[2] Missing You ✔

t3hxozro द्वारा

28.7K 2.4K 274

"Sudah saatnya untuk melupakannya." "Eh tapi ketemu lagi sama dia. Melupakan dia nya kapan-kapan aja deh ya~ ... अधिक

Prolog
Ep. 1
Ep. 2
Ep. 3
Bagian Kecil : Valentine's Day
Ep. 4
Bagian Kecil (2) : #HBDa22lingQueen
Ep. 5
Ep. 6 Futsal (Konflik)
Ep. 7 Bandung (Ceria dan Sedih Bersatu)
Ep. 8 Bandung (Ceria dan Sedih Bersatu).2
Ep. 9 Sakit (Konflik.2)
Ep. 10 Bbnj
Ep. 11 Masalah (Puncak Konflik)
Ep. 12 Masalah (Puncak Konflik).2
Ep. 13 Bertemu Orang Baru dan Pemakaman
Pengumuman
Instagram
Ep. 15 Quality Time
Instagram
Ep. 16 Karaoke, Taman dan Ice cream
Pengumuman
Ep. 17 Permen Yupi
Ep. 18 Lelaki Bucin
HIATUS
Ep. 19
Ep. 20 Selesai!

Ep. 14 Kembali Beraktivitas

746 81 2
t3hxozro द्वारा

"By, gue bantu ya," ujar Shania

"Heh? Udah nggak usah, lo masih sakit. Lo mending tunggu didepan sama yang lain," ujar Boby mengambil pisau yang ada ditangan Shania.

"Nggak mau. Bikin sop?,"

"Iya." Boby tersenyum dan kembali melanjutkan memotong-motong wortel dan bahan-bahan yang lainnya. "Lo nanti langsung balik ke Jakarta atau ke rumah sakit lagi?."

"Kita semua nginep disini boleh nggak?,"

"Ah, iya boleh,"

"Jangan canggung gitu." Shania mencubit pipi tirus Boby. "Kita udah pacaran, jadi gue  juga berkewajiban buat bantuin lo ngurus Kyle sama Zara."

"Ah, makasih, sayang."

******

Mereka semua kembali melakukan aktivitas seperti biasa, bedanya sekarang Boby harus membangunkan kedua adiknya dan membuatkan sarapan untuk adiknya dan sahabat-sahabatnya yang sedang menginap dirumahnya.

"Kikil, Ara, bangun. Mandi terus makan," ujar Boby sedikit menggoyangkan tubuh kedua adiknya yang tidak merespon apapun.

"Heh, bangun." Boby kembali mengguncang tubuh kedua adiknya tersebut.

Kyle menggumamkan beberapa kata. "Makan dulu baru mandi." Zara mengangkat tangannya dan menunjukkan jempolnya. Boby cuma bisa memutar bola matanya malas dan menyetujui ucapan Kyle.

"Oke. Tapi, janji habis makan lang--"

Boby ditinggalin sendirian dikamar, matanya menyipitkan mencoba menahan emosinya yang ingin meledak-ledak seperti pop corn.

"Apa dulu gue kayak gitu juga ya?," ujar Boby terkekeh. Sebelum kebawah ia membereskan terlebih dahulu kasur yang ditempati oleh Kyle dan Zara.

"

Saat Boby sudah ada dibawah, ia melihat kedua adiknya kembali tidur dengan kepalanya yang tersimpan diatas meja makan. Keynal, Vino, dan Dyo menggaruk-garuk perut sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari makanan. Ilo mondar-mandir disekitar meja makan.

"Ini makanannya mana?," tanya Vino kepada Boby

"Iya, meja makan kok kosong." Ilo menunjuk meja yang terbuat dari kayu. "Kalau dirumah pasti udah ada makanan."

"Ah maaf." Boby menggaruk tengkuknya. "Tadi kesiangan bangunnya."

Ketika Boby sedang ditagih sarapan oleh Ilo dan para sahabatnya. Shania, Veranda, Melody, Anin, Shani, dan Gracia keluar dari kamar dengan pakaian yang rapih dan bersih, kecuali Saktia, Sisil dan Della.

"Ada apa? Kok ribut-ribut gini?," tanya Melody

"Boby belum bikin sarapan, padahal aku udah lapar banget," ujar Dyo mengadu kepada kekasihnya. Melody menatap Boby yang hanya bisa menunduk tidak enak.

"Yaudah kalian bikin sendiri aja, nggak usah manja." Melody berbicara dengan nada sinis. "Boby pasti bangunnya kesiangan ya?,"

"Ah, iya Teh."

"Udah nggak apa, Bob, jangan ngerasa nggak enak gitu." Melody tersenyum sangat manis. "Mereka bisa bikin sendiri, cuma mereka nya aja yang manja." Dyo, Ilo terkekeh sebentar sebelum di pelototi oleh Melody.

"Biar gue aja yang bikin." Gracia menuju dapur dan mulai memasak. "Setidaknya kayak gue dong, mandiri, dasar para buaya. Untung gue bisa masak."

"

"Selanjutnya kamu mau gimana, Bob?," tanya Veranda

Boby memainkan nasi goreng yang ada dipiringnya dengan sendok dan garpu. "Kyle sama Zara kayaknya di Bandung aja, gue bakal bolak-balik."

"Capek kali kalau kayak gitu,"

"Ya mau gimana lagi, Ve. Sekolah Kyle sama Zara disini nggak bisa ditinggal, kuliah gue juga nggak bisa ditinggal gitu aja." Boby melihat kedua adiknya yang makan sangat lahap. "Lagipula kalau mereka disana, gue belum tentu bisa nyewa rumah yang lebih besar dari kost-an yang sekarang gue tempati."

"Jual aja rumah ini," celetuk Keynal

"Nal! Kamu kalau ngomong yang bener aja dong," bisik Veranda menyikut Keynal.

"Aku bener kok,"

"Kalau gue tega sih pasti dijual, cuma ini kan peninggalan satu-satunya Ayah sama Bunda." Boby tersenyum. "Rumah ini dan toko bunga yang udah gosong." Boby tertawa pelan.

"Puas?" Veranda mendelik sebal kepada Keynal yang merasa tidak enak kepada Boby.

Ilo berdehem lumayan keras, cukup membuat orang-orang memperhatikan dirinya. "Kyle sama Zara bisa sama gue."

"Hah?" Shania menjadi bingung sendiri dengan ucapan adiknya tersebut. "Maksudnya gimana?"

"Iya jadi gini, Kyle dan Zara ke Jakarta. Urusan biaya rumah, sekolah dan sehari-hari gue bisa bantu." Ilo melipat kemeja bagian lengannya sampai ke siku, dan raut wajahnya berubah menjadi serius. "Toh nggak salah kan gue bantuin calon kakak ipar gue?"

Ilo menaik turunkan alisnya menggoda Boby dan Shania yang seketika pipinya berubah menjadi merah.

"Boby nggak usah ngerasa nggak enak atau ngerepotin ke gue mah. Tenang aja," ujar Ilo

"Ka Boby, Ilo," tegur Shania

"Ah iya Ka Boby."

"Gue pikirin dulu deh, gue juga mau bawa mereka dulu ke Jakarta. Takut mereka nggak nyaman disana," ujar Boby

"Oke. Asal jangan lama-lama, takut gue culik mereka berdua."

Mereka tertawa mendengar suara cempreng Ilo yang sangat ingin selalu dekat dengan Kyle dan Zara.

"

"Makasih ya. Kalian hati-hati dijalan," ujar Boby

"Oke. Dah~." Para sahabat Boby melambaikan tangannya kearah Boby, Kyle dan Zara yang juga membalasnya.

Saat ini Boby, Kyle, Zara ditambah Shania, Ilo dan Pak Yono sedang berada di kost-an Boby. Boby mempersilahkan mereka semua untuk masuk dan ditinggal sebentar untuk membereskan kamar dan baju-baju Kyle dan Zara.

"Hm.. cuma ada teh aja, nggak apa?," tanya Boby

"Iya ngg--"

"Jus jeruk nggak ada?," ujar Ilo kembali sedikit angkuh. Tangannya dilipat didepan dada sambil memperhatikan kost-an Boby. Mata Shania melotot kearah Ilo.

"Ah, nggak ada,"

"Udah, nggak apa kok, By." Shania beranjak dari duduknya, menghampiri Boby yang berdiri. "Gue bantuin ya, By."

"Iya, Shan. Yuk."

Setelah Boby dan Shania menghilang dari hadapan Ilo. Ilo langsung menghadap dan berbicara kepada Pak Yono yang duduk tak jauh dari dirinya.

"Pak, aku salah ya ngomong gitu?" Ilo manyun dan memainkan jarinya. "Kan aku cuma nanya."

"Tuan nggak salah, cuma cara nanya aja yang salah. Nada tuan saat bicara seperti tidak mengerti dengan keadaan nak Boby sekarang," jelas Pak Yono

"Maksudnya gimana, Pak?,"

"Tuan harusnya lebih sopan, lagipula kan biasanya di kost-an jarang ada makanan atau minuman yang mewah. Cuma ada seadanya,"

"Aku harus apa dong?,"

"Minta maaf ke nak Boby, tuan,"

"Oke. Aku bakal minta maaf nanti." Ilo mengangguk mantap. "Ke Kyle sama Zara yuk, Pak."

"

Boby sedikit ceroboh dan selalu bengong saat membuat minuman, Shania yang melihat pacarnya bengong hanya bisa diam. Dia mengerti kalau Boby masih banyak pikiran.

Shania menepuk pelan pundak Boby. "Hey, kenapa?"

"Ah, nggak apa, Shan. Maaf, lagi kurang fokus,"

"Lo duduk aja sana, biar gue yang lanjutin,"

"Gue nggak apa, Shan. Masa tamu yang bikin minum." Boby tertawa pelan, senyumnya pun tidak selebar seperti biasanya.

Shania hanya dapat menghela nafas yang terdengar oleh Boby. Mereka kembali melanjutkan kegiatan membuat teh hangat. Setelah selesai mereka kembali ke tempat yang tadi.

"Lho, ini pada kemana?," tanya Shania, bingung saat didepan tidak ada siapa-siapa.

"Kayaknya lagi main sama Kyle dan Zara. Samperin yuk."

"

Ilo mengajak Pak Yono untuk menemui Kyle dan Zara yang sedang tidur-tiduran dikasur Boby yang dilapisi dengan sprei bergambar mickey mouse.

"Heh." Teriak Ilo mengagetkan kedua calon adik iparnya. "Ayo bangun. Ada tamu tapi dicuekin."

"Maaf Ka Ilo, kita ngantuk," ujar Kyle. Ia segera menutup mulutnya saat menguap.

"Biar nggak ngantuk, kita main aja,"

"Main apa?," tanya Zara dengan mata yang masih terasa berat.

"Kalian mau main apa?,"

"Ampar Ampar pisang aja."

Ilo menggaruk pipinya, ia sama sekali tidak mengenal dengan permainan itu. Yang ia tahu, itu adalah judul lagu daerah.

"Bukannya itu judul lagu ya? Kok main?,"

"Kita nyanyiin itu sambil main Ka." Jelas Zara. "Pak Yono tau nggak?,"

"Tau kok," ujar Pak Yono lagi-lagi tersenyum lembut.

"Hah? Udah terkenal ya mainannya." Ilo berbicara dengan dirinya sendiri. "Coba, mainnya kayak gimana?"

Mereka berempat mengambil posisi saling berhadapan, jadi ditengah mereka kosong. Kyle-Zara, Pak Yono-Ilo.

"Aku sama Zara keatas dulu, Ka Ilo sama Pak Yono ke bawah, nanti gantian," jelas Kyle

Ilo hanya menganggukan kepalanya, sok mengerti.

"Ka Ilo tos dulu ke Zara baru ke aku." Ilo kembali menganggukan kepalanya.

"Mulai ya, 1.. 2.. 3..,"

Ampar Ampar pisang

Baru saja mulai, Ilo sudah salah melakukan permainan tersebut.

"Ehe, maaf, kan baru belajar," ujar Ilo mengeluarkan cengiran bodohnya.

"Lagi-lagi. 1.. 2.. 3.."

Ampar-ampar pisang

Pisangku balum masak

Masak sabigi, dihurung bari-bari

Sampai sini semuanya berjalan dengan lancar, Ilo terlihat sudah terbiasa.

Mangga lepak mangga lepok

Patah kayu bengkok

Bengkok dimakan api

apinya canculupan

Tempo nya dipercepat, Ilo terlihat sangat kewalahan. Beberapa kali hampir melakukan kesalahan.

Mereka terus melakukan hal tersebut secara berulang-ulang, dan tentu saja dengan tempo yang sangat cepat. Kyle, Zara dan Pak Yono terlihat sangat santai, seperti sudah terbiasa memainkan permainan tersebut. Berbeda dengan Ilo yang sudah sangat kewalahan. Dan tidak berapa lama, pertahanan Ilo hancur.

"Ah, capek," ujar Ilo membaringkan tubuhnya.

"Ayo Ka main lagi." Zara menarik-narik kemeja milik Ilo.

"Biar seru, kalau yang kalah mukanya dikasih bedak." Kyle beranjak dari duduknya dan mengambil bedak milik Boby yang ada diatas lemari.

"Oke!" Ilo kembali duduk. "Gue nggak boleh kalah sekarang."

"

Saat Boby dan Shania masuk kedalam kamar Boby, kamarnya sudah kotor dengan bedak dimana-mana. Dan wajah Ilo, Kyle dan Zara yang dipenuhi oleh bedak kecuali Pak Yono yang mulus-mulus saja.

"Astaga," ujar Boby terkejut melihat keadaan kamarnya.

"Ilo! Lo ngapain pake bedak kayak gitu?," omel Shania menghampiri Ilo. "Ini Kyle sama Zara juga. Pak Yono ini kenapa?"

Pak Yono menceritakan semuanya kepada Shania dan Boby yang hanya dapat geleng-geleng.

"Nggak mau tau, kalian harus beresin ini semua," ujar Shania. Boby hanya bisa meminum teh dengan perasaan yang pasrah. Sungguh Kejam nya adikku dan calon adik ipar ku batin Boby.

Tubuh Ilo, Kyle dan Zara tertidur diatas lantai untuk merasakan hawa dingin setelah 20 menit berkutat dengan bedak-bedak nakal yang terus bermunculan.

"Beli es krim Yuk," ajak Ilo kepada Kyle dan Zara.

"Yuk!"

"Kita pergi dulu, Ka. Nanti balik lagi kok."

Setelah semuanya pergi, Boby dan Shania dilanda kecanggungan. Boby berbaring dikasur nya sedangkan Shania duduk dipinggir kasur dengan memainkan gelas miliknya yang berisi teh manis.

"By,"

"Hm?,"

"Lo bakal tetep disini kan?," tanya Shania pelan.

"Hah?" Boby bangkit dari tidurnya. "Iya, masa kuliah ditinggalin sih."

"Kyle, Zara?,"

"Nanti malem gue nanya ke Kyle sama Zara, mereka nyaman nggak disini,"

"Kalau nyaman? Kalau nggak?,"

"Kalau nyaman gue usahain cari rumah, kalau nggak ya gue terpaksa harus bolak-balik Jakarta-Bandung," ujar Boby terkekeh.

Shania terdiam sebentar. "Lo inget sama apa yang Ilo bilang?"

"Yang mana? Dia kan udah ngomong banyak." Boby tertawa, Shania ikut tertawa sambil memukul pelan lengan kiri Boby.

"Dia bakal bantu lo, kita bisa cariin rumah. Segalanya jangan lo pikirin, kan ada gue sama Ilo yang bakal bantuin lo."

"Makasih atas niat yang sangat baik, sayang." Boby menggenggam tangan Shania dan mengelus nya pelan. "Tapi, kan nggak untuk selamanya. Gue harus mikir untuk kedepannya juga."

"Ya selamanya lah. Kan nanti kita nikah," ujar Shania tertawa geli.

Boby membenarkan posisi poni rambut Shania yang berantakan. "Amin. Doain gue selalu ada rezeki, biar bisa nikah sama lo."

"Nggak usah banyak-banyak uangnya. Yang penting bareng terus kitanya,"

"Ya masa gue nikahin seorang Shania Junianatha penerus perusahaan Natha tanpa memiliki uang yang banyak. Nanti lo juga yang malu,"

"Iya deh terserah lo. Asal kita harus jadi nikah."

"

"Ka, yuk balik," ujar Ilo saat sudah mengembalikan Kyle dan Zara kepada Boby.

"Iya tunggu."

Shania menghampiri Boby yang berdiri tepat didepan pintu dengan bibirnya yang mengembangkan senyuman.

"Gue pulang ya, By." Boby hanya mengangguk.

Shania jongkok, mensejajarkan wajahnya dengan Kyle dan Zara. "Kalau kalian dijailin sama Ka Boby cubit aja, laporan ke Ka Shania sama Ka Ilo. Oke?"

"Oke, Kakak cantik!" Kyla dan Zara berbicara dengan suara yang lantang dan menghormat kearah Shania dan Ilo.

Boby mendelik sebal kearah Shania yang tersenyum meledek.

"Udah sana pergi," ujar Boby

"Ngambek," ujar Shania dengan suara yang seperti meledek.

Shania menghampiri Ilo yang sudah menunggu didekat mobil.

"Dah," teriak Shania dan Ilo, padahal jarak mobil dengan kost-an Boby tidak terlalu jauh.

"Dah!!!" Balas Kyle dan Zara juga berteriak. Sedangkan Boby hanya menggerakkan tangannya seolah seperti mengusir Shania dan Ilo untuk segera pergi dari kost-annya.

"Ayo masuk."

"

Kyle dan Zara bergegas pergi mandi, dan Boby mengganti bajunya menjadi piyama bercorak garis-garis dengan warna hitam-abu-putih. Dan tak lupa mengabadikannya dengan ponsel miliknya, biar kayak kids zaman now foto didepan cermin.

"Ka, yuk tidur. Malah foto, besok kita juga kan harus jalan-jalan," ujar Zara

"Kata siapa jalan-jalan? Kakak mau ngerjain tugas kuliah,"

"Ish, php deh," ujar Zara mengembangkan pipinya.

"Hahaha." Boby mengacak-ngajak rambut Zara. "Iya besok kita pergi, sekarang kita tidur dulu."

Kyle dan Zara tidur bersampingan, dan Boby yang berada disamping Zara pas dipinggir kasur.

"Kalian seneng disini?," tanya Boby menatap langit-langit kost-annya.

"Nyaman kok," jawab Zara

"Selagi ada Mas sama Zara, aku bakal seneng dan nyaman," jawab Kyle.

"Cieeeeee, ternyata Kyle nggak mau jauh-jauh dari Zara," ujar Zara menusuk-nusuk pipi Kyle, mencoba menggoda saudaranya tersebut.

"Nggak! Kata siapa?" Kyle tidur memunggungi Zara dan Boby yang terkekeh melihat sikap dan sifat Kyle yang terkadang tsundere.

******

Segitu dulu ya~

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

Choose Family Lily द्वारा

फैनफिक्शन

912K 75.7K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
587 71 6
"Shan jangan tinggalin aku sendiri ya..." "ngga gre aku ngga akan ninggalin kamu"
41.9K 4.7K 19
Pairing sesuka hati author. Jangan diseriusin.
Fantasia neela द्वारा

फैनफिक्शन

1.7M 5.3K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.