Istilah Kurawa yang digunakan dalam Mahabharata memiliki dua pengertian:
Arti luas: Kurawa merujuk kepada seluruh keturunan Kuru. Kuru adalah nama seorang maharaja yang merupakan keturunan Bharata, dan menurunkan tokoh-tokoh besar dalam wiracarita Mahabharata. Dalam pengertian ini, Pandawa juga termasuk Kurawa, dan kadangkala disebut demikian dalam Mahabharata, khususnya pada beberapa bagian awal.
Arti sempit : Kurawa merujuk kepada garis keturunan Kuru yang lebih tua. Istilah ini hanya terbatas untuk anak-anak Dretarastra, sebab Dretarastra merupakan putra sulung Wicitrawirya (keturunan Raja Kuru), yang berhak menjadi raja menurut urutan kelahiran namun digantikan oleh adiknya, Pandu. karena Dretarastra buta. Istilah ini tidak mencakup anak anak Pandu yang mendirikan garis keturunan baru yaitu para Pandawa.
Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Gandari, istri Dretarastra menginginkan putra. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang pertapa sakti yang juga masih kerabat kerajaan, dan beliau mengabulkannya.
Gandari menjadi hamil, namun setelah lama ia mengandung, putranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu kepada Kunti yang sudah memberikan Pandu tiga orang putera.
Gandari menjadi frustasi kemudian memukul mukul kandungannya Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama satu tahun.
Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki.Yang pertama muncul adalah Duryudhana, diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang lain.
Seluruh putra-putra Dretarastra tumbuh menjadi pria yang gagah gagah. Mereka memiliki saudara bernama Pandawa, yaitu kelima putra Pandu, saudara tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara Duryudhana yang merupakan saudara tertua para Kurawa selalu merasa cemburu terhadap Pandawa terutama Yudistira yang hendak dicalonkan menjadi raja di Hastinapura.
Pandawa dan Kurawa hidup bersama-sama di istana Hastinapura. Resi Drona mendidik mereka semasa kanak-kanak, bersama dengan puteranya yang bernama Aswatama. Selain itu mereka diasuh pula oleh Bisma dan Resi Kripa.
Setelah Pandu mangkat, kakaknya yang bernama Drestarastra melanjutkan pemerintahan. Bisma melihat talenta para Pandawa dan hendak mencalonkan Yudistira sebagai Raja, namun hal tersebut justru menimbulkan sikap iri hati dalam diri Duryudhana. Tingkah laku Bima yang tanpa sengaja merugikan para Kurawa juga sering membuat Duryudhana dan adik-adiknya kesal.
Perselisihan pun selalu timbul diantara mereka dan memuncak pada sebuah pertempuran akbar di Kurukshetra. Setelah pertarungan sengit berlangsung selama delapan belas hari, seratus putera Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali Yuyutsu, putra Dretarastra yang lahir dari seorang dayang. Menurut sebuah riwayat seratus putra Dretarastra tersebut semuanya terbunuh oleh Bima.
Yang terakhir gugur dalam pertempuran tersebut adalah Duryudhana, saudara tertua para Kurawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama Dursasana yang gugur di tangan Bima.
Yuyutsu adalah satu-satunya putra Dretarastra yang selamat dari pertarungan ganas di Kurukshetra karena memihak para Pandawa dan ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para leluhurnya.
Berikut ini nama-nama seratus Kurawa yang dibedakan menjadi dua versi, versi India dan versi Indonesia. Dalam versi Indonesia, kedua Kurawa utama yaitu Suyodana alias Duryudhana dan Dursasana disebut lebih dahulu, kemudian yang lain disebut menurut urutan abjad.
1. Duryudhana
2. Dursasana
3. Dursaha
4. Dursala
5. Jalaganda
6. Sama
7. Saha
8. Winda
9. Anuwinda
10. Durdarsa
11. Subahu
12. Duspradarsa
13. Durmarsana
14. Durmuka
15. Duskarna
16. Karna
17. Wikarna
18. Sala
19 Satwa
20. Sulocana
21. Citra
22. Upacitra
23. Citraksa
24. Carucitra
25. Sarasana
26. Durmada
27. Durwigaha
28. Wiwitsu
29. Wikatinanda
30. Urnanaba
31. Sunaba
32. Nanda
33. Upananda
34. Citrabana
35. Citrawarma
36. Suwarma
37. Durwimoca
38 Ayobahu
39. Mahabahu
40. Citrangga
41. Citrakundala
42. Bimawiga
43. Bimabela
44. Walaki
45. Belawardana
46. Ugrayuda
47. Susena
48. Kundadara
49. Mahodara
50. Citrayuda
51. Nisanggi
52. Pasa
53. Wrendaraka
54. Dredawarma
55. Dredaksatra
56. Somakirti
57. Antudara
58. Dredasanda
59. Jarasanda
60. Satyasanda
61. Sadasuwaka
62. Ugrasrawa
63. Ugrasena
64. Senani
65. Dusparaja
66. Aparajita
67. Kundase
68. Wisalaksa
69. Duradara
70. Dredahasta
71. Suhasta
72. Watawiga
73. Suwarca
74. Adityaketu
75. Bahwasa
76. Nagadata
77. Ugrasai
78. Kawaci
79. Kradana
80. Kundi
81. Bimawikra
82. Danurdara
83. Wirabahu
84. Alolupa
85. Abaya
86. Dredakarma
87. Dredaratasraya
88. Anadrusya
89. Kundabedi
90. Wirawi
91. Citrakundala
92. Pramada
93. Amapramadi
94. Dirgaroma
95. Suwirya
96. Dirgabahu
97. Sujata
98. Kencanadwaja
99. Kundasi
100. Wirajasa
101. Yuyutsu
102. Dursala
Versi Indonesia
1. Duryodana (Suyodana)
2. Dursasana (Duhsasana)
3. Abaswa
4. Adityaketu
5. Alobha
6. Anadhresya (Hanyadresya)
7. Anudhara (Hanudhara)
8. Anuradha
9. Anuwinda (Anuwenda)
10. Aparajita
11. Aswaketu
12. Bahwasi (Balaki)
13. Balawardana
14. Bhagadatta (Bogadenta)
15. Bima
16. Bimabala
17. Bimadewa
18. Bimarata (Bimaratha)
19. Carucitra
20. Citradharma
21. Citrakala
22. Citraksa
23. Citrakunda
24. Citralaksya
25. Citrangga
26. Citrasanda
27. Citrasraya
28. Citrawarman
29. Dharpasandha
30. Dhreksetra
31. Dirgaroma
32. Dirghabahu
33. Dirghacitra
34. Dredhahasta
35. Dredhawarman
36. Dredhayuda
37. Dretapara
38. Duhpradharsana
39. Duhsa
40. Duhsah
41. Durbalaki
42. Durbharata
43. Durdharsa
44. Durmada
45. Durmarsana
46. Durmukha
47. Durwimocana
48. Duskarna
49. Dusparajaya
50. Duspramana
51. Hayabahu
52. Jalasandha
53. Jarasanda
54. Jayawikata
55. Kanakadhwaja
56. Kanakayu
57. Karna
58. Kawacin
59. Krat
60. Kundabhedi
61. Kundadhara
62. Mahabahu
63. Mahacitra
64. Nandaka
65. Pandikunda
66. Prabhata
67. Pramathi
68. Rodrakarma (Rudrakarman)
69. Sala
70. Sama
71. Satwa
72. Satyasanda
73. Senani
74. Sokarti
75. Subahu
76. Sudatra
77. Suddha (Korawa)
78. Sugrama
79. Suhasta
80. Sukasananda
81. Sulokacitra
82. Surasakti
83. Tandasraya
84. Ugra
85. Ugrasena
86. Ugrasrayi
87. Ugrayudha
88. Upacitra
89. Upanandaka
90. Urnanaba
91. Wedha
92. Wicitrihatana
93. Wikala
94. Wikatanana
95. Winda
96. Wirabahu
97. Wirada
98. Wisakti
99. Wiwitsu (Yuyutsu)
100. Wyudoru (Wiyudarus)