Crystal Snow ✔

jeonruu által

38K 4.8K 522

[Completed] Asrama Bangtan tiba-tiba kedatangan gadis tak diundang. Gadis itu rapuh dan penuh luka di sekujur... Több

PROLOGUE
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
Wait~wait.. Let me breathe
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
Flashback Memories
Question
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
A Letter from Taehyung
A Letter from Yoojung
Another Destiny - Only If [Fin.]

CHAPTER 27

593 91 13
jeonruu által

Yoojung membenci dirinya sendiri lebih dari siapapun. Ia membenci dirinya sendiri yang tak dapat membenci Dongha atas semua perlakuan menyeleweng yang terus ia dapatkan dari Dongha.

Ia tak pernah membenarkan sikap Dongha atau semua yang Dongha lakukan. Ia membenci dirinya sendiri karena ia tak bisa mencegah Dongha, terlebih yang paling membuatnya kesal adalah ia tak dapat membenci kakaknya itu seberapa burukpun perilakunya.

Setelah semua ingatannya kembali, akhirnya Yoojung mengerti mengapa selama ini ia tak bisa melawan kakaknya dan tak dapat pernah membenci lelaki yang menjadi kakaknya itu. Dongha beberapa kali telah menyelamatkan hidupnya di masa lalu. Itu seperti Yoojung berhutang nyawa pada Dongha. Bahkan jika saja Dongha tak pernah datang menolongnya, ia tak akan hidup hingga saat ini.

Jadi, ketika Dongha menangkup wajahnya dengan kedua tangannya dan mengunci tubuhnya yang terduduk di atas sofa, Yoojung tak melawan. Namun setidaknya saat ini ia sudah berani membalas tatapan kakaknya dengan tajam.

"Jangan percaya seorangpun di dunia ini, Yoo. Setelah semua yang kau alami seharusnya kau belajar." Bisik Dongha. Ibu jarinya mengusap pipi Yoojung dan menimbulkan semburat merah disana. Sial!

"Jika begitu, setelah semua yang terjadi harusnya kakak belajar untuk mempercayai seseorang. Joohyuk sunbe bukanlah ayah yang senang memukuliku dahulu atau mama yang begitu membenciku hingga mencoba membunuhku. Dia adalah orang baik. Dia adalah pria yang baik."

Dongha memejamkan matanya dan mengusap hidungnya pada wajah Yoojung sebentar. Kemudian menjauhkan wajahnya dan menatap Yoojung lembut. "Iya, aku tahu."

Yoojung mengeraskan rahangnya menahan emosi. "Kakak tahu dan tetap membunuhnya? Kenapa?"

"Ah, aku tak suka menjawab ini." Dongha menghela nafas pelan. Ia masih mendekatkan wajahnya pada wajah Yoojung. Melihat ekspresi marah yang berani yang ditunjukkan oleh Yoojung membuatnya kesal. Apakah itu berarti Yoojung sudah berani melawannya?

Februari 2015, pukul 11 malam.

Joohyuk baru saja kembali ke flat kecil tempatnya tinggal ketika ia mendapati seseorang telah berada di dalam tempat tinggalnya dan sedang duduk dengan pongah di sofa miliknya. Joohyuk mengenalnya. Pria itu adalah Kim Dongha, kakak kandung yoojung yang selalu Yoojung ceritakan kepadanya.

Mereka pernah bertemu sebelumnya dan Joohyuk berkacak pinggang dengan jengkel. Ia ingat betul sebelumnya Dongha pernah ikut mampir kesini dan sepertinya pria itu mengingat password rumahnya. Saat itu, Dongha menunggu Joohyuk di depan flatnya untuk membicarakan suatu hal. Ralat. Dongha saat itu hanya ingin mengancamnya untuk tidak mendekati Yoojung lagi. Namun omong kosong dengan itu semua. Apa haknya melarang dirinya dekat dengan Yoojung?

Sepertinya pria itu datang untuk memperingatkannya lagi.

"Apa maumu?" tanya Joohyuk datar sembari meletakkan tas ranselnya di atas meja makan dan meraih gelas untuk menuangkan air ke dalamnya. Lantas ia meminumnya habis. Ia meletakkan gelasnya lagi dan berjalan untuk duduk di samping Dongha.

Dongha menoleh dan menatapnya datar namun tajam. Joohyuk mendecih dan tersenyum miring. Dasar psiko gila!

Joohyuk tahu dari Yoojung bahwa kakaknya seperti sangat terobssesi padanya. Gadis itu menceritakan betapa brengseknya kelakuan Dongha terhadap Yoojung yang selalu membuat gadis itu menangis di dadanya. Joohyuk menyebutnya seorang psiko gila. Ya, namun Joohyuk tak tahu bahwa Dongha lebih gila dan psiko dari yang ia bayangkan.

Jadi, ketika Dongha berdiri dari duduknya dan mengajak Joohyuk untuk ikut bersamanya dengan dalih ingin membicarakan sesuatu sembari menyesap kopi atau semacamnya, ia berbohong. Dongha baru saja melihat Yoojung berpelukan dengan Joohyuk. Dan ia cemburu. Ia telah mencoba menahannya dan memperingatkan pria ini sebelumnya. Namun sepertinya perkataannya tak cukup.

Joohyuk dengan terpaksa masuk ke dalam mobil Dongha. Mengingat dua hari yang lalu ia mendengar kabar bahwa Yoojung kecelakaan dan sedang berada di rumah sakit membuatnya ingin membicarakan banyak hal pada Dongha.

"Kau amat menyukai Yoojung, ya?" tanya Dongha di tengah perjalanan.

Joohyuk menoleh sebentar namun kembali menatap jalanan. "Kau benar. Aku amat menyukainya hingga membuatku ingin menyelamatkannya dari seseorang." Ujarnya menyindir Dongha.

"Kau tahu aku sudah memperingatkanmu dan kau masih mendekati Yoojung?"

Joohyuk terkekeh pelan. "Kau tak berhak mengurus dengan siapa adikmu berkencan. Kau harus ingat, kau adalah kakaknya. Ka-kak! Bukankah kau tak seharusnya menyukai adikmu sendiri?"

Dongha tersenyum miring. Ia masih fokus mengemudi. Mendengar bagaimana Joohyuk bicara terus terang dihadapannya sepertinya ia tak perlu menyembunyikan apapun lagi.

"Aku tak peduli. Yang kutahu sekarang Yoojung adalah milikku."

"Apa maksudmu?" Joohyuk menoleh dengan kening berkerut.

"Kau tahu, seharusnya ketika aku memperingatkanmu untuk menjauhi Yoojung, adikku tak akan koma seperti ini." Dongha tertawa getir.

Rahang Joohyuk mengeras tatapannya penuh emosi. "Apa maksudmu? Apa yang telah kau lakukan pada Yoojung?!"

Mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat di atas sebuah jembatan yang sunyi. Ini tengah malam dan seluruh penghuni kota telah mulai terlelap dalam mimpi mereka.

"Aku sudah bilang padamu untuk menjauhi Yoojung. Aku benar-benar tak suka melihat orang lain menyentuh gadisku. Jadi, aku hanya membuatnya benar-benar menjadi milikku."

"Kau melakukannya?! Terhadap adikmu sendiri?!" Joohyuk membelalakkan matanya tak percaya. Ini adalah pertama kalinya bertemu seseorang yang sangat bejat hingga benar-benar ingin memiliki adiknya seutuhnya.

Tak dapat membendung emosinya, Joohyuk menyerang Dongha. Mereka berkelahi di dalam mobil. Dongha tahu ini akan terjadi, sehingga ia sudah memiliki kejutan kecil untuk Joohyuk. Di balik jaket hitamnya, ia sudah menyiapkan pisau lipat. Jadi, sebelum Joohyuk benar-benar membuat wajah tampannya hancur, ia harus menyelesaikan semuanya dengan singkat.

"Kau mau tahu mengapa aku membunuhnya?" Dongha menatap Yoojung dengan senyum miring di wajahnya. Yoojung menyipitkan matanya berusaha menahan air mata.

"Itu karena aku cemburu kepadanya. Aku tak suka kau dekat dengan lelaki lain selain diriku. Aku kan sudah berkali-kali bilang bahwa kau adalah milikku, Yoo."

"Kau membunuhnya hanya karena kau cemburu?" Yoojung menatap tak percaya kakaknya. Ia tak bisa lagi membendung air matanya. Namun Dongha senang melihat Yoojung menangis. Benar memang begitu seharusnya. Yoojung seharusnya menangis tak berdaya seperti itu. Ia tak suka melihat Yoojung menatap marah ke arahnya.

"Maka dari itu, aku akan melakukan hal yang sama pada Kim Minjaemu itu. Jauhilah dia, jika kau ingin dia tetap hidup."





Annyeong!!!

Olvasás folytatása

You'll Also Like

32K 3.4K 30
Maafkan aku! aku tahu aku salah!. Karena itulah aku kembali meski aku tahu engkau enggan memaafkanku. Dan... Aku hanya ingin engkau tahu bahwa hatiku...
1.1K 144 19
Terdesak di pesta reuni, Jiyeon terpaksa mengakui Eunwoo sebagai kekasihnya sebagai imbalan mau berpura-pura jadi pacar, Jiyeon harus menikah dengan...
6.4K 762 17
Kisah seorang mahasiswi konyol, gokil, plus dari keluarga konglomerat yg bersekolah disalah satu Universitas ternama di kota Seoul,akan menjalani hid...
20.1K 3.5K 28
Mikasa melarikan diri dari Hizuru lalu menjadi tawanan di Paradis. Secara khusus, dia dijaga oleh Levi Ackerman yang merupakan pria terkuat dari Pasu...