You're My Alpha!

By ippi-chan

495K 52.1K 9.6K

Karena pada dasarnya, mereka adalah satu. Sekuat dan sejauh apapun mereka pergi, pada akhirnya mereka akan ke... More

Bagian 1- Begin
Bagian 2 - Minhyung?
Pengumuman!
Bagian 3 - You're Selfish Bastard
Bagian 4 - Where are you?
Bagian 5 - Other Alpha!
Bagian 6 - Homesick
Bagian 8 - Pregnant
Bagian 9 - Just Fuck Buddies?
Bagian 10 - Lost it!
Bagian 11 - Fight
Bagian 12 - Revenge
nctales
Bagian 13 - Really Sorry
Bagian 14 - Yes, I Know I'm Wrong
Bagian 15 - Best Thing

Bagian 7 - He will back

26.5K 3.2K 630
By ippi-chan

Title: You're My Alpha!

Pair: Markhyuck

Cast: Lee Haechan
Mark Lee
And other member

Genre: Romance

Disclaimer:
Cerita milik saya sendiri, Cast milik diri sendiri, orangtua, dan Tuhan YME
A/B/O Gender, Alternative Universe (AU)

Warning: YAOI!  BOYSLOVE!

DON'T BASH MY STORY! DON'T LIKE DON'T READ!

-YOU'RE MY ALPHA!-


Cahaya remang-remang memantulkan sepasang tubuh yang bertaut dalam penyatuan. Di atas sofa empuk yang menjadi saksi dua makhluk adam yang saling bercumbu satu sama lain. Saling memberikan kenikmatan untuk masing-masing. Tak ada yang lebih indah dari ini. Malam sepi sunyi menjadi saksi penyatuan tubuh dan cinta mereka.

Mark merasakan nafas yang menggelitik lehernya sehingga membuatnya merinding dalam kobaran nafsu. Merasakan tubuh berisi omeganya dalam pangkuan yang sedang melonjak naik turun mencari kenikmatan untuknya sendiri. Mark merasa terjepit dalam kenikmatan yang diberikan omeganya.

"Anghh.. hikss.. hikss.." desahnya disertai isak tangis.

Mark terkejut, tangannya yang sedari tadi menopang pinggang ramping melonjak naik turun dalam pangkuannya berhenti. Mark terkejut mendengar isakan keluar dari mulut yang terus mengeluarkan desahan sedari tadi. Tangannya menghentikan gerakan konstan yang diberikan omeganya.

Haechan semakin meringkuk dalam leher orang yang memangkunya ini. Isakan terus keluar dari mulutnya. Liquid bening keluar dari mata bulatnya. Malam ini sangat sunyi dan sepi. Ini membuatnya sentimental entah karena apa. Haechan takut ini akan berakhir. Namun, dalam hati selalu menanamkan rasa ikhlas untuk Mark pergi.

"Kenapa?" tanya Mark sambil mendongakkan wajah yang sedari tadi bersembunyi dilehernya. Mark serasa hatinya ditikam kala melihat binar sedih dipancarkan oleh mata indah belahan jiwanya.

Haechan menggeleng, mulutnya mengeluarkan isakan terus menerus dengan airmata yang senantiasa keluar mewakili kesedihan hatinya. Kenyataan Mark akan pergi meninggalkannya membuat hatinya sakit. Walau Haechan tahu ini hanya sementara. Tangannya terus merangkul leher Mark dengan tubuh yang mencoba melonjak naik turun melanjutkan aktivitas panas yang dilakukannya dengan Mark.

"Berhenti menangis. Apa disini sakit? Kita istirahat saja, sayang." Tangannya meraba bagian belakang Haechan yang masih bertaut dengan kejantanannya.

"Aniya.. hikss.. hiks.." mulutnya berkata tidak tapi Haechan terus menangis. Membuat Mark sedih juga bingung harus melakukan apa.

"Kita berhenti saja! Kau lelah butuh istirahat!" ucapnya tegas. Mencoba melepaskan tautan mereka yang belum lepas. Mark mengangkat tubuh Haechan yang bergetar dalam tangisnya. Menarik kejantanannya yang masih di dalam lubang hangat milik omeganya.

"Akh!" Mark menggeram keras kala Haechan dengan paksa memasukkan penisnya dalam lubang hangat secara tiba-tiba. Kenikmatan yang tiada duanya.

Mark menikmatinya, sangat menikmati malah. Namun, melihat omeganya menangis membuatnya tak ingin melanjutkan penyatuan ini. nafsu yang berkumpul jadi satu hilang sudah. Tak ada yang bersisa karena melihat tangisan belahan jiwanya.

Mark mengelus punggung telanjang omeganya yang sedang menangis terisak dipangkuannya. Mark hanya sanggup menenangkan dalam diam. Ia bersalah. Ia tau dengan benar kalau ia yang membuat belahan jiwanya menjadi seperti ini.

"Aku tau kau masih belum rela aku pergi. Tapi ini hanya sementara, sayang. Berhenti menangis, ini juga menyakitiku." Bujuknya pada Haechan yang meringkuk dilehernya dengan tautan bawah mereka yang tidak lepas.

Haechan menggeleng dalam tangisnya. Membuat Mark dengan paksa mendongakkan kepala anak itu supaya menatapnya. Dengan terpaksa Haechan juga mendongakkan kepalanya dan menatap wajah rupawan alphanya yang sedang menatapnya intens.

"Aku—aku takut kau tidak hikss... kembali—aku takut.. hikss..." ujarnya disertai dengan isakan yang memilukan.

Rahang Mark mengeras, amarahnya tiba-tiba berkobar mendengar ucapan omeganya. Apa penyatuan mereka tidak membuat Haechan percaya padanya?

"Tatap aku dan berhenti menangis!" ujarnya tegas sembari menahan wajah Haechan agar terus menatapnya. Haechan juga menahan isakan yang keluar dengan menggigit bibirnya. Membuat Mark  yang ada di depannya mencium bibirnya brutal agar bibir manis kesukaannya tidak lagi digigit olehnya.

"Kita sudah terikat. Jika aku memang berniat meninggalkanmu, pasti aku akan mati terbunuh. Begitu pula denganmu, kita akan baik-baik saja. Kumohon, percayalah padaku. Kita akan kembali bersama, sayang." Ujar Mark seolah merasa frustasi dengan ketidakpercayaan Haechan padanya. Kening mereka bertubrukan membuat Haechan kembali merasakan nafas alphanya menyapu wajahnya.

"Terus tanam knotmu dalam tubuhku. Aku ingin ia menjadi alasanmu cepat kembali padaku!" ujarnya dengan mantap.

Mark tersenyum mendengar permintaan omeganya. Ini mudah untuknya. Menanam knot yang nantinya akan menjadi junior Mark Lee yang akan menjadi alasannya cepat kembali. Mark mengusak hidung omeganya dengan hidungnya manja. Ini akan menjadi siksaan untuknya nanti jika pergi dalam waktu cukup lama.

"Pintarnya dirimu, eoh? Dengan senang hati aku akan menurutimu, Nyonya Lee."

Haechan tersenyum, kembali mengalungkan tangannya pada leher Mark untuk melanjutkan aktivitas mereka kembali. Haechan merasakan tubuhnya terangkat dengan tautan bawah mereka yang masih bersatu. Haechan ditidurkan dibadan sofa dengan posisi Mark berada di atasnya. Alphanya sudah kembali mengambil alih permainan panas mereka.

"Anghh.. ahh.. Minhyu—ngiee—ahh.." desahan terus keluar dari bibir berbentuk hati yang beberapa waktu lalu mengeluarkan tangisnya. Desahan keluar ketika Mark tepat menghujam prostat milik omeganya dengan tepat dan akurat membuat titik kenikmatan Haechan tertumbuk dengan keras. 

Malam sepi sunyi menjadi latar permainan mereka. Cahaya remang-remang tidak menyulitkan mereka dalam saling memberi kenikmatan satu sama lain. Suara kecipak ketika kulit bertemu dengan kulit menjadi tambahan suara. Selain desahan Haechan yang terus mengalun merdu dari pendengaran Mark yang terus menerus ingin mendengarnya. Membuatnya terus menghujam lubang hangat yang seakan tak ada habisnya memberinya kenikmatan.
.

.

.

.

Ketika ranting yang menjadi sandaranmu rebah jatuh ke tanah, tengoklah ke belakang.
Aku akan menjadi penggantinya. Sekalipun itu seribu tahun lagi.

Haechan menatap nanar kertas kecil yang ada dilokernya. Hari pertama masuk sekolah sudah mengerikan untuknya. Matanya memindai sekitar, kanan kirinya seperti ada yang mengawasi. Ini sungguh buruk!

Haechan sebenarnya enggan pergi sekolah. Namun, sekolah informal terdengar membosankan. Ia sadar diri, ia sekarang sudah berada ditahun terakhir sekolah. Artinya, pelajaran dan tugas menggunung sudah menantinya. Sebulan setelah kejadian itu Haechan kembali sekolah. Berapa banyak tugas yang menantinya?

Ah~ Haechan benci ini.

Apalagi ketika melihat deretan huruf hangul yang tertulis disebuah kertas itu. Membuat Haechan ingin kembali kerumah. Haechan sungguh tidak ingin bertemu dengan alpha yang akan mengganggunya. Tapi, berdiam diri dirumah bukan pilihan yang bagus. Ia bisa mati kebosanan dirumah megah milik orangtuanya.

"Selamat datang kembali, Haechanie~" sebuah pelukan diterima tubuh Haechan. Sedikit tersentak dengan pelukan yang tiba-tiba ini.

Haechan menjadi waspada dengan segala sentuhan orang lain. Sejak melakukan mating dengan alphanya, Haechan seolah menolak sentuhan orang lain yang diterimanya. Mereka sudah terikat, apapun yang dirasakan Haechan akan dirasakan juga oleh alphanya. Ketika melakukan sentuhan dengan yang lain ada perasaan bersalah menggerogotinya.

Haechan memandang wajah berseri sahabat baiknya yang ada dihadapannya ini. Rupa manis dengan senyum lebar terpatri diwajahnya. Haechan ikut tersenyum menatap wajah Jaemin. Setidaknya ada yang membuat harinya menyenangkan di sekolah.

"Selamat, ya! Aku tidak menyangka secepat ini." ujarnya ceria dengan menggandeng tangan Haechan ke kelas.

Haechan membalasnya dengan senyum saja. Tidak ingin ada kata yang keluar mengenai statusnya. Haechan hanya mengangguk atau menggeleng menjawab ucapan Jaemin. Ia masih malas sekali melakukan kegiatan apapun. Berinteraksi dengan yang lain Haechan juga seperti enggan.
Berita Haechan sudah terikat memang banyak diketahui oleh orang terdekatnya, termasuk Jaemin. Waktu itu Jaemin datang pada waktu hari ulang tahun Haechan, ia datang sendiri kerumah mansion keluarga Haechan. Mendapati sahabatnya seperti orang depresi dengan kissmark melingkar dilehernya. Jaemin mengira kalau Haechan diperkosa. Ternyata setelah mendapat penjelasan dari ibunya ia paham. Kalau sahabatnya ini sudah terikat dengan alphanya. Sang ibu tidak menjelaskan kalau alpha Haechan pergi meninggalkannnya.

"Kau tau? Lucas hyung menjadi sering ke kelas untuk menanyakan kabarmu, Chan!" serunya girang tanpa melihat perubahan ekspresi sahabatnya yang kini terlihat tidak nyaman.

"Aku sedang tidak ingin membahasnya, Jaem." Ucapan lirih menjadi jawaban untuk Jaemin. Jaemin menatap raut wajah Haechan yang terlihat seperti enggan membahas topik ini.

"Ya sudah. Maaf, ya? Oh iya! Kau berhutang cerita banyak padaku!" ucap Jaemin mendesak.

"Aku akan menceritakan semuanya. Nanti kalau ada waktu." Balasnya. Haechan menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja. Haechan menjadi malas pergi sekolah!
.

.

.

Cahaya-cahaya kecil yang ada di bawah mengundang rasa tertarik Mark. Matanya memindai keliap-kelip lampu yang ada di bawah. Malam hari di Kota Vancouver terlihat buruk dimatanya. Tak ada yang seindah Seoul, begitu pikirnya. Tak ada yang seindah sosoknya. Ah! Mark kembali mengingatnya setelah beberapa hari yang lalu benar-benar tak berdaya dalam rasa rindunya.

Ada sesuatu yang membuncah dalam dirinya entah karena apa. Labia tipis itu tertarik membuat sebuah lengkungan indah yang terlihat sangat menawan diwajahnya. Hatinya serasa meletup senang. Akan dekat pada waktunya. Ini sudah dekat dengan waktu yang telah mereka sepakati untuk kembali.

"Dia telah hidup dan berkembang." Gumamnya lirih sambil menatap jalanan yang dipenuhi kendaraan lalu lintang. Bibirnya tetap menyunggingkan senyum senang. Mark tidak pernah merasa lega seperti ini seumur hidupnya. Ia akan segera kembali dari tugas laknat yang diberikan ayahnya.
.

.

Jajaran rak-rak tinggi dengan tumpukan buku usang menjadi tujuannya saat ini. Cahaya remang-remang—karena letaknya dipojokan—tak membuatnya gentar begitu saja. Ia benar-benar butuh ruang untuk sendiri. Interaksi dengan yang lainnya seolah tak ada dalam fikirannya. Yang ia tahu hanyalah, bagaimana cara menghindari manusia-manusia yang bertanya ingin tahu tentang statusnya.

Siluet pemuda tinggi dengan aroma citrus yang kuat membuat Haechan menahan nafas selama beberapa saat. Seolah kedatangan sosok itu adalah monster untuknya. Menakutkan dan mematikan. Sosok yang paling ia hindari di sekolah. Duduknya semakin meringkuk dengan mata bulat yang memindai waspada pada siluet yang terlihat melintas di rak depannya.

"Kau menghindariku?"

Deg!

Detakan keras menyakitkan menyergap ulu hatinya. Tidak siap dengan suara yang keluar dari mulut seseorang yang paling ia hindari. Sosok alpha yang sungguh Haechan tak ingin sebut namanya. Alpha yang membuatnya ketakutan.

Lucas.

"Tidak." Haechan segera menyingkir dari sana. Takut Lucas akan mendatanginya.

Terlambat!

Lucas sudah berjalan kearahnya dengan jas tersampir dipunggungnya. Rambut pirang acak-acakan dengan mata merah yang membuatnya semakin menakutkan. Lucas melangkahkan kaki panjangnya menuju kearah Haechan yang berada dipojok perpustakaan itu.

"Kau menghindariku? Kau takut padaku?" tanyanya beruntun.
Ketika Lucas mendekat, seketika Haechan merasakan aroma kuat citrus dengan asap rokok yang menempel erat pada Lucas. Haechan menatap tajam pada sosok tinggi dihadapannya. Haechan tidak akan gentar kali ini. Ini sekolah! Tentu saja akan ada menolongnya.

"Tidak akan pernah aku takut dengan manusia sepertimu." Haechan mengeluarkan smirk yang menggoda Lucas untuk semakin mendekat kearahnya.

Lucas mengukung Haechan di dinding dengan kedua lengannya yang melewati kepala Haechan. Semua terjadi begitu cepat belum sempat Haechan memberontak Lucas sudah mengukungnya erat. Haechan menatap mata lebar  milik Lucas yang memancarkan kebencian sekaligus perasaan yang sulit dimengerti olehnya.

"Kau tidak takut, eoh? Senang sekali mendengar itu keluar dari bibirmu." Lucas menyentuh bibir merah merekah milik Haechan yang setengah terbuka itu. Sontak saja Haechan mengelak dengan menggelengkan kepalanya.
Haechan sebenarnya ingin menangis. Ia menahannya dengan kuat, berteriak meminta tolong juga terdengar memalukan. Apalagi posisi mereka yang seperti ini. Bisa-bisa satu sekolah membicarakannya dengan Lucas. Haechan tak ingin itu terjadi. Ia berontak sekuat tenaga. Melawan Lucas yang sudah terlihat sangat membencinya membuat Haechan takut.

"Aku tidak mengerti denganmu.. hikss... apa salahku padamu? Hikss.. apa yang telah kuperbuat padamu? Hikss.. hikss.." Haechan tidak kuat menahan lagi rasa ketakutan dalam hatinya. Airmata turun dari matanya.

Lucas terhenyak, bukan ini yang ia inginkan. Ia membuat seorang yang dicintainya menangis untuk yang ke sekian kali. Tapi entah ada apa dengan dirinya. Mengingat tanda yan terukir didada Haechan tempo lalu membuatnya marah dan ingin menghabisi nyawa siapapun yang telah menandai orang dicintainya.

"Aku rasa kau tidak buta. Kau mengerti dengan benar bagaimana rasaku padamu. Dan kau dengan sengaja mengabaikannya, Haechan-ah. Kejamnya dirimu." Ucap Lucas sembari mengelus rahang halus Haechan.

"Aku mencintaimu." Ujarnya mantap menatap intens iris kelam milik Haechan.

"Aku tidak butuh jawaban!" sentaknya keras kala melihat Haechan akan menyangkal ucapannya.

Haechan mendongak menatap tepat pada iris coklat milik alpha di depannya tajam. Ini bukan salahnya. Haechan hanya tak ingin memberi harapan pada seseorang yang tidak disukainya. Nantinya itu akan menyakitinya.

"Aku yakin kau juga tidak buta. Tanda yang kumiliki adalah bukti aku sudah terikat. Tak ada lagi kesempatan untukmu. Apa kau dungu sehingga tidak mengerti tanda kami sudah mating?"

Ucapan tajam Haechan  membuat Lucas seketika memukul tembok yang berada tepat di samping kepala Haechan. Bunyi gelegar saat tangan Lucas memukul tembok terdengar menggaung. Seketika Haechan memejamkan matanya, airmata yang beberapa waktu lalu sempat surut kini telah mengalir kembali. tidak ada yang tidak ketakutan menghadapi alpha sendirian dalam keadaan sepi seperti ini. Isakan Haechan cukup keras sehingga mungkin akan terdengar dari sudut lain.

Tak ada yang lebih menyakitkan dari ini. Penolakan yang sangat tak ingin didengarnya. Penolakan dari kiblat cintanya yang terus terang menolaknya seolah menghujam Lucas hancur tak berbentuk. Sesuatu dalam dirinya membuatnya hilang kendali hingga kini memojokkan Haechan dan memegang pinggang ramping omega yang dicintainya erat. Persetan dengan alpha Haechan!

"Kau ingin tahu bagaimana rasanya? Seperti ini rasanya!" Lucas segeera menyeret Haechan kesudut ruangan remang-remang itu dan memaksa Haechan berciuman dengannya.

Jeritan, tangisan dan isakan sudah terdengar nyaring. Haechan merasakan takut yang luar biasa saat bagaimana bibir tebal Lucas mencoba mendekat pada wajahnya. Haechan sekuat tenaga menahan wajah Lucas yang brutal ingin menciumnya. Haechan ketakutan, tak ada yang menolongnya.

"Lucas?" suara lembut mengalun menghentikan brutalnya Lucas dalam memaksa Haechan bercumbu dengannya. Tangan yang menopang tubuh kecil Haechan kini terlepas membuat omega yang dicintainya itu lemas jatuh kelantai dengan isakan memilukan yang menyakitinya. Lucas tau ia salah, sesuatu dalam dirinya membuatnya hilang kendali.

Lucas jatuh terduduk dengan mengusak wajahnya kasar. Mendengar isakan menyakitkan itu membuatnya seperti dirajam oleh sesuatu tak kasat mata. Sakit dan membunuhnya. Tapi Lucas tidak menyesal. Ia tidak pernah menyesal atas apa yang menyangkut Haechan.

Sang pemilik suara—Jungwoo—menghela nafas dan mendekati kedua manusia yang masih dalam posisi kacau. Kakinya melangkah menuju omega yang meringkuk takut dalam tangisnya yang menyayat siapapun yang mendengarnya. Tangan Jungwoo mengulurkan sebuah sapu tangan berwarna merah. Haechan bergeming, tidak menjawab ataupun mendongak menatap Jungwoo.

"Ambilah. Kau baik-baik saja 'kan?" tanyanya pada Haechan yang tak berhenti menangis.

"Jangan menyentuhku!" ujar Haechan keras kala Jungwoo memaksanya untuk mendongak. Haechan sekuat tenaga berlari dan menangis meninggalkan tempat yang menjadi saksi betapa biadab alpha yang bernama Lucas ini.

Jungwoo menghela nafas kembali melihat kepergian omega kecil itu. Hatinya sebagai omega juga ikut merasakan sakitnya, ia tidak pernah merasakan dilecehkan dan tak mau itu terjadi. Jungwoo mengalihkan pandangannya pada sosok yang ia sukai yang tengah meringkuk frustasi pada lipatan tangannya. Rasanya menyesakkan melihat seseorang yang kau sukai mengejar sosok lain. Jika dibandingkan dengan Haechan, Jungwoo merasa tidak apa-apanya dari omega cantik idaman banyak orang itu.

"Jika kau tidak bisa mendapatkan cintanya, jaga hatinya. Jangan membuat hatinya bersedih. Itu menyakitinya, Lucas." Ujarnya menasihati sosok alpha yang kacau dihadapannya.

"Jika kau tak mendapatkan cintaku, berhenti menggangguku! Itu juga membuatku risih, Jungwoo hyung!" sentaknya keras. Lucas sedang tidak ingin ditemui siapapun saat ini. sekalipun itu Jungwoo!

Jungwoo merasakan hatinya tertohok dengan keras. Nasihat yang diberikan olehnya dibalik dengan mudah oleh sosok jangkung yang kini meninggalkannya disudut ruangan perpustakaan yang sepi. Bukan ini yang ia inginkan! Jungwoo menghela nafas kembali. Ini menyakitkan! Sungguh menyakitkan!

TBC

Ini cuma unpub ya, disegerakan akan tamat:(

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

JANGAN ADA SIDER JIKA INGIN LANJOOT BOSQUE:"

Continue Reading

You'll Also Like

204K 13.7K 51
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
630K 32.1K 44
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
1M 96.5K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
543K 56.5K 60
note: jumlah kata setiap chapter akan terus bertambah seiring berjalannya cerita. __________________________ Menceritakan kisah tentang Elvian Jhonso...