berhasil membunuh gajah tersebut lalu berteriak sekeras kerasnya bahwa Aswatama mati. Drona terkejut dan meminta kepastian Yudistira yang terkenal akan kejujurannya.

Yudistira hanya berkata, "Aswatama mati". Sebetulnya Yudistira tidak berbohong karena dia berkata kepada Drona bahwa Aswatama mati, entah itu gajah ataukah manusia.

Gajah bernama Aswatama itu sendiri sengaja dibunuh oleh Pendawa agar Yudistira bisa mengatakan hal itu kepada Drona sehingga Drona kehilangan semangat hidup dan Kurawa bisa dikalahkan dalam perang Bharatayudha.

Drona meninggal setelah kepalanya dipenggal oleh Drestadyumna putra Raja Drupada

Continue Reading

You'll Also Like

BITTER TRUTH [END] By Angel

Historical Fiction

8.3M 1.1M 91
"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri El...
47K 8.6K 29
[Spin-off COUSIN] Sekumpulan para bayi manusia yang saat kecil saja sudah mampu merusak rumah Nenek Buyut mereka. Semoga saja saat besar mereka tid...
149K 5.7K 23
Bukan dibaca tapi dilihat hehehe... Inimah cuma album naruhina
494K 59.2K 49
Jenaka adalah seorang kutu buku yang tengah mempersiapkan Ujian Akhir Sekolah. Jenaka tinggal bersama nenek buyutnya yang mengidap Dementia. Suatu ha...