Abang Dokter (Pindah Lapak Le...

By nevadwi

7.6M 195K 1.7K

***Akan di Upload sampai lengkap di Innovel dan Dream*** :: Blurb :: Yovando Baskara. Cowok tampan yang berp... More

bab. 1
Bab. 2
bab. 3
bab.4
bab. 5
bab. 6
bab. 7
bab. 8
bab, 9
bab. 10
bab. 11
bab. 12
Janjian
bab. 14
bab. 15
Yovan
Intan Takut Gagal nikah
bab. 19
Berbagi Dapur
Ajakan Ngedate
Ujian Dari Satu Keluarga
Gangguan Emergency
bab. 24
Pengacau
Ketahuan
Isi Hati Kirana
info
Help
News
Jingga
GIVEAWAY ABANG DOKTER
Pindah Lapak

bab. 16

122K 6.7K 33
By nevadwi

Kirana terbangun dari tidur nyenyak. Meregangkan otot-otot merasakan kelegaan di sana. Ia mulai beringsut dari kasur dan benda pertama yang teringat adalah di mana ponsel kesayangannya berada.

Sesaat mencari keberadaan gawai Kirana jadi teringat dengan Yovan.

Bukannya semalam dia sedang telfonan dengan lelaki itu? Kok tiba-tiba hari sudah pagi?

Gadis itu meloncat ke sana ke mari mencari jejak gawainya. Dan ternyata dia bersembunyi di bawah bantal. 

"Ya ampun kok aku bisa ketiduran sih!"

Dia penasaran jam berapa terakhir sambungan telefon itu terputus.

Di layar ponsel dalam panggilan masuk tertera jelas di sana. Kirana menghel nafas jengah.

Payah banget sih, sampai ninggalin orang gitu aja.

Kirana terus mengutuk diri. Tetapi kebiasaan jelek itu terhenti oleh pesan yang sengaja di tinggalkan oleh Yovan. Buru-buru membaca dan Kirana menjerit kegirangan dengan pesan tiga kata itu.

"Mimpi indah Kiran."

Kenapa hatinya amat merasa senang. Kenapa? Kenapa?

Dalam kebahagian yang tak tertandingi. Kirana menyempatkan untuk menyimpan nomor lelaki yang mampu mengubah malam sendunya menjadi malam berbunga-bunga dengan nama 'Abang Yovan'

Dengan senyum terukir indah dia kembali melompat kegirangan. Sesekali merasa gemes dengan diri sendiri.

Langkah kaki di bawanya menuju kamar mandi.

"Saatnya mandi, Kiran!"

Kurang lebih satu jam ritual paginya selesai. Kirana sudah siap dengan stelannya. Kaos berbahan katun, Celana training, Serta kakinya sudah siap di baluti sepatu olah raga berwarna biru muda.

Sayang kalau hari minggu dilewati hanya berdiam diri di rumah dan menyia-nyiakan waktu berlibur meski tak bisa mendatangi ke tempat wisata. Lebih baik menyehatkan tubuh dengan berjoging.

Setelah siap mengikat rambut
Panjangnya dengan erat. ia mulai beranjak dari kamar. Menuruni anak tangga satu per satu sembari menyanyikan lagu.

"Pagi Mbak Kiran," sapa Yanti merasa senang melihat wajah ceria majikannya.

"Pagi Bik!"

"Mau joging ya Mbak?"

"Iya, Oh ya Bi? Mbak Surti udah datang belom?"

"Udah Mbak, Surtinya lagi di kamar Bapak."

Kirana terus melangkah menuju kamar papanya. Di sana di menemukan Surti pengasuh baru sedang menyuapi sarapan bubur untuk papa.

"Hai, Mbak Surti! Maaf ya hari minggu aku panggil ke sini!"

"Iya Mbak, nggak apa-apa kok, Lagian saya juga nggak ada kerjaan di rumah."

"Makasi ya Mbak," ujar Kirana tersenyum lega."kalau ada yang di butuhkan untuk keperluan Papa, bilang ke Bibik Yanti aja ya."

"Oke, Mbak."

Sebelum berangkat Joging Kirana menyempatkan diri untuk menyapa sang papa.

Memberi kecupan dan mengelus pipi tirus pria tua itu dengan penuh sayang.

"Pagi Papa! Kiran pergi bentar ya, Papa di temani Mbak Surti dulu."

Toni menatap lembut pada wajah putrinya lalu menunjukan senyuman kecil.

Kirana bersyukur ada sedikit kemajuan dari kesehatan papa. Ia membalas senyuman papanya dengan senyum terbaik.

"Ya udah, Kiran pergi dulu ya."

Kiran menyalamin dan mencium punggung tangan papanya, pindah ke pipi kiri dan kanan.

"Mbak titip Papa ya," ucap Kiran
pada Surti lagi.

"Iya Mbak Kiran, hati-hati di jalan."

Kirana mulai melangkah hingga keluar dari pagar rumah dan berlari-lari kecil menelusuri jalan di komplek itu.

Kebetulan di belakang kompleks perumahannya ada tempat yang cocok untuk lari pagi. Masyarakat di sana juga memanfaatkan itu, tidak hanya untuk olah raga tetapi juga tempat pedagang-pedagang kaki lima memamerkan dagangannya.

Menuju ke sana Kirana harus memutar dahulu melewati beberapa bangunan seperti sekolah negeri, ruko-ruko dan hotel flower.

Sudah biasa dan tidak hanya dirinya saja yang menggunakan trotoar itu. Karena saat weekend jalanan ini bisa di lewati dengan santai karena sepi dari kendaraan.

Mentari pagi masih belum menyengat tapi sudah membuat peluh bercucuran di sebagian tubuh gadis itu. Sesampai di sebuah pertigaan jalan, salah satu jalan di hanya menuju hotel flower.

Langkahnya terhenti dari kejauhan memandang pada pintu keluar hotel terlihat sosok yang sangat dikenal hampir dua tahun lamanya.

"David? Ngapain dia di sini?"

Lelaki itu berjalan menggandeng seorang wanita cantik berpakaian yang cukup terbuka menuju sebuah mobil.

Sudah lama dia tidak bertemu dengan pria itu. Sebulan yang lalu setelah pertengkaran yang tak terduga membuat hubungan mereka bubar. Yah, meski Kirana tidak mengharapkan kedatangan David padanya untuk memohon maaf.

Tidak menyangka pertemuan pertama setelah sekian lama akan seperti ini. Padahal sepengetahuannya David bukalah pria yang suka tidur sembarangan wanita atau memang selama ini Kirana terlah di bohongi?

Kirana mendengus kesal, meski begitu setidaknya mereka sudah putus dan tidak pernah menjadi korban nafsu bejat David

Berencana melanjutkan langkahnya, sesaat melintasi jalan Kirana tak sengaja berpapasan dengan mobil yang dikendarai David.

"Kirana?" panggil pria itu menyembulkan  setengah badannya dari jendela. Dengan cepat pula David keluar dan mendekatinya setelah asal parkir mobil,"Wah, sudah lama ya kita nghak ketemu, kamu kelihatan baik-baik saja."

Pria itu memandang Kirana dengan tersenyum miring. Tatapan yang begitu menyebalkan, Kirana mendengus kesal.

"Tentu, apa mau mu?"
David menaikan lengannya ke  pundak Kirana.
"Usah pegang-pegang!" elaknya mengambil langkah mundur.

"Hahahaha, Kirana sayang! kamu masih saja galak ya?" goda Davit hendak menyentuh pipi Kirana.

Kirana menangkis kasar.
"Lo nggak denger! Jangan sentuh Gue!"

"Oke oke!" jawab Davit.

Kirana ingin beranjak, lagi-lagi Davit menahan lengannya.
"Jangan pergi dulu. Aku masih mau bicara sama kamu, sayang!"

"Udah nggak ada yang mesti di bicarakan. Semua udah jelas, Lo bukan siapa-siapa Gue!" terang Kirana menarik kasar lengannya dari genggaman Davit.
Ingin melanjutkan langkahnya ke depan. Tapi pria blasteran itu belum ingin melepaskan Kirana.

"Kenapa kamu jadi kasar sih?"

"Terserah gue, lepas nggak!"

David mengeluarkan tatapan tajamnya,"Aku nggak terima kamu memutuskan hubungan kita seenaknya Kirana, hatiku sungguh terluka."

Kirana tersenyum sinis,"jangan konyol deh, yang seharusnya terluka itu Gue, elo seenaknya menghina orang tua Gue, dasar David tolol!"

"Oo, karena orang tua itu kamu jadi kejam begini? Hemm?" Cengkraman di lengan Kirana semakin diperketat oleh David.

Kirana meringis,
"Mau Lo apa lagi sih? Lepas nggak?"

"Pertanyaan yang bagus, sayang. Mauku kita harus balikan, kamu nggak boleh nolak."

Kirana berdecis keras, ingin sekali dia meludahi wajah bajingan itu.

Setelah menghabiskan malam dengan wanita di hotel sekarang seenaknya mengajak balikan.

"Dasar nggak punya otak, mau banget gitu ya gue balikan ama Lo, dipaksa pun Gue ogah!"

Teriakan Kirana mengundang perhatian orang berlalu lalang. Sudah ada sebagian yang memang sejak tadi berdiri di sana memperhatikan mereka. Tapi tak ada seorang pun berniat menolongnya. 

Kirana meronta agar pria terkutuk itu melepaskannya.

"Lepas, David!"

"Tidak akan, sebelum kamu membatalkan putusnya hubungan kita...aku tidak akan meminta ganti rugi ke kamu atas apa yang sudah kuberikan, dari uang, tenaga, waktu, semuanya akan aku anggap adil jika malam ini kamu ikut bersamaku, Kirana."

"Jangan naif deh, Dav. Selama ini Gue yang banyak mengeluarkan tenaga, waktu dan uang buat Elo!"

"Oh ya?"

Senyum mengejek David semakin membuat Kirana dongkol. Lengannya juga semakin sakit oleh cengkeraman pria itu.

"Lepasin Dav, sakit!!"

"Akan aku lepaskan kalau kamu setuju menghabiskan malam ini bersamaku. Apa lagi kalau kamu bersedia kita balikan seperti dulu, aku janji akan memberikan semuanya padamu, Kamu lupa aku punya segalanya!"

Kirana merasa jijik dengan kesombongan pria itu. Satu tendangannya yang berhasil mendarat di tulang kering David tidak berarti apa-apa bagi pria itu. Dia masih saja tampak kuat menahannya.

Kirana mulai lelah, lengannya semakin terasa sakit.

Dia juga tidak terima pria itu mengatakan jika dia yang paling dirugikan atas hubungan mereka dulu. Padahal selama menjalani hubungan pacaran pun Kirana juga banyak meluangkan waktu, tenaga untuk pria itu. Apa lagi saat pria itu di rawat di RS selama dua bulan karena penyakit jantung dan itu tidak hanya sekali.

Apa lagi David tidak memiliki keluarga di Jakarta.

Benar-benar sialan tuh cowok!

"Bagaimana, kamu sudah memikirkannya bukan? Ayo kita mulai dari awal lagi sayang!" tangan David hendak membelai wajah putih Kirana. Tetapi berhasil di tahan oleh seseorang.

"Berhenti menyakiti perempuan!"
Pemilik suara yang terdengar segar, keras dan tegas itu menatap tajam pada David.

"Mau apa lo, usah ikut campu—"

Bukk!

Satu pukulan melayang tepat di rahangnya.

Tinggalin jejak ya.

Thanks :)

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 127K 56
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
475K 34.3K 36
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
4.9M 182K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
5.9M 309K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...