[2] Missing You ✔

By t3hxozro

28.7K 2.4K 274

"Sudah saatnya untuk melupakannya." "Eh tapi ketemu lagi sama dia. Melupakan dia nya kapan-kapan aja deh ya~ ... More

Prolog
Ep. 1
Ep. 2
Ep. 3
Bagian Kecil : Valentine's Day
Ep. 4
Bagian Kecil (2) : #HBDa22lingQueen
Ep. 6 Futsal (Konflik)
Ep. 7 Bandung (Ceria dan Sedih Bersatu)
Ep. 8 Bandung (Ceria dan Sedih Bersatu).2
Ep. 9 Sakit (Konflik.2)
Ep. 10 Bbnj
Ep. 11 Masalah (Puncak Konflik)
Ep. 12 Masalah (Puncak Konflik).2
Ep. 13 Bertemu Orang Baru dan Pemakaman
Pengumuman
Ep. 14 Kembali Beraktivitas
Instagram
Ep. 15 Quality Time
Instagram
Ep. 16 Karaoke, Taman dan Ice cream
Pengumuman
Ep. 17 Permen Yupi
Ep. 18 Lelaki Bucin
HIATUS
Ep. 19
Ep. 20 Selesai!

Ep. 5

883 90 17
By t3hxozro

Saat dikamar Shania melihat jaket kulit tergantung dibelakang pintu. Shania mencoba mengingat siapa pemilik jaket tersebut.

"Ya ampun! Punya Boby! Astaga, gue kok pikunan gini sih."

Shania mengetuk-ngetuk pelan kepalanya. Karena teriakannya yang lumayan kencang, Skye terbangung dan langsung loncat turun dari pelukan Shania.

"Uang yang di cafe tadi juga belum gue ganti. Astaga!"

******

Shania terbangun dari tidurnya, ia mengeratkan pelukannya ke Skye.

Rasanya pengen jadi Skye deh, dipeluk sama Shania.

Tapi masa jadi anjing:(

Shania sedikit menggeliat disana, ia membuka pelan matanya. Mencoba menyesuaikan dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam matanya.

"Padahal gue males ketemu sama Mario, tapi daripada gue nggak ada tumpangan buat ke kampus. Apalah daya."

Shania menghabiskan waktu 20 menit didalam kamar mandi. Lama banget mba, saya aja dikamar mandi cuma 5-10 menit:(

Memilih baju yang akan dipakai selama 10 menit. Saya aja milih baju nggak sampai 5 menit Shayang:(

Make up tipis 5 menit. Saya nggak bisa make up:(

Biasa cewek emang suka gitu, segalanya lama. Tapi, saya nggak gitu. Padahal saya cewek lho:(

Dengan waktu yang sangat lama ia gunakan untuk mandi, memilih dan memakai baju, dan berdandan. Mario masih belum datang atau pun memberi kabar kepada Shania.

Akhirnya satu pesan masuk untuk Shania.

Mario💖

Mario : Maaf, Shan. Aku nggak bisa anter kamu ke kampus

ShaniaJ : Kok nggak bilang dari tadi sih!

Mario : Ada kerjaan mendadak

ShaniaJ : Gitu aja terus alasannya! Nggak sekalian aja alasannya karena lagi selingkuh sama yang lebih cantik?!

Mario : Apa sih kamu! Jaga ya bicara kamu! Yang ada kamu tuh yang selingkuh sama Boby!

ShaniaJ : Kok jadi kamu yang marah

Mario : Serah lah. Kamu bikin mood aku jelek pagi ini.

ShaniaJ : HARUSNYA AKU YANG NGETIK ITU!

ShaniaJ : Bodo! Aku ngambek!

Shania membanting ponselnya ke kasur, entah kenapa secara perlahan air mata mengalir dipipinya.

"Hiks.. astaga gue kok jadi cengeng gini sih," ujar Shania menghapus air matanya yang terus menerus mengalir.

Knock knock knock knock
Knock on my door

Seseorang mengetuk pintu kamar Shania.

"Shania, ada yang dateng nih nyariin kamu," ujar Larisa di luar pintu kamar Shania.

"Iya, Mah. Tunggu dulu."

Shania membersihkan air matanya yang tersisa. Mencoba tersenyum dan menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi.

"Siapa, Mah?,"

"Boby." Larisa langsung berjalan turun sedangkan Shania berdiri mematung.

Ia berjalan dengan semangat untuk melihat tamu spesial yang datang kerumahnya. Dan hal yang menyenangkan adalah Boby mencari dirinya.

"Pagi Boby! Ngapain nih dateng kerumah pagi-pagi gini?," sapa Shania

"Jadi, nggak boleh nih?," tanya Boby sedih

"Eh! Boleh lah, boleh banget."

"Hahaha, nggak tau nih pengen aja kesini, mau ketemu kamu. Tadi aku bawa martabak. Kamu mau kemana? Kok rapih banget? Mau pergi sam-"

Lagi-lagi ucapan Boby dipotong oleh Shania.

"Martabak? Coklat-keju?,"

"Iya." Boby tersenyum melihat Shania begitu antusias dengan martabak yang dibawanya.

"Eh, tadi kamu nanya apa? Maaf aku potong,"

"Nggak apa. Kamu mau kemana? Rapih banget?," ulang Boby

Shania terdiam beberapa menit, ia mencoba mengingat kembali.

"Astaga, aku harus ke kampus!"

Shania kembali naik meninggalkan Boby sendirian yang bingung dan masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas dan ponselnya yang tertinggal dikamar.

"Mah, Shania pergi dulu," teriak Shania

"Hati-hati."

Boby melihat Shania sibuk memainkan ponsel untuk mencari tumpangan.

"Mau ke kampus? Biar aku anterin aja, mau?," tawar Boby

"MAU BANGET LAH!"

"Shania kamu kenapa?!" Larisa berteriak dari dapur.

"Nggak apa, Mah!"

Setelah pamit ke Larisa, Boby langsung mengantarkan Shania ke kampus. Kampus mereka ternyata sama. Susah emang kalau udah jodoh. Apa-apa pasti sama.

Shania sangat menikmati situasi yang seperti ini, entah karena apa Boby sangat bisa membuat mood Shania yang tadinya buruk langsung membaik. Memeluk tubuh kurus Boby dari belakang dan menyenderkan kepalanya dipunggung tersebut merupakan posisi ternyaman setelah posisi ia dipeluk dan diusap kepalanya oleh orang tuanya.

"Shan, masih betah meluk aku? Ini udah nyampe,"

"Eh? Oh udah sampe ya, hehe. Kirain masih jauh."

"Pulangnya mau bareng lagi?,"

"Emang kamu ada kelas?,"

"Nggak ada. Mau ketemu sama anak-anak aja disini, ngomongin futsal,"

"Futsal? Nanti aku kabarin kalau udah keluar, ketemu di kantin aja."

"Okey, Shantik."

Shania sempat tersipu malu sebelum pergi ke kelasnya dan Boby juga pergi menghilang dari parkiran.

"

"Futsal yuk, udah lama nggak main futsal gue. Rasanya perut gue tambah buncit," curhat Keynal sambil menepuk-nepuk perutnya.

"Ya perut kamu emang tambah buncit." Ve langsung mencubit perut buncit milik Keynal. Sedangkan yang dicubitnya hanya meringis kesakitan dan meminta ampun.

"Kuy lah Y X G," ujar Vino dan Dyo berbarengan. *Y X G = Ya Kali Gak

"Kalau mau nggak buncit mah nge gym atuh, akang Depan. Btw, kok lo sama Dyo barengan terus sih?," ujar Boby menunjuk Vino dan Dyo bergantian.

Tanpa menjawab pertanyaan Boby, keduanya hanya saling bertatapan lalu jatuh cinta.

Eh, gak!

Ini cerita BxG kok.

Keduanya saling bertatapan melemparkan raut wajah jijik.

Beberapa menit kemudian, Shania datang bersama dengan teman-temannya.

"Hey," ujar Shania menepuk pelan pundak Boby.

"Udah keluar kelas?,"

"Udah makanya bisa ada disini." Shania tersenyum sangat manis sampai-sampai matanya menghilang.

Vino dan Dyo yang memang jomblo saja sampai terpesona, Keynal yang jelas-jelas disitu ada Ve juga terpesona. Apalagi Boby yang beberapa hari ini selalu bertemu dengan Shania.

Sepertinya ada yang udah mulai jatuh hati nih.

"Mel, duduk sini disebelah aku," tawar Dyo sambil membersihkan bangku yang ada disampingnya. Begitu juga yang dilakukan oleh Vino kepada Shani.

"Yahh, bangkunya habis," ujar Shania kecewa.

"Aku sama Saktia, Sisil, Della di meja yang lain aja ya," pamit Shania. Ia mulai berjalan sampai seseorang ada yang menarik tangannya dari belakang.

"Duduk dibangku aku aja. Saktia, Sisil, Della duduk dibangku Keynal, Vino sama Dyo. Kita aja yang cari bangku," ujar Boby mencari solusi yang lebih baik.

Boby mengedipkan sebelah matanya untuk mengode ke 3 sahabatnya itu. Untung mereka orang yang peka.

"Ah, iya. Ide yang bagus tuh. Kalian duduk aja dengan nyaman." Keynal, Dyo dan Vino tersenyum lembut.

"

Mereka ber-empat memutari kantin untuk mencari bangku yang kosong, sudah 10 menit belum dapat juga.

"Jadi, huhungan lo sama Shania gimana, Bob?," tanya Dyo ke Boby

"Nggak gimana-gimana. Cuma temen aja."

Keynal, Vino dan Dyo hanya mengangkat bahunya ketika mendengar Boby menjawab dengan cuek.

"Eh, itu ada bangku!" Vino berbicara ke 3 sahabatnya dengan sangat heboh.

"Biasa aja dong."

Mereka menghampiri meja yang hanya di duduki oleh seorang gadis.

"Permisi, bangkunya boleh kita ambil?," tanya Keynal

Sepertinya gadis tersebut sedang melamun sampai-sampai tidak menyadari kehadiran mereka semua.

"Hey," ujar Boby menggerakan tangannya didepan wajah gadis tersebut.

"Eh? Ah, iya silahkan. Saya sendiri kok,"

"Sendiri? Gabung sama kita mau?," ujar Dyo

"Nggak usah, udah biasa sendiri kok," ujar gadis tersebut tersenyum manis

"Ah, yang kayak gitu jangan dibiasain," ujar Keynal

"Iya bener kata, Key. Gabung aja sama kita, ada cewek-cewek juga kok disana," lanjut Vino

Gadis tersebut tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Sedangkan ke empat cowok bangsat itu tersenyum girang.

"

"Siapa, Key?," bisik Ve

"Oh iya. Kenalin itu Yona," ujar Keynal kepada semuanya

"Iya. Nama aku Yona, nggak apa ikut gabung?," ujar Yona tersenyum

"Nggak apa kok."

Ve menyipitkan matanya, tatapannya seperti menginterogasi Yona dari bawah sampai ujung kepalanya. Ia langsung menggandeng lengan Keynal dengan sangat erat. Seperti sengaja memperlihatkan kepada Yona kalau Keynal hanya milik dirinya seorang.

Author : "Tunggu! Ini bukan lapak VenomeNal, Ve. Nanti deh dibikinin."

Ve : "Cuma dikit doang kok momen VenomeNalnya"

Tak lama datang seorang gadis yang lebih muda dari mereka semua. Langsung memeluk leher Boby dari belakang.

"Eh! Nin, ngagetin aja," ujar Boby memukul pelan lengan Anin yang ada dilehernya.

"Lagian. Kalau mau ngumpul tuh ajak-ajak dong," protes Anin

"Keynal tuh."

Kemudian Anin mulai menyerang Keynal. Shania yang melihat pemandangan seorang gadis menempel kepada Boby, dadanya seperti terasa sesak.

Cemburu

"Futsal jadi nggak nih?," tanya Vino

"Jadi dong. Nanti sore jam 3 langsung kumpul ditempatnya. Main 1 jam aja," ujar Keynal

"Gue bawa Shania boleh kan?," tanya Boby mengagetkan Shania. Pasalnya Boby belum berbicara apa-apa dengannya.

"Yang lagi mau pendekatan mah boleh lah," ujar Dyo

Akhirnya mereka kembali kerumah masing-masing. Dengan Boby yang mengantarkan Shania terlebih dahulu.

"Ikuti terus kisah kita berdua ya." -Boby dan Shania

******

Continue Reading

You'll Also Like

528K 40.7K 58
GxG 18+ (beberapa part) Medis Romance Fiksi Shani Indira natio Shania Gracia
1.4M 123K 65
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
18.1K 1.3K 11
Coming soon.... Perpisahan yang sangat menyakitkan.. Terpisah dengan orang orang yang kita cinta dan sayangi itu benar benar sangat menyakitkan sekal...
911K 75.7K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...