Crystal Snow ✔

By jeonruu

38K 4.8K 522

[Completed] Asrama Bangtan tiba-tiba kedatangan gadis tak diundang. Gadis itu rapuh dan penuh luka di sekujur... More

PROLOGUE
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
Wait~wait.. Let me breathe
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
Flashback Memories
Question
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
A Letter from Taehyung
A Letter from Yoojung
Another Destiny - Only If [Fin.]

CHAPTER 31

566 88 12
By jeonruu

Yoojung tak mendapati Taehyung di bawah ranjangnya lagi begitu ia sampai setelah membeli kecap. Saat ia datang Dongha sedang berada di kamar tengah membicarakan sebuah masalah pekerjaan di kantor. Sepertinya Taehyung sudah pergi dan berhasil melewati kakaknya. Entahlah, tapi semoga semuanya baik-baik saja.

Dongha dan Yoojung menikmati makan malam dengan keheningan yang menyelimuti ruangan. Kakaknya itu sesekali memeriksa ponselnya karena beberapa kali terdapat pesan masuk dan raut wajahnya tampak serius.

"Kak!"

Dongha mendongak selagi ia memeriksa pesan. "Kenapa?"

"Apakah sesuatu terjadi di perusahaan?"

Dongha tersenyum dan menggeleng. "Bukan sesuatu yang serius. Seorang detektif mendatangi kantor kakak. Jangan khawatir."

Detektif?

Yoojung menelan salivanya berat. Jika seorang detektif mendatangi kakaknya apakah itu berarti kepolisian sudah mencium gelagat aneh kakaknya. Maksudnya tentang pembunuhan yang dilakukan Dongha tempo hari terhadap seorang wanita. Ia dengar berita bahwa seorang wanita ditemukan tewas di sebuah taman bermain dengan puluhan sayatan di tubuhnya. Dan Yoojung tahu itu adalah wanita itu.

Mereka menyelesaikan makan setelah 30 menit lamanya. Dongha menolak bantuannya untuk membereskan meja makan dan enyuruhnya untuk istirahat. Ia menurut dan segera masuk ke kamar.

Yoojung memeriksa handphonenya begitu ia naik ke atas ranjang. Terdapat satu pesan dari Taehyung.

| Aku baik-baik saja. Semoga tidurmu nyenyak. |

Yoojung tersenyum. Perasaannya menjadi lega. Meskipun tak sepenuhnya lega karena bukankah Taehyung sudah melihat apa yang dilakukan Dongha kepadanya? Yoojung memejamkan matanya, menipiskan bibirnya dan menghela nafas panjang.

Benar. Lebih baik ia tak memikirkannya sekarang. Ia akan memikirkan masalah itu besok.

***

Sudah sejak 2 hari yang lalu terakhir kali Taehyung menghubunginya. Semenjak malam dimana Yoojung menyuruh Taehyung bersembunyi di bawah ranjangnya, pemuda itu tak menghubunginya lagi.

Sepertinya pemuda itu jijik padanya. Tentu saja. Siapa yang tidak memandang aneh jika tahu hubungan dirinya dan kakaknya. Ia saja berpikir bahwa itu menjijikkan.

Dan selama dua hari itu, Yoojung amat merindukan Taehyung. Ia tahu bahwa ia jarang bertemu dengan pemuda itu. Pemuda itu terlalu sibuk untuk bertemu dengannya. Namun seberapa sibuknya Taehyung, setiap hari pemuda itu selalu mengiriminya pesan.

Sedih sekali karena Taehyung bahkan tak emnghubunginya lagi semenjak malam itu. Tapi toh, ia tak bisa memaksa Taehyung. Lagipula apa aturannya Taehyung hatus mengiriminya pesan setiap hari?

Yoojung mendesah resah.

"Yoojung-a!" panggil Sohyun begitu kelas berakhir. Gadis itu menoleh dan melihat Sohyun tersenyum, berlari kecil menghampirinya dan merangkul pundaknya.

"Mau ke kafe? Akan kutraktir kopi."

Café di dekat kampusnya adalah café yang lumayan terkenal. Pengunjung disini banyak. Minuman dan makanan yang disajikan pun sangat nikmat terlebih harganya yang murah sesuai kantong mahasiswa. Tak heran jika kebanyak pengunjung disini adalah para mahasiswa dari kampusnya.

"Jadi, ada masalah apa akhir-akhir ini?"

"Memangnya aku kenapa?" Yoojung bailk bertanya membuat Sohyun mendecakkan lidah.

"Hei, siapapun yang melihatmu pasti berpikiran bahwa kau sedang mendapatkaan masalah. Aku memang sering melihat wajah murungmu. Tapi, kali ini berbeda. Bukan hanya murung. Kau seperti memikirkan banyak hal."

"Ooo, Kim Sohyun! Kau perhatian sekali denganku!" Yoojung mencibir.

Tiba-tiba handphonenya bergetar pertanda pesan masuk. Yoojung meraihnya dalam saku bajunya dan melihat layar ponselnya. Taehyung mengiriminya pesan. Matanya berbinar memandangnya.

| Yoojung malam nanti temui aku di alamat ini. Geumcheon-gu, Doksan-dong 12, Han Yoosung. Jam 7. Jangan telat!|

Kening Yoojung berkerut. Mau apa Taehyung mengajaknya bertemu disana? Bukankah alamat itu adalah alamat rumah lamanya? Rumah tempat tinggalnya bersama ibu kandung dan ayah tirinya terakhir kali. Rumah yang menyimpan banyak kenangan manis dan pahit.

Yoojung menghela nafas panjang. Sohyun memperhatikannya dan lantas memukul dahi Yoojung.

"Akh!"

"Ekspresi itu lagi?! Singkirkan itu! Aku tak suka melihatnya."

"Maaf."

Sohyun menggelengkan kepala sambil berdecak. "Memangnya siapa yang menghubungimu?"

"Eoh?! Tidak. bukan siapa-siapa."

Bohong. Yoojung tak ingin mengatakannya pada Sohyun. Jika gadis itu tahu bahwa Taehyung menghubunginya pasti Sohyun akan histeris. Kemudian sifat penasaran berlebihnya muncul. Tentu saja begitu karena Sohyun adalah penggemar berat Taehyung.

Sohyun mendesih sebal lantas menyeruput kopinya dengan kesal.

***

Yoojung tiba di rumah dan mendapati rumahnya sepi. Di kulkas tertempel sticky note dari Dongha. Kakaknya berpesan bahwa ia sedang keluar kota karena suatu urusan dan akan kembali besok pagi. Jadi, Dongha meninggalkan uang saku di atas meja makan kepada Yoojung.

Rumahnya kembali sepi.

Gadis itu mendesah pelan dan berjalan gontai menuju kamar. Mengingat ajakan Taehyung yang mengajaknya bertemu malam ini. Ia melirik jam dinding. Jam menunjukkan pukul 5 sore mendekati jam 6. Lebih baik ia bersegera mambersihkan diri dan langsung menuju ke rumah lamanya.

Yoojung melempar tasnya ke ranjang dan menjatuhkan bokongnya disana. Ia menghela nafas untuk sekian kalinya.

Dia akan pergi ke rumah lamanya. Itu membuat pikirannya berkelana di masa lalu. Jika saja Yoojung sudah bernostalgia bahkan ketika belum kesana, bagaimana nanti ketika ia telah disana? Entahlah.

Yoojung tak menghabiskan waktu lama untuk mandi dan sedikit mengisi perut dengan buah pisang. Akhir-akhir ini ia makan sangat sedikit. Nafsu makannya hilang semenjak kejadian gila kakaknya di bawah tanah. bagaimana bisa ia makan dengan santai seolah tak ada yang terjadi setelah dosa yang ia lakukan terhadap wanita itu.

Yoojung memang hanya berdiri di sudut ruangan memperhatikan. Semua pembunuhan itu kakaknyalah yang melakukan. Ia hanya berdiri gemetar di sudut ruangan.

Tanpa sadar Yoojung mengepalkan tangannya ketika ia memegang gelas berisi air putih. Namun sejurus kemudian ia membuang pikirannya. Sebentar lagi jam 7 malam. Butuh waktu 20 menit menaiki bis untuk kesana.

Perjalanan terasa begitu singkat karena Yoojung melamun. Ia seolah berdiri di atas udara. Lupa akan segala hal. Pikirannya terasa kosong dan entah mengapa semakin kakinya berjalan mendekati rumah lamanya, sesuatu seperti memberatkan langkahnya.

Rumah itu tampak usang dan tak terawatt. Sepertinya selepas kepergian keluarganya akibat kecelakaan itu, tak ada yang membelinya.

Yoojung telah mencapai pintu pagar besi hitam yang nampak mulai berkarat dengan tumbuhan liar yang menjalar. Tangannya hendak mendorong pagar agar terbuka. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. Suasana hening jalanan terlebih lagi hatinya yang tegang karena hendak memasuki rumah lama itu membuat suara dering ponselnya menjadi sangat mengejutkannya.

Sedikit merutuki ponselnya ia mengangkat telponnya tanpa melhat siapa yang menelpon. Namun yang terdengar adalah suara seorang pria asing.

"Maaf, anda siapa?" tanya Yoojung sopan.

"Ah, maafkan aku menelponmu tiba-tiba. Aku Park Jimin."

"Park Jimin? siapa?"

"Ah, aku temannya Taehyung. Kim Taehyung."

"Ah begitu. Ada apa?"

Terdengar helaan nafas panjang di seberang. "Kami tak dapat menghubungi Taehyung semenjak dua hari yang lalu. Tidak ada yang tahu kemana dia. Bahkan kedua orang tuanya pun tak tahu dia dimana. Taehyung menghilang. Apakah kau tahu dimana dia?"

Yoojung mengerutkan keningnya bingung. Apa maksudnya?

"Taehyung menghilang?!"

"Ya. Tolong bantu kami. Perusahaan sedang panik sekarang. Kim Yoojung-ssi, kutahu bahwa kau dekat dengan Taehyung. Apakah kau tahu dimana dia?"

Yoojung menelan salivanya berat. Tangannya yang memegang ponsel perlahan turun ke dada sedang kepalanya menoleh menatap rumah lamanya yang terlihat suran dan gelap di dalamnya.

Jika Taehyung menghilang, kemudian Taehyung bahkan hari ini mengajaknya bertemu disini, lantas apa yang dilakukan Taehyung di dalam sana? Buat apa mereka bertemu di rumah tua itu? Dan mengapa Taehyung menghilang?




To be continued.

Continue Reading

You'll Also Like

20.1K 3.5K 28
Mikasa melarikan diri dari Hizuru lalu menjadi tawanan di Paradis. Secara khusus, dia dijaga oleh Levi Ackerman yang merupakan pria terkuat dari Pasu...
84.8K 11.8K 36
Cantik, Kaya Raya, Seksi, Glamour, memiliki segalanya. Semua kesempurnaan itu melekat pada sesosok Jung Yerin. Gadis yang hobinya balapan liar, dan...
5.1K 553 13
🎖️ #3 - tradisi (May, 27 '22) Janitra Kusuma, yang dipaksa ikut aturan keluarga, melanjutkan tradisi turun temurun. Mampukah dia melawan ego? BXB/ B...