Why Not?

By RincelinaTamba

2.4M 209K 22.2K

Ini cerita absurd. Kalo nggak mau gila, jangan dibaca ya. More

《Dua》
《Tiga》
《Empat》
《Lima》
《Enam》
Visualisasi Why Not?
《Tujuh》
《Delapan》
《Sembilan》
《Sepuluh》
《Sebelas》
《Dua Belas》
《Tiga Belas》
《Empat Belas》
《Lima Belas》
《Enam Belas》
《Tujuh Belas》
《Delapan Belas》
《Sembilan Belas》
《Dua puluh》
《Dua puluh satu》
《Dua puluh dua》
《Dua puluh tiga》
《Dua puluh empat》
《Dua puluh lima》
《Dua puluh enam》
《Dua puluh tujuh》
《Dua puluh delapan》
《Dua puluh sembilan》
《Tiga puluh》
《Tiga puluh satu》
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat.
Tiga puluh lima
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh.
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan.
Empat Puluh.
Empat puluh satu.
Empat puluh dua.
Empat puluh tiga
Empat puluh empat.
Empat Puluh Lima.
Empat puluh enam.
Empat puluh tujuh.
Empat puluh delapan
Empat puluh sembilan.
Lima puluh.
Lima Puluh Satu
Lima puluh dua
Lima puluh tiga.
Lima puluh empat.
Lima puluh lima
Lima puluh enam.
Lima puluh tujuh.
Lima Puluh Delapan.
Lima puluh sembilan.
Enam Puluh.
Special Pov (Aktar)
Enam Puluh Satu
Bantu dong...
Tersedia PDF
open po
pindah lapak!

《Satu》

211K 8.8K 1K
By RincelinaTamba

Niko Trianta.

Dia pria terbaik yang pernah kukenal. Niko sosok pria yang romantis. Dari perlakuannya padaku terlihat jelas bahwa dia ingin selalu membuatku bahagia. Dan sedikitpun dia tidak membuatku ragu. Niko mencintaiku dan aku mencintainya.

Namun pada akhirnya aku harus kehilangan dia. Ah... lebih tepatnya Niko yang melepasku begitu saja. Sakit bukan main saat menerima kenyataan bahwa dia sudah tidak mencintaiku lagi. Niko mengakhiri hubungan kami  yang sudah terjalin selama satu tahun tiga bulan dengan tanpa ada alasan yang jelas. Tepat di hari ulang tahunnya.

Bahkan demi Niko aku rela membeli tiket pesawat dari hasil royalti novelku agar bisa terbang dari Medan ke Batam. Dan demi dia juga aku harus berbohong pada Mama dengan mengatakan pergi ke Batam untuk bertemu sahabat semasa kuliahku yang akan menikah. Tapi nyatanya aku pergi ke untuk memberi kejutan pada Niko yang akan berulang tahun.

Sungguh keputusan Niko begitu menyisakan banyak pertanyaan dalam benakku. Tapi apa yang bisa aku lakukan jika dia sudah tak lagi cinta? Memaksanya? Ah itu bukan pilihan yang baik.

"I love you, Arimbi," Bisiknya tepat di telingaku saat pertama kali menyatakan cinta. Di malam itu kami berkencan dan menghabiskan waktu bersama. Niko memeluk tubuhku begitu erat. Dan aku menenggelamkan wajahku di dadanya seraya membalas dekapannya.

Mungkin ini gila. Tapi aku masih dapat membayangkan dan merasakan hangat tubuhnya yang memeluk tubuhku. Bahkan aku masih mengingat wangi dari parfum yang sering dia gunakan.

Hatiku meringis dan meneteskan air mata ketika mengingat semua kenangan bersama. Aku menangis sesenggukan di dalam pesawat sembari menutup wajah dengan kedua telapak tanganku.
Sudah tak terhitung berapa jumlah air mata yang aku keluarkan sedari tadi. Seandainya aku seekor putri duyung, sudah pasti banyak mutiara berserakan di sini.

Sekedar informasi, aku itu wanita yang sangat cengeng karena begitu sensitif dan mudah tersentuh. Maka dari itu di manapun dan kapapun aku pasti akan menangis tanpa melihat tempat. Bahkan aku menangis tersedu-sedu ketika menonton film Korea Miracle in cell no 7. Padahal itu adalah ke tujuh kalinya aku menontonnya.

"Bisakah kau berhenti menangis?"

Aku menoleh ke arah suara pria yang duduk di sebelahku. Dalam keadaan sesenggukan aku menatapnya.

Omaygatt!

Kenapa aku tidak sadar sedari tadi ada pria tampan yang satu pesawat denganku? Penampilannya mengingatkanku pada sosok Jamie Dornan dalam film Fifty Shades Of Grey. Terlihat rapi, berkelas dan keren. Hanya saja ini versi mr. Grey Indonesia.

"Suaramu sungguh mengganggu kenyamanan penumpang yang ada di dalam pesawat ini," Lanjutnya lagi dengan wajah jutek.

Oke! Aku menyesal sudah memujinya. Jadi kutarik lagi ucapanku yang mengatakan dia tampan.

Segera kuhapus air mataku. "Memangnya kenapa?" Tanyaku pongah. "Hak aku mau nangis di mana aja, lagian aku bayar juga naik pesawat ini. Kenapa situ yang rempong?"

"Tapi suaramu terdengar begitu berisik!"

"Kalau berisik ya jangan didengar. Bego banget sih jadi manusia!" Jawabku sewot. "Memangnya kau pikir kemauan aku nangis kayak gini? Enggak sama sekali. Aku juga nggak bego nangis tanpa alasan. Aku nangis karena cowok sialan itu yang udah putusin aku tanpa penjelasan! Aku tulus cinta sama dia! Aku rela-relain pergi ke Batam demi dia. Tapi begitu sampai di sana, dia malah putusin aku gitu aja. Apa salah aku?!" Teriakku pada pria itu sambil menarik kerah kemeja yang dia pakai. "Coba katakan, menurutmu apa salahku padanya?! Kalau kau bisa jelaskan, maka aku akan berhenti menangis dan nggak mengganggumu lagi."

"Hey! Apa kau sudah gila?!" Bentaknya sambil melepaskan cengkraman tanganku di kemejanya.

Aku kembali menangis karena mendengar bentakannya yang mengatakan bahwa aku gila. Aku juga tidak mengerti kenapa bisa jadi seperti ini.

"Aku bisa ikut gila jika duduk lebih lama dengan orang sepertimu," Seru pria itu sambil membenarkan kemejanya yang sudah terlihat kusut karena ulahku tadi.

"Aku seperti ini karena ulah dari kaummu. Kenapa para pria sangat suka menyakiti hati perempuan? Contohnya aku. Aku ini jenis perempuan yang begitu lemah lembut sehingga begitu mudah untuk dibuat baper."

Dia mendelik tajam ke arahku. "Kau bilang apa? Lemah lembut? Lemah lembut gigimu! Kau tadi hampir mencekikku sialan!"

Buset! Kasar banget ini cowok ngomong ke cewek. Lahir dari batu kali ya.

"Eh biasa aja dong ngomongnya! Nggak usah nyolot gitu. Kayak mulut cewek aja."

"Dasar sampah," Gumamnya sambil membuang muka dariku.

Brengsek!

Karena begitu berang, aku kembali menarik kerah bajunya lagi. "Kau bilang apa tadi?"

"Memangnya aku bilang apa?" Tanyanya santai.

"Kau menyebut sampah!" Bentakku.

"Lantas? Kenapa kau harus marah? Kecuali kau merasa dirimu adalah sampah."

"Anjrit! Eh dengar ya kecebong! Kalau aku sampah, berarti kau itu wadah tempat SAMPAH beserta LALERNYA!"

"Sekarang aku paham kenapa kekasihmu mencampakkanmu begitu saja. Kau terlihat begitu menyedihkan sekali. Aku harap kau segera menyingkirkan tanganmu dariku. Jika tidak, aku akan menghubungi pengacaraku untuk menggugatmu karena melakukan tindakan tidak menyenangkan."

Aku tertawa. "Kau mau menggertakku?"

"Tidak. Aku serius." Dia menunjukkan layar ponselnya ke arahku. Di sana tertera nama pengacara yang cukup terkenal di kota Medan.

Sialan! Dia menyimpan nomor pengacara terkenal itu. Dia benar-benar tidak bercanda. Seandainya aku punya banyak duit, aku tidak akan takut untuk dituntut. Sayangnya duit royalti dari bukuku sudah habis berhamburkan sana sini.

Secara elegan aku melepas cengkraman kerahnya. Namun tatapan mata kami masih beradu. Saling menebar kebencian satu sama lain.

Suhu di dalam pesawat begitu dingin sehingga membuatku ingin membuang air kecil. Tapi aku segera mengurungkan niat ke toilet, karena aku tidak mau melewati si pria brengsek yang duduk di sebelahku ini. Terpaksa aku harus menahan pipis.

Poor me!

*****


Setelah menghabiskan satu jam lebih, akhirnya pesawat mendarat di bandara Kualanamu Medan. Begitu mendapatkan koper, aku segera berjalan ah lebih tepatnya berlari ke arah toilet yang ada di bandara karena desakan nyeri keinginan untuk pipis. Aku sudah tak mampu meyakinkan otakku untuk memberi sinyal menahan kandung kemihku lagi.

Selesai membuang air kecil, aku keluar dan bercermin di dalam toilet. Kulihat wajahku yang masih berduka. Mataku terlihat bengkak akibat menangis di dalam pesawat tadi.

Selesai memoleskan cream di wajah, aku pun keluar dari dalam toilet. Dan tiba-tiba telingaku menangkap suara keributan kecil dari arah toilet pria. Sepertinya ada dua pria di dalam sana yang sedang beradu mulut.

Apa sedang terjadi perkelahian? Perampokan? Atau pembunuhan? Ah sialan! Aku  takut untuk masuk ke dalam tapi aku sungguh penasaran.

Berhubung aku salah satu followers akun gosip lambe murah, maka aku putuskan untuk melihatnya. Karena bagaimanapun aku ini sebenarnya kepo akut akan hal yang berada di sekitarku. Rasanya ada yang kurang dalam hidupku jika tidak mendapatkan informasi yang sedang hits ataupun viral saat ini.

Perlahan-lahan kakiku melangkah ke arah toilet pria. Ternyata pintunya tidak tertutup rapat. Tapi kenapa sekarang tidak terdengar lagi keributannya? Apa mereka sudah berdamai? Daripada penasaran, aku segera mengintip keadaan di dalam sana melalui pintu. Aku tidak menemukan adegan tonjok-menonjok melainkan adegan pelukan antara dua pria dewasa.

Omaygatt!

Apa mataku tidak salah melihat? Dia pria yang satu pesawat denganku. Dia pria yang duduk di sampingku. Dia juga pria yang ribut dengaku tadi. Dan sekarang dia sedang berpelukan begitu erat dengan seorang pria. Di dalam toilet!

Dan Omaygattt!

Kedua mataku hampir saja copot saat melihat dua pria itu beradu mulut. Bukan ribut. Melainkan ciuman bibir. Iyuuhhh...

Sekarang aku membenarkan bahwa pria ganteng itu memang memiliki dua jenis. Pertama itu brengsek. Dan yang kedua adalah homo!

Jika tadi aku mengatakan mataku yang akan copot, maka detik ini jantungku yang akan berhenti berdetak. Bukan karena melihat dua pria itu ciuman, melainkan karena suara ponselku yang berdering sehingga dua pria itu terkejut dan kini sedang menatapku.

Omaygatt!

Apa yang harus aku lakukan?

Berlari sekencang mungkin? Ah tidak mungkin, aku kan bawa banyak barang.

Pura-pura pingsan? Ah ini lebih ngaco. Bisa-bisa mereka membunuhku dan memutilasinya.

"Kau?" Pria yang satu pesawat denganku tadi menunjukku dengan jari telunjuknya. "Mengapa kau ada di sini? Kau menguntitku?!"

Aku bergeleng cepat sambil mengibaskan kedua tanganku. "Enggak. A-aku enggak menguntit. A-aku cu-cuma mengintip kok. Eh bukan itu." Aku menepuk jidat. "Maksudnya aku nggak sengaja ngintip karena anu... tadi aku dengar suara ribut. Jadi aku penasaran dan berlari ke sini." Aku jelaskan dengan wajah polos.

"Maafkan aku yang sudah lancang menguping. Ternyata tidak ada yang membahayakan atau yang membutuhkan bantuanku di sini. Aku pikir ada yang berantem dan tonjok-tonjokkan. Sekali lagi maaf ya. Aku mohon undur diri dari toilet ini." Aku membungkukkan badan pada mereka untuk menunjukkan bahwa aku memiliki attitude. "Silahkan dilanjutkan kembali guys."

Dalam hitungan detik aku segera menutup pintu toilet dan berlari pontang-panting secepat mungkin dari bandara ini.

19-Januari-2018

Lama gak muncul dan tiba-tiba publish cerita baru. Wkwkwk...
*lempar sempak

Continue Reading

You'll Also Like

522K 4.2K 16
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
Cafuné By REDUYERM

General Fiction

91K 8.6K 32
(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menj...
437K 37.4K 57
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

94.6K 14.8K 41
hanya fiksi! baca aja kalo mau