The Time We Will Always In Lo...

De fafasasazaki17

27.8K 2.7K 171

[After story of TTWWNIL] Kehidupan Chanyeol dan Wendy setelah berhasil menghadapi sekaligus mengatasi masa la... Mais

Prioritas (1)
Prioritas (2)
Video Call
Jealous (1)
Jealous (2)
Pregnant
Hola
Baby Leon
Kelahiran Leon
Chanyeol's galerys
Dokter Euna
Wendy's Gallerys

Prioritas (3)

2.1K 261 17
De fafasasazaki17

Sejak kecil Wendy tumbuh dalam didikan orang tua yang teratur. Semua hal sudah dipertimbangkan, direncanakan bagaimana tahapan-tahapannya, tak lupa dengan segala resiko atau hal-hal yang menghambat rencana tersebut, sebuah rencana cadangan sudah dipersiapkan. Wendy dengan sukarela mengikuti alur yang telah dibuat oleh orang tuanya, dari pendidikan, segala aturan di rumah seperti apa, bagaimana cara bersikap, termasuk mengelola uang bagaimana. Wendy berpikir seperti itulah seharusnya orang tua, mengarahkan sang anak ke dalam hal-hal baik.

Namun di sisi lain orang tua Wendy tidak pernah menuntut sampai kadar memaksa sang anak harus menjadi seseorang yang mereka inginkan. Tidak, sikap konservatif mereka tidak sampai seperti itu. Setelah cukup dewasa, orang tua Wendy membebaskan anak-anaknya meraih mimpi yang mereka inginkan. Maka ketika Wendy memutuskan ingin meneruskan SMA di Korea, tidak ikut kembali ke Kanada bersama keluarganya, mereka hanya berdiskusi tentang tempat tinggal dan keperluan selama Wendy hidup sendiri. Ditambah izin dari orang tua Seulgi, yang mana Seulgi diminta menemani Wendy tinggal di flat sederhana yang berjarak lima blok dari sekolah.

Mengingat didikan orang tuanya yang teratur, maka dalam kamus hidup Wendy yang kala itu masih belia, pendidikan adalah prioritas yang paling atas. Jatuh cinta kepada lawan jenis bukan hal yang harus dia masukan dalam skala prioritasnya. Sewaktu dalam jenjang SMA, dia lebih tertarik dengan belajar atau buku-buku perpustakaan daripada duduk di bangku penonton melihat para anak lelaki bermain basket. Tapi memiliki sahabat seperti Seulgi, membuat Wendy terkadang akan duduk di sana sekali dua kali demi menemani sahabatnya itu berteriak menyebut satu nama yang kini menjabat sebagai kekasih Seulgi.

Seulgi pernah beberapa kali mencoba mengenalkan teman Jongin pada Wendy supaya Wendy tidak sendirian saat Seulgi dan Jongin berkencan. Wendy tahu sisi lain Seulgi yang ingin mendorong Wendy supaya mempunyai kekasih, namun pada akhirnya semua berakhir sama. Wendy tidak tertarik dengan ikatan seperti itu. Terhadap lawan jenis dia lebih nyaman menjalin hubungan sebatas teman. Kalaupun ada seseorang yang dirasa memiliki kelebihan yang bisa membuatnya senang, Wendy menganggapnya sebatas rasa kagum. Sebagai contoh di antaranya adalah Nam Taehyun. Wendy mengagumi teman seangkatannya itu karena suaranya sangat merdu saat bernyanyi bersama band-nya. Hanya itu.

Wendy bukannya introvert, lingkaran pertemanannya pun lumayan. Dia juga senang bertukar pikiran dengan orang lain, apalagi saat berdiskusi dengan tim paduan suaranya saat sekolah. Namun kembali lagi ke prinsip hidup Wendy, segala sesuatu harus dipertimbangkan. Maka jika ada suatu hal yang tidak terlalu penting, lebih baik tidak perlu dilakukan.

"Wen!" Satu panggilan cukup keras itu berhasil menyentak Wendy dari lamunan. Saat kepalanya berputar ke arah suara, irisnya bertemu milik Seulgi yang menatapnya khawatir.

"Kamu belakangan ini jadi suka melamun. Ada yang mengganggu pikiranmu?"

Wendy menghela napas, lalu mengangguk. "Chanyeol tidak bisa menyusul ke Busan, ke pernikahan Joohyun. Lusa dia akan ke London."

Kalimat terakhir Wendy terdengar lirih. Kekalutan menyergapnya saat membaca pesan Chanyeol beberapa saat lalu. Dua hari lagi adalah pernikahan Joohyun, Wendy sudah berpesan jauh-jauh hari supaya Chanyeol bisa datang ke pernikahan temannya itu.

Kemudian mendadak dada Wendy terasa sesak. Hari-hari sibuknya yang biasanya menyenangkan sekarang entah kenapa menjadi berat. Pikirannya berkecamuk antara ingin menetap di sini sampai acara selesai atau pulang untuk menemui Chanyeol. Lalu tahu-tahu air matanya sudah menetes begitu saja saat matanya mengerjap.

"Wen," Seulgi yang duduk di samping Wendy mengusap pundak sahabatnya. Siang itu mereka sedang makan di restoran cepat saji setelah mengurus beberapa hal. "Sebenarnya aku tidak ingin mencampuri urusanmu kalau itu dengan Chanyeol. Tapi melihat kamu tidak fokus begini cukup membuatku khawatir, tahu. Sepertinya kali ini masalah kalian serius. Entah apakah ini menyangkut yang dibicarakan ibu Joohyun kemarin atau tidak, kalau kamu ingin segera menemui Chanyeol sebelum dia pergi, lebih baik sekarang kamu pulang saja."

"Tapi aku tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan tanggung jawabku di sini."

"Biar aku yang mengurus sisanya. Kamu tahu aku masih bisa diandalkan 'kan?"

Wendy memandang lurus ke arah Seulgi yang mencoba meyakinkannya. Wendy berpikir sejenak, menimbang keputusan yang akan dia ambil. Seketika memorinya terlempar ke masa saat dirinya larut dalam menyelami kesibukannya. Rasa-rasanya saat itu segalanya terasa benar. Hanya pernikahan dadakannya yang terjadi di luar rencana. Lalu saat memikirkan kembali apa yang terjadi selama setahun pernikahannya dengan Chanyeol, kini Wendy merasa ada sesuatu yang salah dengan mereka.

"Seulgi," ucap Wendy lirih setelah menarik napas panjang. Wendy menarik sudut bibirnya kala Seulgi menelan habis burgernya. "Aku titip kunci mobilku. Aku akan ke Seoul dengan kereta saja. Sampaikan maafku pada Joohyun dan Joonmyun karena tidak bisa berada di sana sampai akhir prosesi. Kabari aku jika ada kendala yang terjadi."

"Eh? Kamu mau pergi sekarang juga? Tidak mau kuantar sampai stasiun?" Seulgi tampak terkejut saat Wendy meletakkan kunci mobil dan buku memo kerja ke hadapannya lalu buru-buru beranjak.

"Tidak perlu, Seul. Stasiunnya hanya satu blok dari sini 'kan? Aku bisa berlari."

Selanjutnya yang terjadi adalah Seulgi menatap punggung Wendy yang menjauh.

Hari sudah sore saat Wendy memasuki area apartemen. Wendy berjalan dengan tidak sabar, mengetuk-ketukkan kaki saat berada di dalam lift, dan keluar lift dengan tergesa pula. Begitu tangannya berhasil memasukkan password pintunya, Wendy meneriakan nama Chanyeol seiring pintu terbuka.

"YEOL!"

Wendy sedikit cemas saat tidak melihat presensi Chanyeol di ruang tengah maupun dapur. Lalu ketika dia akan beranjak ke kamar, pintu kamar itu sudah dibuka lebih dulu dari dalam.

"Wendy? Kamu pulang? Kukira kamu masih harus di Busan," ucap Chanyeol keheranan melihat Wendy yang sedikit terengah.

Wendy menggigit bibir bawahnya, perlahan berjalan menghampiri Chanyeol.

"Kamu sedang apa?" tanya Wendy begitu melirik sebuah koper terbuka di samping ranjang.

"Sedang berkemas," jawab Chanyeol singkat lalu berjalan ke arah koper dan menutupnya. "Aku hanya seminggu di London. Ini pun jadwal dadakan sebenarnya. Doyoung hampir lupa memberitahuku kalau ada jadwal kesana. Oh ya, aku masih penasaran kenapa tiba-tiba kamu pulang. Memangnya acara Joohyun dimajukan? Apa sudah selesai? Kenapa tidak bilang? Tahu begitu aku masih bisa kesana."

Wendy hanya diam selama Chanyeol berucap panjang seiring tangannya sibuk dengan koper. Dalam hati Wendy membenarkan paduganya kalau memang ada yang salah dengan mereka. Chanyeol terlihat menghindari kontak mata dengan Wendy sedari tadi.

"Pernikahan Joohyun tidak dimajukan." Wendy memberi penjelasan. "Aku pulang karena ingin bertemu dirimu."

Chanyeol yang berdiri di sisi ranjang setelah meletakkan koper di sudut sana membeku sesaat begitu mendengar penuturan Wendy. Perlahan Wendy berjalan mendekat ke arah Chanyeol, lalu setelah berada di depan pria itu Wendy langsung melingkarkan lengannya di pinggang Chanyeol.

Untuk beberapa saat, Chanyeol tidak merespon sampai akhirnya dia membuka mulut. "Ada apa?"

"Berhentilah menghindariku." Suara Wendy sedikit bergetar.

"Aku tidak--"

"Maaf membuatmu menunggu." Wendy memotong ucapan Chanyeol sembari kepalanya mendongak, menatap tepat di manik Chanyeol.

Pria itu mengernyit kurang mengerti, lalu matanya melebar ketika detik selanjutnya Wendy menarik kepalanya supaya menunduk untuk kemudian menciumnya.

"Bagaimana kalau aku ikut ke London bersamamu?" Wendy bertanya setelah melepas tautannya. "Kita bulan madu di sana setelah pekerjaanmu selesai."

Wendy tersenyum, menatap pria di hadapannya itu yang sedikit terkejut.

"Kamu serius?"

Wendy mengangguk menjawab pertanyaan Chanyeol. Kemudian Chanyeol ikut melebarkan senyumnya, dan meraih kembali bibir Wendy untuk dia cium. Kali ini lebih dalam. Seiring dengan itu, Chanyeol mulai membawa Wendy ke arah ranjang di samping mereka. Sehingga posisi Chanyeol kini sudah berada di atas Wendy, ciuman yang mereka lakukan semakin panas saat Chanyeol memasukkan lidahnya ke mulut Wendy.

"Bagaimana kalau kita mulai saja sekarang, Wen? Menunggu seminggu lagi rasanya terlalu lama." Chanyeol melepas sejenak tautan mereka. Wajahnya berjarak beberapa mili dari Wendy, dia menatap wanita itu untuk meminta persetujuan. Dalam hati Chanyeol sudah siap akan beringsut mundur jika Wendy menolak. Namun yang terjadi selanjutnya adalah Wendy mengangguk.

"Kamu yakin?" Sekali lagi Chanyeol inging memastikan.

"Iya, Yeol,"jawab Wendy singkat diiringi anggukan kecil.

Chanyeol tersenyum, lalu menundukkan kepalanya dan kali ini melesakkan kepala ke leher Wendy, menginvasi leher jenjang itu. Tangannya tidak tinggal diam, Chanyeol memasukkan tangannya ke dalam baju Wendy dan mulai menyentuh tubuh di bawahnya. Wendy melenguh, tangannya reflek meremas rambut Chanyeol.

Di hari-hari sebelumnya, biasanya Wendy akan segera menarik diri jika kegiatan mereka sudah sampai tahap ini. Namun sekarang Wendy ingin mengenyahkan ego dan pertahanan dirinya, beralih mengikuti ritme yang Chanyeol ciptakan.

Sepertinya sisa sore hari sampai malam nanti akan mereka habiskan di dalam kamar.



Fin

A/N: sori yang nunggu kelamaan. Aku belakangan lagi sibuk fangirling iKon. Hehehe

Sori juga endingnya aku cut di sana. Aku emang ga ada niat buat bikin Rate M. Biar imajinasi kalian aja yang bikin next nya gimana.

Eh, betewe ada yang ngikutin dramanya Joy? Kok liat kiss scene Joyi aku setengah seneng setengah ga rela ya?? Ga rela karena bibir Joyi udh ga perawan. Harusnya kmrin WGM kamu bikin first kiss dulu sama Seungjae. Huhuhu, Joyi-ku diam2 ternyata good kisser. Cuman ama hyunwoo aja yang ga begitu serius ciumannya.

Udah ah cuap2nya.

Happiness~~

Continue lendo

Você também vai gostar

94.1K 1.8K 17
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
3.3K 397 5
Marsal Wiratama bertekad untuk membuat Heaven kembali melihatnya seperti dahulu. Hanya Heaven yang memberinya perasaan meledak-ledak seperti kembang...
571K 6.1K 26
Hanya cerita hayalan🙏
292K 3.1K 4
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!