Love is Late

By amaliyanabilah

150 19 12

jujur aku menyesali ini semua, ntah aku harus bagaimana lagi supaya kamu bisa mencintai aku. aku akui aku bod... More

prolog
first impression yang menyakitkan (1)
cinta dalam hati (2)
perkenalan tokoh
Lelaki misterius(6)

perpisahan (5)

17 3 0
By amaliyanabilah

Jam dinding menunjunkan pukul 5 pagi dimana Vanesha harus berpisah dengan 4 sahabat cowoknya itu Leon, Satya, Vino dan Jack. Mereka berempat dikirim ke luar negeri selama 3 tahun untuk menjalankan study exchange.

Meskipun mereka baru saja berteman selama satu tahun tapi persahabatan mereka sangatlah harmonis

****

"Jemput gue sekarang Yan, gue mau ke bandara buat ketemu anak- anak" pinta Vanesha yang menghubungi Rekyan lewat ponsel genggamnnya itu.

"Tapi elu lagi gaenak badan Sha" jawab Rekyan yang begitu sangat mengkhawatirkan keadaan Vanesha

"Gue kagak peduli! Pokoknya jemput gue sekarang juga!" Teriak Vanesha melalui telepon genggamnya

Dengan sikapnya Vanesha yang keras kepala itu, Rekyan tidak bisa mencegahnya lagi dan akhirnya Rekyan pergi ke rumah Vanesha bersama Farel dan 3 temen ceweknya yang lain.

"Nesha... Neshaaa bukain pintunya dongg" teriak Aura dari pintu pagar rumah Vanesha.

" non Vaneshanya masih mandi mbak ditunggu aja di ruang tamu atau langsung masuk kamarnya" jawab salah satu asisten di rumah Vanesha

~~~~

Jam menununjukan pukul 7 pagi saatnya mereka pergi menemui Leon, Satya, Vino dan Jack di bandara. Setelahnya sampai di bandara Vanesha, Putri, Aulia dan Aura langsung turun dan masuk ke dalam bandara dan mencari temannya itu.

Pada saat mereka mencari Leon, Satya, Vino dan Jack ternyata mereka melihat jadwal bahwa pesawat yang ditumpangi teman- teman mereka telah take off.

" Anjir anjir... anjirr... sahabat macam apa gue?!! Sahabat gue pergi, gue malah gak ngucapin kata perpisahan!!" ucap Vanesha dengan wajah penuh penyesalan

" Udahh sha kita juga bisa vidcallan kan ntar." tutur putri yang begitu lembut sambil menenangkan Vanesha

Tiba- tiba......

" Heyyyy...." Terikan seorang cowok dari kejauhan

Vanesha pun secara spontan menoleh ke arah suara yang di dengarnya.

" LEONNNN?????" Balas Vanesha dengan wajah yang sangat bahagia dan langsung lari ke arah mereka.

" Elu belum berangkat? Bukannya pesawat lu udah take off?? Sumpaah demi apa gue takut banget elo udah berangkat dan gue gak bisa ketemu lagi" saut Vanesha dan langsung memeluk 4 sahabatnya itu.

" Pesawat gue di delay Sha, sante aja kali." Jawab Jack dengan nada yang santai

" Gilak ya lu mau berangkat kagak ngehubungi kita dulu!" Saut Aura dengan wajah ganasnya itu

" Yaa sorry gue gak sempet princess Auroraaa, bawel banget dah." Ejek Satya yang sedikit gemas dengan tingkah lucu teman- temannya

"BROOOO....." teriak Rekyan dan Farel dari pintu masuk

" Elu juga ada disini?" Tanya Leon sambil menepuk pundak Rekyan dan Farel

~~~ " Pesawat Garuda Indonesia tujuan Indonesia- jerman segera taje off dimohon untuk penumpang untuk menyiapkan diri...." Suara dari mic yang terdengar dengan jelas dan membuat hati Vanesha sedikit cemas.

" Itu pesawat elu?" Tanya Vanesha dengan nada yang sedikit cemas

"Iyaa itu pesawat gue, gue pergi dulu ya." Jawab Satya dengan nada suara yang sedikit bergetar

" Jangan lupain gue loh ya meskipun gue pisah sama kalian, gue kok jadi sedih banget gini yaa?" Tutur Leon yang hampir saja meneteskan air mata

" Dan lo Sha, ntar kalau gue udah balik ke Indo elu harus jadi Vanesha yang punya tubuh bodygoals!" Pinta Jack dengan menepuk nepuk pundak Vanesha

Tak tertahankan, dan akhirnya air mata Vanesha pun membasahi pipinya. Vanesha sangat bersedih melihat sahabat tersayangnya pergi lama meninggalkannya.

" i.. iyaa jack gue janji sama elu kalo gue bisa kurus dan badan gue jadi bodygoals!!" Jawab Vanesha dengan nada sedih yang sudah mengeluarkan air matanya.

********

Pagi yang cerah, mereka seperti biasa  melakukan aktivitas yang biasa dilakukan tetapi bedanya mereka berempat melakukan aktivitas tanpa 4 sahabatnya.

~~ tiba- tiba bel sekolah berbunyi, tidak seperti biasanya bel sekolah berbunyi lebih awal. Ternyata siswa- siswi di pulangkan lebih awal, karena akan diadakan rapat guru yang akan membahas pentas seni dalam rangka membahagiakan para siswa- siswinya.

" Asik nih pulang awal, sayangnya kita kurang lengkap." ucap Vanesha dengan bersedih

" Sudahlah Sha kuy kitaa pergi ke cafe biasanya aja!" Ajak Farel sambil memegang tangan Vanesha.

Setelahnya sampai di cafe,  Vanesha mendapat message dari mamanya.


" Gilaa ada apaan ya geng? Kok gue disuruh pulang sekarang?!" Tanya Vanesha dengan wajah yang sangat gelisah

" Mending elu hubungi aja nyokap lu biar elo bisa tenangan dikit" kata Aura sambil menepuk punggung Vanesha yang tampak gelisah.

Berkali- kali Vanesha menghubungi mamanya tapi tidak ada jawaban sama sekali. Vanesha pun langsung buru- buru meninggalkan cafe dan meminta Rekyan untuk mengantarkannya pulang, karena hanya Rekyan yang jago bawa mobil dengan cepat.

*****

Dari kejauhan Vanesha melihat bendera kuning yang terpampang jelas di depan pagar rumah Vanesha, tak disangka nenek Vanesha yang sangat dia sayang telah menghembuskan nafas terakhirnya.

" Yan itu ada apa ya kok rumah gue ada bendera kuningnya??" Tanya Vanesha dengan nada gugup

" Jangan bilanggg...." Teriak Vanesha yang langsung turun dari mobil dan lari masuk ke dalam rumah

" Nenekkk... nekkk... nenek, kenapa nenek tega ninggalin Vanesha?? Nenek udah janji bakalan ngelihat Vanesha waktu Vanesha wisuda!!" Ucap Vanesha dengan meneteskan air matanya.

" Udah nakk sabaaar." Tutur Rani dengan mengelus punggung Vanesha.

" Turut berduka cita yaa Sha." Kata Rekyan dengan nada yang begitu sedih.

" Nak mama tinggal ke dapur sebentar yaa." Ucap Rani dengan mata yang sangat sembabnya itu.

~~~ Setelah pemakaman selesai semua warga sekitar dan keluarga Vanesha meninggalkan tempat pemakaman.

" Yan gue terima kasih banget sama lu karna udah mau nemenin gue." Ucap Vanesha dengan wajah yang dibasahi oleh air matanya yang tak henti- henti itu.

" Iya Sha, apasih yang engga buat elu." Batin Rekyan yang seketika langsung memeluk Vanesha.

****
Malam pun datang Vanesha meletakkan tubuhnya di kasur, yang sangat nyaman itu, tetapi tiba- tiba Vanesha mengingat sesuatu yang langsung membuat dirinya berdiri dan menuju sebuah meja belajar.

Ternyata Vanesha mendapatkan sebuah surat dari neneknya yang dititipkan kepada mamanya saat di rumah sakit.


              ( Basah karena tetesan air mata Vanesha)

" Nekkkk.. Vanesha sungguh sayang sama nenek, nek vanesha sayang sama nenek." Teriak Vanesha yang membuat saudara sepupu Vanesha terbangun.

Ponsel hp Vanesha tiba- tiba berdering.

" Halo? Iya Yan ada apa?" Tanya Vanesha dengan nada sedikit menangis.

" Elu masih nangis? Sabar ya Sha gue dan anak- anak selalu ngesuport elu, tenang aja. Udah gih elu tidur dulu ntar yang ada elu malah sakit, besok kan juga sekolah." Suruh Rekyan dengan nada yang sangat lembut.

" Yan kenapa sih setiap pertemuan selalu ada perpisahan? Gue gak mau Yan orang yang gue sayang tiba- tiba menghilang ninggalin gue" ucap Vanesha dengan menangis sejadi- jadinya.

" Sha tenangin diri elu dulu, gue bilang tidur ya tidur, gih cepet tidur ke kasur!" Pinta Rekyan yang sedikit menggunakan nada tinggi.

" Gue takut waktu gue udah bener- bener sayang sama kak Nichol, terus kak Nichol ninggalin gue?" Tanya Vanesha dengan sedikit tertwa tetapi  membuat nada bicara Rekyan yang seketika berubah.

" Ngacoh lo, udah gak usah bahas Nichol Nichol! Tidur sana bay goodnight." Ucap Rekyan yang langsung mematikan ponselnya tersebut.

Continue Reading

You'll Also Like

199K 24.1K 22
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
707K 53.1K 59
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
981K 30.4K 42
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
432K 33.2K 42
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...