SEAN : ICE PRINCE [TAHAP REVI...

By kathaurel_

38.3K 1.4K 62

"Don't mess with me. Because I will make you regret it, later." -Sean Aquielo Rajendra. "Remember this, I'm... More

Incipit Prologus
0.01
0.02
Et Cast
0.03
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
Pars 10
Pars 11
Pars 12
Pars 13
Pars 14
Pars 15

0.04

2.6K 99 6
By kathaurel_

Shera menyuap sereal favoritnya dengan terburu-buru. Ia harus menyelesaikan sarapan paginya sebelum ibu tirinya turun dari kamar dan merusak mood paginya. Setelah selesai sarapan, ia segera mengeluarkan sepeda biru pastel kesayangannya yang baru diantar kembali oleh Pak Bara, asisten ayahnya. Ia bersyukur sepedanya masih bisa dibetulkan oleh bengkel, karena banyak kenangan yang menempel pada sepeda itu.

Good morning, Ocean!” serunya dengan mata berbinar sambil mengikuti sepedanya yang dituntun Pak Andy menuju luar garasi. Ayahnya yang sedang menyesap kopi hangatnya sontak tersenyum kecil melihat sang putri tampak bersemangat kembali setelah 3 hari ini sepedanya menetap di bengkel.

“Ayah, Shera berangkat dulu, ya!” sang ayah meletakkan cangkir kopinya, lalu membalas uluran tangan Shera.

“Hati-hati, sweety!” Shera hanya mengacungkan jempolnya, lalu mulai mengayuh Ocean menuju NHS, sekolah barunya.

Ini hari keduanya di NHS, namun banyak sekali pasang mata yang meliriknya tajam. Tidak semua sih, ada beberapa yang meliriknya kagum. Tapi Shera tak mengidahkan semua itu.

Selepas mengunci sepedanya di pojok parkiran, ia melangkahkan kaki menuju kelasnya di lantai dua. Sialnya, karena lantai 1 merupakan sarang kelas 12, banyak murid laki-laki yang tengah menggodanya. Bahkan ada yang terang-terangan meminta nomor handphonenya. Sekali lagi, Shera tidak peduli.

“Shera!” seseorang memanggilnya. Shera menoleh dan mendapati Ayla yang jatuh tersungkur. Disana, ia melihat 3 perempuan yang tertawa puas melihat Ayla jatuh.

“Ups, gak sengaja. Makanya kalo jalan liat-liat dong,”

Tanpa banyak bicara, Shera melangkahkan kakinya menuju Ayla untuk menolong. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Ayla berdiri.

Setelah Ayla berdiri, Shera menatap tajam ketiga perempuan yang masih tertawa melihat kejadian tadi.

“Selle, diliatin tuh. Kayaknya ngefans sama lo,” salah satu temannya menepuk bahu perempuan yang di tengah, bisa Shera tebak, dia bosnya.

“Iya kali. Secara, dia kan kalah cantik sama Giselle,” temannya yang lain tertawa.

“Lo manusia apa setan?” pertanyaan pedas Shera membungkam tawa ketiganya, ah, bahkan lorong kelas 12 yang tadinya bising langsung senyap menonton pembelaan Shera.

“Heh, adek kelas! Sopan dikit sama gue,” Shera menaikkan sebelah alisnya lalu tersenyum sinis pada perempuan bernama Giselle.

“Harus banget gue sopan sama setan kayak lo? Cih, ogah,” beberapa berbisik-bisik kagum pada Shera karena ia berani pada Giselle.

“Lo ganggu temen gue sama aja lo berhadapan sama gue. Camkan itu, Giselle Alvira Clarence,” bulu kuduk Giselle seakan berdiri saat Shera mengucapkan nama terakhirnya yang tidak semua orang tahu, dan sekarang namanya akan menjadi perbincangan hangat siswa siswi Nebula High School.

Sean menatap kesal ke arah sepeda biru yang seenaknya parkir di parkiran pribadinya. Dari bentuknya, sudah pasti ini milik perempuan. Sialnya lagi, waktu sudah lebih dari 5 menit, yang artinya ia hampir terlambat. Ia mendengus kasar lalu menabrak asal sepeda itu agar motornya dapat parkir disana. Persetan dengan pemiliknya yang mungkin saja akan mengamuk saat tahu sepedanya jatuh dengan posisi mengenaskan.

Sean segera berlari menuju kelasnya, untung saja guru yang mengajar belum masuk. Namun, ada yang aneh dengan suasana kelasnya. Bahkan, Rangga, temannya yang paling waras, ikutan masuk dalam lingkup perghibahan Ravel dan Andra.

“Sean, sini deh lo,” Ravel menepuk bangku kosong di sebelahnya. Sean hanya mengangguk lalu meletakkan tasnya disana.

“Tumben telat, bos.” Ujar Andra.

“Kesiangan,” jawab Sean seadanya.

“Yah lo mah! Lo ketinggalan acara seru tadi,” Ravel menimpali.

Sean hanya berdeham tak minat. Namun topik yang Andra bicarakan seolah membuatnya penasaran.

“Kalo gue liat-liat, Shera itu kayak Sean versi cewek,” ucapan Andra membuat Sean menatapnya tajam.

“Iya, gue pikir juga gitu. Sama pinternya bikin orang skakmat, diam-diam mematikan,” Ravel ikut berpendapat.

“Gue masih kaget dia bisa tau nama terakhirnya Giselle,” kali ini Sean benar-benar menoleh. Bukannya nama terakhir Giselle benar-benar dirahasiakan? Darimana Shera tahu?

“Itu cewek gak punya takut sama sekali,” timpal Rangga.

“Sean, lo gak ada niatan mau gebet Shera, gitu?” Sean menatap Rangga dengan datar.

“Gak.” Ketiga temannya hanya terkekeh.

“Gue shipper sejatinya Sean-Shera pokoknya,” ujar Andra dan disetujui oleh Ravel dan Rangga.

“Bukan tipe gue,” tapi menarik, batin Sean.

“Kalo sampe lo berdua jadian, gue ketawa paling kenceng,” sahut Ravel.

“Jangan gitu. Jadian mampus lu!” tawa Rangga meledak. Sean hanya mengedikkan bahunya tak peduli, lalu menempelkan kepalanya ke atas meja untuk tidur kembali.

“Permisi kak, yang namanya Kak Shera mana ya?” seorang siswi kelas 10 menghampiri Shera saat istirahat sedang berlangsung.

“Gue Shera, kenapa?” siswi tersebut menatap Shera sedikit takut, padahal tatapan mata Shera biasa saja.

“Mmm..itu..Kak Shera yang tadi ke sekolah naik sepeda biru ya?”

Shera mengangguk, “Iya, kenapa?”

“Udahlah, Rin. Kasih tau aja,” temannya berbisik pada si siswi.

“Ada apa nih?” Ayla yang baru sampai kelas terkejut melihat Shera di ajak ngobrol dengan adik kelas.

“Hey, jujur aja, kenapa sama sepeda gue?” Shera tersenyum tipis agar sang adik kelas tidak takut.

“Sepeda kakak—rusak, kayak habis ditabrak,” Shera mengernyitkan dahinya, masih mencerna semua kata-kata sang adik kelas.

“Kamu yakin? Siapa yang nabrak Ocean?” siswi tersebut mengangguk yakin, “Tapi aku gak tau siapa yang nabrak sepeda kakak,” Shera mengangguk, lalu berterima kasih dan berlari ke arah parkiran.

Benar saja, Ocean jatuh dengan posisi mengenaskan. Siapa yang berani membuat Ocean jatuh, ia berurusan dengan Shera. Ayla menyusul Shera dengan napas terengah-engah. Ia juga terkejut dengan apa yang dilihatnya. Tunggu, Ayla semakin terkejut kala melihat motor hitam yang bertengger disana, menggantikan letak posisi sepeda Shera.

Shera tengah berpikir keras, ia menoleh ke sekitarnya, dan—yaps! Ada cctv yang diletakkan di ujung sana. Shera menampilkan smirknya, lalu menoleh ke arah Ayla.

“Anterin gue ke ruangan cctv,” Ayla mengangguk, lalu memimpin jalan.

Sesampainya di sana, tanpa basa-basi, Shera langsung menjelaskan maksud tujuannya melihat rekaman bagian parkir. Untung saja kali ini yang menjaga langsung paham dan menunjukkan rekaman cctv yang dimaksud. Shera mempertajam penglihatannya, seorang laki-laki pengendara motor merah menabrak sepedanya yang terparkir disana.

“Itu bukannya Sean anak kelas 12, ya?“ tanya sang penjaga. Ayla mengangguk setuju, “Iya, itu Kak Sean, yang kemarin di taman belakang, Ra.” Shera terdiam sebentar, lalu mengucapkan terima kasih kepada penjaga tersebut. Ia melangkahkan kakinya menuju lapangan basket belakang, siapa tahu ia bisa menemukan laki-laki menyebalkan itu.

“Loh, kelas kita kan kesana, Ra,” Shera tetap cuek dan melanjutkan langkahnya.

“Kalian mau kemana?” keduanya spontan berhenti dan menoleh ke arah pak Dirga yang berdiri tak jauh dari mereka. “Bel masuk akan berbunyi 3 menit lagi, lebih baik kalian masuk kelas,” Shera hanya menghela napas kesal, lalu kembali kelas bersama Alya.

“Anak-anak, nanti setelah selesai mengerjakan latihan halaman 23, kumpulkan ke meja saya di ruang guru. Setelah itu, kalian baru boleh pulang. Saya ada urusan mendadak, selamat siang,” Bu Gina, guru yang mengajar matematika pamit secara terburu-buru. Setelah beliau keluar kelas, seisi kelas langsung ramai bersorak.

Beberapa ada yang langsung mengerjakan, ada juga yang cuek dengan melanjutkan tidurnya, dan ada pula yang tengah bergosip di pojok kelas. Shera dan Ayla termasuk dalam opsi pertama, yaitu langsung mengerjakan.

“Lo kurang berapa nomer, La?” Shera menutup buku paketnya karena sudah selesai mengerjakan.

“Bentar, gue kurang 1 nomer,” Shera mengangguk, lalu membiarkan Ayla menyelesaikan tugasnya dahulu.

Fyuhh..udah selesai. Kuyy ke kantin,” ujar Ayla dengan semangat 45.

“Kumpulin dulu ke ruang guru,”  Shera mengingatkan.

“Oh iya gue lupa, hehe..” mereka berjalan bersama ke arah ruang guru dengan membawa beberapa tumpuk buku tugas milik teman sekelas yang menitip.

Setelahnya, mereka berdua memilih untuk ke kantin dahulu, karena jam pulang masih 30 menit lagi.

Mereka memesan minuman, setelah itu mulai bercakap-cakap tentang kehidupan mereka. Bahkan Ayla juga berusaha menghibur Shera yang tampak kesal sepedanya dibuat rusak oleh Sean, si manusia es menyebalkan. Ayla menghiburnya dengan cerita lucu yang pernah ia alami saat dirinya masih duduk di bangku SD, alias masih polos.

“Udah kurang 10 menit, gue ke parkiran dulu ya,” Shera mengecek jam di hpnya.

“Lo yakin gak mau bareng gue?” tawar Ayla ke sekian kalinya.

“Ini ke-10 kalinya lo nawarin gue tumpangan, La. Gue gak papa, seriusan. Gue cuma mau nyelesein urusan sama dia doang,” Shera terkekeh pelan.

Hmm, oke deh. Tapi jangan coba-coba bikin dia marah. Karena itu sama aja bikin diri lo dalam bahaya,” peringat Ayla. Shera mengangguk paham, lalu menepuk bahu Ayla pelan dan melangkahkan kakinya untuk standby disana.

“Lo pada langsung balik?” tanya Sean saat guru di kelasnya mulai pamit undur diri.

“Kita langsung ke warung Bu Irmah. Motor kita disana semua,” ujar Ravel.

Sean mengangguk pelan, “Gue nyusul, ambil motor dulu,”

“Oke, jangan lama-lama bos!” sahut Andra dan hanya dibalas dehaman oleh Sean.

Sean memisahkan dirinya dari teman-temannya. Ia menuju ke parkiran yang mulai sepi karena kelasnya pulang terlambat. Namun, netra matanya terkejut karena melihat perempuan yang memandangnya sinis. Perempuan yang ia tolong secara diam-diam kemarin— ia berdiri di samping motor merah Sean, tangannya bersedekap di dadanya, matanya memicing sinis.

“Lama banget, lo!” refleks, Sean menaikan sebelah alisnya bingung,

“Lah?”

“Tanggung jawab. Bawa Ocean ke bengkel!” Sean semakin bingung dengan pernyataan gadis yang berdiri di depannya. Ocean siapa lagi anjir?

Halooooo

Apa kabar kaliann?

Sorry for the late update :(
Semoga semakin sayang Sean xixixi

Jangan lupa pencet ⭐ di ujung kiri dan ramein kolom komentar yaa biar aku makin semangat update fufufuf~

Luvvv,
—Kael.

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 268K 46
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
688K 32.4K 53
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
3.4M 201K 55
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
4.5M 350K 48
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...